Anda di halaman 1dari 7

TUGAS AWAL PERKULIAHAN

Nama : Yandri Angelica Silaban


NIM : 220101120
Mata Kuliah : Teologi Agama-agama
Dosen Pengampu : Dr.Baginda Sitompul, M.Pd.K

PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI TARUTUNG
Pertanyaan

1. Apakah Tuhan menciptakan agama-agama yang ada di Indonesia? Atau manusia


menciptakan agama-agama? Atau agama ada dengan sendirinya?
2. Perlukah banyak agama-agama atau satu agama saja? Jika satu, agama apa saja yang
menurut anda perlu?
3. Apakah Tuhan adalah sumber kitab suci semua agama-agama? Jika ya, mengapa satu
dengan yang lain berbeda bahkan bertentangan? Jika tidak, darimana sumber kitab
suci?
4. Apakah agama-agama menyembah satu Tuhan yang sama?Atau masing-masing
agama, punya Tuhan yang berbeda? Jika berbeda, berarti ada banyak, benarkah ada
banyak Tuhan? berarti ada satu Tuhan untuk semua agama, jika demikian, jika
demikian mengapa isi ajarannya berbeda bahkan bertentangan jika hanya ada satu
Tuhan?
5. Adakah Tuhan yang palsu dan Tuhan yang benar di sembah oleh umat beragama?
Adakah kitab suci palsu, dan kitab suci yang benar yang diimani dan diajarkan oleh
agama-agama?

Pembahasan
-Pdt. Kiki Fernanda, S.Th Situmorang (HKBP Sei Berombang Resort Sentosa
Ajamu)
-Pdt. Parlaungan Pangaribuan, S.Th (HKBP Parmonangan)

