Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

DINAS PENDIDIKAN
UPTD SATUAN PENDIDIKAN

SMP NEGERI 2 JEMBER


Jalan PB. Sudirman 26 Jember. 68118, Telp. 0331- 484878,
Fax. 0331-426884, website : www.smpn2jember.sch.id, E-mail : info@smpn2jember.sch.id

PPKn Kelas IX Bab I


DINAMIKA PERWUJUDAN PANCASILA
SEBAGAI DASAR NEGARA DAN PANDANGAN HIDUP BANGSA
Oleh : Bu Ismu

A. Penerapan Pancasila dari Masa ke Masa

1. Masa Awal kemerdekaan (1945 – 1959)

a. Periode 1945 – 1950


Pada periode ini ada upaya untuk mengganti ideologi Pancasila diantaranya :
1) Pemberontakan PKI di Madiun tanggal 18 September 1948 dipimpin oleh Muso.
Tujuannya adalah mendirikan Negara Soviet di Indonesia yang berideologi
komunis.
Pemberontakan ini dapat digagalkan.
30 September 1948 Madiun berhasil diduduki oleh TNI dan Polri.
31 Oktober 1948 Muso tewas saat berupaya melarikan diri dari tahanan.
2) Pemberontakan DI/TII yang dipimpin oleh Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo.
Pemberontakan ini ditandai dengan didirikannya Negara Islam Indonesia tanggal 7
Agustus 1949. Tujuannya untuk menggantikan Pancasila sebagai dasar negara
dengan syariat Islam. Pemberontakan ini dapat digagalkan. Kartosuwiryo
bersama pengikutnya berhasil ditangkap tanggal 4 Juni 1962.
Tanggal 27 Desember 1949 bersamaan dengan pengakuan kedaulatan Indonesia oleh
belanda, maka bentuk NKRI berubah menjadi RIS. Dan berlaku KRIS 1949 sebagai
UUD-nya.
Kesimpulan : pada periode ini Ideologi Pancasila diarahkan pada Ideologi Komunis.

b. Periode 1950 – 1959


Pada periode ini ada beberapa peristiwa penting :
1) Pemberontakan RMS dipimpin oleh Christian Robert Steven Soumokil.
Tujuannya mendirikan negara sendiri (gerakan separatisme).
RMS didirikan 25 April 1950.
Berhasil dikalahkan militer Indonesia pada bulan November 1950
2) Pemberontakan PRRI/Permesta dipimpin oleh Sjarifuddin Prawiranegara dan
Ventje Sumual di Sumatra dan Sulawesi tahun 1957 – 1958
3) Pemberontakan APRA oleh Kapten KNIL Raymond Westerling tanggal 15 Januari
1949. Westerling memandang dirinya sebagai sang ‘Ratu Adil’ yang diramalkan
akan membebaskan rakyat Indonesia dari tirani. APRA melakukan kudeta tanggal
23 Januari 1950. Kudeta ini mengalami kegagalan sehingga Westerling terpaksa
melarikan diri ke Singapura
4) Perubahan bentuk negara dari RIS kembali ke NKRI dan berlaku UUDS 1950.
Untuk menggantikan UUDS 1950 maka dibentuk Badan Konstituante melalui
Pemilu 1955 tahap 2 tanggal 15 Desember 1955. Ternyata sampai tahun 1959
Badan Konstituante tidak dapat menghasilkan, maka Presiden dengan dukungan
rakyat mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang isinya :
PPKn Kelas IX Bab I
Ismu Spada Jember – 20 Juli 2020 1
a) Membubarkan Badan Konstituante
b) Menyatakan tidak berlaku UUDS 1950 dan kembali ke UUD 1945
c) Pembentukan MPRS dan DPAS.
Pada periode ini walaupun dasar negara adalah Pancasila, tetapi demokrasi yang
diberlakukan adalah Demokrasi Liberal/Parlementer sejak dikeluarkannya Maklumat
Pemerintah tanggal 14 November 1945, dimana Presiden sebagai Kepala Negara dan
Perdana Menteri selaku Kepala Pemerintahan yang membentuk Kabinet. Nama Kabinet
pada saat ini identik dengan nama Perdana Menterinya.
Kesimpulan : pada periode ini Ideologi Pancaila diarahkan pada Ideologi Liberal.

