Anda di halaman 1dari 6

Kamis, 11 Februari 2016

Ringkasan Materi PPKN Kelas 9 Semester 1 (Bab 1)

Bab 1 : Dinamika Perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa

A. Penerapan Pancasila dari Masa ke Masa

1. Masa Orde Lama

a. Periode 1945-1950

Implementasi Pancasila bukan saja menjadi masalah, tetapi lebih dari itu ada upaya-upaya
untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara dengan faham komunis oleh PKI melalui
pemberontakan di Madiun tahun 1948 dan oleh DI/TII yang akan mendirikan negara dengan
dasar islam. Pada periode ini, nilai persatuan dan kesatuan masih tinggi ketika menghadapi
Belanda yang masih ingin mempertahankan penjajahannya di Indonesia.

Namun setelah penjajah dapat diusir, persatuan mulai mendapat tantangan. Dalam kehidupan
politik, sila keempat yang mengutamakan musyawarah dan mufakat tidak dapat
dilaksanakan.Dimana presiden hanya berfungsi sebagai kepala negara, sedang kepala
pemerintahan dipegang oleh Perdana Menteri. Sistem ini menyebabkan tidak adanya stabilitas
pemerintahan. Kesimpulannya walaupun konstitusi yang digunakan adalah Pancasila dan UUD
1945, namun dalam praktek kenegaraan pencasila dan UUD 1945 tidak dapat diwujudkan.

b. Periode 1950-1959

Walaupun dasar negara tetap Pancasila, tetapi rumusan sila keempat bukan berjiwakan
musyawarah mufakat, melainkan suara terbanyak (voting). Sistem pemerintahannya yang
liberal sehingga lebih menekankan hak-hak individual. Pada periode ini persatuan dan kesatuan
mendapat tantangan yang berat dengan munculnya pemberontakan RMS, PRRI, dan Permesta
yang ingin melepaskan diri dari NKRI. Dalam bidang politik, demokrasi berjalan lebih baik
dengan terlaksananya pemilu 1955 yang dianggap paling demokratis.

Tetapi anggota Konstituante hasil pemilu tidak dapat menyusun UUD seperti yang diharapkan.
Hal ini menimbulkan krisis politik, ekonomi, dan keamanan, yang menyebabkan pemerintah
mengeluarkan Dekrit Presiden 1959 untuk membubarkan Konstituante, UUD 1950 tidak berlaku,
dan kembali kepada UUD 1945. Kesimpulan yang ditarik dari penerapan Pancasila selama
periode ini adalah Pancasila diarahkan sebagai ideology liberal yang ternyata tidak menjamin
stabilitas pemerintahan.

Sidang Konstituante

c. Periode 1959-1966

Pada masa ini berlaku demokrasi terpimpin. Setelah menetapakan berlakunya kembali UUD
1945, Presiden Soekarno meletakkan dasar kepemimpinannya. Yang dinamakan demokrasi
terpimpin.

Adapun yang dimaksud dengan demokrasi terpimpin oleh Soekarno adalah demokrasi khas
Indonesia yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

Demokrasi terpimpin dalam prakteknya tidak sesuai dengan makna yang terkandung
didalamnya dan bahkan terkenal menyimpang. Dimana demokrasi dipimpin untuk kepentingan-
kepentingan tertentu.

2. Masa Orde Baru

Masa Orde baru muncul dengan tekad untuk melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara
murni dan konsekuen. Semangat tersebut muncul berdasarkan pengalaman sejarah dari
pemerintahan sebelumnya yang telah menyimpang dari Pancasila serta UUD 1945 demi
kepentingan kekuasaan. Akan tetapi, yang terjadi sebenarnya adalah tidak jauh berbeda
dengan apa yang terjadi pada masa orde lama.Pada masa ini terjadi banyak penyimpangan
seperti penyelenggaraan pemilu yang tidak jujur dan tidak adil serta kurangnya jaminan
kebebasan mengemukakan pendapat.

3. Masa Reformasi

Penerapan pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa terus menghadapi
barbagai tantangan. Penerapan pancasila tidak lagi pada pemberontakan-pemberontakan
tetapi lebih konsen kepada kehidupan masyarakat.
Tantangan dalam penerapan pancasila di era reformasi adalah menurunnya rasa persatuan dan
kesatuan di antara sesama warga bangsa saat ini . Ditandai dengan adanya
konflik,tawuran,tindakan kekerasan .

Tawuran antar pelajar

B. Nilai nilai Pancasila Sesuai dengan Perkembangan Zaman

1. Hakikat ideologi terbuka

Ciri khas ideologi terbuka adalah nilai nilai dan cita citanya tidak dipaksakan dari luar, melainkan
digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat itu sendiri.

