SURAH AN-NAZI‟AT
GURU PEMBIMBING
Erni Indriani s.ag
DISUSUN OLEH :
Kaka Iskandar Putra
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang surah An-Nazi’at.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang surah An-Nazi’at dapat
memberikan manfaat terhadap pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Surah An-Nazi’at................................................................2
B. Ayat dan terjemahan surah An-Nazi’at................................................2
C. Asbabun Nuzul surah An-Nazi’at.........................................................4
D. Isi kandungan surah An-Nazi’at...........................................................5
E. Tafsir dari surah An-Nazi’at.................................................................6
F. Manfaat dan keuntungan dari surah An-Naziat....................................10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian surah An-Nazi’at?
2. Apa sajakah bunyi ayat dan terjemahan surah An-Nazi’at?
3. Apa asbabun nuzul surah an-nazi’at?
4. Apa isi kandungan surah an-nazi’at?
5. Apa tafsir dari surah An-Naziat?
6. Apa saja manfaat dan keuntungan surah an-nazi’at?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian surah An-Nazi’at.
2. Untuk mengetahui bunyi ayat dan terjemahan surah An-Nazi’at.
3. Untuk mengetahui asbabun nuzul surah an-nazi’at
4. Untuk mengetahui isi kandungan surah an-nazi’at.
5. Untuk mengetahui tafsir dari surah An-Nazi’at.
6. Untuk mengetahui manfaat dan keuntungan dari surah an-nazi’at.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Asbabun nuzul dari Surah al-Naziat terdapat pada ayat 10-12. Orang-orang
kafir berkata apakah sesungguhnya kami benar-benar dikembalikan kepada
kehidupan yang semula? Apakah akan dibangkitkan juga apabila kami telah menjadi
tulang belulang yang lumat? Mereka berkata: kalau demikian, itu adalah suatu
pengembalian yang merugikan.
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ketika turun firman Allah: Ainna la
marduduna fil hafiroh sebagai keterangan kepada Rasulullah yang terdengar oleh
kaum kuffar Quraisy, mereka berkata,” kalau kita dihidupkan kembali setelah mati,
tentu kita akan rugi. Maka turun ayat berikutnya sehingga keterangan dari Allah
kepada Rasulnya tentang kaum kuffar Quraisy. “(orang-orang bertanya) kepadamu
Muhammad tentang hari berbangkit.
Ayat 1-5 berisi tentang sumpah Allah yang akan mencabut nyawa orang kafir denga
keras, dan mencabut nyawa orang mukmin dengan lembut. Serta malaikat akan turun
dari langit dengan cepat mendahului orang-orang mukmin menuju surga.3
ُۡ ٔدُ ٔۡ ٌَ ٗف ءاََِّا نَ ًَ ۡشد قُ ُٕۡن ٕۡ ٌَ خاش )اَ ۡتصا ُْسا ٔا٨ (ٌح ) ُقُه ٕۡب ٕۡ َي ِٕٮ ٍز ف ان َّشا ِجف٧( ۡشج َٓاان َّشا ِدَف ُحYَۡ ٕ َو ذ
)٩ (عَح ٌ ِجَف ۡرَثُعYَ() ذَُٙح
(ِحذٌَج ٌ َ شجٔ)ٔ( ك َشٌج ٕٔ() َف ِاََّ ًَا خاع صۡج
ْٗ شج ً َ ا ِخYَقاُن ٕۡا ۡهك ِا ًر ا ۡنحـا ِف َش ِجٔٓ() ءاِ ك عظا
ا ُْ ۡى ٔاYٔ) َف ِا َر َّشج ًيا ا اYَر
)ٔٗ(انغا ِْ َش ِج
Ayat 6-14 menjelaskan tentang hari kiamat yang akan terjad dengan ditiupnya
sangkakala. Pada saat itu orang kafir ketakutan, dan mereka merasa rugi karena telah
membuang-buang waktu selagi berada di dunia.
