Anda di halaman 1dari 12

Kliping

Lembaga Agama

Disusun Oleh : Kelompok


1. Dina
2. Nabila
3. Bunga
4. Abet
5. Feri
6. Nanda

Kelas : VII A

Guru Pembimbing :
Asnawati Rika, S.Pd

SMP NEGERI 1 RUPIT


KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA
TAHUN AJARAN 2022
Pengertian Agama

Agama merupakan suatu lembaga (institusi) penting yang mengatur kehidupan


manusia. Dalam hal ini, agama di artikan istilah religion menurut Durkheim 1966,
agama adalah suatu sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan pratik yang
berhubungan dengan hal suci. Kepercayaan tersebut mempersatukan semua orang
yang berhubungan kedalam suatu komunitas yang di namakan umat.

Durkheim menjalaskan bahwa semua agama membagi semua benda yang ada di
bumi ini, baik yang berujut nyata maupun yang ideal, kedalam dua kelompok yang
saling bertentangan yaitu hal yang bersifat profan dan suci (sacred), atau duniawi
atau ilahi.

Agama merupakan sarana bagi manusia untuk berhubungan dengan Sang Pencipta
sehingga manusia senantiasa mendekatkan diri pada-Nya. Melalui kitab suci,
manusia diberi petunjuk untuk mencapai keselamatan di dunia maupun di akhirat.

Jika manusia kehilangan arah atu menyimpang dari norna sosial yang berlaku,maka
agama dapat mengembalikan keseimbangan. Jika seseorang tidak memiliki agama,
ia akan kehilangan arah didalam hidupnya. sebagai manusia yang beragama ,
seseorang senantiasa harus konsisten terhadap atura aturan agamanya masing
masing, yaitu menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.
Unsur-Unsur Agama

Beberapa ilmuwan seperti Light, Killer, dan Calhoun (1989), memusatkan perhatian
pada unsur-unsur dasar suatu agama, yaitu sebagai berikut.

 Kepercayaan

Setiap agama pasti memiliki kepecayaan seperti percaya kepada Tuhan, nabi-nabi,
dan kitab.

 Simbol

Setiap agama mengenal berbagai lambang atau simbol, baik itu berupa pakaian,
ucapan, tulisan maupun tindakan.

 Praktek

Setiap ajaran agama yang ada memiliki praktek keagamaan seperti sholat,
kebaktian, puasa, semedi, dan lain sebagainya.

 Pemeluk

Agama memiliki sejumlah pemeluk/ pengikut.

 Pengalaman keagamaan

Setiap pemeluk agama memiliki beberapa bentuk pengalaman keagamaan

Fungsi Agama

Menurut Durkheim (1966), melalui komunikasi dengan Tuhan orang yang beriman
bukan hanya mengetahui kebenaran yang tidak di ketahui orang yang tidak percaya
adanya Tuhan (ateis), tetapi juga menjadi yang lebih kuat lagi. Meurutnya, fungsi
agama adalah untuk menggerakan dan membantu kita hidup. Dari segi makro,
agama dapat menjalankan fungsi positif karna memenuhi keperluan masyarakat
untuk secara berkala menegakkan dan memperkuat perasaan dan ide kolektif yang
menjadi ciri dan inti persatuan dan persamaan umat.
Adapun sosiolog yang mengemukakan bahwa agama sebagai institusi mempunyai
kelemahan. Misalnya, munculnya pertentangan atau konflik sebagai akibat sifat
fanatik antar umat beragama tidak di sebabkan semata-mata faktor agama, tetapi
banyak dipengaruhi faktor kepentingan di luar agama, seperti kepentingan politik,
ekonomi.

Secara rinci, agama berfungsi sebagai berikut:

1. Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok.

2. Mengatur tata cara hubungan antarmanusia dan manusia dengan Tuhan.

3. Merupakan tuntunan tentang prinsip benar atau salah untuk menghindari


perilaku menyimpang, seperti membunuh, memerkosa, berzinah, dan berjudi.

