Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PAPER

ANALISIS KEDUDUKAN DAN PERBANDINGAN


KEANEKARAGAMAN PEMAHAMAN AGAMA

Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pertemuan ke- 4 Mata Kuliah
Pendidikan Agama Islam
Dosen Pengampu : Dr. Chakam Failasuf, M. Pd.

Disusun oleh :

Sri Rahmawati - 1402623068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2023
ABSTRAK
Keanekaragaman budaya, suku, bahasa, adat istiadat dan agama yang dimiliki oleh
masyarakat merupakan ciri utama dari masyarakat majemuk. Menurut Furnivall dalam
Nasikun (1991: 31) masyarakat majemuk (plural societies), yakni masyarakat yang terdiri
atas dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain
didalam suatu kesatuan politik. Keberagaman yang dipersatukan diikat oleh sistem nasional
juga terdapat pada negara Indonesia. Indonesia adalah masyarakat majemuk yang terdiri dari
500 sukubangsa yang dipersatukan sebagai bangsa Indonesia oleh sistem nasional Indonesia
(Suparlan, 2004: 18). Indonesia merupakan Negara kepulauan, terdiri dari gugusan pulau-
pulau besar dan kecil yang membentang dari Sabang sampai Merauke yang memiliki
beragam suku bangsa seperti; suku bangsa Minangkabau, suku bangsa Sunda, suku bangsa
Bugis, Suku bangsa Melayu, suku bangsa Ambon dan lain-lain. Keberagaman suku bangsa
tersebut mempunyai kepribadian khas dari tiap suku bangsa. Kepribadian tersebut dikuatkan
oleh bahasa-bahasa yang khusus dari tiap-tiap suku bangsa.

Berbagai macam keberagaman pada masyarakat Indonesia juga terlihat pada


kepercayaan/religi dalam sebuah agama. Agama sebagai teks suci yang berisikan ajaran-
ajaran mengenai keyakinan atau pedoman bagi kehidupan manusia, untuk dapat dioperasional
bagi kehidupan pemeluknya akan harus diinterpretasi dan dipahami serta disesuaikan dengan
berbagai konsep, teori, dan metode yang ada dalam kebudayaan yang dipunyai oleh pemeluk
agama tersebut (Suparlan, 2004: 81).

Agama yang merupakan kepercayaan dan berisikan ajaran-ajaran mengenai keyakinan


yang menyangkut kehidupan bathin seseorang maupun kelompok serta berhubungan dengan
sistem nilai dan pedoman hidup bagi penganutnya. 3 Setiap individu maupun kelompok
manusia mempunyai atau menganut keagamaan. Menurut para ilmuan sosial Peter L. Berger
melukiskan agama sebagai kebutuhan dasar manusia; karena agama merupakan sarana untuk
membela diri terhadap segala kekacauan yang mengancam hidup manusia. Malinowski juga
menyatakan: “Tidak ada bangsa, bagaimana pun primitifnya yang tidak memiliki agama dan
magi” (Kahmad, 2000: 199). Agama merupakan pedoman hidup individu atau kelompok
dalam kehidupan sosial.

KATA KUNCI : agama dan keragaman dalam konteks perbandingan agama


PENDAHULUAN

Agama yang merupakan kepercayaan yang berisikan ajaran-ajaran mengenai


keyakinan memiliki unsur-unsur yang membedakan satu dengan yang lainnya. perbedaan
tersebut terlihat pada keyakinan hal yang gaib, sistem upacara keagamaan, rumah ibadah dan
kelompok keagamaan. Hal ini dapat dilihat pada empat unsur pokok religi pada umumnya
yaitu; emosi keagamaan, sistem keyakinan, sistem upacara keagamaan, dan kelompok
keagamaan (Koentjaraningrat, 1985: 230). Dimana yang dimaksud adalah (a) Emosi
keagamaan adalah getaran jiwa mendorong orang berlaku religi, (b) sistem keyakinan sebagai
pedoman merupakan tindakan yang diwujudkan oleh individu atau kelompok karena adanya
hal gaib dan suci, (c) dan sistem upacara keagamaan mengandung empat komponen yaitu
pertama, tempat upacara seperti makam, candi, pura, kuil, gereja, langgat, masjid dan
sebagainya. Kedua, saat-saat upacara dilakukan seperti beribadah, dan hari-hari suci seperti
hari raya Idul fitri pada agama Islam, natal pada agama Kristen, serta lain-lain. Ketiga, benda-
benda dan alat upacara seperti lonceng, seruling, gendang suci dan sebagainya. Keempat,
orang yang melakukan upacara seperti ustad, pendeta, bitsu dan lain-lain. Serta 4 unsur-unsur
dari upacara yaitu bersaji, berkorban, berdoa, makan bersama, menari dan bernyanyi,
berprosesi, bertapa, dan bersemedi. (c) Kelompok penganut adalah kesatuan masyarakat yang
menjadi pusat dari aktivitas religi dalam kenyataan hidup sosial bisa berupa empat tipe yaitu;
keluaga inti, klen, komuniti, dan kesatuan sosial.

