Anda di halaman 1dari 12

Rangkuman Materi PPKN SMP Kelas 9 Semester 1

Bab 1 (Dinamika Perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan


Hidup Bangsa)

● Pada periode Awal Kemerdekaan (1945-1959) penerapan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
menghadapi berbagai masalah. Ada upaya-upaya untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara dan
penyimpangan terhadap nilai-nilai Pancasila yaitu :

1. Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun pada tanggal 18 September 1948 yang dipimpin oleh
Muso. Tujuannya mendirikan Negara Soviet Indonesia yang berideologi komunis atau mengganti Pancasila dengan
paham komunis, namun dapat digagalkan.

PENTING!!!!!

Pemberontakan PKI tahun 1965 terjadi pada 30 September atau dini hari
tanggal 1 Oktober 1965. Peristiwa tersebut selanjutnya dikenal dengan sebagai
Pemberontakan G 30 S/PKI. Pemberontakan tersebut dapat digagalkan. Untuk
mengenang peristiwa tersebut tanggal 1 Oktober diperingati hari KESAKTIAN
PANCASILA. Dalam peringatan hari Kesaktian Pancasila, tindakan penting yang
perlu dilakukan generasi pada masa kini adalah mengamalkan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

2. Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) dipimpin Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo, ditandai
dengan didirikannya Negara Islam Indonesia (NII) oleh Kartosuwiryo pada tanggal 7 Agustus 1949. Bertujuan
mengganti Pancasila sebagai dasar negara dengan syari’at Islam. Namun, gerakannya bertentangan dengan ajaran
Islam sebenarnya. Kartosuwiryo bersama para pengikutnya bisa ditangkap pada 4 Juni 1962.

3. Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS), dipimpin oleh Christian Robert Steven Soumokil, bertujuan
membentuk negara sendiri, yang didirikan tanggal 25 April 1950. Pulau-pulau terbesarnya adalah Seram, Ambon,
dan Buru. RMS di Ambon dikalahkan oleh militer Indonesia pada bulan November 1950.

4. Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) atau Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta) dipimpin oleh
Sjarifuddin Prawiranegara dan Ventje Sumual (1957-1958) di Sumatra dan Sulawesi. Gerakan ini merupakan bentuk
koreksi untuk pemerintahan pusat pada waktu itu yang dipimpin oleh
Presiden Soekarno.

5. APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) : melakukan pemberontakan pada tanggal 23 Januari 1950, dengan
melakukan serangan dan menduduki kota Bandung, serta menguasai markas Staf Divisi Siliwangi. Westerling
merencanakan untuk menyerang Jakarta, tetapi usahanya dapat digagalkan.

6. Perubahan bentuk negara dari Republik Indonesia Serikat menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia,
sedangkan konstitusi yang berlaku adalah Undang-Undang Dasar Sementara 1950. Dalam perjalanannya berhasil
melaksanakan pemilu pertama di Indonesia pada tahun 1955 yang selama itu dianggap paling demokratis.

● Pada Masa Orde Lama (1959-1966) penyimpangan terhadap Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945, yaitu :

a. Presiden Soekarno ditetapkan sebagai Presiden seumur hidup berdasarkan TAP MPRS No. XX/1963, yang
menyebabkan kekuasaan presiden semakin besar dan tidak terbatas

b. Penetapan Presiden No. 3/1960 tanggal 5 Maret 1960 yang membubarkan DPR hasil Pemilu 1955

c. Presiden membentuk MPRS yang anggotanya terdiri atas anggota DPR-GR, utusan daerah, dan utusan golongan
yang semuanya diangkat serta diberhentikan oleh presiden

● Penyimpangan terhadap Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945 Masa Orde Baru :

Lembaga Kepresidenan merupakan pengontrol utama lembaga negara seperti DPR, MPR, DPA, BPK, MA, LSM,
Partai Politik, dsb. Kebebasan berpolitik dibatasi, kebebasan pers dan kebebasan berpendapat dibatasi, dsb.

● Masa Reformasi (1998 – sekarang) : dihadapkan pada kehidupan masyarakat yang serba bebas. Kebebasan
masyarakat Indonesia meliputi kebebasan berbicara, berorganisasi, berekspresi, dan sebagainya. Kebebasan tersebut,
di satu sisi dapat memacu kreativitas masyarakat, tapi di sisi lain juga bisa mendatangkan dampak negatif yang
merugikan bangsa Indonesia sendiri.
● Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ideologi adalah kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas
pendapat yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup, cara berpikir seseorang atau golongan.