2. Masa Orde Lama (1959 – 1966)


Periode ini dikenal sebagai periode Demokrasi Terpimpin, dimana seluruh keputusan dan
pemikiran dalam pemerintahan negara berpusat pada pemimpin negara yaitu Soekarno.
Demokrasi Terpimpin dicetuskan Soekarno untuk mengatasi situasi negara yang sering
terjadi pergantian kabinet.
Pada periode ini terjadi beberapa penyimpangan terhadap UUD 1945 antara lain :
a) Presiden Soekarno ditetapkan sebagai Presiden seumur hidup (Tap MPRS XX/1963)
b) Presiden membubarkan DPR hasil pemilu 1955 (Penpres 3/1960)
c) Presiden membentuk MPRS yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden
Juga terjadi Pemberontakaan PKI tanggal 30 September 1965 dipimpin oleh DN Aidit.
Tujuannya menjadikan negara Indonesia sebagai negara komunis dan mengganti ideologi
Pancasila dengan paham komunis. Pemberontakan ini berhasil digagalkan oleh TNI dengan
pimpinan Soeharto.
Kesimpulan : pada periode ini Ideologi Pancasila diarahkan pada Ideologi Komunis.

3. Masa Orde Baru (1966 - 1998)


Orde Baru dengan konsep Demokrasi Pancasila.
Visi Orde Baru adalah melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Soeharto sebagai tokoh Orde Baru dipandang rakyat sebagai seseorang yang mampu
mengeluarkan bangsa Indonesia dari keterpurukan pasca G.30.S/PKI.
Pembangunan Nasional dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan melalui Repelita,
dan programnya dituangkan dalam GBHN.
Pada masa ini Presiden merupakan pengontrol utama lembaga negara yang lain, baik
suprastruktur maupun infrastruktur. Kebebasan politik dibatasi dengan 3 Partai saja yaitu
PPP, Golkar dan PDI. Kebebasan pers dan berpendapat dibatasi. Pelanggaran HAM meluas.
Pemerintahan diktator / otoriter.
Kesimpulan : pada periode ini ideologi Pancasila dijadikan alat politik bagi penguasa.

4. Masa Reformasi (1998 – Sekarang)


Pada masa ini yang dikenal dengan masa globalisasi, kehidupan masyarakat diwarnai oleh
kehdupan yang serba bebas. Juga munculnya pergaulan bebas, pola komunikasi yang tidak
beretika, peredaran narkoba dan minuman keras, aksi anarkisme, dan vandalisme. Rasa
persatuan dan kesatuan menurun, adanya konflik tawuran pelajar, dan tindakan kekerasan.
Kita sebagai warga negara Indonesia harus mempunyai filter berupa Pancasila agar tidak
terbawa arus.
Kesimpulan : pada periode ini tantangan dalam melaksanakan Pancasila secara murni dan
konsekuen adalah Globalisasi.

B. Dinamika Nilai-nilai Pancasila sesuai dengan Perkembangan Zaman

1. Hakikat Ideologi Terbuka


Ideologi Pancasila merupakan ideologi terbuka, maksudnya senantiasa mendorong
terjadinya perkembangan pemikiran baru tanpa harus kehilangan jati dirinya.

PPKn Kelas IX Bab I


Ismu Spada Jember – 20 Juli 2020 2
Ciri Ideologi Terbuka antara lain :
a. Nilai-nilainya diambil dari budaya masyarakat itu sendiri
b. Dibuat berdasarkan musyawarah
c. Untuk kepentingan masyarakat
d. Terbuka terhadap pemikiran baru
e. Mengikuti perkembangan zaman
f. Tidak langsung operasional
g. Bersifat dinamis

2. Kedudukan Pancasila sebagai Ideologi Terbuka


Ideologi Terbuka bersifat aktual, dinamis, inspiratif dan senantiasa mampu menyesuaikan
diri dengan perkembangan zaman.

