Anda di halaman 1dari 5

1.

Motivasi Manusia Beragama


Motivasi beragama adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang berperilaku
agama atau sebab-sebab dia tunduk dan patuh pada Tuhan yang diyakininya.

 Dalam Psikologis
Ada empat motivasi yang menyebabkan orang untuk beragama, yaitu:

• Agama sebagai sarana untuk mengatasi frustrasi


• Agama sebagai sarana untuk menjaga kesusilaan
• Agama sebagai sarana untuk memuaskan intelek yang ingin tahu
• Agama sebagai sarana untuk mengatasi ketakutan
• Dalam Islam
Di dalam agama islam ada dua jenis motivasi beragama, yaitu :
• Motivasi beragama yang rendah
Contoh :
1. Motivasi beragama karena demi gengsi atau prestise, seperti ingin
mendapat predikat alim atau taat.
2. Motivasi beragama karena didorong oleh keinginan untuk mendapatkan
sesuatu atau seseorang.
• Motivasi beragama yang tinggi
Contoh :
1. Motivasi beragama karena didorong oleh keinginan untuk beribadah dan
mendekatkan diri kepada Allah.
2. Motivasi beragama didorong oleh keinginan untuk mendapatkan keridhaan
Allah dalam hidupnya.

Ayat – Ayat Dalam Al-Qur’an Tentang Motivasi Beragama


 Q.S. Al - Ara'af : 172
ْ َ َ ْ َ ٰ َ َ ُ َ ْ ُ ِّ َ ُ ْ َ َ ْ ُ ْ َ ٰ َ َ ْ ُ َ َ ْ َ َ ْ ُ َ َّ ِّ ُ ْ ُ َ َ َ َ َ ْ
‫َل ۛ ش ِهدنا ۛ أن‬ ‫َل أنف ِس ِهم ألست ِبربكم ۖ قالوا ب‬ ‫ور ِهم ذريتهم وأشهدهم ع‬ ِ ‫َوِإذ أخذ َرُّبك ِم ْن َب ِ ين آد َم ِم ْن ظ ُه‬
‫ي‬َ ‫ولوا َي ْو َم ْالق َي َامة إ َّنا ُك َّنا َع ْن َه َٰٰ ََٰذا َغافل‬
ُ َُ
‫تق‬
ِِ ِ ِ ِ
Artinya:

172. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam


dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya
berfirman): “Bukankah Aku Ini Tuhanmu?” mereka menjawab: “Betul (Engkau
Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari
kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-
orang yang lengah terhadap Ini (keesaan Tuhan)”.

 Q.S. Al - Bayyinah : 5
َْ ُ َ َ َ َ َّ ُ ْ َ َ َّ ُ ‫ين ُح َن َف َاء َو ُيق‬ ِّ ُ َ َ ْ َ‫ه‬ ُ َّ ُ
‫ين الق ِّي َم ِة‬ ‫الزكاة ۚ َوذ ٰ ِلك ِد‬ ‫الصَلة َو ُيؤتوا‬ ‫يموا‬ ِ
َ ‫الد‬ ‫اَّلل ُمخ ِل ِصي له‬ ‫َو َما أ ِم ُروا ِإَّل ِل َي ْع ُبدوا‬

Artinya:

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan


memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus,
dan supaya mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat dan yang demikian
itulah agama yang lurus.

2. Sejarah Agama
Ruang Lingkup dan Kedudukan Agama :
 Agama adalah satu doktrin dan realitassonal yang ada pada manusia, baik sebagai
individu maupun masyarakat, karena agama ada sejak manusia ada.

 Sejarah agama-agama adalah sejarah umat manusia dengan aneka ragam tindakan
manusia yang terjadi pada masa lalu dengan sandaran doktrin agama, karena
doktrin agama yang mampu membentuk kepribadian umat manusia.

 Pemahaman agama :

o Bersifat normatif, kitab suci (manuskrip)


o Bersifat historik, pemahaman dan pengalaman ajaran agama

 Ruang lingkup pembahasan sejarah agama-agama meliputi segala aspek yang


berkaitan dengan asal-usul (the origin), tokoh (the greatman), dan
perkembangannya (the growth).

Asal - Usul Agama :


Menurut Prof. H. A. Mukti Ali paling tidak ada 3 teori, yaitu :

1. Teori Evolusi

> Frederich Max Muller : polytheistic & henotheistic > monotheistic

> Antropology evolusionisme : selaras dengan kemajuan budaya

> Edward Burnett T. : animisme (bangsa primitif) > The Primitive Culture

> Emile Durkheim : polytheisme & henotheisme > dualism

monoisme & pantheisme > monotheisme

2. Teori Oer-Monotheisme

> Berarti kepercayaan kepada Tuhan yang satu yang sudah lama.

> Suku primitif penyembah Tuhan yang satu

> Monotheisme merupakan agama dasar

> Bergerak secara linear > kondisi geografis, antropologis, dan sosiologis >
penyimpangan

3. Teori Relevasi

> Relevasi = wahyu

> Agama diwahyukan dari sumbernya, yaitu Tuhan.

