PENDAHULUAN
1
yang negatif. Bahkan agama akan membuat hati manusia menjadi jernih halus dan
suci. Di samping itu, agama juga merupakan benteng pertahanan bagi generasi
muda dalam menghadapi berbagai aliran-aliran sesat.
Agama juga mempunyai peranan penting dalam pembinaan sikap,
tingkahlaku dan juga merupakan jalan untuk membina pribadi dan masyarakat
yang individu-individunya terikat oleh rasa persaudaraan, cinta kasih dan tolong
menolong.
Penganut agama juga dengan berbagai ketentuannya dapat menjamin bagi
orang yang melaksanakan hukum-hukumnya akan mencapai tujuan yang tinggi,
apabila nilai-nilai agama telah terinternalisasi dalam diri seseorang maka dia akan
mampu mengembangkan dirinya sebagai manusia yang taat, yang salah satu
karakteristiknya adalah mampu mengendalikan diri (self contor) dari pemuasan
hawa nafsu yang tidak sesuai dengan ajaran agama.
Beragama adalah suatu bentuk keyakinan manusia terhadap berbagai hal
yang diajarkan oleh agama yang dianutnya. Beragama berarti meyakini secara
bulat terhadap pokok-pokok ajaran dan keyakinan sebuah agama, oleh karena itu
tidak ada manusia yang mengaku beragama tanpa ia meyakini apa-apa yang
ditetapkan oleh agama tersebut.
Dalam agama islam terdapat pilar-pilar keimanan yang dikenal dengan
rukun iman, terdiri dari enam pilar, keenam pilar tersebut adalah keyakinan islam
terhadap hal-hal ghaib yang hanya dapat diyakini secara trasendental, sebuah
kepercayaan terhadap hal-hal yang diluar daya nalar manusia. Rukun iman (pilar
keyakinan) ini terdiri dari : Iman kepada Allah, Iman kepada Malaikat, Iman
kepada kitab, Iman kepada rasul, Iman kepada hari akhir, Iman kepada Qada dan
Qadar.
Enam pilar keimanan umat islam tersebut merupakan sesuatu yang wajib
dimiliki oleh setiap muslim. Tanpa mempercayai salah satunya maka gugurlah
keimanannya, sehingga mengimani ke enam rukun iman tersebut merupakan suatu
kewajiban yang tidak dapat ditawa-tawar lagi.
2
1.2 Rumusan Masalah
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. AGAMA
1.1 Pengertian Agama
Menurut filolog Max Müller, akar kata bahasa Inggris "religion", yang
dalam bahasa Latin religio, awalnya digunakan untuk yang berarti hanya "takut
akan Tuhan atau dewa-dewa, merenungkan hati-hati tentang hal-hal ilahi,
kesalehan" (kemudian selanjutnya Cicero menurunkan menjadi berarti "
ketekunan ). Max Müller menandai banyak budaya lain di seluruh dunia, termasuk
Mesir, Persia, dan India, sebagai bagian yang memiliki struktur kekuasaan yang
4
sama pada saat ini dalam sejarah. Apa yang disebut agama kuno hari ini, mereka
akan hanya disebut sebagai "hukum".
b. Kekristenan
5
Serani yang tersebar di Mesir, Nubia, Abbessinia, Afrika Barat, Spanyol, Arabia,
India dan Indonesia. Dengan terus dilakukan penyelidikan berita dari Abu Salih
al-Armini kita dapat mengambil kesimpulan kota Barus yang dahulu disebut
Pancur dan saat ini terletak di dalam Keuskupan Sibolga di Sumatra Utara adalah
tempat kediaman umat Katolik tertua di Indonesia. Di Barus juga telah berdiri
sebuah Gereja dengan nama Gereja Bunda Perawan Murni Maria (Gereja Katolik
di Indonesia, seri 1, diterbitkan oleh KWI).
- Kristen Protestan
6
Protestan mengalami perkembangan yang sangat besar beriringan dengan agama
Islam. Di Sulawesi Utara, kaum Minahasa, berpindah agama ke Protestan pada
sekitar abad ke-18. Saat ini, kebanyakan dari penduduk Suku Batak di Sumatra
Utara menjalankan beberapa aliran Protestan. Selain itu, para transmigran dari
pulau Jawa dan Madura yang beragama Islam juga mulai berdatangan. Saat ini,
6,69% dari jumlah penduduk Indonesia adalah penganut Protestan.
