Anda di halaman 1dari 11

AGAMA DI INDONESIA S ARIS S, S.Th.

Pengertian Agama
Secara leksikal, Agama dalam bahasa Arabnya disebut dengan kata Din. Din berasal dari kata dana-yadinu-dinan : tatanan, sistem, tatacara hidup, ketaatan dan balasan. Sedangkan secara teknikal, din berarti iman kepada pencipta manusia dan alam semesta, serta kepada hukum praktis yang sesuai dengan keimanan tersebut. Agama [Sanskerta, a = tidak; gama = kacau] artinya tidak kacau; atau adanya keteraturan dan peraturan untuk mencapai arah atau tujuan tertentu. Religio [dari religere, Latin] artinya mengembalikan ikatan, memperhatikan dengan saksama; jadi agama adalah tindakan manusia untuk mengembalikan ikatan atau memulihkan hubungannya dengan Ilahi.

Sejarah Agama di Indonesia


Agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dinyatakan dalam ideologi bangsa Indonesia, Pancasila: Ke Tuhanan Yang Maha Esa . Dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa tiap-tiap penduduk diberikan kebebasan untuk memilih dan mempraktikkan kepercayaannya dan menjamin semuanya akan kebebasan untuk menyembah, menurut agama atau kepercayaannya . Pemerintah bagaimanapun, secara ressmi hanya mengakui 6 agama, yaitu : Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu.

Islam Islam pertama kali masuk ke Indonesia pada abad ke 7 M melalui pedagang Arab. Islam menyebar sampai pantai barat Sumatera dan kemudian berkembang ke timur pulau Jawa. Pada periode ini terdapat beberapa kerajaan Islam yaitu : Demak, Pajang, Mataram dan Banten. Pada akhir abad ke 15 M, 20 kerajaan Islam telah dibentuk, mencerminkan dominasi Islam di Indonesia. Kristen Protestan Kristen Protestan pertama kali diperkenalkan oleh bangsa Belanda (VOC) pada abad ke 16 M dengan pengaruh ajaran Calvinis dan Lutheran. Wilayah penganut animisme di wilayah Indonesia bagian Timur dan bagian lain, merupakan tujuan utama orang- orang Belanda, termasuk Maluku, Nusa Tenggara, Papua dan Kalimantan. Kemudian Kristen menyebar melalui pelabuhan Borneo, kaum misionarispun tiba di Toraja, Sulawesi. Wilayah Sumatera juga menjadi target para misionaris ketika itu, khususnya adalah orang-orang Batak, dimana banyak saat ini yang menjadi pemeluk Protestan.

Kristen Katolik Agama Katolik untuk pertama kalinya masuk ke Indonesia pada bagian pertama abad ketujuh di Sumatera Utara. Kristen Katolik tiba di Indonesia saat kedatangan bangsa Portugis, yang kemudian diikuti bangsa Spanyol yang berdagang rempahrempah. Banyak orang Portugis yang memiliki tujuan untuk menyebarkan agama Katolik Roma di Indonesia, dimulai dari kepulauan Maluku pada tahun 1534. Antara tahun 1546 dan 1547, pelopor misionaris Kristen Fransiskus Xaverius mengunjungi pulau itu dan membaptis beberapa ribu penduduk setempat. Pada abad ke 16, Portugis dan Spanyol mulai memperluas pengaruhnya di Manado dan kawasan Minahasa, serta mencapai Flores dan Timor. Portugis dan Spanyol berperan menyebarkan agama Kristen Katolik, namun hal tersebut tidak bertahan lama sejak VOC berhasil mengusir Spanyol dan Portugis dari Sulawesi Utara dan Maluku.

Hindu Kebudayaan dan agama Hindu tiba di Indonesia pada abad pertama Masehi bersamaan waktunya dengan kedatangan agama Buddha oleh pedagang dari India, yang kemudian menghasilkan sejumlah kerajaan Hindu Buddha seperti Kutai, Mataram dan Majapahit. Hindu mulai berkembang di pulau Jawa pada abad kelima Masehi dengan kasta Brahmana yang memuja Siva. Candi Prambanan adalah kuil Hindu yang dibangun semasa kerajaan Majapahit, semasa dinasti Sanjaya. Kerajaan ini hidup hingga abad ke 16 M, ketika kerajaan Islam mulai berkembang. Periode ini, dikenal sebagai periode Hindu Indonesia, bertahan selama 16 abad penuh. Buddha Buddha merupakan agama tertua kedua di Indonesia, tiba pada sekitar abad keenam masehi. Kedatangan agama Buddha telah dimulai dg aktivitas perdagangan yg mulai pada awal abad pertama melalui jalur Sutra antara India dan Indonesia. Sejarah Buddha di Indonesia berhubungan erat dg sejarah Hindu, sejumlah kerajaan Buddha telah dibangun sekitar periode yg sama, seperti Kerajaan Sailendra, Sriwijaya dan Mataram.

Konghucu Agama Konghucu berasal dari Cina daratan yang dibawa oleh para pedagang Tionghoa dan imigran. Diperkirakan pada abad ketiga Masehi, orang Tionghoa tiba dikepulauan Nusantara. Konghucu lebih menitik beratkan pada kepercayaan dan praktik yg individual, lepas daripada kode etik melakukannya, bukannya suatu agama masyarakat yg terorganisir dg baik, atau jalan hidup atau pergerakan sosial. Di era 1990-an, pemeluk Konghucu membentuk suatu organisasi, disebut Tiong Hoa Hwee Koan (THHK) di Batavia (sekarang Jakarta). Pada tahun 1965, Soekarno mengeluarkan sebuah keputusan presiden No. 1/Pn.Ps/1965, dimana agama resmi di Indonesia menjadi enam, termasuklah Konghucu. Pada awal 1961, Asosiasi Khung Chiao Hui Indonesia (PKCHI), suatu organisasi Konghucu, mengemukakan bahwa aliran Konghucu merupakan suatu agama dan CONFUCIUS adalah nabi mereka.

Kedudukan dan Fungsi Agama


Ada beberapa alasan tentang mengapa agama itu sangat penting dalam kehidupan manusia, antara lain adalah : Karena agama merupakan sumber moral Karena agama merupakan petunjuk kebenaran Karena agama merupakan sumber informasi tentang problem dalam kehidupan manusia, salah satunya problem kesehatan Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia baik di kala suka, maupun di kala duka.

Motivasi dan Tujuan Beragama


Tujuan dan motivasi beragama adalah : Membentuk jiwa manusia ber-budipekerti dg adab yg sempurna baik dg tuhan-nya maupun lingkungan masyarakat. Semua agama sudah sangat sempurna dikarnakan dapat menuntun umat-nya bersikap dg baik dan benar serta dibenarkan. keburukan cara bersikap dan penyampaian si pemeluk agama dikarnakan ketidakpahaman tujuan daripada agama-nya. memburukan serta membandingkan agama satu dg yg lain adalah cerminan kebodohan si pemeluk agama. Menegakan kepercayaan manusia hanya kepada Tuhan . Mengatur kehidupan manusia di dunia, agar kehidupan teratur dengan baik, sehingga dapat mencapai kesejahterahan hidup, lahir dan batin, dunia dan akhirat. Menjunjung tinggi dan melaksanakan peribadatan hanya kepada Tuhan. Menyempurnakan akhlak manusia.

Kaidah dan Etika Agama yang berhubungan dengan Kesehatan


Seseorang yang mempunyai etika yang berlandaskan kaidah agama akan memiliki mental yang baik dan bersikap atau bertingkah laku dengan baik dan benar. Sehat dalam kaidah agama yang berhubungan dengan etika berhubungan juga dengan mental, seseorang yang bermental baik akan memiliki etika yang baik pula, berarti orang itu berfikiran dan berjiwa sehat, etika berhubungan dengan sikap dan jiwa, seseorang yang berbadan sehat, belum tentu berjiwa sehat, jadi etika berhubungan erat dengan kesehatan. Konsep kesehatan berlandaskan agama yang memiliki konsep jangka panjang dan tidak hanya berorientasi pada masa kini sekarang serta disini, agama dapat memberi dampak yang cukup berarti dalam kehidupan manusia, termasuk terhadap kesehatan. Orang yang memiliki etika yang baik adalah orang yang sehat secara mental.

Orang yang sehat mental akan senantiasa merasa aman dan bahagia dalam kondisi apapun, ia juga akan melakukan intropeksi atas segala hal yang dilakukannya sehingga ia akan mampu mengontrol dan mengendalikan dirinya sendiri. Solusi terbaik untuk dapat mengatasi masalah-masalah kesehatan adalah dengan mengamalkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari, kesehatan mental seseorang dapat ditandai dengan kemampuan orang tersebut dalam penyesuaian diri dengan lingkungannya, mampu mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sendiri semaksimal mungkin untuk menggapai ridho ilahi, serta dengan mengembangkan seluruh aspek kecerdasan, baik kesehatan spiritual, emosi maupun kecerdasan intelektual.

Anda mungkin juga menyukai