> Doktrin Monotheisme adalah kitab suci yang bersifat relevatif dimana merupakan
ajaran dari Tuhan.
3. Kategorisasi Agama
Kategorisasi Agama dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Kategorisasi Agama Secara Geografis
2. Kategorisasi Agama Berdasarkan Sumbernya
3. Kategorisasi Agama Dari Segi Misi

1. Kategorisasi Agama Secara Geografis


 Agama Timur Tengah
> Abrahamic religions :
Islam, Kristen, agama Yahudi, Baha'i Faith. Penganut agama Abrahamic tersebar
secara luas di dunia.
>Iranian religions :
Zoroastrianisme. Berasal dari daerah-daerah yang mendapat pengaruh budaya Iran
(dulu Persia).
 Agama Asia Timur
>Yang termasuk dalam agama ini adalah Confusianisme, Taoisme, dan Sintoisme
 Agama India
>Agama yang berkembang di kawasan Asia Selatan, Asia Tengah dan Asia Tenggara.
Agama-agama ini cenderung menganut konsep-konsep dharma, karma dan
reinkarnasi.
>Yang termasuk kelompok agama ini adalah Hinduisme, Jainisme, dan Sikhisme.
 Agama Afrika
>Agama penduduk tribal Afrika yang berkembang di daerah-daerah Sub-Sahara
>Agama Afro-Amerika, agama yang berkembang di Ameria Latin, Karibia, dan
Amerika Serikat bagian selatan yang memiliki pengaruh dari budaya Afrika
tradisional dan Kristen.

2. Kategorisasi Agama Berdasarkan Sumbernya


 Agama Wahyu
>Agama wahyu (revealed religion) adalah agama yang menghendaki iman kepada
Tuhan, kepada para rasulnya dan kepada kitab-kitabnya serta pesannya untuk
disebarkan kepada segenap umat manusia.
>Wahyu-wahyu dilestarikan melalui kitab, suhuf (lembaran-lembaran bertulis) atau
ajaran lisan. Agama wahyu menghendaki iman kepada Tuhan pemberi wahyu,
kepada Rasul-rasul penerima wahyu dan kepada kitab-kitab kumpulan wahyu serta
pesannya di sebarkan kepada seluruh umat manusia
 Agama Non-Wahyu
>Agama non-wahyu (agama budaya/cultural religion) adalah semata-mata kepada
ajaran seorang manusia yang dianggap memiliki pengetahuan tentang kehidupan
dalam berbagai aspeknya secara mendalam
>Agama non-wahyu diciptakan oleh filsuf - filsuf masyarakat sebagai ahli pikir, atau
oleh pemimpin - pemimpin dari masyarakat atau oleh penganjur dan penyiar
masyarakat itu. Agama non wahyu mengalami perubahan - perubahan sesuai
dengan perkembangan pemikiran atau budaya masyarakat itu. Oleh karena itu
agama non wahyu dinamakan juga agama budaya agama bumi, agama filsafat,
natural religion, nonrevealed religion. Yang termasuk di dalamnya adalah
Zoroasterianisme, Konfusianisme, Thaoisme, Shintoisme, Budhisme.

Perbedaan Agama Wahyu dan Non-Wahyu


Perbedaan kedua jenis agama ini dikemukakan Al Masdoosi dalam bukunya yang
berjudul Living Religions of the World sebagai berikut :

>Agama wahyu berpokok pada konsep keesaan Tuhan sedangkan agama bukan
wahyu tidak demikian.

>Agama wahyu beriman kepada Nabi, sedangkan agama bukan wahyu tidak.

>Dalam agama wahyu sumber utama tuntunan baik dan buruk adalah kitab suci
yang diwahyukan, sedangkan agama bukan wahyu kitab suci tidak penting.

>Semua agama wahyu lahir di Timur Tengah, sedangkan agama bukan wahyu di luar
itu.

>Agama wahyu lahir di daerah - daerah yang berada di bawah pengaruh ras semetik.

>Agama wahyu dengan ajarannya adalah agama misionari, sedangkan bukan agama
wahyu agama non misionari.

>Ajaran agama wahyu jelas dan tegas, sedangkan agama bukan wahyu kabur dan
elastis.

>Agama wahyu memberikan arah yang jelas dan lengkap baik aspek spiritual
maupun material, sedan gkan agama bukan wahyu lebih menitik beratkan kepada
aspek spiritual saja, seperti pada Taoisme, atau pada aspek material saja seperti
pada Confusianisme.

3. Kategorisasi Agama Dari Segi Misi

 Agama Missionary
>Agama missionary adalah agama yang menghendaki untuk disebarluaskan ke
berbagai penjuru dunia, umumnya melalui dakwah.
>Yang termasuk agama missionary:
Menurut Masdoosi : Islam
Menurut T. W. Arnold : Buddha, Kristen Islam.
 Agama Non-Missionary
>Agama non missionary adalah agama yang tidak menghendaki untuk
disebarluaskan ke berbagai penjuru dunia.
>Yang termasuk agama non missionary :
Menurut T. W. Arnold : Yahudi, Brahmanisme, Zoroaster
4. Peran Agama dalam Kehidupan Individu dan Masyarakat
 Kehidupan Individu
 Agama sebagai sumber nilai dalam berperilaku.
 Agama sebagai sarana untuk mengatasi frustasi.
 Agama sebagai sarana untuk keselamatan.
 Agama sebagai sarana untuk menjawab keingintahuan.
 Agama sebagai perubah hidup menjadi lebih baik (transformatif).
 Kehidupan Masyarakat
 Berfungsi edukatif sebagai ajaran teoritis.
 Sebagai jembatan perdamaian dunia.
 Sebagai alat untuk sosial.
 Sebagai tempat untuk berinteraksi.

Anda mungkin juga menyukai