- Kristen Katolik
Pada abad ke-14 dan ke-15 entah sebagai kelanjutan umat di Barus atau
bukan ternyata ada kesaksian bahwa abad ke-14 dan ke-15 telah ada umat Kristen
Katolik Roma di Sumatra Selatan. Kristen Katolik tiba di Indonesia saat
kedatangan bangsa Portugis, yang kemudian diikuti bangsa Spanyol yang
berdagang rempah-rempah.
7
mayoritas di Nusa Tenggara Timur. Diskriminasi terhadap umat Katolik berakhir
ketika Belanda dikalahkan oleh Prancis dalam era perang Napoleon. Pada tahun
1806, Louis Bonaparte, adik Napoleon I yang penganut Katolik diangkat menjadi
Raja Belanda, atas perintahnya agama Katolik bebas berkembang di Hindia
Belanda.
Agama Katolik mulai berkembang di Jawa Tengah ketika Frans van Lith
menetap di Muntilan pada 1896 dan menyebarkan iman Katolik kepada rakyat
setempat. Mulanya usahanya tidak membawa hasil yang memuaskan, hingga
tahun 1904 ketika empat kepala desa dari daerah Kalibawang memintanya
menjelaskan mengenai Katolik. Pada 15 Desember 1904, sebanyak 178 orang
Jawa dibaptis di Semagung, Muntilan, Magelang.[46]
Pada tahun 2006, 3% dari penduduk Indonesia adalah Katolik, lebih kecil
dibandingkan para penganut Protestan. Mereka kebanyakan tinggal di Papua dan
Flores. Selain di Flores, kantung Katolik yang cukup signifikan adalah di Jawa
Tengah, yakni kawasan sekitar Muntilan, Magelang, Klaten, serta Yogyakarta.
Selain masyarakat Jawa, iman Katolik juga menyebar di kalangan warga
Tionghoa-Indonesia.
c. Hindu
8
kebanyakan adalah Lima Keyakinan Panca Srada. Ini meliputi kepercayaan satu
Yang Maha Kuasa Tuhan, kepercayaan di dalam jiwa dan semangat, serta karma
atau kepercayaan akan hukuman tindakan timbal balik. Dibanding kepercayaan
atas siklus kelahiran kembali dan reinkarnasi, Hindu di Indonesia lebih terkait
dengan banyak sekali yang berasal dari nenek moyang roh. Sebagai tambahan,
agama Hindu di sini lebih memusatkan pada seni dan upacara agama dibanding
kitab, hukum dan kepercayaan.
Agama Hindu Jawa telah terbentuk dengan cara yang berbeda sehingga
lebih dipengaruhi oleh versi Islam mereka sendiri, yang dikenal sebagai Islam
Abangan atau Islam Kejawen. Telah pula disajikan beberapa gerakan Neo-
Vedanta/Neohindu antarabangsa, seperti misalnya, Masyarakat Internasional
Kesadaran Kresna dan organisasi dari Sathya Sai Baba, Chinmaya Mission,
Brahma Kumaris, Ananda Marga, Sahaja Yoga, dan Haidakhandi Samaj.
9
d. Buddha
Menurut sensus nasional tahun 2000, kurang lebih dari 2% dari total
penduduk Indonesia beragama Buddha, sekitar 4 juta orang. Kebanyakan
penganut agama Buddha berada di Jakarta, walaupun ada juga di lain provinsi
seperti Riau, Sumatra Utara dan Kalimantan Barat. Namun, jumlah ini mungkin
terlalu tinggi, mengingat agama Konghucu (hingga tahun 1998) dan Taoisme
tidak dianggap sebagai agama resmi di Indonesia, sehingga dalam sensus diri
mereka dianggap sebagai penganut agama Buddha.
10
4. Konghucu
Agama Konghucu berasal dari Tiongkok daratan dan yang dibawa oleh
para pedagang Tionghoa dan imigran, diperkirakan sedari abad ke-3 Masehi.
Berbeda dengan agama yang lain, Konghucu lebih menitikberatkan pada
kepercayaan dan praktik yang individual, lepas daripada kode etik melakukannya,
bukannya suatu agama masyarakat yang terorganisir dengan baik, atau jalan hidup
atau pergerakan sosial.[64] Pada tahun 1883 di Surabaya didirikan tempat ibadah
Khonghucu — Boen Tjhiang Soe, dan kemudian menjadi Boen Bio (Wen Miao).
Di tahun 1900 pemeluk Konghucu membentuk lembaga Konghucu Khong Kauw
Hwee. Dan Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (MATAKIN) menjadi
pada tahun 1955 di Surakarta
Tahun 1967, Soekarno digantikan oleh Soeharto, menandai era Orde Baru.
