Lembaga Agama
Kelas : VII A
Guru Pembimbing :
Asnawati Rika, S.Pd
Durkheim menjalaskan bahwa semua agama membagi semua benda yang ada di
bumi ini, baik yang berujut nyata maupun yang ideal, kedalam dua kelompok yang
saling bertentangan yaitu hal yang bersifat profan dan suci (sacred), atau duniawi
atau ilahi.
Agama merupakan sarana bagi manusia untuk berhubungan dengan Sang Pencipta
sehingga manusia senantiasa mendekatkan diri pada-Nya. Melalui kitab suci,
manusia diberi petunjuk untuk mencapai keselamatan di dunia maupun di akhirat.
Jika manusia kehilangan arah atu menyimpang dari norna sosial yang berlaku,maka
agama dapat mengembalikan keseimbangan. Jika seseorang tidak memiliki agama,
ia akan kehilangan arah didalam hidupnya. sebagai manusia yang beragama ,
seseorang senantiasa harus konsisten terhadap atura aturan agamanya masing
masing, yaitu menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.
Unsur-Unsur Agama
Beberapa ilmuwan seperti Light, Killer, dan Calhoun (1989), memusatkan perhatian
pada unsur-unsur dasar suatu agama, yaitu sebagai berikut.
Kepercayaan
Setiap agama pasti memiliki kepecayaan seperti percaya kepada Tuhan, nabi-nabi,
dan kitab.
Simbol
Setiap agama mengenal berbagai lambang atau simbol, baik itu berupa pakaian,
ucapan, tulisan maupun tindakan.
Praktek
Setiap ajaran agama yang ada memiliki praktek keagamaan seperti sholat,
kebaktian, puasa, semedi, dan lain sebagainya.
Pemeluk
Pengalaman keagamaan
Fungsi Agama
Menurut Durkheim (1966), melalui komunikasi dengan Tuhan orang yang beriman
bukan hanya mengetahui kebenaran yang tidak di ketahui orang yang tidak percaya
adanya Tuhan (ateis), tetapi juga menjadi yang lebih kuat lagi. Meurutnya, fungsi
agama adalah untuk menggerakan dan membantu kita hidup. Dari segi makro,
agama dapat menjalankan fungsi positif karna memenuhi keperluan masyarakat
untuk secara berkala menegakkan dan memperkuat perasaan dan ide kolektif yang
menjadi ciri dan inti persatuan dan persamaan umat.
Adapun sosiolog yang mengemukakan bahwa agama sebagai institusi mempunyai
kelemahan. Misalnya, munculnya pertentangan atau konflik sebagai akibat sifat
fanatik antar umat beragama tidak di sebabkan semata-mata faktor agama, tetapi
banyak dipengaruhi faktor kepentingan di luar agama, seperti kepentingan politik,
ekonomi.
Lembaga agama merupakan organisasi yang dibentuk oleh umat beragama dengan
maksud untuk memajukan suatu kepentingan hidup beragama yang ada didalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Tujuannya adalah untuk
menigkatkan kualitas hidup beragama setiap umat.
Emilie Durkheim berpendapat bahwa agama adalah sistem tepadu yang tediri atas
kepercayaan dan praktek yang berhubungan dengan hal-hal suci dan bahwa
kepecayaan dan juga praktek tersebut mempesatukan semua orang yang beriman
kedalam satu komunitas yang dinamakan umat. Jadi, pengertian lembaga agama
adalah sistem keyakinan dan praktek keagamaan dalam masyarakat yang telah
dirumuskan dan dibakukan.
9. Sebagai pedoman buat rekreasi dan hiburan. Dalam mencari suatu kepuasan
batin yang melalui rekreasi dan hiburan, tidak melanggar suatu kaidah-kaidah
agama.
1. Agama Islam
3. Agama Katolik
4. Agama Hindu
5. Agama Buddha
6. Agama Kong Hu Cu
MUI atau Majelis Ulama Indonesia adalah Lembaga Swadaya Masyarakat yang
mewadahi ulama, zu’ama, dan cendikiawan Islam di Indonesia untuk membimbing,
membina dan mengayomi kaum muslimin di seluruh Indonesia.
Peran MUI
Dalam khittah pengabdian Majelis Ulama Indonesia telah dirumuskan lima fungsi
dan peran utama MUI yaitu:
Sebagai organisasi yang dilahirkan oleh para ulama, zuama dan cendekiawan
muslim serta tumbuh berkembang di kalangan umat Islam, Majelis Ulama Indonesia
adalah gerakan masyarakat. Dalam hal ini, Majelis Ulama Indonesia tidak berbeda
dengan organisasi-organisasi kemasyarakatan lain di kalangan umat Islam, yang
memiliki keberadaan otonom dan menjunjung tinggi semangat kemandirian.
Semangat ini ditampilkan dalam kemandirian — dalam arti tidak tergantung dan
terpengaruh — kepada pihak-pihak lain di luar dirinya dalam mengeluarkan
pandangan, pikiran, sikap dan mengambil keputusan atas nama organisasi.
Peranan PGI
Masing-masing Uskup adalah otonom dan KWI tidak berada di atas maupun
membawahi para Uskup dan KWI tidak mempunyai cabang di daerah. Keuskupan
bukanlah KWI daerah. Yang menjadi anggota KWI adalah para Uskup di Indonesia
yang masih aktif, tidak termasuk yang sudah pensiun. KWI bekerja melalui komisi-
komisi yang diketuai oleh Uskup-Uskup.
Pada 2006 anggota KWI berjumlah 36 orang, sesuai dengan jumlah keuskupan di
Indonesia (35 keuskupan) ditambah seorang uskup dari Ambon (Ambon memiliki 2
uskup).
Parisada Hindu Dharma Indonesia (disingkat PHDI) adalah majelis organisasi umat
Hindu Indonesia yang mengurusi kepentingan keagamaan maupun sosial.
PHDI yang awalnya bernama Parisada Hindu Dharma Bali ini didirikan di pada tahun
1959 untuk memperjuangkan agar agama Hindu menjadi agama yang diakui di
Indonesia. Pada tahun 1964, nama organisasi ini diubah menjadi Parisada Hindu
Dharma Indonesia, yang mencerminkan upaya-upaya selanjutnya untuk
mendefinisikan Hindu tidak hanya sebagai kepentingan Bali tetapi juga nasional.
Pengurus Pusat PHDI berkedudukan di Jakarta.
WALUBI
Menurut Light, Keller dan Callhoun (1989), unsur –unsur dasar agama adalah
sebagai berikut:
3. Simbol keagamaan dapat memberi tanda atau idetitas bagi orang yang
menganutnya. Misalnya, model atau corak pakaian orang-orang islam dan
bentuk bangunan rumah ibadah umat Hindu (pure, candi).
Unsur-unsur agama tersebut merupakan elemen yang dimiliki setiap agama. Hanya
corak dan perwujudannya saja yang berbeda.