(ٗ ٰ َ فقُ ۡم ْ ۡم نَّك ط
)٧ٔغ ٕ ّ ِطYَْۡرة اِ ٰٗن ۡشع ٕۡ ٌَ اََِّ ّٗ ا ۡن َٕا ِد ا ۡن ًُقَذ
ط ّٗ ٰذٮك ح ِذ ُّتYَ َْ ۡم اYُع(٘ٔ) اِ ۡر َا ٰدّٮ
ٗ ٰ ٕۡ ۡ يث ي
(ٖۘ س
)ٔ
Y
َ َ
اYُ) فا ٰسّٮ٩ٔ(ش ٰ ۡ Y
َ Y
ُ
ٗ ٕٔ() ث َّى ر خYٕص ٗ ّب ٔعYََف َكز )(ٕٓYٕ ۡ ٰۡل َيحَ ا ۡن ُك ۡث ٰٖش ٌۡ Yَ ْۡ ِذ َيك ٰٗن س ِّتك اِ ٰٗن اYَ) ٔا٨ٔ( َض هٗكYَذ
ٰ ۡ
( ٔۡ ٗنYٌَُّ ٗۡ ر ِنك ٔا ۡل ّٰ ۡ ٰۡل ِخ َش ِج س ُّت ُك ُى ا ۡۡلYُِ َخ َزYَٰٗهٕٗ() َفا َا ش َش َُفا ٰٖدYَ ۡد َت (ٕٖ) َ قف َال اYََش َي ۡغ ٰٗع(ٕ) َفح ا
ٕ) ِا ڪال ا ل ۡع
ا
ٗ ِّن ًٍَ ۡخYَن ِع ۡث َش ًج
(ش
Ayat 15-26 menceritakan tentang Allah Swt yang menghibur Nabi Muhammad Saw
dengan kisah Nabi Musa alaihissalam supaya beliau Saw tidak bersedih dengan
kondisi orang-orang kafir yang tidak mau beriman, bahkan menentang risalahnya.
2
( Qamaruddin Shaleh dkk, Asbabun Nuzul: Latar Belakang Historis Turunnya Ayat-ayat Al-
Qur‟an
3
(Bandung: CV. Diponegoro, 1991), 569-570
M.dream.co.id
Kandungan ayat 34-41 berisi tentang Allah Swt memberikan gambaran bagaimana
keadaan manusia pada saat hari kiamat datang.
ؕ ٰٓٮ َٓاYَ َۡد ي ُۡ ِز ُس ي ُۡرYَِ ََّا ًَ ۤا ا
س ِّتك ٰٗن َۡدYَۡ ٍ ر ۡك ٰش ٮ َٓا ؕ ٖٗ() ۡي َى ا ٰعٮ َٓإٗ() ي ۡش ٌَ ع ٍِ اَ َّيا ۡ غـ
( ي ان غ ا ع ِح ٴــهُ ٕۡ َك
)ٗ
ٗ) ضٙ(ك ى َن َٓا ۡ َثُث ٕۡۤااۡلَّ ۡه َّيح َٓا ٍۡ ي
ٰحٮ عش َ َ ََا
ۡٔ َش
ٕۡۡ و ۡخ ٰش ٮYَٕ ّ ُٓ ۡى ي
( َٓؕا
)ٗ
Terakhir ayat 42-46 berisi bahwa Allah Swt menutup surat ini dengan kisah
perbuatan orang-orang kafir Makkah yang telah mengejek Rasulullah Saw dengan
pertanyaan “ kapan Ya Rasulullah hari kiamat akan terjadi?”
Tafsir Quraish Shihab menyebutkan ayat-ayat pembukaan Surat An Naziat
berisikan sumpah Allah Swt. bahwa hari kebangkitan mungkin, tidak mustahil terjadi.
Ayat-ayat selanjutnya menuturkan kisah Musa alaihi salam bersama Fir’aun dengan
tujuan menghibur hati Nabi Muhammad saw. Sementara itu, menurut tafsir Kemenag,
pada ayat-ayat surat An Naziat, Allah berfirman dalam bentuk sumpah terhadap
beberapa malaikat yang mencabut nyawa manusia dengan keras dan juga kepada para
malaikat yang mencabut nyawa manusia dengan lemah-lembut. Hal ini dalam rangka
menegaskan adanya hari kebangkitan yang diingkari orang-orang kafir.
Oleh karena itu mereka berkata “apakah akan dibangkitkan juga apabila kami
telah menjadi tulang-belulangnya hancur lumat” dan telah usang.