Di bawah pemerintahan Soeharto, perundang-undangan anti Tiongkok telah
diberlakukan demi keuntungan dukungan politik dari orang-orang, terutama
setelah kejatuhan PKI, yang diklaim telah didukung oleh Tiongkok. Soeharto
mengeluarkan instruksi presiden No. 14/1967, mengenai kultur Tionghoa,
peribadatan, perayaan Tionghoa, serta menghimbau orang Tionghoa untuk
mengubah nama asli mereka. Bagaimanapun, Soeharto mengetahui bagaimana
cara mengendalikan Tionghoa-Indonesia, masyarakat yang hanya 3% dari
populasi penduduk Indonesia, tetapi memiliki pengaruh dominan di sektor
perekonomian Indonesia. Pada tahun yang sama, Soeharto menyatakan bahwa
11
“Konghucu berhak mendapatkan suatu tempat pantas di dalam negeri” di depan
konferensi PKTHI.
Karenanya, status Konghucu di Indonesia pada era Orde Baru tidak pernah
jelas. De jure, berlawanan hukum, di lain pihak hukum yang lebih tinggi
mengizinkan Konghucu, tetapi hukum yang lebih rendah tidak mengakuinya. De
facto, Konghucu tidak diakui oleh pemerintah dan pengikutnya wajib menjadi
agama lain (biasanya Kristen atau Buddha) untuk menjaga kewarganegaraan
mereka. Praktik ini telah diterapkan di banyak sektor, termasuk dalam kartu tanda
penduduk, pendaftaran perkawinan, dan bahkan dalam pendidikan kewarga
negaraan di Indonesia yang hanya mengenalkan lima agama resmi.
12
B. RUKUN IMAN
Rukun Iman (bahasa Arab: أركان اإليمان, translit. arkān al-īmān) yaitu pilar-
pilar keimanan dalam Islam yang harus dimiliki seorang muslim. Jumlahnya ada
enam. Enam rukun iman ini didasarkan dari ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadits yang
terdapat dalam kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim yang diriwayatkan dari
Umar bin Khattab.
”Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebaktian,
Begitu juga nabi shalallahu alaihi wa salam bersabda dalam hadits Jibril: ”Iman
kitab-Nya, Rasul-rasulNya, dan hari akhir. Dan engkau beriman kepada takdir
keyakinan seorang muslim, dalam hal ini terdapat enam pilar keyakinan atau
Kita mengimani Rububiyah Allah SWT, artinya bahwa Allah adalah Rabb:
Pencipta, Penguasa dan Pengatur segala yang ada di alam semesta ini. Kita juga
harus mengimani uluhiyah Allah SWT artinya Allah adalah Ilaah (sembahan)
Yang hak, sedang segala sembahan selain-Nya adalah batil. Keimanan kita
kepada Allah belumlah lengkap kalau tidak mengimani Asma’ dan Sifat-Nya,
artinya bahwa Allah memiliki Nama-nama yang maha Indah serta sifat-sifat yang
maha sempurna dan maha luhur.
13
Dan kita mengimani keesaan Allah SWTdalam hal itu semua, artinya bahwa Allah
SWT tiada sesuatupun yang menjadi sekutu bagi-Nya dalam rububiyah, uluhiyah,
maupun dalam Asma’ dan sifat-Nya.
Firman Allah SWT, yang artinya: “(Dia adalah) Tuhan seluruh langit dan bumi
serta semua yang ada di antara keduanya. Maka sembahlah Dia dan berteguh
hatilah dalam beridat kepada-Nya. Adakah kamu
mengetahui ada sesuatu yang sama dengan-Nya (yang patut disembah)?”. (QS.
Maryam: 65)
Dan firman Allah, yang artinya: “Tiada sesuatupun yang serupa dengan-Nya.
Dan Dia-lah yang maha mendengar lagi Maha melihat”. (QS. Asy-Syura:11)
2. Iman Kepada Malaikat
Bagaimana kita mengimani para malaikat ? mengimani para malaikat Allah yakni
dengan meyakini kebenaran adanya para malaikat Allah SWT. Dan para malaikat
itu, sebagaimana firman-Nya, yang artinya: ”Sebenarnya (malaikat-malaikat itu)
adalah hamba-hamba yang dimuliakan, tidak pernah mereka itu mendahului-Nya
dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya.” (QS. Al-
anbiya: 26-27)
Mereka diciptakan Allah SWT, maka mereka beribadah kepada-Nya dan
mematuhi segala perintah-Nya. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’, yang artinya: ”
…Dan malaikat-malaikat yang disisi-Nya mereka tidak bersikap angkuh untuk
beribadah kepada-Nyadan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih
malam dan siang tiada henti-hentinya. “ (QS. Al-Anbiya: 19-20).
