Anda di halaman 1dari 4

MAKNA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

Alasan Imperatif Pancasila Sebagai Ideologi Negara


Menurut Widisuseno (2014), ideologi umumnya bersumber pada aliran filsafat.
Ideologi merupakan operasionalisasi sistem filsafat suatu bangsa. Begitu pula Ideologi
pancasila, juga merupakan operasionalisasi filsafat bangsa Indonesia. Pancasila
berkedudukan sebagai ideologi negara ibarat dua sisi dari satu mata uang yang sama, masing-
masing menduduki sendiri, tetapi keduanya dalam kesatuan fungsi dalam praktik
ketatanegaraan. Ideologi juga sebagai kerangka idealitas, dasar negara sebagai kerangka
yuridis dalam terselenggaranya sistem ketatanegaraan demi kelangsungan kehidupan bangsa
dan negara. Pancasila berisikan tentang bukti evidensi kebenaran, azas-azas keberadaan, dan
norma-norma imperatifnya yang dapat dijadikan arah pencapaian tujuan. Bangsa Indonesia
merupakan salah satu dari berbagai bangsa di dunia yang mempunyai sejarah serta prinsip
atau ideologi dalam kehidupan yang berbeda dengan bangsa-bangsa lainnya. Pancasila dipilih
sebagai ideologi bangsa Indonesia karena nilai-nilainya berasal dari kepribadian asli bangsa
Indonesia sendiri.
Peran Pancasila sebagai ideologi negara memberikan bimbingan pada masyarakat
Indonesia dalam menentukan etika seperti, sikap dan bertingkah laku. Nilai-nilai yang
terkandung dalam kelima asas Pancasila dijadikan patokan oleh bangsa ini dalam
bermasyarakat dan bernegara. Kedudukan nilai-nilai yang terkandung dalam kelima asas
Pancasila adalah sebagai aturan tentang moral, oleh karena itu pelaksanaannya juga harus
berdasarkan pada keyakinan dan kesadaran penggunanya. Apabila aturan Pancasila sebagai
ideologi negara dilanggar, maka hukumannya adalah berupa sanksi moral dan sosial. Mereka
yang melanggar dan tidak berpedoman pada nilai-nilai Pancasila tidak akan terkena sanksi
hukum. Ada baiknya mereka merasa malu dengan segala sikap dan tingkah lakunya yang
melanggar norma Pancasila.

Sejarah dan Perkembangan Pancasila sebagai Ideologi Negara


Menurut Dewi dan Utami (2018), Pancasila sebaga ideologi negara yakni mengadung
nilai-nilai di dalam Pancasila, hingga menjadi cita-cita normatif di dalam penyelenggaraan
negara. Secara luas, pengertian Pancasila sebagai ideologi Negara yaitu terwujudnya
kehidupan yang menjunjung tinggi ketuhanan, nilai kemanusiaan, kesadaran akan kesatuan,
berkerakyatan, serta menjunjung tinggi nilai keadilan. Keputusan bangsa Indonesia mengenai
Pancasila sebagai ideologi negara tercantum dalam Ketetapan MPR Nomor 18 Tahun 1998
tentang Pencabutan dari Ketetapan MPR Nomor 2 Tahun 1978 mengenai Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila dan Penetapan tentang Penegasan Pancasila sebagai
Dasar Negara.
Pada Pasal 1 Ketetapan MPR tersebut menyatakan bahwa Pancasila sebagaimana
dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah dasar negara dari Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang harus dilaksanakan secara konsisten dalam
kehidupan bernegara. Dari ketetapan MPR tersebut dapat diketahui bahwa di Indonesia
kedudukan Pancasila adalah sebagai ideologi negara, selain kedudukannya sebagai dasar
negara. Pancasila sebagai ideologi negara yang berarti sebagai cita-cita bernegara dan sarana
yang mempersatukan masyarakat perlu perwujudan yang konkret dan operasional aplikatif,
sehingga tidak hanya dijadikan slogan belaka. Dalam Ketetapan MPR tersebut dinyatakan
bahwa Pancasila perlu diamalkan dalam bentuk pelaksanaan yang konsisten dalam kehidupan
bernegara.
Pada awalnya, konsep Pancasila dapat dipahami sebagai common platform atau
platform bersama bagi berbagai ideologi politik yang berkembang saat itu di Indonesia.
Pancasila merupakan tawaran yang dapat menjembatani perbedaan ideologis di kalangan
anggota BPUPKI. Pancasila dimaksudkan oleh Soekarno pada waktu itu yaitu sebagai asas
bersama agar dengan asas itu seluruh kelompok yang terdapat di Indonesia dapat bersatu dan
menerima asas tersebut. Menurut Adnan Buyung Nasution, telah terjadi perubahan fungsi
Pancasila sebagai ideologi negara. Pancasila sebenarnya dimaksudkan sebagai platform
demokratis bagi semua golongan di Indonesia. Perkembangan doktrinal Pancasila telah
mengubahnya dari fungsi awal Pancasila sebagai platform bersama bagi ideologi politik dan
aliran pemikiran sesuai dengan rumusan pertama yang disampaikan oleh Soekarno menjadi
ideologi yang komprehensif integral. Ideologi Pancasila menjadi ideologi yang khas, berbeda
dengan ideologi lain. Pernyataan Soekarno ini menjadi jauh berkembang dan berbeda dengan
pernyataan yang disampaikan oleh Notonagoro. Beliau melalui interpretasi filosofis memberi
status ilmiah dan resmi tentang ideologi bagi masyarakat Indonesia, yang pada mulanya
Dengan diterimanya Pancasila oleh berbagai golongan dan aliran pemikiran maka
mereka bersedia bersatu dalam negara kebangsaan Indonesia. Dalam istilah politiknya,
Pancasila merupakan common platform masyarakat Indonesia yang plural. Sudut pandang
politik ini teramat penting untuk bangsa Indonesia sekarang ini. Jadi, sebenarnya
perkembangan Pancasila sebagai doktrin dan pandangan dunia yang khas tidak
menguntungkan kalau dinilai dari tujuan mempersatukan bangsa. Banyak para pihak yang
sepakat bahwa Pancasila sebagai ideologi negara merupakan kesepakatan bersama, common
platform, dan nilai integratif bagi bangsa Indonesia. Kesepakatan bersama bahwa pancasila
sebagai ideologi negara inilah yang harus kita pertahankan dan ditumbuhkembangkan dalam
kehidupan bangsa yang plural ini. Berdasarkan uraian di atas, maka makna Pancasila sebagai
ideologi Negara yaitu:
 Nilai-nilai dalam Pancasila dijadikan sebagai cita-cita normatif dari
penyelenggaraan bernegara di Indonesia.
 Nilai-nilai dalam Pancasila merupakan nilai yang telah disepakati bersama dan
oleh karenanya menjadi salah satu sarana untuk menyatukan masyarakat
Indonesia. Perwujudan Pancasila sebagai ideologi negara yang berarti menjadi
cita-cita penyelenggaraan bernegara terwujud melalui Ketetapan MPR Nomor
7 Tahun 2001 mengenai Visi Indonesia Masa Depan. Dalam Ketetapan MPR
tersebut menyatakan bahwa Visi Indonesia Masa Depan terdiri atas tiga visi,
yaitu:
o Visi ideal, yaitu cita-cita luhur bangsa Indonesia sebagaimana
dimaksudkan dalam UndangUndang Dasar 1945 pada alinea kedua dan
alinea keempat.
o Visi antara, yaitu visi bangsa Indonesia yang berlaku sampai dengan
tahun 2020.
o Visi lima tahunan, yaitu sebagaimana dimaksudkan dalam Garis-garis
Besar Haluan Negara (GBHN). Menurut Hamdan Mansoer,
mewujudkan bangsa yang religius, manusiawi, demokratis, bersatu,
adil dan sejahtera pada dasarnya merupakan upaya menjadikan nilai-
nilai Pancasila sebagai cita-cita bersama. Bangsa yang demikian
merupakan ciri dari masyarakat madani Indonesia. Sebagai suatu cita-
cita, nilai-nilai Pancasila diambil dimensi idealismenya. Sebagai nilai-
nilai ideal, penyelenggaraan negara hendaknya berupaya bagaimana
menjadikan kehidupan bernegara Indonesia ini semakin dekat dengan
nilai-nilai ideal tersebut.
Nilai integratif Pancasila mengandung makna bahwa Pancasila dijadikan sebagai
sarana pemersatu dalam masyarakat dan prosedur penyelesaian konflik. Masyarakat
Indonesia telah menerima Pancasila sebagai sarana pemersatu, yang artinya sebagai suatu
kesepakatan bersama bahwa nilai-nilai yang terkandung di dalamnya disetujui sebagai milik
bersama. Pancasila dijadikan semacam social ethic dalam masyarakat yang heterogen. Nilai-
nilai luhur yang terkandung di dalam Pancasila semestinya dapat dielaborasi dalam bentuk
pasal-pasal pada setiap proses penyusunan peraturan perundang-undangan, sehingga dapat
mencerminkan nilainilai yang hidup dan berkembang di masyarakat. Hal ini dikarenakan The
Founding Father menggali nilai-nilai Pancasila dari kehidupan sosial masyarakat kita melalui
proses yang panjang. Oleh karena itu, apabila nilainilai luhur yang terkandung di dalam
Pancasila dijadikan rujukan dalam setiap peraturan perundang-undangan, maka peraturan
perundang-undangan tersebut tidak akan mendapatkan pertentangan dari masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Widisuseno, I. 2014. Azas Filosofis Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara.
Humanika, 20(2) : 62-66.

Dewi, S. dan A. S. Utami. 2018. 17-Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Indonesia Serta
Perkembangan Ideologi Pancasila Pada Masa Orde Lama, Orde Baru Dan Era
Reformasi. Jurnal PPKN dan Hukum, 13(1) : 17-36.

Anda mungkin juga menyukai