4. Pedoman untuk mengungkapkan rasa kebersamaan yang mewajibkan


seseorang untuk selalu berbuat baik terhadap sesama dan lingkungan
hidupnya.

5. Pedoman perasaan keyakinan (considen). Siapa pun yang selalu berbuat


baik akan mendapat pahala dari Tuhan.

6. Pedoman keberadaan (exsistence). Keberadaan alam semesta dengan


segala isinya, termasuk manusia, harus disikapi dengan rasa syukur dan
ikhlas.

7. Pengungkapan keindahan (estetika). Manusia yang suka akan keindahan


akan mengekspresikan rasa estetiknya dengan membangun rumah ibadah
dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kepercayaan agama yang dianutnya.

8. Pedoman rekreasi dan hiburan untuk mencari ketenangan dan kesegaran


jiwa, manusia dapat menjalankan ritual agama seperti shalat, yoga, dan
meditasi.

9. Memberikan identitas kepada manusia sebagai bagian dari satu agama,


misalnya sebagai umat islam, kristen, hindu, budha, dan khonghucu.
Pengertian Lembaga Agama

Lembaga Agama adalah sistem keyakinan dan praktek keagamaan dalam


masyarakat. Agama pada dasarnya aktivitas manusia untuk berhubungan dengan
Tuhannya. Agama sangat penting untuk menyeimbangkan kehidupan manusia yaitu
antara kehidupan dunia dan akhirat.

Lembaga agama merupakan organisasi yang dibentuk oleh umat beragama dengan
maksud untuk memajukan suatu kepentingan hidup beragama yang ada didalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Tujuannya adalah untuk
menigkatkan kualitas hidup beragama setiap umat.

Emilie Durkheim berpendapat bahwa agama adalah sistem tepadu yang tediri atas
kepercayaan dan praktek yang berhubungan dengan hal-hal suci dan bahwa
kepecayaan dan juga praktek tersebut mempesatukan semua orang yang beriman
kedalam satu komunitas yang dinamakan umat. Jadi, pengertian lembaga agama
adalah sistem keyakinan dan praktek keagamaan dalam masyarakat yang telah
dirumuskan dan dibakukan.

Fungsi Lembaga Agama

1. Untuk Sebagai pedoman hidup

2. Sebagai Sumber kebenaran

3. Sebagai pengatur tata cara hubungan antara manusia dengan manusia


dengan Tuhan

4. Sebagai Tuntunan prinsip benar dan salah

5. Sebagai pedoman pengungkapan suatu perasaan persaudaraan didalam


sebuah agama yang diwajibkan berbuat baik terhadap sesama manusia.

6. Sebagai pedoman keyakinan manusia yang melakukan perbuatan baik yang


harus selalu disertai dengan sebuah keyakinan bahwa perbuatannya ialah
kewajiban dari Tuhan dan yakin perbuatannya itu akan mendapatkan suatu
pahala, meskipun perbuatnnya sekecil apapun.
7. Sebagai pedoman Keberadaan yang pada hakikatnya makhluk hidup didunia
ini merupakan ciptaan tuhan.

8. Sebagai pengungkapan perasaan suatu nilai estetika manusia yang


cenderung menyukai keindahan karena keindahan merupakan bagian dari
jiwa manusia.

9. Sebagai pedoman buat rekreasi dan hiburan. Dalam mencari suatu kepuasan
batin yang melalui rekreasi dan hiburan, tidak melanggar suatu kaidah-kaidah
agama.

Jenis-jenis agama yang ada di Indonesia

1. Agama Islam

2. Agama Kristen Protestan

3. Agama Katolik

4. Agama Hindu

5. Agama Buddha

6. Agama Kong Hu Cu

Contoh Lembaga Agama

1. Islam : Majelis Ulama Indonesia (MUI)

2. Kristen : Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI)

3. Katolik : Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI)

4. Hindu : Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI)

5. Buddha : Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi)

6. Khonghucu : Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin)


 MUI (Majelis Ulama Indonesia)

MUI atau Majelis Ulama Indonesia adalah Lembaga Swadaya Masyarakat yang
mewadahi ulama, zu’ama, dan cendikiawan Islam di Indonesia untuk membimbing,
membina dan mengayomi kaum muslimin di seluruh Indonesia.