1. Jika dipahami dengan melihat dari ilmu sejarah : Agama-agama yang ada di Indonesia,
seperti Islam, Kristen, Hindu, Budha, dan Kong Hu Cu, memiliki sejarah dan asal-usul
mereka sendiri. Misalnya, penyebaran Islam di Indonesia dianggap berasal dari
beberapa sumber, seperti kegiatan pedagang oleh para pedagang Muslim Arab, adopsi
oleh penguasa lokal, serta adanya pengaruh tasawuf. Sebelum masuknya agama-agama
ini, sudah ada agama atau kepercayaan leluhur suku bangsa Austronesia serta bangsa
Papua yang telah ada di Nusantara. Jadi, bisa dikatakan bahwa agama-agama ini
berkembang dan menyebar seiring waktu, bukan diciptakan oleh Tuhan secara
langsung. Namun, perlu diingat bahwa ini adalah pandangan sejarah dan ilmiah. Dalam
pandangan agama, biasanya diyakini bahwa ajaran agama berasal dari wahyu Tuhan
kepada para nabi dan rasul-Nya.
Agama-agama itu tidaklah Tuhan yang menciptakan namun agama hingga kini tak bisa
lepas dari perkembangan sejarah dan peradaban manusia. Agama ada di setiap
peradaban di seluruh dunia, setiap peradaban menghasilkan agama mereka sendiri-
sendiri dan agama itu sendiri juga bisa mengatur peradaban tersebut terutama di era
peradaban-peradaban kuno. Sebelum mayoritas penduduk dunia menganut agama
monotisme (satu Tuhan) seperti sekarang di zaman dulu manusia mempercayai banyak
daya-daya hidup yang luhur yang mereka sebut sebagai dewa-dewi, atau dewata.
Namun penyebutan Dewa-dewi atau dewata pun tak serta merta terjadi. Proses
kesadaran manusia dalam memahami kehidupan di alam semesta bermula dari yang
sederhana dan terus berevolusi secara bertahap, mulanya manusia menyadari bahwa
ada daya-daya luhur, ada energi-energi luhur, yang menggerakkan alam semesta ini.
Mulanya mereka menyebut daya-daya luhur tersebut sebagai Roh seiring dengan
perkembangan peradaban muncullah istilah dewa-dewi untuk mendefenisikan roh yang
berbeda-beda dan lebih rumit.
Manusia pun melakukan serangkaian upacara sembahyang dan persenbahan untuk
berkomunikasi dan mendekatkan diri dengan adaya luhur tersebut, kemudian
muncullah istilah agama mulai muncul dan mengatur sebuah peradaban. Agama dengan
memuja banyak Dewa dan Dewi ini kerap disebut sebagai politeisme kesadaran
manusia mulai berubah ketika agama Samawi lahir, dari agama-agama Samawi ini,
muncullah gagasan bahwa daya luhur yang paling agung itu hanya satu yanglayak
disembah dan dipuja hanya satu sehingga muncullah kepercayaan monoteisme (satu
Tuhan) dari agama-agama Samawi.
Bila dahulu masyarakat kuno percaya bahwa alam semesta diatur oleh energi agung
para Dewata maka agama samawi memiliki pandangan yang berbeda hanya ada satu
sumber penciptaan yang paling agung yang mengendalikan seluruh alam semesta,
Karenanya, penganut-penganut agama Samawi pun menganggap pemujaan terhadap
dewa-dewi yang kerap diperantarakan melalui patung disebut sebagai penyembahan
terhadap berhala-hala mereka juga menyebut agama politisme sebagai agama pagan
(kepercayaan kepada berhala yang selain Tuhan yang maha tunggal. Kemunculan
agama Samawi pun menghapuskan agama pagan (politeisme) masyarakat kuno dan
bergantilah menusia menyembah hanya kepada satu Tuhan yang Maha Tunggal.
Kepercayaan terhadap daya-daya agung para dewa tak lagi dihiraukan bahkan, banyak
dalam kisah-kisah agama Samawi tak jarang nabi-nabi mereka menghancurkan
berhala-berhala kaum pagan karena dianggap sesat dan syirik disukai atau tidak sejak
dulu hingga kini agama selalu ikut andil dalam mengatur peradaban, agama-agama juga
ikut andil dalam mengatur pemerintahan semakin kuno sebuah peraaban makin
dominan pula agama tersebut menguasai pemerintahan.
Walaupun kini beberapa negara sudah menjadi sekuler alias agama sudah terpisah
dari pemerintahan nyatanya masih banyak negara yang melibatkan agama dalam proses
pengambilan keputusan atau pembuatan hukum tak tekecuali dengan indonesia. Lalu
bagaimanakah sejarah awal mulanya agama tercipta kemudian menjadi pengatur
negara-negara di setiap peradaban ketika kita membicarakan awal mula peradaban
pertama dimulai didaerah mesopotamia Lembah Sungai Nil di Mesir dan lembah
Sungai Indus di India dan Pakistan. Sebelum ada peradaban-peradaban awal ini bumi
tak beperadaban dan masih dihuni oleh manusia-manusia purba yang hidup normaden.
Manusia purba hidup berdiaspora dan asalnya di Afrika sana dan terus berevolusi
sehingga melahirkan peradaban pertama di Mesopotamia. Lembah sungai Nil dan
lembah sungai Indus, teori ini kerap disebut sebagai Out of Africa. Sedangkan beberapa
tahun ini munvul teori baru yang dinamakan Out of Sundaland dimana sebelum
peradaban awal di Mesopotamia, Sungai Nil dan Sungai Indus lahir sebelunya bumi
telah memiliki peradaban yang maju dan canggih uniknya teori ini menyangkutpautkan
dengan kisah banjir bandang Nabi Nuh yang terdapat pada Alkitab dimana banjir
bandang tersebut menenggelamkan hampir semua peradaban yang ada di muka bumi.
Nabi Nuh yang selamat dari banjir dengan menumpang bahteranya bersama keluarga
dan ternaknya yang selamat. Di tanah mesopotamian ini mereka berhenti dan
membentuk peradaban baru. Menurut teori ini seolah-olah bumi diriset kembali karena
baik teori "Out of Sundalan” dan teori Out of Africa keduanya sepakat bahwa
peradaban pertama dalam sejarah spesies umat manusia diulai dari peradaban
mesopotamia sana karena adanya kajian mengenai teori “Out of Sundaland’ masih
sangat sedikit nyatanya teori “Out of Africa” bisa menjelaskan tentang asal mulanya
agama manusia.(jurnal)
Nah, tetapi menurut pemahaman Kristiani agama itu bukan Tuhan yang menciptakan
melainkan manusia yang mendirikan suatu agama yang kemudian beranjak dari
representasi dari sejumlah keyakinan dalam ritual yang dilakukan. Secara umum,
keberadaan agama-agama di dunia terbentuk karena tiga faktor utama yaitu: agama,
mitos dan ritual. Ketiga hal ini selalu hadir dan dilakoni komunitas pengiman, untuk
menolong pengiman memelihara hidup keagamaannya. Adanya beragam agama-agama
di Indonesia, dikarenakan memang setiap orang berbeda-beda pemahamannya tentang
Tuhan dan pengenalan sifat-sifat yang hakiki diketahui turut membentuk pengertian
tentang agama. Dapat disimpulkan bawa memang manusialah yang menciptakan agama
yang bersumber dari kepercayaannya terhadap eksistensi Tuhan, sebagai penyelamat,
pelindung, serta sebutan ilahi lainnya.
Tuhan tidak pernah menciptakan suatu agama namun, Wahyu Allah mengarah
kepada agama, contohnya seperti Musa yang berjumpa dengan Allah dan Allah
memberikan arahan kepada Musa dan yang mana arahan menjadi sistem keagamaan
bagi bangsa Yahudi. Di Indonesia juga banyak pengalaman spritualitas yaitu adanya
animisme, dinamisme dan lain-lain. Tentunya ini mengarah kepada bagaimana
seseorang menghadapi yang ilahi tersebut. Oleh karena itu terbentuknya agama adalah
hubungan antara Allah dengan Manusia. Tuhan memberikan Wahyu dan manusia
mengartikannya serta menciptakan suatu sistem diatas tersebut. Menurut saya Tuhan
tidak menciptakan agama, yang Tuhan ciptakan adalah manusia yang mengabdi
kepadaNya. Jika Tuhan mendirikan agama pasti semua manusia yang ada di muka
bumi ini akan memiliki satu agama saja, tetapi mengapa bisa berbeda, di karena
manusialah yang mendirikan agama. Satu contoh agama Kristen hanya katolik, tetapi
terdapat pemahaman tentang penghapusan dosa yang berbeda, Oleh sebab itu Tokoh
Reformasi Marthin Luther melahirkan aliran baru, yaitu protestan. Itu maunya siapa?
Tentu maunya manusia. Begitu juga dengan agama kalau Tuhan yang mendirikan
agama tentu Tuhan akan dengan sangat jelas mengatakan agama inilah yang benar
(Dalam Kitab) dan anutlah itu.

