Anda di halaman 1dari 7

A.

Penerapan Pancasila dari Masa ke Masa

1. Masa 1945-1950

Penerapan Pancasila pada awal kemerdekaan menghadapi berbagai masalah, karena ada upaya untuk
mengganti Pancasila. Selain itu juga terjadi penyimpangan terhadap nilai-nilai Pancasila.

Berbagai ancaman yang terjadi pada awal kemerdekaan antara lain:

a. Pemberontakan Partai komunis Indonesia (PKI) di Madiun pada tanggal 18 Maret 1948, dipimpin oleh
Muso. Latar belakang: keinginan menggantikan Pancasila dengan ideologi komunis. Akhir perlawanan :
Musso ditembak mati pada 31 Oktober 1948.

b. Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII), diawali dengan berdirinya Negara Islam
Indonesia (NII) dipimpin oleh Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo. Negara Islam Indonesia (NII) berdiri pada
tanggal 7 Agustus 1949, tujuannya mengganti Pancasila dengan syariat Islam. Akhir perlawanan : segera
ditumpas oleh tentara yang didukung rakyat Indonesia.

c. Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) dipimpin oleh Christian Robert Steven Soumokil.
Republik Maluku Selatan (RMS) didirikan pada tanggal 25 April 1950. Akhir perlawanan : pemerintah
mengajak merundingkan secara damai, namun ditolak. Akhirnya, pemerintah mengirim ekspedisi militer
ke Maluku dan pemberontakan dapat dipadamkan.

2. Masa 1950-1959

d. DI/TII di Kalimantan Selatan (Ibnu Hajar) pada April 1950, Sulawesi Selatan (Kahar Muzakkar) Agustus
1953 dan Aceh (Daud Beureueh) September 1953. Akhir perlawanan : perundingan secara damai (Aceh)
dan jalur militer (Ibnu Hajar dan Daud Beureueh)

e. Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) atau Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta)
dipimpin oleh Syafrudin Prawiranegara. Latar belakang: ketidakpuasan atas pembagian APBN antar
daerah (pembangunan lebih difokus ke Jawa, padahal sumber pendapatan terbesar berasal dari
Sumatera, Kalimantan). Akhir perlawanan : operasi militer di berbagai daerah.

f. Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) dipimpin oleh Kapten Raymond Westerling pada tanggal 15 Januari
1949. Latar belakang: Raymond Westerling ingin mengembalikan kekuasaan Belanda, dengan
memanfaatkan kepercayaan rakyat tentang ramalan Jayabaya bahwa Indonesia akan dipimpin oleh
seorang ratu adil yang akan membebaskan Indonesia. Akhir perlawanan : dibentuknya APRIS yang
berhasil melumpuhkan APRA, Raymond Westerling melarikan diri ke luar negeri.

3. Masa 1959-1966
Pancasila pada masa Orde lama (1959-1966) terdapat berberapa penyimpangan terhadap Pancasila dan
UUD 1945, antara lain:

1. Presiden Sukarno ditetapkan sebagai presiden seumur hidup dengan Tap MPR No. XX/1963.

2. Presiden membubarkan DPR hasil Pemilu pertama tahun 1955.

3. Presiden membentuk MPR beranggotakan DPR-GR, tidak dipilih oleh rakyat tetapi diangkat langsung
oleh presiden.

4. Pelaksanaan politik konfrontasi terhadap Malaysia

5. Adanya Nasakom (nasionalis, agama, dan komunisme) yang tidak cocok dengan NKRI

Pada masa ini, terjadi peristiwa pemberontakan PKI atau G30S/PKI pada tanggal 30 September 1965. PKI
berusaha merebut kekuasaan disertai dengan pembunuhan 6 perwira tinggi dan seorang ajudan Jendral
A. H. Nasution. Berikut namanya:

a. Jendral Ahmad Yani

b. Letjen M.T Haryono

c. Letjen Soeprapto

d. Letjen S. Parman

e. Mayjen D. I. Panjaitan

f. Mayjen Soetojo Siswomihardjo

g. Letnan Satu Pierre A. Tendean

Pemberontakan itu berakhir pada 1 Oktober, sehingga pada tanggal 1 Oktober diperingati sebagai hari
kesaktian Pancasila.