● Sebagai ideologi negara, Pancasila merupakan gagasan-gagasan atau ide-ide yang dijadikan sebagai pedoman atau
arah dalam mencapai cita-cita bangsa.Setiap bangsa memiliki ideologi yang berbeda sesuai dengan nilai-nilai yang
ada dalam kehidupan bangsa.

● Ciri khas ideologi terbuka adalah nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar, melainkan digali dan
diambil dari kekayaan rohani, moral, dan budaya masyarakat itu sendiri.

● Keterbukaan ideologi Pancasila harus selalu memperhatikan:

a. Stabilitas nasional yang dinamis

b. Larangan untuk memasukan pemikiran-pemikiran yang mengandung nilai-nilai ideologi marxisme, leninisme dan
komunisme.

c. Mencegah berkembangnya paham liberal

d. Larangan terhadap pandangan ekstrim yang menggelisahkan kehidupan masyarakat

e. Penciptaan norma yang harus melalui kesepakatan

● Keterbukaan ideologi Pancasila mengandung nilai (DaInsPra) :

1. Dasar, bersifat universal sehingga di dalamnya terkandung citacita, tujuan, serta nilai-nilai yang baik dan benar.
Nilai dasar ini bersifat tetap dan melekat pada kelangsungan hidup negara

2. Instrumental, penjabaran nilai-nilai dasar ideologi Pancasila berupa peraturan perundangan dan lembaga
pelaksanaannya. Misalnya; UUD, ketetapan MPR, UU, serta peraturan perundangundangan lainnya. Dapat
disesuaikan dengan perkembangan zaman dan aspirasi masyarakat berdasarkan nilai-nilai Pancasila

3. Praksis, realisasi dari nilai-nilai instrumental berupa suatu pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

● Pancasila sebagai ideologi terbuka secara struktural memiliki 3 dimensi (IdNoRe), yaitu :

a. Dimensi Idealisme, nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila yang bersifat sistematis, rasional, dan
menyeluruh itu, pada hakikatnya bersumber pada filsafat Pancasila

b. Dimensi Normatif, Pancasila terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang


Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang merupakan tertib hukum tertinggi dalam Negara Republik
Indonesia serta merupakan staatfundamentalnorm (pokok kaidah negara yang fundamental)

c. Dimensi Realitas, ideologi harus mampu mencerminkan realitas kehidupan yang berkembang dalam masyarakat.
Pancasila harus mampu dijabarkan dalam kehidupan masyarakatnya secara nyata, baik dalam kehidupansehari-hari
maupun dalam penyelenggaraan negara

● Perwujudan Nilai-Nilai Pancasila dalam Bidang Politik dan Hukum : meliputi persoalan lembaga negara, hak
asasi manusia, demokrasi, dan hukum. Pembangunan negara Indonesia sebagai negara modern, yaitu membangun
sistem pemerintahan yang sesuai dengan perkembangan zaman, namun tetap sesuai dengan sistem pemerintahan
yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila.

● Perwujudan Nilai-Nilai Pancasila dalam Bidang Ekonomi (UUD pasal 33) :

a. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan

b. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak, dikuasai oleh negara

c. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat

d. Perekonomian nasional, diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi
berkeadilan, berkelanjutan, berwawawasan lingkungan, kemandirian, serta menjaga keseimbangan kemajuan dan
kesatuan ekonomi nasional

● Perwujudan Nilai-nilai Pancasila dalam Bidang Sosial Budaya : Nilai-nilai sosial dalam masyarakat yang sesuai
dengan Pancasila yaitu kekeluargaan, musyawarah, gotong royong, terus dipelihara dan diwariskan kepada generasi
muda. Nilai-nilai sosial dari luar, seperti semangat bekerja keras, kedisiplinan, dan sikap ilmiah, dapat diterima
sesuai nilai-nilai Pancasila.

● Berikut contoh budaya yang diterima oleh masyarakat berupa teknologi :


Penggunaan teknologi modern dalam mengolah lahan sawah.

● Perwujudan Nilai-nilai Pancasila dalam Bidang Pertahanan dan Keamanan :

Bentuk partisipasi rakyat dalam pembelaan negara sudah ada dalam masyarakat, seperti kegiatan ronda malam atau
sistem keamanan lingkungan (Siskamling). terdapat lembaga masyarakat atau adat yang bertugas menjaga keamanan
masyarakat, seperti Pecalang di Bali.
Catatan:

CONTOH SIKAP PERILAKU SESUAI DENGAN NILAI-NILAI PANCASILA BACA Modul hal 11-16

Bab 2 (Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun


1945)
MAKNA KATA “ ….merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur…”:

 Negara yang “merdeka”, berarti negara yang terbebas dari penjajahan bangsa lain. “Bersatu” berarti
menghendaki bangsa Indonesia bersatu dalam negara kesatuan, bukan bentuk negara lain. Bukan bangsa yang
terpisah-pisah secara geografis maupun sosial.
 “Berdaulat”, bermakna sebagai negara, Indonesia sederajat dengan negara lain, bebas menentukan arah dan
kebijakan bangsa, tanpa campur tangan negara lain. “Adil”, bermakna bahwa negara Indonesia menegakkan
keadilan bagi warga negaranya.
 “Makmur” berarti menghendaki negara mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan bagi warga negaranya.
Kemakmuran tidak saja secara materil, tetapi juga mencakup kemakmuran secara spiritual, atau kebahagiaan
batiniah

ARTI PENTING PEMBUKAAN UUD 1945:

1. Pembukaan UUD 1945 sebagai pernyataan kemerdekaan yang terperinci yang mengandung cita-cita luhur
dari Proklamasi 17 Agustus 1945 dan memuat Pancasila sebagai dasar filsafat negara.
2. Pembukaan UUD 1945 merupakan cita-cita hukum yang menguasai hukum dasar negara baik hukum
tertulis maupun tidak tertulis
3. Pembukaan UUD 1945 merupakan sumber hukum tertinggi
4. Pembukaan UUD 1945 memuat dasar falsafah negara yaitu Pancasila dan UUD 1945 yang merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat di pisahkan.

KEDUDUKAN PEMBUKAAN UUD 1945:


1. Pembukaan UUD 145 memiliki kedudukan yang lebih tinggi dan terpisah dengan Batang tubuh UUD
1945
2. Pembukaan merupakan pokok kaidah negara yang fundamental.

Bab 3 (Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia)

1. Pengertian Kedaulatan
Kedaulatan berasal dari bahasa Arab,yaitu daulah, yang berarti kekuasaan .Dalam bahasa Inggris disebut dengan
souverginty, yang berarti tertinggi.Dapat disimpulkan bahwa kedaulatan adalah suatu keadaan yang menyangkut
kekuasaan tertinggi. Kedaulatan berkaitan dengan kekuasaan negara sehingga didefinisikan sebagai kekuasaan
tertinggi dalam suatu negara.
2. Macam – Macam Kedaulatan
 Kedaulatan ke dalam (intern) adalah kekuasaan tertinggi suatu negara untuk mengatur segala hal yang ada
di dalam negara (rakyat,wilayah, dan pemerintahan).
 Kedaulatan ke luar (ekstern) adalah kekuasaan negara untuk mengadakan hubungan dan kerja sama dengan
negara lain demi kepentingan bangsa dan negara.
3. Sifat Kedaulatan
Mempunyai 4 sifat dasar (PATT):
1. Permanen, kedaulatan akan tetap ada selama suatu negara masih berdiri
2. Asli, kedaulatan itu murni tidak berasal dari kekuasaan yang lebih tinggi
3. Tunggal/Bulat, kedaulatan merupakan satu-satunya kekuasaan tertinggi dalam suatu negara dan tidak dapat
dibagi bagi
4. Tidak terbatas, kedaulatan sebagai kekuasaan tertinggi tidak ada yang membatasi
4. Teori tentang Kedaulatan Negara
1. Kedaulatan Tuhan
Kekuasaan tertinggi suatu negara berasal dari Tuhan. Penguasa negara merupakan wakil Tuhan di dunia
yang berhak mengatur negara. Tokoh: Thomas Aquino, Agustinus, F.J.Sthal
2. Kedaulatan Raja
Kekuasaan tertinggi milik raja dan keturuannya. Segala ucapan raja dan perbuatan raja menjadi hukum
negara. Tokoh: Machiavelli
3. Kedaulatan Negara
Kedaulatan berasal dari negara itu sendiri. Segala hukum berasal dari negara. Tokoh: Hegel, George
Jelliuch, Paul Laband
4. Kedaulatan Rakyat
Kekuasaan tertinggi berasal dari rakyat. Rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi melimpahkan
kewenangan kepada wakil rakyat yang dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum. Tokoh: J.J.Rousseau,
John Locke, Montesquie
5. Kedaulatan Hukum
Kekuasaan tertinggi negara berasal dari hukum. Hukum mengatur segalanya. Tokoh: Hugo Krabbe,
Imannuel Kant, Leon Duguit
5. Macam-macam Kekuasaan dalam Negara
Menurut Montesquieu kehidupan negara dapat teratur dengan baik, sebaiknya kekuasaan dibagi tiga (LEY), yaitu
a. kekuasaan Legislatif, kekuasaan untuk membuat undang-undang
b. kekuasaan Eksekutif, kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang,
c. kekuasaan Yudikatif. kekuasaan untuk mengawasi pelaksanaan undang-undang oleh badan-badan peradilan
Ajarannya dikenal dengan Trias Politika.

Menurut John Locke, kekuasaan di bagi menjadi 3 (LEF), yaitu;


a. Kekuasaan Legislatif, kekuasaan untuk membuat atau membentuk undang-undang
b. Kekuasaan Eksekutif, kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang, termasuk kekuasaan untuk
mengadili setiap pelanggaran undang-undang.
c. Kekuasaan Federatif, kekuasaan untuk melaksanakan hubungan luar negeri.

Bentuk dan Prinsip Kedaulatan Negara Republik Indonesia


Prinsip-prinsip kedaulatan negara RepubliK Indonesia adalah sebagai berikut:
 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik.
 Keaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD.
 Negara Indonesia adalah negara hukum.
 Presiden tidak dapat membubarkan DPR.
 Menteri diangkat dan diberhentika oleh presiden.
 MPR hanya dapat memberhentikan presiden atau wakil presiden menurut UUD.
Kedaulatan Indonesia menurut UUD 1945.
a. Kedaulatan Rakyat :
Alinea Pembukaan UD 1954 dan Pasal 1 ayat (2) UUD 1945.

b. Kedaulatan Hukum :
 Pasal 1 Ayat (3) UUD 1945 dan Pasal 27 Ayat (1) UUD 1945.

Syarat terselenggaranya pemerintah yang demokratis di bawah Rule of Law yaitu :

a. Perlindungan konstitusional
b. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak
c. Pemilihan umum yang bebas
d. Kebebasan menyatakan pendapat
e. Kebebasan berserikat/berorganisasi dan beroposisi
f. Pendidikan kewarganegaraan

Negara Republik Indonesia, menganut kedaulatan rakyat yang berdasarkan Pancasila.


Kedaulatan tersebut dikenal dengan DEMOKRASI PANCASILA yang memiliki makna
demokrasi yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila sebagai satu kesatuan. Asas atau prinsip utama
demokrasi Pancasila, yaitu pengambilan keputusan melalui musyawarah mufakat.
Musyawarah mufakat harus berpangkal tolak pada :

a. Musyawarah mufakat bersumberkan inti kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
b. Pengambilan keputusan harus berdasarkan kehendak rakyat melalui hikmat kebijaksanaan
c. Cara mengemukakan hikmat kebijaksanaan harus berdasarkan akal sehat dan hati nurani luhur serta
mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa serta kepentingan rakyat
d. Keputusan yang diambil, harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan serta menjunjung
tinggi nilai kemanusiaan dan keadilan
e. Keputusan harus dilaksanakan secara jujur dan bertanggung jawab
Perbedaan antara Demokrasi Pancasila, Demokrasi Liberal dan Demokrasi Sosialis : (Lihat Buku Modul hal 44 atau
Buku Paket hal 63)

Pelaksanaan demokrasi di Indonesia ada 2 cara:


 Demokrasi Langsung, contoh: Pemilihan Pres dan WaPres, pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah, pemilihan wakil rakyat (anggota DPR, DPRD,DPD) melalui Pemilu

 Demokrasi Tidak Langsung, contoh: adanya lembaga perwakilan rakyat (DPR, DPD dan DPR-D) yang
bertugas menyampaikan aspirasi dan amanat rakyat dalam pemerintahan.

Pemilihan umum anggota DPR, DPD, dan DPRD diselenggarakan secara demokratis dengan asas-asas (LUBER
JURDIL) :
a. Langsung, rakyat sebagai pemilih berhak memberikan suaranya secara langsung sesuai dengan kehendak hati
nuraninya tanpa perantara
b. Umum, semua warga negara yang telah memenuhi syarat sesuai peraturan perundang-undangan berhak
mengikuti pemilu. Hak ini diberikan tanpa melihat jenis kelamin, suku, agama, ras, pekerjaan, dan sebagainya
c. Bebas, semua warga negara yang telah memiliki hak dalam pemilu, memiliki kebebasan untuk menentukan
pilihannya tanpa tekanan dan paksaan dari siapa pun
d. Rahasia, para pemilih yang melaksanakan haknya dijamin pilihannya tidak akan diketahui oleh siapa pun dengan
jalan apa pun
e. Jujur Asas Jujur mengandung arti bahwa, penyelenggara pemilu, aparat pemerintah, peserta pemilu, pengawas
pemilu, pemantau pemilu, pemilih, serta semua pihak yang terkait harus bersikap dan bertindak jujur sesuai
dengan peraturan perundang-undangan
f. Adil, menjamin bahwa setiap pemilih dan peserta pemilu, mendapatkan perlakuan yang sama, bebas dari
kecurangan pihak manapun

Melaksanakan Prinsip-prinsip Kedaulatan sesuai dengan UUD 1945

Dalam perkembangannya demokrasi di Indonesia mengalami beberapa fase pelaksanaan demokrasi.:


Pertama, Demokrasi Parlementer 1945 – 1959
Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959 :
1. Pembubaran badan konstituante
2. Memberlakukan kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUD Sementera 1950
3. Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS)
4. Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS)

Kedua, Demokrasi Terpimpin 1959 – 1966 (orde lama)


Isi dari tiga tuntutan rakyat (Tritura) :
a. Bubarkan PKI
b. Bersihkan kabinet dari unsur PKI
c. Turunkan harga dan perbaiki ekonomi

Ketiga, Demokrasi Pancasila 1966 – 1998 (orde baru)


Demokrasi berlandaskan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memiliki keunggulan :

a. Mengutamakan pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat dalam semangat kekeluargaan


b. Mengutamakan keselarasan dan keseimbangan antara hak dan kewajiban, antara kepentingan pribadi dan
kepentingan umum
c. Lebih mengutamakan kepentingan dan keselamatan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan

Keempat, Demokrasi Pancasila masa Reformasi 1998 – sekarang


Bergulirnya reformasi yang diiringi dengan perubahan dalam segala bidang kehidupan, menandakan tahap awal bagi
transisi demokrasi di Indonesia. Sukses atau gagalnya suatu transisi demokrasi, sangat bergantung kepada:

a. Komposisi elite politik, Dalam demokrasi modern dengan bentuk demokrasi perwakilan rakyat,
mendelegasikan kedaulatan dan kekuasaannya kepada para elite politik
b. Desain institusi politik, Para elite politik mendesain institusi pemerintahan dan memiliki pengaruh besar
dalam menentukan apakah demokrasi baru menjadi stabil, efektif, dan terkonsolidasi
c. Kultur politik atau perubahan sikap terhadap politik di kalangan elite dan nonelite
d. Peran civil society (masyarakat madani) untuk menciptakan kultur toleransi yang mengajarkan
keterampilan dan nilai-nilai demokrasi, sikap kompromi, serta menghargai pandangan yang

Sikap Positif terhadap Kedaulatan Rakyat

1. Sikap Positif Terhadap Kedaulatan Rakyat, antara lain:


a) Mengenal partai-partai politik
b) Menghargai hasil pemilu
c) Menghormati keberadaan lembaga-lembaga negara

2. Sikap Positif Terhadap Sistem Pemerintahan Indonesia, antara lain;


a) Menghormati keberadaan lembaga kepresidenan
b) Mematuhi aturan-aturan yang dibuat oleh pemerintah
c) Mengawasi jalannya pemerintahan, dengan memberi saran dan kritik
Di Indonesia ada 3 sistem pemerintahan, yaitu sistem parlementer, semi parlementer dan presidensial
 Ciri-ciri sistem Parlementer:
1. Adanya pemisahan yang jelas antara kepala pemerintahan dan kepala negara
2. Kepala pemerintahan adalah perdana menteri dan kepala negara adalah presiden/raja/sultan/kaisar
3. Kepala pemerintahan dipilih oleh parlemen/ DPR
 Ciri-ciri sistem Presidensial:
1. Presiden berkedudukan sebagai kepala pemerintahan sekaligus kepala Negara
2. Kekuasaan eksekutif presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat melalui pemilu.
3. Presiden memiliki hak perogratif (hak istimewa) untuk mengangkat dan memberhentikan mentri-mentri
4. Mentri hanya bertanggung jawab kepada presiden
5. Presiden tidak bertanggungjawab atas kekuasaan legislatif.
 Ciri-ciri sistem Semi Parlementer:
 Menteri diangkat oleh Presiden
 Perdana menteri diintervensi oleh presiden
 Kabinet dibentuk oleh presiden
 Mentri secara perorangan dan keseluruhan bertanggng jawab kepada parlemen
 Presiden berkedudukan sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan

N ASPEK BENTUK PEMERINTAHAN


O PARLEMENTER PRESIDENSIAL SEMI-PRESIDENSIAL
1. Bentuk Negara Monarki/Republik Republik Republik
2. Kepala Negara Raja/Ratu/Presiden Presiden Presiden
3. Kepala Pemerintahan Perdana Menteri Presiden Presiden dan Perdana
Menteri berbagi tugas
(Presiden urusan luar
negeri, Perdana Mentri
urusan dalam negeri)
4. Sistem Pemilu Perdana Mentri Presiden dipilih Presiden dipilih langsung
dipilih oleh langsung oleh oleh rakyat melalui Pemilu
Parlemen rakyat melalui sedangkan Perdana Mentri
Pemilu dipilih oleh Parlemen
5. Masa Jabatan Kepala Tidak ditentukan Diatur oleh waktu Masa jabatan Presiden
Pemerintahan sesuai dalam aturan diatur oleh waktu diatur
konstitusi. dalam konstitusi,
sedangkan Perdana
Menteri tidak ditentukan.
6. Posisi Eksekutif Dipegang oleh Dipegang oleh Ada kecenderungan
parpol dengan suara parpol dengan suara dipegang oleh parpol yang
mayoritas yang mayoritas yang menang melalui pemilu
diperoleh dari diperoleh dari terkadang dipegang oleh
pemilu. pemilu dan dapat di Perdana Mentri.
isi dari parpol lain.

Istilah-istilah:
Demokrasi: sistem pemerintah dari oleh dan untuk rakyat
Monarki : bentuk pemrintahan kerajaan
Tirani : pemerintahan yang sewenang-wenang
Aristokrasi : kekuasaan dipegang oleh orang memiliki peran utama, misal: cedekiawan
Tambahan:
Lembaga Eksekutif:
1. Presiden
2. Wakil Presiden
3. Gubernur
4. Bupati
5. Walikota

Pasal 14
Catatan:
 Grasi : pengampuan berupa perubahan, peringanan, terhadap pelaksanaan pidana
 Amnesti: pengampunan/penghapusan hukuman yang diberikan kepala negara
 Abolisi: penghapusan proses hukum seseorang yang sedang berjalan
 Rehabilitasi: tindakan pemenuhan hak seseorang untuk pemulihan haknya.
Catatan:
Fungsi DPR:
 Fungsi legislasi: menetapkan UU
 Fungsi anggaran: menyusun dan menetapkan APBN
 Fungsi pengawasan: mengawasi jalannya Pemerintahan oleh Presiden
Hak-Hak DPR:
 Hak interpelasi: hak untuk meminta Keterangan
 Hak angket: hak untuk penyelidikan tentang kebijakan
 Hak mengeluarkan pendapat: hak menyampaikan usul/pendapat tentang kebijakan
PENTING!!!
Pelaksana kedaulatan di negara Indonesia adalah rakyat dan lembaga-lembaga negara yang
berfungsi menjalankan tugas-tugas kenegaraan sebagai representasi kedaulatan rakyat dan
pemegang kekuasaan pemerintahan. Lembaga-lembaga negara itu adalah, MPR, Presiden, DPR,
DPD, BPK, MA, KY,dan MK.
Hubungan Antar Lembaga Negara Silahkan Baca Buku Modul Hal 53 atau buku Paket hal 87-89

“Selamat Belajar, Semoga Sukses”

Anda mungkin juga menyukai