2. Saya awali menjawab pertanyaan ini dengan melontarkan pertanyaan juga? Agama
manakah yang paling benar? Tentu semua penganut agama akan mengatakan agama
kamilah yang paling benar. Jika islam ditanya tentu agama islam lah yang benar dan
begitulah selanjutnya. Jika ada pernyataan agama kami yang paling benar, berarti ada
agama yang tidak benar, dan ada agama setengah benar, dan tentunya agama yang
tidak benar ataupun setengah benar adalah sesat. Oleh sebab itu aliran yang membawa
kesesatan alangkah baiknya menghilang atau mereka kembali kepada kebenaran. Oleh
sebab itu perlukah banyak agama-agama? pada dasarnya itu tidak perlu sebab menuju
kebenaran pasti ada dalam satu agama saja. Disisi lain itu perlu dalam rangka
menguatkan keimanan kita kepada Tuhan kita didalam ajaran agama kita sendiri.
Dari latar belakang manusia yang mencari jalan yang benar (Sifat manusia selalu
mencari kebenaran) agama yang sepatutnya ada adalah agama Kristen, mengapa?
alasannya adalah didalam Kitab Yohannes 14 : 6 kata Yesus kepadaNya “ Akulah
Jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada
Bapa, Kalau tidak melalui Aku“. Tidak ada pernyataan seperti perkataan yesus
dikitab manapun selain alkitab yang dipakai oleh Kristen, Oleh sebab itu kecenderungan
manusia yang mencari kebenaran baik dalam doa maupun dalam aktivitas sehari hari
terjawab di Yohannes 14: 6, itulah alasannya agama Kristenlah yang sebaiknya ada.
Orang lain mungkin berkata bahwa semua agama adalah hasil interpretasi dari hasil
ilahi. Hal ini merupakan konsekuensi dari pengalaman spritual yang berbeda-beda dan
interpretasi yang berbeda-beda juga. Jadi sulit dipastikan bahwa apakah agama-agama
perlu banyak atau hanya satu saja karena ada orang yang menganggap bahwa
interpretasinya benar ada pula yang tidak. Namun, yang penting adalah bagaimana
dalam keberagaman dapat hidup bersama.

3. Salah satu contoh agama pormalim yang tidak memiliki kitab suci yang harus di baca.
Oleh karena itu kitab suci sering disebut sebagai rekoleksi dari perjumpaan antara
manusia dengan Allah. Seperti Alkitab. Kenapa disebut firman Allah? Karena itulah
pewahyuan Allah kepada manusia. Contohnya mengapa tercatat Abraham di kitab
kejadian, karena disitulah perjumpaan Allah dengan Abraham, permulaan bangsa Israel
dan sebagainya. Apakah Tuhan sebagai sumber kitab suci, bisa dibilang karena
pengalaman perjumpaan seseorang dengan yang ilahi dan Dia mencatatkannya bahkan
terkadang memberikan kode-kode moral, seperti kitab amsal. Dalam hubungannya
Tuhan dan manusia merupakan sesuatu yang tidak terbatas berhubungan dengan
manusia yang terbatas. Dan tentunya manusia yang terbatas tidak dapat mengenal baik
sesuatu yang tidak terbatas. Oleh sebab itu mengapa manusia dapat mengenal Tuhan
yang tidak terbatas, dikarenakan Tuhan mau dikenal oleh manusia melalui
penyataanNya yaitu melalui ciptaanNya dan juga melalui firmanNya. Lalu mengapa
kitab suci masing-masing agama bertentangan? Pertama, kita tidak boleh lupa bahwa
ada beberapa kesamaan dalam beberapa kitab agama satu dengan yang lain. Tetapi
mengapa banyak sekali perbedaan/ajaran/ bahkan pertentangan, menurut saya karena
mereka yang mendengar firman Tuhan yang memiliki tafsiran yang berbeda-beda satu
sama lain.
4. Menurut konteks masa kini terlihat jelas bahwa manusia tidak menyembah tuhan
yangsama. Seperti agama Malim yang masih ada yang menyembah Tuhannya seperti
patung berhala yang dipercayai punya kuasa. Namun bagaimana sifat yang tepat, hal
tersebut bisa dilihat bagaimana pencarian seseorang terhadap yang ilahi pencarian
seseorang terhadap kebijaksanaan dan kebenaran dari keberadaan Tuhan. Itulah yang
membuat kesulitan dalam menjelaskan apakah semua agama menyembah tuhan
yangsama atau tidak, sebab penganut agama sering mengengotak-atikkan mana yang
benar dan mana yang salah (Apakah kita menyembah Tuhan yang sama). Namun yang
tepat adalah kita sama-sama mencari kebijaksanaan yang sama bagaimana kita hidup
bersama di tengah dunia ini, bagaimana kita selalu memiliki koneksi antara yang ilahi
dengan manusia. Jadi apakah kita menyembah Tuhan yang sama? Kenapa di jawaban di
awal dikatakan tidak, tetapi apakah kita mencari kebijaksanaan yang sama? Jawabannya
tentu, Iya. Bagaimanapun manusia harus hidup tepat di hadapan yang ilahi dan
dihadapan sesama manusia.

5. Seperti kita yang hidup di tengah-tengah kemajemukan. Persoalan tentang Tuhan


yang asli dan yang palsu. Dari segi teologi biblika, yang pastinya yang ada Tuhan yang
asli dan yang palsu. Seperti sering disebut dalam perjanjian lama dan baru, yang
merujuk kepada panggilan ilah-ilah lain (Tuhan yang Palsu) seperti penyembahan
terhadap patung berhala yang menganggap bahwa itu Tuhannya. Namun dimasa
sekarang harus kita hindari penggunaaan Tuhan yang palsu dan yang asli. Kita harus
lebih menekankan, apakah iya lebih mencari kebijaksanaan atau kehancuran. Contohnya
kenapa kita pernah beranggapan bahwa Allah orang teroris itu palsu, karena ia berusaha
menghapuskan kehidupan. Berbeda dengan ajaran kristen yang sebenarnya mengajarkan
kebaikan dan berbaur kehidupan. Jadi masing-masing agama pasti mengklaim bahwa
Tuhannya adalah Tuhan yang asli. Dan kemungkinan besar tidak akan ada perdebatan
yang bisa menyelesaikan mana Tuhan yang Asli dan mana Tuhan yang palsu. Jadi
tepatnya apakah agama tersebut sama-sama mencari kebijaksanaan. Imanku (pendeta)
mengatakan bahwa ada Tuhan yang Asli dan ada Tuhan yang asli. Namun tepatnya
kehidupan bersama adalah bagaimana kita menekankan hidup dalam kebajikan, kita
hidup dalam terang bahwa kita memiliki hubungan yang ilahi, bagaimana kita hidup
bersama walau menganut agama-agama yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai