NIM : B1012181024
Agama Kristen pertama kali datang ke Indonesia pada abad ke-7. Melalui gereja
Assiria (Gereja Timur) yakni berdiri di dua tempat yakni, Pancur (Sekarang wilayah
dari Deli Serdang) dan Barus (Sekarang wilayah dari Tapanuli Tengah) di Sumatra (645
M).
Sejarah kedatangan telah tercatat oleh ulama Syaikh Abu Salih al-Armini dalam
bukunya dengan judul FIBA “Tadhakur Akhbar min al-Kana’is wa al-Adyar min
Nawabin Mishri wa al-Iqta’aih” (Daftar berita pada gereja-gereja dan monastries di
provinsi-provinsi Mesir dan sekitarnya). Daftar gereja-gereja dan monastries dari
naskah asli dalam bahasa Arab dengan 114 halaman ini berisi berita tentang 707 gereja-
gereja dan 181 monastries Kristen yang tersebar di sekitar Mesir, Nubia, Abysina,
Afrika Barat, Spanyol, Arab dan India. Dalam bukunya (Abu Salih), tanah Indonesia
masih dimasukkan dalam wilayah India (al-Hindah).
Protestanisme pertama kali diperkenalkan oleh Belanda pada abad keenam belas,
sehingga terpengaruh pada ajaran Calvinisme dan Lutheran. Pada 1960-an akibat anti-
Komunis dan anti-Konfusianisme banyak pengikut Komunis dan orang Tionghoa
mengklaim diri sebagai orang Kristen, akan tetapi banyak bangsa Tionghoa yang
akhirnya menerima agama Kristen dan sekarang mayoritas kalangan muda bangsa
Tionghoa adalah umat Kristen. Kristen di Indonesia lebih bebas untuk menjalankan
agama mereka dibandingkan dengan beberapa negara seperti Malaysia, dan
beberapa negara Arab. Di provinsi Papua dan Sulawesi Utara, Protestan merupakan
agama mayoritas. Jumlah populasi orang Kristen juga ditemukan di sekitar Danau Toba
di Sumatra Utara, Nusa Tenggara Timur, pedalaman Tana Toraja, dan sebagian wilayah
di provinsi Maluku. Walaupun Indonesia mayoritas beragama Muslim, para misionaris
tetap bebas untuk menyebarkan agama Kristen di Indonesia. Dan banyak sekolah
Kristen yang mengajarkan agama Kristen. Protestan di Indonesia terdiri dari berbagai
denominasi, yaitu Huria Kristen Batak Protestan, Gereja Pantekosta di
Indonesia, Gereja Tiberias Indonesia/Gereja Bether Indonesia, Gereja Masehi Advent
Hari Ketujuh, Gereja Yesus Sejati, Mennonit, Gereja Metodis, Gereja Baptis, Gereja
Kristen Protestan Simalungun, dan denominasi lainnya.
Dalam hal fungsi, masyarakat dan agama itu berperan dalam mengatasi persoalan-
persoalan yang timbul di masyarakat yang tidak dapat dipecahkan secara empiris karena
adanya keterbatasan kemampuan dan ketidakpastian. Oleh karena itu, diharapkan agama
menjalankan fungsinya sehingga masyarakat merasa sejahtera, aman, stabil, dan
sebagainya. Agama dalam masyarakat bisa difungsikan sebagai berikut :
a. Fungsi edukatif
b. Fungsi penyelamatan
e. Fungsi transformatif
Sedangkan menurut Hendropuspito lebih ringkas lagi, akan tetapi intinya hamir
sama. Menurutnya fungsi agama dan masyarakat itu adalah edukatif, penyelamat,
pengawasan sosial, memupuk persaudaraan, dan transformatif.
Agama memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan
masyarakat, karena agama memberikan sebuah system nilai yang memiliki derivasi
pada norma-norma masyarakat untuk memberikan pengabsahan dan pembenaran dalam
mengatur pola perilaku manusia, baik di level individu dan masyarakat. Agama menjadi
sebuah pedoman hidup singkatnya. Dalam memandang nilai, dapat kita lihat dari dua
sudut pandang. Pertama, nilai agama dilihat dari sudut intelektual yang menjadikan
nilai agama sebagai norma atau prinsip. Kedua, nilai agama dirasakan di sudut pandang
emosional yang menyebabkan adanya sebuah dorongan rasa dalam diri yang disebut
mistisme.