 Peran MUI

Dalam khittah pengabdian Majelis Ulama Indonesia telah dirumuskan lima fungsi
dan peran utama MUI yaitu:

1. Sebagai pewaris tugas-tugas para Nabi (Warasatul Anbiya)


2. Sebagai pemberi fatwa (mufti)
3. Sebagai pembimbing dan pelayan umat (Ri’ayat wa khadim al ummah)
4. Sebagai gerakan Islah wa al Tajdid
5. Sebagai penegak amar ma’ruf nahi munkar

 Hubungan dengan pihak eksternal

Sebagai organisasi yang dilahirkan oleh para ulama, zuama dan cendekiawan
muslim serta tumbuh berkembang di kalangan umat Islam, Majelis Ulama Indonesia
adalah gerakan masyarakat. Dalam hal ini, Majelis Ulama Indonesia tidak berbeda
dengan organisasi-organisasi kemasyarakatan lain di kalangan umat Islam, yang
memiliki keberadaan otonom dan menjunjung tinggi semangat kemandirian.
Semangat ini ditampilkan dalam kemandirian — dalam arti tidak tergantung dan
terpengaruh — kepada pihak-pihak lain di luar dirinya dalam mengeluarkan
pandangan, pikiran, sikap dan mengambil keputusan atas nama organisasi.

Dalam kaitan dengan organisasi-organisasi kemasyarakatan di kalangan umat


Islam, Majelis Ulama Indonesia tidak bermaksud dan tidak dimaksudkan untuk
menjadi organisasi supra-struktur yang membawahi organisasi-organisasi
kemasyarakatan tersebut, dan apalagi memposisikan dirinya sebagai wadah tunggal
yang mewakili kemajemukan dan keragaman umat Islam. Majelis Ulama Indonesia ,
sesuai niat kelahirannya, adalah wadah silaturrahmi ulama, zuama dan cendekiawan
Muslim dari berbagai kelompok di kalangan umat Islam.

Kemandirian Majelis Ulama Indonesia tidak berarti menghalanginya untuk menjalin


hubungan dan kerjasama dengan pihak-pihak lain baik dari dalam negeri maupun
luar negeri, selama dijalankan atas dasar saling menghargai posisi masing-masing
serta tidak menyimpang dari visi, misi dan fungsi Majelis Ulama Indonesia.

Hubungan dan kerjasama itu menunjukkan kesadaran Majelis Ulama Indonesia


bahwa organisasi ini hidup dalam tatanan kehidupan bangsa yang sangat beragam,
dan menjadi bagian utuh dari tatanan tersebut yang harus hidup berdampingan dan
bekerjasama antarkomponen bangsa untuk kebaikan dan kemajuan bangsa. Sikap
Majelis Ulama Indonesia ini menjadi salah satu ikhtiar mewujudkan Islam sebagai
rahmatan lil alamin (Rahmat bagi Seluruh Alam).

 PGI (Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia)


Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia – PGI (bahasa Inggris: Council of Churches
in Indonesia (CCI); dulu disebut “Dewan Gereja-gereja di Indonesia” – DGI didirikan
pada 25 Mei 1950 di Jakarta sebagai perwujudan dari kerinduan umat Kristen di
Indonesia untuk mempersatukan kembali Gereja sebagai Tubuh Kristus yang
terpecah-pecah. Karena itu, PGI menyatakan bahwa tujuan pembentukannya adalah
“mewujudkan Gereja Kristen Yang Esa di Indonesia.”

 Peranan PGI

Untuk mengatur, dan menjadi wadah perlindungan hukum bagi Gereja-Gereja di


Indonesia.

 KWI (Konferensi Waligereja Indonesia)


Konferensi Waligereja Indonesia (KWI atau Kawali) adalah organisasi Gereja Katolik
yang beranggotakan para Uskup di Indonesia dan bertujuan menggalang persatuan
dan kerja sama dalam tugas pastoral memimpin umat Katolik Indonesia.

