1. Visi ideal, yaitu cita-cita luhur bangsa Indonesia yang tertuang dalam
pasal-pasal UUD 1945 pada alenia kedua dan alenia keempat
2. Visi antara yaitu visi nasional Indonesia yang berlaku sampai dengan
tahun 2020.
3. Visi lima tahun, khususnya dalam arti orientasi politik Negara (GBHN).
Pada tahun 1945 hingga tahun 1950, nilai solidaritas bangsa Indonesia
masih sangat tinggi ketika menghadapi Belanda yang masih ingin
mempertahankan wilayah jajahannya di Indonesia. Namun setelah diusir oleh
penjajah, bangsa Indonesia mulai menghadapi tantangan dari dalam. Dalam
kehidupan politik, sila keempat adalah musyawarah, tidak mungkin terjadi
mufakat karena demokrasi yang diterapkan adalah demokrasi parlementer.
Presiden hanya berfungsi sebagai Kepala Negara, sedangkan Kepala
Pemerintahan dijabat oleh Perdana Menteri. Sistem ini tidak membawa
stabilitas apa pun bagi pemerintah.
Meskipun dasar negara yang digunakan adalah Pancasila dan UUD 1945,
namun dalam praktiknya sistem tersebut tidak mungkin dilakukan. Persatuan
Bangsa Indonesia mulai mendapat tantangan dengan munculnya upaya
penggantian Pancasila sebagai dasar negara komunis PKI melalui
pemberontakan Madiun tahun 1948. memiliki DI/TII yang ingin mendirikan
negara berdasarkan ajaran Islam.
Pada tahun 1950 hingga 1955, penganut Pancasila yang berorientasi pada
ideologi liberal ternyata tidak dapat menjamin stabilitas pemerintahan.
Kalaupun dasar negara tetap Pancasila, rumusan sila keempat tidak berdasarkan
musyawarah mufakat melainkan berdasarkan suara terbanyak. Sistem
pemerintahan Liberal menekankan hak-hak individu. Pada masa ini persatuan
dan kesatuan bangsa mendapat tantangan berat dengan munculnya
pemberontakan-pemberontakan yang dipimpin oleh RMS, PRRI dan Permesta
yang ingin memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Antara tahun 1956 dan 1965, kita berbicara tentang demokrasi terpimpin.
Namun demokrasi tidak terletak pada kekuasaan rakyat yang didikte oleh nilai-
nilai Pancasila, kepemimpinan terletak pada kekuasaan pribadi Presiden
Soekarno melalui “keputusan presiden”. Oleh karena itu, terjadi berbagai
penyimpangan penafsiran Pancasila dalam konstitusi. Akibatnya, Presiden
Soekarno menjadi presiden yang otoriter, mengangkat dirinya sendiri sebagai
presiden seumur hidup. Lebih lanjut, munculnya politik konfrontatif
disebabkan oleh perpaduan antara nasionalisme, agama, dan komunisme yang
terbukti tidak sesuai dengan konsep negara Indonesia. Jelas terlihat bahwa saat
itu telah terjadi degradasi moral pada masyarakat yang tidak lagi hidup
berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan berusaha menggantikan Pancasila dengan
ideologi lain.
Hal ini terbukti ketika pada akhir tahun 1950-an, Pancasila tidak lagi
menjadi titik temu semua ideologi seperti yang dicita-citakan oleh Bung Karno.
Pancasila telah digunakan sebagai senjata ideologis untuk menetralisir tuntutan
umat Islam agar negara mengakui Islam. Bahkan, pada tahun 1953, Presiden
Soekarno secara terbuka menyatakan keprihatinannya mengenai dampak negatif
terhadap persatuan bangsa jika kelompok Islam di Indonesia terus mendorong
terbentuknya negara Islam. .
3. Ketiga, sebutkan segala sesuatu yang berkaitan dengan tugas dan tanggung
jawabnya sebagaimana disebutkan di atas.
Salah satu model yang dianggap dapat menjelaskan realitas politik Orde
Baru adalah kediktatoran birokrasi yang menyimpang dari nilai-nilai luhur
Pancasila. Dalam pola makan seperti ini, keputusan dibuat dengan cara yang
sederhana, tepat, langsung dan efektif serta tidak memungkinkan terjadinya
permainan yang berkepanjangan. , seperti ketergantungan pada sistem
internasional dan kerusuhan politik dalam negeri. Rezim ini didukung oleh
kelompok yang paling mampu mendukung proses pembangunan yang efisien,
yaitu militer, teknokrat sipil, dan pemilik modal.
Rezim Orde Baru dipimpin oleh Presiden Soeharto. Pada masa Orde Baru,
pemerintah ingin menerapkan Pancasila dan UUD 1945 secara jelas dan runtut
sebagai kritik terhadap Orde Lama yang melenceng dari Pancasila, melalui
program P4 (Pedoman Pemahaman dan Pengamalan Pancasila).
Puncaknya adalah ketika krisis ekonomi dan moneter pada tahun 1997
menyebabkan perekonomian Indonesia terpuruk sehingga menimbulkan
gerakan massa untuk menggulingkan rezim Orde Baru di bawah kepemimpinan
Presiden Soeharto.
3. Adanya penindasan ideologi yang membuat para pemikir kreatif dan kritis
takut berekspresi.
1. Adanya kesenjangan.
3. Gerakan reformasi akan kembali pada landasan dan sistem negara demokrasi.
4. Reformasi dilakukan ke arah perubahan kondisi dan kondisi yang lebih baik.
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menjamin persatuan dan kesatuan bangsa.
Hakikat reformasi adalah melestarikan segala hal positif masa lalu bangsa
dan negara, mengatasi kekurangan-kekurangannya, sekaligus melancarkan
rintisan reformasi untuk menjawab tantangan masa depan. Mewujudkan
kehidupan berbangsa dan bernegara memerlukan penentuan apa yang perlu
dipertahankan dan apa yang perlu ditingkatkan.
Pada awal reformasi, struktur politik DPR dan MPR masih belum
berubah, seperti pada pemilu 1997 yang masih didominasi oleh Golkar dan
ABRI. Namun akibat reformasi yang mengiringi pergantian Presiden, para
mantan anggota MPR dan DPR berubah perilaku dan mengikuti tuntutan
reformasi, antara lain transparansi, demokratisasi, peningkatan perlindungan
hak asasi manusia, penghapusan zona ramah lingkungan, dan penghapusan zona
ramah lingkungan. reformasi sistem politik dan konstitusi, termasuk
amandemen UUD 1945. .
Setelah tahun 2002, presiden tidak lagi bertanggung jawab kepada MPR
seperti sebelumnya. Presiden hanya dapat diberhentikan oleh MPR jika
melanggar hukum dan bukan karena alasan politik.
Pancasila pada hakikatnya adalah sumber nilai, landasan moral dan etika
negara dan aparatur negara, digunakan sebagai instrumen legitimasi politik.
Segala tindakan dan kebijakan yang mengatasnamakan Pancasila, nyatanya
tindakan dan kebijakan tersebut sangat bertentangan dengan Pancasila. Puncak
dari keadaan ini ditandai dengan runtuhnya perekonomian nasional yang disusul
dengan munculnya gerakan sosial yang dipimpin oleh mahasiswa, intelektual
dan masyarakat sebagai gerakan politik dan keagamaan.Jerman menuntut
reformasi di segala bidang, terutama di bidang ekonomi. hukum. politik,
ekonomi dan pembangunan.
Awal mula gerakan reformasi nasional Indonesia ditandai dengan
mundurnya Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998, yang kemudian
digantikan oleh Wakil Presiden B.J. Habibie.
Pancasila Reformasi tidak jauh berbeda dengan Pancasila Orde Lama dan
Orde Baru, artinya masih terdapat tantangan yang harus diatasi. Tantangannya
adalah korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang masih terjadi hingga saat ini.
Pada saat itu, korupsi memang mewabah. Pejabat yang berperilaku koruptif
sudah tidak malu lagi. Bahkan, mereka merasa bangga, terlihat dari pejabat
yang keluar dari gedung KPK sambil melambaikan tangan dan tersenyum bak
entertainer pendatang baru.