Agama merupakan kekuatan yang amat mempengaruhi sikap hidup manusia secara individual maupun sosial, seharusnya agama menjadi perekat sosial yang kuat dalam kehidupan manusia (Emile Durkheim). Agama merupakan sumber etika dan moral dalam kehidupan masyarakat (Banawiratma). Menurut Mark Twain manusia adalah binatang beragama, sementara Mircea Eliade menyebutnya homo religius. Karena sifatnya yang demikian, maka tidak ada masyarakat, baik pada masa lampau dan sekarang, yang tidak beragama.
Menurut Talcot Parsons, agama merupakan suatu
komitmen terhadap perilaku. Agama tidak hanya berkembang dengan ide saja, tetapi merupakan suatu sistem berperilaku yang mendasa r.
Agama berfungsi mengintegrasikan perilaku
masyarakat, baik perilaku lahiriah maupun simbolik. Agama menuntut terbentuknya moral sosial yang langsung berasal dari Tuhan. Agama tidak hanya kepercayaan, tetapi perilaku atau amalan . Agama membangun peradaban manusia ke arah yang lebih baik.
TITIK TEMU AGAMA-AGAMA adalah ETIKA dan
MORAL Spiritua Sosial l AGAMA
Etika dan Moral
Sidharta Gautama : Manusia dan Dunia sebagai sesuatu yang beragama dan saling mempengaruhi. Perbedaan harus dihargai Nabi Muhammad : Mengubah kehidupan masyarakat Arab yang primordialis menjadi masyarakat yang berlandaskan persaudaraan universal Yesus : Memperjuangkan kesetaraan, keadilan, dan kebenaran
PERAN AGAMA YANG KONSTRUKTIF :
MEMILIKI SIKAP TOLERAN KEPADA PARA PEMELUK AGAMA, MENGHARGAI UMAT LAIN, JUGA TETAP TAAT MENJALANI AGAMANYA FUNDAMENTALISME :
Menerapkan tafsir yang sangat sempit
Menolak studi Kritis atas kitab suci
Bukan hanya menimbulkan konflik
dalam hubungannya dengan agama lain, tetapi juga dengan orang yang seagama FANATISME
Menganggap diri sebagai pembela agamanya
Tindak pembelaannya yang mereka lakukan justru dengan cara yang dilarang oleh agamanya sendiri
Orang Fanatik bukan membela agama dan
hukum dalam agamanya, melainkan membela PEMAHAMAN MEREKA atas hukum agama dan cara mereka melakukannya Lebanon : Warga Kristen dan Islam Irlandia : Umat Protestan dan Katolik India : Hindu dengan Sikh dan Islam, Kristen India dan Kaum Dalit Myanmar : mayoritas Budha menyingkirkan suku- suku minoritas (rohingnya-Islam, Karen- Kristen, Naga-Hindu) Indonesia : Islam Sunni dan Islam Syiah, Islam vs Ahmadiyah, Kerusuhan Poso dan Ambon EKSKLUSIF membuat seseorang untuk menutup diri dan tidak mau berkawan. Menolak keberadaan agama lain. (mis: menolak memberikan sumbangan, menolak ikut kerja bakti membangun rumah ibadah umat lain)
INKLUSIF; membuka diri dan mau
menerima keberadaan umat beragama yang lainnya. Tetapi sekadar menghargai tapi tidak mau terlalu terlibat jauh dalam bekerja sama. Bersikap toleran namun acuh tak acuh.. (memberi sumbangan tapi tidak mau kerja bakti membangun rumah ibadah agama lain) PLURALIS; Orang yang berbeda agama turut diselamatkan oleh Tuhan yang saya percayai. Karena keselamatan Allah hadir di dalam dan melalui tradisi-tradisi yang ada. Oleh karena itu mengakui dan menghargai AJARAN AGAMA umat lain, juga menghargai mereka menjalani ritual agamanya. Mau aktif bekerja sama untuk melakukan banyak hal bersama. (mis: kerja bakti membangun rumah ibadah umat lain) Robert K. Merton mengatakan adanya dua fungsi yang diperankan oleh agama: 1.Fungsi manifest, yaitu fungsi yang disadari dan disengaja. Misalnya kebutuhan menyembah Tuhan, melaksanakan ibadah dll. 2.Fungsi latin, yaitu fungsi yang tersembunyi, tidak disadari dan tidak disengaja. Misalnya memenuhi kebutuhan manusia. Agama menyajikan dukungan moral dari sarana emosional, pelipur di saat manusia menghadapi ketidakastian. Agama menyajikan sarana hubungan transendental melalui ibadat, yang menimbulkan rasa damai dan identitas diri baru yang menyegarkan. Agama mengesahkan, memperkuat, memberi legitimasi dan mensucikan nilai dan norma masyarakat yang telah mapan, dan membantu mengendalikan ketenteraman, ketertiban, dan stabilitas masyarakat. Agama memberikan standar nilai untuk mengkaji ulang nilai-nilai dan norma-norma yang telah mapan. Agama memberikan rasa identitas diri, tentang siapa dan apa dia; sebagaimana dikemukakan Will Herberg, bahwa salah satu cara orang Amerika membentuk identitas dirinya adalah dengan masuk ke dalam kelompok keagamaan. Agama memberikan status baru dalam pertumbuhan dan siklus perkembangan individu melalui ritus.