Kepercayaan yang berisikan ajaran-ajaran mengenai keyakinan dalam agama yang


dianut memiliki sistem nilai yang berbeda pada setiap agama. Dimana keyakinan yang
menyangkut dengan sistem nilai pada setiap agama memiliki kebenaran berbeda. Nilai-nilai
agama yang di terima dan didapatkan oleh individu atau kelompok diajarkan oleh para tokoh
penganut masing-mansing agama seperti kiyai, pendeta, tabid dan sebagainya. Nilai- nilai
agama juga ditamanamkan oleh orang tua kepada anak-anak mereka dari generasi ke generasi
selanjutnya. Agama dipraktikan sebagai bagian dari pengendalian sosial dan identifikasi diri
untuk pemosisian individu, kelompok, dan institusi dalam serangkaian transaksi sosial yang
dinamis dan kontekstual (Abdullah, 2006: 9).
RUANG LINGKUP AGAMA
Hubungan Agama dengan Masyarakat: Telah kita ketahui Indonesia memiliki banyak
sekali budaya dan adat istiadat yang juga berhubungan dengan masyarakat dan agama. Dari
berbagai budaya yang ada di Indonesia dapat dikaitkan hubungannya dengan agama dan
masyarakat dalam melestraikan budaya. Sebagai contoh budaya Ngaben yang merupakan
upacara kematian bagi umat hindu Bali yang sampai sekarang masih terjaga kelestariannya.
Hal ini membuktikan bahwa agama mempunyai hubungan yang erat dengan budaya sebagai
patokan utama dari masyarakat untuk selalu menjalankan perintah agama dan melestarikan
kebudayaannya.Selain itu masyarakat juga turut mempunyai andil yang besar dalam
melestarikan budaya, karena masyarakatlah yang menjalankan semua perintah agama dan
ikut menjaga budaya agar tetap terpelihara.

Selain itu ada juga hubungan lainnya,yaitu menjaga tatanan kehidupan.Maksudnya


hubungan agama dalam kehidupan jika dipadukan dengan budaya dan masyarakat akan
membentuk kehidupan yang harmonis,karena ketiganya mempunyai keterkaitan yang erat
satu sama lain. Sebagai contoh jika kita rajin beribadah dengan baik dan taat dengan
peraturan yang ada,hati dan pikiran kita pasti akan tenang dan dengan itu kita dapat
membuat keadaan menjadi lebih baik seperti memelihara dan menjaga budaya kita agar
tidak diakui oleh negara lain.

Namun sekarang ini agamanya hanyalah sebagi symbol seseorang saja. Dalam artian
seseorang hanya memeluk agama, namun tidak menjalankan segala perintah agama
tersebut. Dan di Indonesia mulai banyak kepercayaan-kepercayaan baru yang datang dan
mulai mengajak/mendoktrin masyarakat Indonesia agar memeluk agama tersebut. Dari
banyaknya kepercayaan-kepercayaan baru yang ada di Indonesia, diharapkan pemerintah
mampu menanggulangi masalah tersebut agar masyarakat tidak tersesaat di jalannya. Dan di
harapkan masyarakat Indonesia dapat hidup harmonis, tentram, dan damai antar pemeluk
agama yang satu dengan lainnya.

Secara garis besar ruang lingkup agama mencakup :

a. Hubungan manusia dengan tuhannya

Hubungan dengan tuhan disebut ibadah. Ibadah bertujuan untuk mendekatkan diri
manusia kepada tuhannya.

b. Hubungan manusia dengan manusia


Agama memiliki konsep-konsep dasar mengenai kekeluargaan dan kemasyarakatan.
Konsep dasar tersebut memberikan gambaran tentang ajaran-ajaran agama mengenai
hubungan manusia dengan manusia atau disebut pula sebagai ajaran kemasyarakatan.
Sebagai contoh setiap ajaran agama mengajarkan tolong-menolong terhadap sesama
manusia.

c. Hubungan manusia dengan makhluk lainnya atau lingkungannya.

Di setiap ajaran agama diajarkan bahwa manusia selalu menjaga keharmonisan antara
makluk hidup dengan lingkungan sekitar supaya manusia dapat melanjutkan
kehidupannya.

Tipe-Tipe Kaitan Agama dalam Masyarakat

Kaitan agama dengan masyarakat dapat mencerminkan tiga tipe, meskipun tidak
menggambarkan sebenarnya secra utuh (Elizabeth K. Nottingham, 1954) :

a. Masyarakat yang terbelakang dan nilai-nilai sakral.

Masyarakat tipe ini kecil, terisolasi, dan terbelakang. Anggota masyrakat menganut
agama yang sama. Oleh karenanya keanggotaan mereka dalam masyarakat dan dalam
kelompok keagamaan adalah sama. Agama menyusup ke dalam kelompok aktivitas yang
lain. Sifat-sifatnya :

1. Agama memasukkan pengaruhnya yang sacral ke dalam system nilai masyarakat secra
Mutlak
2. Dalam keadaan lain selain keluarga relatif belum berkembang, agama jelas menjadi
fokus utama bagi pengintegrasian dan persatuan dari masyarakat secara keseluruhan.

b. Masyarakat praindustri yang sedang berkembang.

Keadaan masyarakatnya tidak terisolasi, ada perkembangan teknologi yang lebih tinggi
darpada tipe pertama. Agama memberikan arti dan ikatan kepada system nilai dalam tiap
mayarakat ini, tetapi pada saat yang sama lingkungan yang sacral dan yang sekular itu
sedikit-banyaknya masih dapat dibedakan.

ANALISIS
Analisis kedudukan dan perbandingan keanekaragaman pemahaman agama
melibatkan pemahaman tentang bagaimana agama diinterpretasikan dan dipraktekkan oleh
berbagai kelompok dan individu. Keanekaragaman pemahaman agama dapat terjadi dalam
berbagai aspek, seperti interpretasi teks suci, keyakinan, ritual, dan nilai-nilai moral. Berikut
adalah beberapa elemen yang dapat dianalisis dalam konteks ini:

1. Teks Suci dan Interpretasi:

- Pemahaman terhadap teks suci agama dapat bervariasi di antara kelompok dan individu.
Beberapa kelompok mungkin mendasarkan pemahaman mereka secara harfiah pada teks suci,
sementara yang lain mungkin menganut interpretasi simbolis atau kontekstual.

2. Keyakinan dan Doktrin:

- Keanekaragaman dapat ditemukan dalam keyakinan dan doktrin agama. Misalnya, dalam
Islam, terdapat berbagai mazhab dengan penekanan yang berbeda pada interpretasi dan
praktik keagamaan.

3. Ritual dan Ibadah:

- Praktik ibadah dan ritual agama dapat berbeda-beda. Keanekaragaman ini dapat
mencakup tata cara ibadah, perayaan ritual, dan penggunaan simbol-simbol keagamaan.

4. Etika dan Moralitas:

- Perbedaan dalam pandangan tentang etika dan moralitas dapat mencakup isu-isu seperti
hak asasi manusia, moral seksual, dan kewajiban sosial. Kelompok agama dapat memiliki
pandangan yang berbeda-beda tentang nilai-nilai ini.

5. Peran dan Kedudukan dalam Masyarakat:

- Bagaimana kelompok agama melihat peran mereka dalam masyarakat juga dapat
bervariasi. Beberapa kelompok mungkin lebih inklusif dan terlibat dalam kegiatan sosial,
sementara yang lain mungkin lebih tertutup atau memiliki pandangan eksklusif.

6. Interaksi antar Agama:

- Analisis juga dapat melibatkan interaksi antar agama. Apakah terdapat dialog antar agama
atau konflik juga dapat mencerminkan tingkat keanekaragaman pemahaman agama dalam
suatu masyarakat.
7. Faktor Budaya dan Kontekstual :

- Keanekaragaman pemahaman agama dapat dipengaruhi oleh faktor budaya, sejarah, dan
kontekstual. Misalnya, agama yang sama dapat diinterpretasikan dengan cara yang berbeda di
berbagai negara atau wilayah.

Analisis semacam ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang
kompleksitas keanekaragaman pemahaman agama dalam masyarakat. Penting untuk
menghormati perbedaan tersebut sambil mencari titik persamaan dan pemahaman bersama
untuk mencapai harmoni dan toleransi antar kelompok agama.

Anda mungkin juga menyukai