3. Iman Kepada Kitab Allah
14
telah kami turunkan bersama mereka Al-kitab dan neraca (keadilan) agar
manusia melaksanakan keadilan… “ (QS. Al-Hadid: 25)
Dari kitab-kitab itu, yang kita kenal ialah :
Kita mengimani bahwa Allah SWT telah mengutus rasul-rasul kepada umat
manusia, Firman Allah SWT, yang artinya: ” (Kami telah mengutus mereka)
sebagai rasul-rasul pembawa berita genbira dan pemberi peringatan, supaya
tiada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah (diutusnya) rasul-rasul itu.
Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. AN-Nisa: 165).
Kita mengimani bahwa rasul pertama adalah nabi Nuh dan rasul terakhir adalah
Nabi Muhammad shalallohu ‘alahi wa sallam, semoga shalawat dan salam
sejahtera untuk mereka semua. Firman Allah SWT, yang artinya: ”Sesungguhnya
15
Kami telahmewahyukan kepadamu sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada
Nuh dan nabi-nabi yang (datang) sesudahnya…” (QS. An-Nisa: 163).
5. Iman Kepada Hari Kiamat
Kita mengimani kebenaran hari akhirat, yaitu hari kiamat, yang tiada kehidupan
lain sesudah hari tersebut.
Untuk itu kita mengimani kebangkitan, yaitu dihidupannya semua mahkluk yang
sesudah mati oleh Allah SWT. Firman Allah SWT, yang artinya:”Dan ditiuuplah
sangkakala, maka matilah siapa yang ada dilangit dan siapa yang ada di bumi
kecuali yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka
tiba-tiba mereka bangkitmenunggu (putusannya masing-masing).” (QS. Az-
Zumar: 68)
Kita mengimani adanya catatan-catatan amal yang diberikan kepada setiap
manusia. Ada yang mengambilnya dengan tangan kanan dan ada yang
mengambilnya dari belakang punggungnya dengan tangan kiri. Firman Allah
SWT, yang artinya: ” Adapun orang yang diberikan kitabnya dengan tangan
kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah dan dia
akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira.
Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang punggungnya, maka dia
akan berteriak celakalah aku dan dia akan masuk neraka yang menyala.” (QS.
Al-Insyiqaq: 13-14).
Kita juga mengimani qadar (takdir) , yang baik dan yang buruk; yaitu ketentuan
yang telah ditetapkan Allah untuk seluruh mahkluk-Nya sesuai dengan ilmu-Nya
dan menurut hikmah kebijakan-Nya.
Iman kepada qadar ada empat tingkatan:
1. ‘Ilmu
ialah mengimani bahwa Allah Maha tahu atas segala sesuatu,mengetahui
apa yang terjadi, dengan ilmu-Nya yang Azali dan abadi. Allah sama
16
sekali tidak menjadi tahu setelah sebelumnya tidakmenjadi tahu dan sama
sekali tidak lupa dengan apa yang dikehendaki.
2. Kitabah
ialah mengimani bahwa Allah telah mencatat di Lauh Mahfuzh apa yang
terjadi sampai hari kiamat. Firman Allah SWT, yang artinya: ”Apakah
kamu tidak mengetahui bahwa Allah mengetahui apa yang ada di langit
dan di bumi. sesungguhnya tu (semua) tertulis dalam sebuah kitab (Lauh
Mahfuzh). Sesungguhnya Allah yang demikian itu amat mudah bagi
Allah.” (QS. Al-Hajj: 70)
3. Masyi’ah
ialah mengimani bawa Allah SWT. telah menghendaki segala apa yang ada
di langit dan di bumi, tiada sesuatupun yang terjadi tanpa dengan
kehendak-Nya. Apa yang dikehendaki Allah itulah yang terjadi dan apa
yang tidak dikehendaki Allah tidak akan terjadi.
4. Khal
Ialah mengimani Allah SWT. adalah pencipta segala sesuatu. Firman Allah
SWT, yang artinya: ” Alah menciptakan segala sesuatu dan Dia
memelihara segala sesuatu. Hanya kepunyaan-Nyalah kunci-kunci
(perbendaharaan) langit dan bumi.” (QS. Az-Zumar: 62-63).
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Analisis
18
Iman adalah salah satu pilar-pilar agama yang perlu kita terapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Agar kita sebagai umat manusia tidak terjerumus kepada
kemaksiatan, perbuatan buruk maka iman akan mengontrol kehidupan manusia.
Iman itu adalah cahaya yang menerangi hati, jiwa dan jantung manusia.
19
DAFTAR PUSTAKA
20