4. Masa 1966-1998

Pada masa orde baru Pancasila dan UUD 1945 dilaksanakan secara murni dan konsekuen. Hal ini
berakibat terhadap perubahan sistem pemerintahan dari demokrasi terpimpin menjadi demokrasi
Pancasila.

Pada 12 Januari 1966, terjadi demonstrasi mahasiswa dan rakyat yang dikenal sebagai Tiga Tuntutan Hati
Nurani Rakyat (Tritura). Adapun isi Tritura adalah.
a. Bubarkan PKI beserta ormas-ormasnya

b. Bubarkan kabinet Dwikora dari unsur-unsur PKI

c. Turunkan harga kebutuhan pokok

Situasi tidak menentu ini membuat Presiden Soekarno mengeluarkan Supersemar pada 11 Maret 1966.
Yang isinya meminta Letjen Soeharto untuk mengendalikan keamanan dan ketertiban negara.

Terdapat kebijakan tidak sesuai dengan Pancasila, antara lain;

a. Kebebasan pers dianggap terbatas, karena terdapat sejumlah pencabutan surat izin penerbitan
terhadap sejumlah media massa, seperti majalah Tempo dan tabloid Detik.

b. Pemerintah cenderung sentralistik

c. Demokrasi cenderung dikekang (antara lain hanya ada 3 partai politik yang boleh ikut pemilu sejak
977-1997)

d. Diduga terdapat KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) yang menjadi kemunduran ekonomi Indonesia

5. Masa 1998-Sekarang

Penegakkan Pancasila mengalami kemajuan:

a. Pemilu 1999 diikuti 48 partai politik. (Sebelumnya hanya 3 parpol)

b. Penyempurnaan UUD 1945 pasal 7, dari "... dan dapat dipilih kembali" menjadi "... dan dapat dipilih
kembali pada jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan".

c. Pada pemilu 2004, untuk pertama kalinya Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dilakukan secara
umum dan langsung.

B. Dinamika Nilai-Nilai Pancasila sesuai dengan Perkembangan Zaman

Diterimanya Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa membawa konsekuensi bahwa
nilai Pancasila menjadi landasan pokok dalam penyelenggaraan Negara.

Nilai-nilai dasar Pancasila dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, hal ini disebabkan
karena Pancasila merupakan ideologiterbuka.
Ciri-ciri ideologi terbuka adalah nilai dan cita-citanya tidak dipksakan dari luar, melainkan digali dari
kekayaan rohani, moral dan budaya sendiri.

Pancasila sebagai ideologi terbuka mampu berinteaksi secara dinamais. Nilai Pancasila tidak berubah,
namun pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan nyata yang dihadapi setiap waktu.

C. Perwujudan Nilai-Nilai Pancasila dalam Berbagai Kehidupan

Sila-sila dalam Pancasila merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Masing-masing sila tidak
dapat dipahami secara terpisah dengan sila yang lain.

Tata urutan Pancasila memiliki makna saling dijiwai dan menjiwai oleh sila sebelum dan sesudahnya.
Olek karena itu tata urutan Pancasila tidak dapat diubah karena akan menghilangkan makna Pancasila
sebagai satu kesatuan.

B. Nilai nilai Pancasila Sesuai dengan Perkembangan Zaman

1. Hakikat ideologi terbuka

Ciri khas ideologi terbuka adalah nilai nilai dan cita citanya tidak dipaksakan dari luar, melainkan digali
dan diambil dari kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat itu sendiri.

Perbedaan ideologi terbuka dan tertutup

2. Kedudukan Pancasila sebagai Ideologi Terbuka

Keterbukaan ideologi Pancasila mengandung nilai nilai sebagai berikut :

a. Nilai Dasar, yaitu hakikat kelima sila Pancasila.

b. Nilai instrumental, yaitu penjabaran lebih lanjut dari nilai nilai dasar ideologi Pancasila.
c. Nilai praktis, yaitu merupakan realisasi nilai nilai instrumental dalam suatu pengamalan nyata dalam
kehidupan sehari hari dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Pancasila sebagai ideologi terbuka secara struktural memiliki tiga deimensi :

a. Dimensi idealisme

Dimensi ini menekankan bahwa nilai nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila yang bersifat
sistematis, rasional dan menyeluruh itu pada hakikatnya bersumber pada filsafat Pancasila, karena setiap
ideologi bersumber pada suatu nilai nilai filosofis atau sistem filsafat.

b. Dimensi normatif

Dimensi ini mengandung pengertian bahwa nilai nilai yang terkandung dalam Pancasila perlu dijabarkan
dalam suatu sistem norma, sebagaimana terkandung dalam norma norma keagamaan.

c. Dimensi realitas

Dimensi ini mengandung makna bahwa suatu ideologi harus mampu mencerminkan realitas kehidupan
yang berkembang dalam masyarakat.

Berdasarkan dimensi yang dimiliki oleh Pancasila sebagai ideologi terbuka, maka ideologi Pancasila
memiliki ciri ciri antara lain :

a. Tidak bersifat utopis, yaitu hanya merupakan sistem ide ide belaka yang jauh dari kehidupan sehari
hari secara nyata

b. Bukan merupakan suatu doktrin belaka yang bersifat tertutup, melainkan suatu norma yang bersifat
idealis, nyata dan reformatif yang mampu melakukan perubahan

c. Bukan merupakan suatu ideologi yang pragmatis, yang hanya menekankan pada segi praktis praktis
belaka tanpa adanya spek idealisme

C. Perwujudan Nilai nilai Pancasila dalam Berbagai Kehidupan

1. Perwujudan Nilai nilai Pancasila di bidang Politik

Perkembangan bidang politik antara lain meliputi persoalan lembaga negara, hak asasi manusia,
demokrasi dan hukum.

Kita memiliki lembaga negara MPR, DPR, DPD, Presiden, MA, MK, KY dan BPK.
Bangsa Indonesia menghargai hak asasi manusia sesuai dengan nilai nilai Pancasila. Bukan hak asasi
manusia yang mengutamakan kebebasan individu atau mengutamakan kewajiban tanpa menghargai hak
individu. Namun, hak asasi manusia yang menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

Demokrasi yang kita kembangkan adalah demokrasi Pancasila. Suatu demokrasi yang tumbuh dari tradisi
nilai nilai budaya bangsa. Demokrasi yang mengutamakan musyawarah mufakat dan kekeluargaan. Salah
satu contohnya adalah pemilihan umum.

Pembangunan bidang hukum diarahkan pada terciptanya sistem hukum nasional yang berdasarkan
Pancasila. Hukum nasional yang bersumber pada nilai nilai Pancasila sebagai sumber dari segala sumber
hukum.

2. Perwujudan nilai nilai Pancasila di bidang Ekonomi

Landasan operasional sistem ekonomi yang berdasarkan nilai nilai Pancasila ditegaskan dalam UUD NRI
1945 Pasal 33, yang menegaskan beberapa hal berikut :

Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan

Cabang cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai
oleh negara

Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
untuk sebesar besar kemakmuran rakyat

Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,
efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian serta menjaga keseimbangan
kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional

3. Perwujudan Nilai nilai Pancasila di bidang Sosial Budaya

Tujuan pembangunan nasional adalah terwujudnya masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
Masyarakat di sekitar kita selalu mengalami perubahan sosial budaya. Agar perubahan tersebut tetap
terarah pada terwujudnya masyarakat berdasarkan Pancasila, sistem nilai sosial dan budaya dalam
masyarakat dikembangkan sesuai dengan nilai nilai Pancasila.

4. Perwujudan Nilai nilai Pancasila di bidang Pertahanan dan Keamanan

Pembangunan bidang pertahanan dan keamanan secara tegas dinyatakan dalam UUD NRI 1945 Pasal 27
Ayat 3 yang menegaskan bahwa pembelaan negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara.
Demikian juga Pasal 30 menegaskan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara. Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta. Dengan demikian, kedua pasal ini menegaskan perlunya
partisipasi seluruh rakyat dalam pembelaan negara.

Anda mungkin juga menyukai