“sesungguhnya pengembalian itu hanyalah dengan satu kali tiupan saja” tidak
lain Hal itu adalah merupakan satu perintah dari Allah yang tidak ada duanya di
dalamnya lalu tiba-tiba manusia bangkit dan menyaksikan
“maka dengan serta merta mereka hidup kembali di permukaan bumi “ Makna
“asahira” permukaan bumi seluruhnya, yang dahulu mereka berada dibawah-Nya
lalu mereka dikeluarkan ke permukaannya.
“ialah Lembah Thuwa” nama untuk suatu Lembah menurut pendapat yang shahih.
Allah ta'ala berfirman kepadanya.
“Pergilah kamu kepada Firaun sesungguhnya dia telah melampaui batas” yaitu
berlaku sombong Congkak dan berbuat aniaya.
Dan firmannya “sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi
orang yang takut kepada tuhannya” yaitu bagi orang yang dapat mengambil
pelajaran dari nya lalu menjauhi nya.
Allah ta'ala berfirman sebagai bantahan kepada orang-orang yang mengingkari hari
kebangkitan dalam hal mengulangi dan mengembalikan ciptaannya setelah di
awalnya memulai penciptaannya “apakah kamu” wahai manusia “yang lebih sulit
penciptaannya ataukah langit bahkan langit?” itulah yang lebih sulit
penciptaannya daripada kalian sesungguhnya “allah telah membangun” nya
ditafsirkan oleh firman allah ta'ala dia meninggalkan bangunannya lalu
menyempurnakan nya yakni menjadikannya sebagai bangunan yang tinggi sangat
jauh jangkauan nya dan sisi sisi yang sama.
“Dan dia menjadi kan malamnya gelap gulita dan menjadikan siangnya terang
benderang” yakni menjadikan malamnya gelap gulita berwarna hitam dan siangnya
bersinar terang benderang.
“Dan bumi sesudah itu di hamparkannya” ayat ini ditafsirkan oleh firman allah
pada ayat berikutnya “ia memancarkan dari padanya mata airnya dan
menumbuhkan tumbuh-tumbuhan nya dan gunung-gunung di panjangkan nya
dengan teguh” yakni allah ta'ala menempatkan dan menetapkan nya serta
menguatkan nya pada tempat-tempat nya.
Allah ta'ala berfirman “maka apabila malapetaka yang sangat besar atau hari
kiamat telah datang” yaitu hari kiamat dinamakan demikian (ath-thamatul
Kubro)malapetaka yang besar karena pada hari itu diluapkan seluruh urusan yang
menakutkan dan mengerikan.
“ pada hari ketika manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya”
maksudnya pada saat itu anak-anak adam teringat seluruh amal perbuatannya yang
baik atau yang buruk .
“dan diperlihatkan neraka dengan jelas kepada setiap orang yang melihat” yaitu
ditampakkannya neraka pada orang-orang yang melihat Maka manusia melihatnya
dengan jelas dengan mata kepala mereka.
“Adapun orang yang melampaui batas “yaitu orang-orang yang durhaka dan
berbuat salah .
Pada hari mereka melihat dan berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan
tidak tunggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari.
Yaitu:Apabila mereka bangkit dari kubur-kubur mereka pergi menuju padang
mahsyar, mereka merasa tinggal di dunia hanya sebentar sekali, seakan-akan hidup di
dunia ketika (di padang mahsyar tersebut) hanya seperti di waktu sore atau hanya
seperti di waktu pagi.4
Kedua, pembacanya tidak akan mati, tidak akan masuk surga kecuali dalam
keadaan segar (tidak kehausan).Abi Abdullah berkata, “Barangsiapa yang membaca
Surat-An-Nazi'at, maka ia tidak akan mati kecuali dalam keadaan segar (tidak haus),
Allah tidak akan membangkitkannya kecuali dalam keadaan segar (tidak haus), dan
Allah tidak memasukkannya ke dalam surga kecuali dalam keadaan segar (tidak
kehausan).” (Tsawabul A’mal: 150)
4
Tafsir guz’amma ringkasan dar kitab tafsir ibn kasir hal 16-19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
( Qamaruddin Shaleh dkk, Asbabun Nuzul: Latar Belakang Historis Turunnya Ayat-
ayat Al-Qur‟an (Bandung: CV. Diponegoro, 1991), 569-570
M.dream.co.id