Keterbukaan Ideologi Pancasila harus selalu memperhatikan :


a. Stabilitas Nasional yang dinamis.
b. Larangan terhadap ideologi marxisme, leninisme, komunisme.
c. Mencegah berkembangnya paham liberal.
d. Larangan terhadap pandangan ekstrim.
e. Penciptaan norma harus melalui kesepakatan (konsensus)

Keterbukaan Ideologi Pancasila mengandung 3 nilai :


a. Nilai Dasar.
Nilai ini bersifat universal, yaitu kelima sila dari Pancasila.
b. Nilai Instrumental
Ini sebagai penjabaran dari nilai dasar, berupa peraturan perundangan dan lembaga
pelaksanaannya. Misalnya UUD, Tap MPR, UU, Perppu, PP, dsb.
c. Nilai Praksis
Ini merupakan realisasi darinilai dasar, berupa pengalaman nyata dalam kehidupan
sehari-hari.

Pancasila sebagai Ideologi Terbuka memiliki 3 dimensi :


a. Dimensi Idealisme
Memberikan motivasi untuk berupaya mencapai kehidupan yang dicita-citakan. Yaitu
manusia yang ber-Ketuhanan, memparhatikan nilai-nilai kemanusiaan, mengutamakan
persatuan bangsa, ada masalah dimusyawarahkan, semuanya demi keadilan bersama.
b. Dimensi Normatif
Nilai tersebut dijabarkan dalam sistem norma berupa langkah-langkah yang bersifat
operasional berupa hukum yang jelas. Misalnya UUD, UU, Perppu, Keppres, dsb.
c. Dimenasi Realitas
Nilai ini mampu mencerminkan realitas kehidupan yang berkembang dalam masyarakat.
Diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

C. Perwujudan Nilai-nilai Pancasila dalam berbagai Kehiudupan

1. Perwujudan Nilai-nilai Pancasila dalam Bidang Politik dan Hukum

Perkembangan dalam bidang ini meliputi :


a. Lembaga Negara
Lembaga Negara dikembangkan sesuai dengan kemajuan dan kebutuhan masyarakat
dan negara. Pengembangan dapat dilakukan berdasarkan pada lembaga yang sudah ada,
menciptakan l;embaga baru, atau mencontoh lembaga negara dari negara lan.

PPKn Kelas IX Bab I


Ismu Spada Jember – 20 Juli 2020 3
Perbedaan Lembaga Negara di Indonesia sebelum dan sesudah amandemen UUD 1945
No Sebelum Amandemen UUD 1945 Sesudah Amandemen UUD 1945

1 Ada Lembaga Tertinggi dan Lembaga Semua Lembaga Tinggi


Tinggi
2 Ada 6 : MPR, DPR, Pres/Wapres, BPK, Ada 8 : MPR, DPR, DPD, Pres/Wapres,
MA, DPA BPK, MA, MK, KY
3 MPR terdiri atas : DPR, Utusan MPR terdiri atas DPR dan DPD
Daerah, Utusan Golongan
4 MPR merupakan satu-satunya Semua lembaga negara adalah
pelaksana kedaulatan rakyat pelaksana kedaulatan rakyat
5 Pres/Wapres dipilih sendiri-sendiri Pres/Wapres dipilih dalam 1 paket
6 Pres/Wapres dipilih oleh MPR Pres/Wapres dipilih oleh rakyat
7 Ada DPA DPA dihapus
8 Tidak ada DPD, MK, KY Ada DPD, MK, KY

b. Hak Asasi Manusia


Tentang hak asasi manusia diatur dalam UU No. 39 Tahun 1999.
Hak asasi manusia dulu diatur secara tidak langsung dalam UUD 1945 pasal 27 – 34.
Setelah amandemen diatur tersendiri secara langsung dalam UUD NRI Tahun 1945
Bab XA pasal 28A – 28J.
Di Indonesia, hak asasi manusia diakui seimbang dengan kewajiban asasi manusia.

c. Demokrasi
Menurut sistem demokrasi di Indonesia, apabila ada masalah yang menyangkut
kepentingan bersama maka diselesaikan dengan cara musyawarah mufakat. Apabila
tidak dapat dincapai mufakat maka ditempuh voting (pengambilan suara terbanyak).
Pesta demokrasi di Indonesia adalah Pemilu.

Semenjak amandemen UUD 1945, Pemilu di Indonesia ada 4 macam :


No Nama Pemilu Penyelenggara
1 Pemilu Legislatif KPU RI
2 Pemilu Eksekutif (Pres/Wapres) KPU RI
3 Pemilu Kepala Daerah Tingkat I KPU Provinsi
4 Pemilu Kepala Daerah Tingkat II KPU Kabupaten
Di Indonesia, Pemilu pertama diselenggarakan tahun 1955 pada masa Orde Lama.
Pada masa Orde Baru diselenggarakan tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, 1997.
Pada masa Reformasi diselenggarakan tahun 1999, 2004, 2009, 2014, 2019.

d. Hukum
Negara Indonesia adalah Negara Hukum. Ini diatur dalam pasal 1 ayat 3 UUD NRI
Tahun 1945. Selain itu juga diatur dalam pasal 27 ayat 1 UUD NRI Tahun 1945
“Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan, dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”.

2. Perwujudan Nilai-nilai Pancasila dalam Bidang Ekonomi


Ini diatur dalam pasal 33 UUD NRI Tahun 1945 tentang perekonomian.
Bentuk Badan Usaha ada 3 yaitu BUMN, BUMS dan Koperasi.
Bentuk badan usaha yang paling sesuai dengan pasal 33 UUD NRI Tahun 1945 adalah
Koperasi. Menurut Drs. Mohammad Hatta, Koperasi merupakan soko guru perekonomian
rakyat. Sebenarnya jumlah koperasi di Indonesia ada 186.000. Tetapi sampai saat ini yang
70% tinggal nama, ini merupakan dampak dari liberalisasi ekonomi. Sehingga kemudian di
Indonesia berkembang bank, supermarket, mall, bursa saham, perusahaan, dsb.
PPKn Kelas IX Bab I
Ismu Spada Jember – 20 Juli 2020 4
3. Perwujudan Nilai-nilai Pancasila dalam Bidang Sosial Budaya
Melalui Globalisasi didapatkan Modernisasi. Modernisasi tidak berarti westernisasi.
Proses modernisasi perlu terus dikembangkan menuju ke arah kemajuan, dengan tanpa
meninggalkan jati diri kepribadian asli bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Nilai-nilai sosial
asli bangsa Indonesia yang harus dipertahankan antara lain religius, kekeluargaan,
musyawarah, gotong royong, ramah tamah, toleransi, tenggang rasa, tepo seliro. Nilai
sosial dari luar yang dapat diterima karena tidak bertentangan dengan Pancasila misalnya
kerja keras, disiplin, sikap ilmiah, membuang sampah pada tempatnya, menghargai
pendapat orang lain.

4. Perwujudan Nilai-nilai Pancasila dalam Bidang Pertahanan dan Keamanan


Tentang bela negara diatur dalam UUD NRI Tahun 1945 :
Pasal 27 ayat 3 : Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara
Pasal 30 ayat 1 : Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara
Berdasarkan UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Keamanan Negara RI, sistem
pertahanan yang dipakai di Indonesia adalah SISHANKAMRATA (Sistem Pertahanan dan
Keamanan Rakyat Semesta)
Bentuk bela negara yang bisa dilakukan di masyarakat misalnya adalah siskamling.
Di Bali ada Polisi Adat namanya Pecalang yang bertugas menjaga keamanan masyarakat
tanpa digaji.

PPKn Kelas IX Bab I


Ismu Spada Jember – 20 Juli 2020 5

Anda mungkin juga menyukai