Perbedaan ideologi terbuka dan tertutup

2. Kedudukan Pancasila sebagai Ideologi Terbuka

Keterbukaan ideologi Pancasila mengandung nilai nilai sebagai berikut :

a. Nilai Dasar, yaitu hakikat kelima sila Pancasila.

b. Nilai instrumental, yaitu penjabaran lebih lanjut dari nilai nilai dasar ideologi Pancasila.

c. Nilai praktis, yaitu merupakan realisasi nilai nilai instrumental dalam suatu pengamalan nyata
dalam kehidupan sehari hari dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Pancasila sebagai ideologi terbuka secara struktural memiliki tiga deimensi :

a. Dimensi idealisme
Dimensi ini menekankan bahwa nilai nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila yang bersifat
sistematis, rasional dan menyeluruh itu pada hakikatnya bersumber pada filsafat Pancasila,
karena setiap ideologi bersumber pada suatu nilai nilai filosofis atau sistem filsafat.

b. Dimensi normatif

Dimensi ini mengandung pengertian bahwa nilai nilai yang terkandung dalam Pancasila perlu
dijabarkan dalam suatu sistem norma, sebagaimana terkandung dalam norma norma
keagamaan.

c. Dimensi realitas

Dimensi ini mengandung makna bahwa suatu ideologi harus mampu mencerminkan realitas
kehidupan yang berkembang dalam masyarakat.

Berdasarkan dimensi yang dimiliki oleh Pancasila sebagai ideologi terbuka, maka ideologi
Pancasila memiliki ciri ciri antara lain :

a. Tidak bersifat utopis, yaitu hanya merupakan sistem ide ide belaka yang jauh dari kehidupan
sehari hari secara nyata

b. Bukan merupakan suatu doktrin belaka yang bersifat tertutup, melainkan suatu norma yang
bersifat idealis, nyata dan reformatif yang mampu melakukan perubahan

c. Bukan merupakan suatu ideologi yang pragmatis, yang hanya menekankan pada segi praktis
praktis belaka tanpa adanya spek idealisme

C. Perwujudan Nilai nilai Pancasila dalam Berbagai Kehidupan

1. Perwujudan Nilai nilai Pancasila di bidang Politik

Perkembangan bidang politik antara lain meliputi persoalan lembaga negara, hak asasi manusia,
demokrasi dan hukum.

Kita memiliki lembaga negara MPR, DPR, DPD, Presiden, MA, MK, KY dan BPK.

Bangsa Indonesia menghargai hak asasi manusia sesuai dengan nilai nilai Pancasila. Bukan hak
asasi manusia yang mengutamakan kebebasan individu atau mengutamakan kewajiban tanpa
menghargai hak individu. Namun, hak asasi manusia yang menjaga keseimbangan antara hak
dan kewajiban.
Demokrasi yang kita kembangkan adalah demokrasi Pancasila. Suatu demokrasi yang tumbuh
dari tradisi nilai nilai budaya bangsa. Demokrasi yang mengutamakan musyawarah mufakat dan
kekeluargaan. Salah satu contohnya adalah pemilihan umum.

Pembangunan bidang hukum diarahkan pada terciptanya sistem hukum nasional yang
berdasarkan Pancasila. Hukum nasional yang bersumber pada nilai nilai Pancasila sebagai
sumber dari segala sumber hukum.

Pemilihan umum

2. Perwujudan nilai nilai Pancasila di bidang Ekonomi

Landasan operasional sistem ekonomi yang berdasarkan nilai nilai Pancasila ditegaskan dalam
UUD NRI 1945 Pasal 33, yang menegaskan beberapa hal berikut :

Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan

Cabang cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh negara

Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar besar kemakmuran rakyat

Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip


kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian serta
menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional

3. Perwujudan Nilai nilai Pancasila di bidang Sosial Budaya

Tujuan pembangunan nasional adalah terwujudnya masyarakat adil dan makmur berdasarkan
Pancasila. Masyarakat di sekitar kita selalu mengalami perubahan sosial budaya. Agar
perubahan tersebut tetap terarah pada terwujudnya masyarakat berdasarkan Pancasila, sistem
nilai sosial dan budaya dalam masyarakat dikembangkan sesuai dengan nilai nilai Pancasila.

Teknologi sebagai salah satu budaya yang dapat diterima masyarakat

4. Perwujudan Nilai nilai Pancasila di bidang Pertahanan dan Keamanan

Pembangunan bidang pertahanan dan keamanan secara tegas dinyatakan dalam UUD NRI 1945
Pasal 27 Ayat 3 yang menegaskan bahwa pembelaan negara merupakan hak dan kewajiban
setiap warga negara. Demikian juga Pasal 30 menegaskan bahwa setiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Usaha pertahanan dan
keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta.
Dengan demikian, kedua pasal ini menegaskan perlunya partisipasi seluruh rakyat dalam
pembelaan negara.

Anda mungkin juga menyukai