Masing-masing Uskup adalah otonom dan KWI tidak berada di atas maupun
membawahi para Uskup dan KWI tidak mempunyai cabang di daerah. Keuskupan
bukanlah KWI daerah. Yang menjadi anggota KWI adalah para Uskup di Indonesia
yang masih aktif, tidak termasuk yang sudah pensiun. KWI bekerja melalui komisi-
komisi yang diketuai oleh Uskup-Uskup.

Pada 2006 anggota KWI berjumlah 36 orang, sesuai dengan jumlah keuskupan di
Indonesia (35 keuskupan) ditambah seorang uskup dari Ambon (Ambon memiliki 2
uskup).

 PHDI (Parisada Hindu Dharma Indonesia)

Parisada Hindu Dharma Indonesia (disingkat PHDI) adalah majelis organisasi umat
Hindu Indonesia yang mengurusi kepentingan keagamaan maupun sosial.
PHDI yang awalnya bernama Parisada Hindu Dharma Bali ini didirikan di pada tahun
1959 untuk memperjuangkan agar agama Hindu menjadi agama yang diakui di
Indonesia. Pada tahun 1964, nama organisasi ini diubah menjadi Parisada Hindu
Dharma Indonesia, yang mencerminkan upaya-upaya selanjutnya untuk
mendefinisikan Hindu tidak hanya sebagai kepentingan Bali tetapi juga nasional.
Pengurus Pusat PHDI berkedudukan di Jakarta.

 WALUBI

Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI) adalah wadah kebersamaan


organisasi umat Buddha Indonesia yang terdiri dari Majelis-Majelis Agama Buddha,
Lembaga Keagamaan Buddha, Dewan Sangha, Badan Kehormatan dan Wadah
Kemasyarakatan yang bernapaskan Agama Buddha.

Unsur Lembaga Agama

Menurut Light, Keller dan Callhoun (1989), unsur –unsur dasar agama adalah
sebagai berikut:

1. Kepercayaan, kepercayaan adalah suatu prinsip yang dianggap benar dan


tanpa ada keraguan lagi. Seperti kepercayaan monoteisme yang percaya
bahwa Tuhan itu satu, atau kepercayaan pada reinkarnasi bagi umat agama-
agama Timur, seperti Hindu dan Budha.
2. Praktik keagamaan, seperti berdoa, bersembahyang, berpuasa, dan sedekah,
praktik keagamaan berbeda dengan ritual keagamaan, karena ritual
keagamaan menyangkut hubungan manusia dengan Tuhan secara vertikal.
Pratik keagamaan meliputi hubungan vertikal dan hubungan horizontal, yaitu
hubungan antar manusia sesuai dengan ajaran agama

3. Simbol keagamaan dapat memberi tanda atau idetitas bagi orang yang
menganutnya. Misalnya, model atau corak pakaian orang-orang islam dan
bentuk bangunan rumah ibadah umat Hindu (pure, candi).

4. Umat adalah penganut masing-masing agama. Sekarang ini, banyak wadah


atau organisasi yang menampung uamt beragama dalam rangka
melaksanakan praktik agamanya, seperti KWI (Katolik), Muhammaddiah, MUI
(islam), PGI (Kristen), PHDI (Hindu), dan WALUBI (Budha).

5. Pengalamaan keagamaan. Pengalamaan keagamaan setiap umat berbeda


karena menyangkut masalah yang sulit di butikan dan di ukur kadarnya.

6. Pengalamaan keagamaan bersifat idividual seperti pengalamaan spiritual


seorang pasien yang sakit parah oleh dokter sudah divonis meninggal, tetapi
karena doa dari sipasien maupun keluarganya, pasien tersebut dapat sembuh
kembali.

Unsur-unsur agama tersebut merupakan elemen yang dimiliki setiap agama. Hanya
corak dan perwujudannya saja yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai