Disusun oleh :
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt. Tuhan semesta alam atas berkah dan inayah-
Nya kepada kita semua sehingga masih bisa menikmati kehidupan ini, termasuk
kami yang baru saja menyelesaikan makalah “Agama yang dibenci dan agama
yang dicintai ” ini dengan tepat waktu.
Shalawat serta salam kami sampaikan kepada panutan alam yakni, Nabi
Muhammad Saw. yang mewariskan pedoman hidup kepada umatnya, yakni
Alquran dan Sunnah. Berkat perjuangan beliau lah kita bisa menikmati iman
kepada Allah Swt.
Makalah ini dibuat sebagai tugas terstruktur mata kuliah Filsafat Agama
pada prodi Ilmu Al-quran dan Tafsir Fakultas Ushuluddin. Penulis ucapkan
terimakasih kepada bapak Dr. Ahmad Saepudin, S.Ud., M.Ud selaku dosen
pengampu mata kuliah ini, serta kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam penulisan makalah ini.
Selaku penyusun, kami sadar dalam penyusunan makalah ini pasti terdapat
kekurangan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca agar penulis bisa memperbaikinya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
A. Latar belakang...............................................................................................1
B. Rumusan masalah.........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................1
A. Pengertian Agama.........................................................................................2
A. Simpulan.....................................................................................................17
B. Saran............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHUlUAN
A. Latar belakang
Agama merupakan hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia.
meski terdapat sebagian pihak yang merasa dirugikan dengan adanya agama,
tetap saja agama tidak luntur begitu saja, hal ini lah yang menyebabkan pihak
yang memegang erat agama yang dianutnya merasa sangat beruntung dengan
agamanya. Di dunia ini terdapat beberapa agama yang banyak dianut oleh
manusia, termasuk hewan dan tumbuhan sebagai makhluk hidup dan seluruh
benda mati. Sehingga timbullah paradigma manusia sebagai makhluk Tuhan
yang berakal bahwa adanya agama yang dibenci dan agama yang dicintai.
Untuk mengetahui hal tersebut, sedikitnya bisa kita temukan jawabannya
pada makalah ini.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian agama?
2. Apa yang dimaksud dengan kebencian terhadap agama?
3. Apa agama yang dicari dan dicintai ?
C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan pengertian agama,
2. Untuk menjelaskan kebencian terhadap agama,
3. Untuk menjelaskan agama yang dicari dan dicintai.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian agama
Atas dasar itulah, sebagian pihak berpendapat bahwa agama tidak menj
adi sumber konflik karena yang menjadi masalah adalah penganut agaman
ya yang tidak sesuai dengan ajarannya. Untuk agama Islam, hanya dengan
mempelajari hal-hal mendasar dari berbagai aliran, tulisan, dan praktik spir
1
Sulesana Volume 6 Nomor 1 Tahun 2012
2
Nurfadilah, Skripsi: “Pemikiran Humanis Charles Kimball”, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 201
8) ,hlm. 5-6.
2
itual (Alquran dan Assunnah) yang dilakukan umat Muslim selama 1400 ta
hun terakhir, kita bisa mengetahui bahwa Taliban bukanlah representasi Isl
am yang utuh. Begitu pula, berbagai keragaman tradisi mistik Yahudi atau
Yahudi-reformis kontemporer di Amerika Serikat menunjukkan bahwa tra
disi agama jauh lebih fleksibel dari kesan kaku yang selama ini tampak. U
ntuk itu, Kimball menekankan bahwa sangat penting memahami agama se
bagai suatu hal yang kompleks dan komponen penting dalam kehidupan m
anusia.
Kimball mengutip analogi yang banyak dikemukakan oleh pihak yang b
erpendapat bahwa agama adalah sumber terorisme, “agama bagaikan sena
pan dengan peluru”. Di tangan Osama bin Laden, peluru itu ditembakkan
dan membunuh orang. Di tangan Mahatma Gandhi, yang terjadi adalah seb
aliknya. Dengan kata lain, jika di dalam suatu agama tidak ada fleksibilitas,
kesempatan untuk berkembang, dan sistem evaluasi dalam institusi dan aj
aran agama, agama sangat berpotensi menjadi bagian utama masalah. Kim
ball menyimpulkan, apakah agama menjadi sumber masalah atau tidak aka
n kembali pada bagaimana seseorang memahami agamanya. Di dalam jant
ung orientasi dan pencarian keagamaan, manusia dapat menemukan makna
dan harapan. Dalam bentuk asli dan inti ajarannya, agama adalah mulia. N
amun bagaimana agama berkembang, hampir selalu menjadi kurang ideal.
Para penganut agama sering mengkultuskan pemimpin agama, doktrin, da
n keinginan untuk mempertahankan struktur institusional sebagai justifikas
i bagi perilaku-perilaku yang jauh dari nilai ideal agama.
Sebagai contoh dari perilaku yang membawa agama sebagai justifikasi
atas aksi-aksi kekerasan adalah pernyataan Presiden AS, George W. Bush
segera setelah terjadinya teror peledakan gedung WTC tanggal 9 Septembe
ri 2001 (Teror 9/11). Dalam pidatonya, Bush menyatakan bahwa ‘perang
melawan terorisme’ adalah ‘perang salib’. Mengomentari hal ini, Kimball
menilai bahwa tidak diragukan lagi Presiden Bush telah membawa keyaki
nan agamanya dalam proses pembuatan keputusan negara. Bush tidak berk
hutbah, namun pendapat keagamaannya menjadi bukti. Bush menggunaka
3
n perumpamaan kekuatan agama seperti konfrontasi antara yang “baik dan
jahat”. Rakyat dan negara menjadi harus memilih, tidak ada kenetralan. “K
amu harus bersekutu dengan kebaikan dan memusnahkan kejahatan atau a
kan dihitung sebagai musuh dalam perang melawan terorisme,” demikian r
etorika yang dipakai Bush. Ketika Bush menyandingkan ‘jahat’ dan ‘baik’,
ia membahasakan sebuah rujukan yang lazim dalam dualisme kosmik. Rea
litas kejahatan setidaknya sama tuanya dengan kesadaran manusia.
Di saat yang sama, retorika serupa juga dapat ditemukan dalam pernya
taan Osama bin Laden. Pasca Teror 9/11, sebagai pimpinan Al-Qaeda, bin
Laden mengatakan bahwa “Tuhan Yang Maha Kuasa telah menghantam A
merika Serikat dan menghancurkan bangunan-bangunannya yang paling b
aik”. Bin Laden juga berterima kasih kepada Tuhan atas kematian dan keh
ancuran yang diakibatkan oleh tindakan anggota Al-Qaeda.
Menanggapi pertanyaan apakah agama adalah sumber konflik atau bu
kan, Kimball terlihat condong pada pendapat yang kedua, yaitu agama buk
an menjadi sumber konflik karena perilaku teror yang ditunjukkan oleh pe
nganutnya adalah gambaran institusi manusia yang telah menyelewengkan
doktrin agama. Apapun yang dikatakan seseorang beragama tentang cintan
ya kepada Tuhan atau tugasnya dalam beragama, ketika perilaku orang ters
ebut terhadap orang lain penuh kekerasan dan merusak dan menyebabkan
penderitaan di tengah tetangganya, artinya agama telah dikorupsi dan kare
na itu diperlukan reformasi dalam paham keberagamaannya.3
Pada dasarnya semua agama bertujuan untuk kedamaian. Agama bisa
menjadi malapetaka yang besar ketika agama tersebut keluar dari jalur ajar
annya.
4
dan mutlak/absolute. Kedua, adanya ketaatan yang buta kepada pemimpin ke
agamaan. Ketiga, agama mulai gandrung merindukan zaman ideal, lalu berte
kad merealisasikan zaman tersebut ke dalam zaman sekarang. Keempat, aga
ma membenarkan dan membiarkan terjadinya tujuan yang membenarkan sega
la cara. Kelima, adanya seruan perang suci demi mencapai tujuan.4
Yang mana kelima tanda tersebut merupakan sebuah peringatan akan terj
adinya sebuah bencana. Tidak mesti kelima-limanya terjadi, tetapi salah satu t
anda sudah muncul maka berhati-hatilah akan berujung pada bencana.
Bagaimana Menghindarinya?
Adapun solusi untuk menghindari agama menjadi sebuah bencana terseb
ut, Kimball menjelaskan bahwa agama-agama yang ada mestinya menjadi aga
ma perdamaian. Agama mestinya menjadi sumber perdamaian, bukan sumber
konflik. Agama-agama yang ada semestinya menggali sumber-sumber dan ri
wayat ‘ruhaniahnya’ yang autentik, yang bersih dari olah-pikir manusia, dima
na agama sejatinya memang sebagai agen perdamaian. Menurut Kimball, cont
oh ini dapat dilihat dari perjuangan para Nabi yang semuanya membawa misi
perdamaian. Baik pada agama Islam maupun di dalam agama Kristen, sangat
disadari bahwa hubungan antar umat agama haruslah di junjung tinggi sebaga
imana yang terdapat pada Konsili Vatikan II, maupun sebagaimana yang ada
dalam Piagam Madina.5
Charles Kimball mengatakan (dalam Nurfadilah, 2018 : 5), “Cintailah
Tuhanmu dengan sepenuh hati dan segenap jiwamu, dengan segenap akal
budimu. Itulah hukum yang terbesar dan pertama. Dan perintah yang kedua
adalah sebagai berikut : cintailah tetanggamu sebagaimana kamu mencintai
dirimu. Pada dua perintah inilah seluruh hukum dan nabi bersandar”.6
4
Dadang Darmawan, ”Kala Agama jadi Bencana (Memahami Pikiran Charles Kimball)”, Medanhe
adlines, 2 April 2017, BERITA ONLINE (https://medanheadlines.com/2017/04/02/kala-agama-jadi-
bencana-memahami-pemikiran-charles-kimball/ )
5
Dadang Darmawan, ”Kala Agama jadi Bencana (Memahami Pikiran Charles Kimball)”, Medanhe
adlines, 2 April 2017, BERITA ONLINE (https://medanheadlines.com/2017/04/02/kala-agama-jadi-
bencana-memahami-pemikiran-charles-kimball/ )
6
Nurfadilah, Skripsi: “Pemikiran Humanis Charles Kimball”, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 201
8) ,hlm. 5.
5
Sehingga tugas kita saat ini kuatkanlah perdamaian antara berbagai agam
a. Dengan contoh paling kecil yaitu tingkatkan kecintaan kita pada tetangga d
an saling menghormati tidak peduli agama apa yang di anut tetangga kita, seb
agaimana yang Nabi saw ajarkan.
2. Islam di benci (Islamophobia)
Apa itu Islamophobia?
7
Moordiningsih, Islamophobia dan Strategi Mengatasinya, Buletin Psikologi, Tahun XII, No. 2, Des
ember 2004, hlm, 74-75.
8
Simela Victor Muhammad, Teroris di Selandia Baru dan Islamophobia, Info Singkat, Vol. XI, No.
6, Maret 2019, hlm. 8.
6
Kilas balik sejarah menggambarkan bahwa ketika Nabi Muhammad data
ng pertama kali membawa Islam ketakutan muncul di kalangan orang-orang
Quraisy di Mekah. Mereka mengkhawatirkan akan datangnya suatu kekuatan
baru yang akan berkuasa, sehingga orang-orang Quraisy menentang dan men
ghalangi penyebaran agama Islam. Peristiwa ini hampir mirip dengan fenome
na Islamophobia ketika terjadi ketakutan bahwa Islam akan menjadi kekuatan
nilai baru yang menggantikan nilainilai lama dalam masyarakat. Inti kedatang
an Islam adalah menyempurnakan pendekatan etik (kasih sayang) dengan pen
dekatan penegakan hukum atau aturan, sehingga hubungan antar manusia pun
ada aturan yang melindungi agar tidak terjadi ketidakadilan.
Islam datang dengan membawa kedamaian, keadilan dan penegakan atur
an yang diharapkan akan membawa ke dalam tatanan masyarakat yang lebih
baik. Islam mengajarkan kedamaian kepada semua golongan, kecuali kepada
fihak yang mengganggu dan menghalangi umat Islam untuk melaksanakan at
uran-aturan Islam. Pandangan yang terbuka terhadap Islam perlu dibangun da
n pandangan yang tertutup perlu diminimalisir, tentu saja hal ini tidak semuda
h membalikkan telapak tangan bila pandangan yang tertutup telah diinternalis
asi oleh sebagian anggota masyarakat.9
Bagaimana cara mengatasi Islamophobia
Ketakutan dan kebencian terhadap identitas tertentu, seperti Islamophobi
a, harus dihilangkan karena membawa persoalan sosial yang besar.
Ibnu menyatakan Islamophobia dan ketakutan terhadap identitas-identita
s lain bisa melanggengkan praktik diskriminasi di tengah masyarakat. Jika hal
itu dibiarkan, demokrasi yang notabene menghormati perbedaan akan teranca
m.
“Itu juga berlaku buat Indonesia dengan semua ketakutan dan diskrimin
asi terhadap ras maupun agama lain di luar Islam. Yang bisa dilakukan dala
m tingkat negara salah satunya adalah menjaga ruang-ruang publik, mulai d
ari sekolah hingga taman terbuka, sebagai wilayah yang inklusif dan memun
9
Moordiningsih, Islamophobia dan Strategi Mengatasinya, Buletin Psikologi, Tahun XII, No. 2, Des
ember 2004, hlm. 80.
7
gkinkan warga negara dari beragam kelompok bisa berinteraksi satu sama la
in,” paparnya.
Untuk mengatasi Islamophobia dan fenomena serupa, masyarakat dihara
pkan dapat lebih aktif berinteraksi dengan kelompok berbeda. Inisiatif agar m
asyarakat mau berdialog dengan kelompok yang berbeda identitas harus didor
ong pemerintah.
“Misalnya, Facebook atau Twitter diminta lebih aktif melarang akun-ak
un yang memang memperkuat Islamophobia. Inisiatif interaksi masyarakat a
ntar kelompok juga harus digerakkan lebih luas. Atau, memasukkan gambara
n tentang Islam dalam kurikulum keberagaman,” ungkap Ibnu.
Saat ini, sejumlah petinggi negara sudah menyatakan sikap melawan Isla
mophobia pasca-aksi teror yang terjadi di Selandia Baru. PM Kanada Justin T
rudeau misalnya, menyampaikan bahwa tidak ada tempat atau istilah Islamop
hobia dan kebencian yang bisa diterima.
"Islamophobia dan kebencian tidak diterima di mana pun yang bisa berda
mpak buruk. Saya mengunjungi komunitas Muslim di Nepean Selatan untuk
menunjukkan kepedulian saya terhadap korban yang terbunuh dalam seranga
n teroris di Selandia Baru dan juga mendengarkan suara orang muda bagaima
na mereka bertahan agar selamat dalam komunitas ini," tulisnya melalui akun
Twitter resminya.10
Sehingga upaya kita sebagai masyarakat Muslim di Negara yang Mayorit
as Islam ini adalah masyarakat lebih aktif berinteraksi dengan kelompok berb
eda. Saling menghormati, membantu dan menghargai. Sebagaimana yang di u
ngkapkan Charles Kimball yang telah di paparkan.
10
Annisa Margrit, “Apa dan Mengapa Islamophobia harus dilawan”, Kabar24, 20 Maret 2019,
BERITA ONLINE (https://kabar24.bisnis.com/read/20190320/79/902209/apa-dan-mengapa-islam
ophobia-harus-dilawan)
8
karena kamu, tetapi mengenai pilihan mereka adalah kekasih Allah oleh
karena nenek moyang. “ (Roma,11:28). di antara new testament, matius dan
yohanes dikenal paling “hostile” terhadap judaisme. Yahudi secara kolektif
dianggap bertanggung jawab terhadap penyaliban jesus. “ Dan seluruh rakyat
itu menjawab “ Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-
anak kami.”(matius, 27:25).yahudi juga diidentikan dengan kekuatan
kejahatan: “iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan
keinginan-keinginan bapamu (yohanes,8:44) sikap-sikap anti yahudi yang
dikembangkan tokoh-tokoh gereja kemudian, adalah variasi atau perluasan
dari tuduhan-tuduhan yang tercantum dalam injil. (16)
Persekusi terhadap yahudi di eropa bahkan terus berlanjut sampai abad
ke-20 di gambarkan sebagai kebencian kristen eropa terhadap yahud. Marvin
perry mencatat masalah ini,
9
Dalam buku western civilization a brief history , marvin perry mengutip
seorang tokoh anti-yahudi jerman yang menggambarkan kadar rendahnya
kualitas ras yahudi dan menyamakan mereka sebagai parasit atau kuman
kolera. "Jika seseorang membuat gambaran atas seluruh bangsa yahudi.maka
ia akan memahami bahwa kualitas rasial dari bangsa ini sedemikian bahwa
dalam perjalannya nanti,mereka tidak dapat bersesuaian dengan kualitas rasial
dari masyarakat jerman,dan bahwa setiap yahudi yang sekarang tidak
melakukan satu pun hal yang buruk,mungkin nantinya pada kondisi yang
tepat akan melakukan hal itu,sebab kualitas rasialnya memang mendorongnya
untuk melakukan hal itu .... (Yahudi... Beroperasi seperti parasit....yahudi
adalah kuman kolera.
4. Agama nasrani
Kristus memperingatkan para pengikut-Nya tentang kebencian yang pasti a
kan mereka alami di dunia ini. Sebab “Jikalau mereka telah menganiaya Aku,
mereka juga akan menganiaya kamu. Dalam peringatan-Nya, Yesus menunjuk
kan bahwa kebencian dunia terhadap murid-murid Kristus, dinyatakan dengan
cara menganiaya pengikut-pengikut Kristus, menolak Injil Yesus yang murni; d
an rasa tidak mengasihi atau tidak suka terhadap hamba-hamba Kristus.
Kebencian seperti ini bisa saja datang dari dalam kalangan orang Kristen s
endiri, maupun dari luar Kristen. Pembenci ini disebut oleh Kristus sebagai “du
nia”. Hal ini berarti, mereka adalah anak-anak dunia, -yang walaupun mungkin,
mereka adalah orang Kristen-, namun jiwa dan hati mereka mengabdi kepada d
unia ini, serta tidak mau memikirkan dunia lain, yaitu kekekalan. Ilah dunia ini
menjadi kegemaran mereka dan mereka mengenakan citranya serta tunduk kep
ada kuasanya.
Kristus berbicara mengenai hal ini dengan maksud, supaya para pengikut-
Nya bersiap sedia menghadapinya, sebab Dia sendiri telah terlebih dahulu dibe
nci, maka Ia pun mengetahui bahwa orang-orang yang diberkati Kristus juga ak
an dibenci oleh dunia. Mereka yang menjadi kesayangan dan pewaris Sorga, ti
dak dikasihi oleh dunia ini. Begitulah permusuhan turun-temurun antara keturu
10
nan si Ular tua terhadap keturunan si Wanita. Apa yang membuat Kain membe
nci Habel? yaitu karena pekerjaannya yang benar. Esau membenci Yakub kare
na masalah berkat; Saudara-saudara Yusuf membenci Yusuf karena Ayahnya
mengasihi dia; Saul membenci Daud karena Tuhan menyertai Daud; Ahab me
mbenci Mikha karena nubuatan Mikha selaras dengan Firman Allah; demikian
juga Yesus Kristus dibenci oleh orang-orang Yahudi karena Ia Anak Allah.“M
emang setiap orang yang mau beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderit
a aniaya.” (2 Tim 3:12).11
C. Agama yang dicari dan dicintai
1. Teori keberagamaan
11
Ayub Melkior, “Mengaoa Orang Kristen di benci?”, 20 April 2016 (http://wwwgevari.blogspot.c
om/2016/04/di-saat-orang-kristen-dibenci.html)
11
yaan itu.Pengertian ini adalah pengertian agama dalam arti umum, yaitu un
tuk semua jenis agama.
Keberagamaan berasal dari kata dasar agama yang dalam The Encycl
opedia of Philosophy, “Agama adalah kepercayaan kepada Tuhan yang sel
alu hidup, yakni kepada jiwa dan kehendak Ilahi yang mengatur alam seme
sta dan mempunyai hubungan moral dengan umat manusia”.
12
Kaitannya dengan mahasiswa, religiusitas atau keberagamaan dimanif
estasikan dalam budaya kampus, tidak hanya dipandang dari satu sisi dime
nsi saja, namun meliputi berbagai macam sisi atau dimensi. Keberagamaan
yang dimaksud dalam penulisan ini adalah keberagamaan mahasiswa yang
mencakup seberapa jauh pengetahuan, seberapa kokoh keyakinan, seberap
a pelaksanaan ibadah dan kaidah serta seberapa dalam penghayatan atas ag
ama yang di anut mahasiswa. Dalam konteks agama Islam, maka bagi mah
asiswa muslim, religiusitas dapat diketahui dari seberapa jauh pengetahuan,
keyakinan, pelaksanaan dan penghayatan atas agama Islam dalam kehidup
an sehari-harinya.
b. Dasar-dasar Keberagamaan
َُوا ِملَّةَ إِ ۡب ٰ َر ِهي َ~م َحنِ ٗيف ۖا َو َما َكانَ ِمنَ ۡٱل ُم ۡش ِر ِكين
~ْ ق ٱهَّلل ۗ ُ فَٱتَّبِع َ قُ ۡل
َ ص َد
"Katakanlah: "Benarlah (apa yang difirmankan) Allah". Maka ikutilah
agama Ibrahim yang lurus, dan bukanlah Dia Termasuk orang-orang yang
musyrik". (Q.S. Ali Imran ayat 95).
13
ِ ت ٱهَّلل ِ فَإِ َّن ٱهَّلل َ َس ِري ُع ۡٱل ِح َسا
ب ِ َۡٱل ِع ۡل ُم بَ ۡغ ۢيَا بَ ۡينَهُمۡۗ َو َمن يَ ۡكفُ ۡر ٔبَِ~َٔا ٰي
14
d. Dimensi Keberagamaan
e. Indikator Keberagamaan
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa untuk mengukur perilaku k
eagamaan seseorang adalah jika orang tersebut mampu mengaplikasikan li
ma dimensi keberagamaan dalam perilaku dan kehidupannya. Jadi indikato
r perilaku keagamaan antara lain sebagai berikut:
15
2) Dimensi Ritualistik (Dimensi Praktik Agama) adalah dimensi keberagamaa
n dimana seseorang menunaikan ritual-ritual dalam agamanya. Dalam Isla
m dimensi ini disebut juga dengan ibadah yang diantaranya menyangkut m
elaksanakan sholat, puasa, zakat, membaca Al-Quran, berdoa dan berdzikir
setelah sholat.
16
Berbagai pandangan tentang cinta Tuhan,diantara manusia, dan
untuk hewan dan makhluk lainnya disebut Yudaisme. Diartikan cinta
sebagai nilai sentral dalam teologi dan etika Yahudi
b. Pandangan nasrani
Dalam al-kitab dijelaskan arti cinta sebenarnya telah rusak, biasanya
cinta dianggap sebagai gairah yang menyenangkan, perasaan bahagia
ketika sedang jatuh cinta.cinta seperti ini tidak akan bertahan sampai satu
tahun, kecuali jika benar-benar sejati. jenis-jenis cinta menurut teori ini
adalah sebagai berikut.
a. Agape, cinta yang diwakili oleh Tuhan kepada hamba
b. Phileo, cinta diantara manusia yang didasari oleh interaksi
langsung. Atau biasa disebut dengan kasih persaudaraan.
c. Pandangan Islam
Diartikan sebagai kecondongan hati terhadap sesuatu. Cinta
sebenarnya hanya ditunjukkan kepada Tuhan, yang melebihi dari cinta
kepada sesama makhluk. Jika seseorang telah jatuh cinta, maka ia akan
melakukan apa saja yang diperintahkan dan meninggalkan larangan dari
oleh orang yang dicintainya.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Keberagamaan atau religiusitas dapat diwujudkan dalam berbagai sisi
kehidupan manusia. Aktivitas beragama tidak hanya terjadi ketika seseora
ng melakukan perilaku ritual (beribadah), tetapi juga ketika melakukan akt
ivitas lain yang didorong oleh kekuatan supranatural. Bukan hanya yang b
erkaitan dengan aktivitas yang tampak dan dapat dilihat dengan mata, tetap
i juga aktivitas yang tidak tampak dan terjadi dalam hati seseorang. Karena
itu, keberagamaan seseorang akan meliputi berbagai macam sisi atau dime
17
nsi. Manusia bebas menentukan agama mana yang akan ia pilih sebagai
agama ia benci atau cintai.
18
DAFTAR PUSTAKA
Melkior, A. (2016, April 02). Mengapa Orang Kristen di Benci? Retrieved from
http://wwwgevari.blogspot.com/2016/04/di-saat-orang-kristen-
dibenci.html.
Sulesana. (2012).
19
20