Anda di halaman 1dari 6

NAMA : DEA RAHMAT

NIM : 2302361201005

KELAS : MANAJEMEN A

PENDIDIKAN PANCASILA

PANCASILA DALAM PENDEKATAN FILSAFAT

Filsafat Pancasila adalah refleksi kritis dan rasional tentang pancasila dalam bangunan bangsa
dan negara Indonesia. Kelima sila dari Pancasila pada hakekatnya adalah suatu nilai:

1. Nilai Ketuhanan

2. Nilai Kemanusiaan

3. Nilai Persatuan

4. Nilai Kerakyatan

5. Nilai Keadilan

Nilai itu selanjutnya menjadi sumber nilai bagi penyelenggara kehidupan berbangsa dan
bernegara. Secara etimologi, nilai berasal dari kata value (Inggris) dan valere (Latin) yang berarti
kuat, baik, berharga dan berguna.

Dalam ilmu filsafat nilai dibedakan atas tiga :

• Nilai Logika tentang benar dan salah

• Nilai Etika tentang baik dan buruk

• Nilai Estetika tentang indah dan jelek

Dalam filsafat pancasila ada 3 (tiga) tingkatan nilai, yaitu:

1. Nilai Dasar

Nilai yang mendasari nilai instrumental. Nilai dasar yaitu asas-asas yang kita terima
srebagai dalil yang bersifat banyak mutlak. Kita menerima nilai dasar itu sebagai sesuatu yang
benar atau tidak perlu dipertanyakan lagi.

2. Nilai Instrumental
Nilai sebagai pelaksana umum dari nilai dasar. Umumnya berbentuk norma sosial dan
norma hukum yang selanjutnya terkristalisasi dalam peraturan dan mekanisme lembaga-lembaga
negara.

3. Nilai Praksis

Nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan. Nilai praksis sesungguhnya
menjadi batu ujian, apakah nilai dasar dan nilai instrumental itu benar-benar hidup dalam
masyarakat Indonesia.

Nilai dasar dari pancasila itu adalah :

1. NILAI KETUHANAN YANG MAHA ESA


 Adanya pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pencipta alam
semesta
 Bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius, bukan bangsa yang ateis.
 Pengakuan terhadap adanya Tuhan diwujudkan dengan perbuatan untuk taat pada
perintahNya dan menjauhi laranganNya sesuai dengan ajaran atau tuntunan agama yang
dianutnya
 Adanya pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama
 Menghormati kemerdekaan beragama
 Tidak ada paksaan dalam agama
 Tidak berlaku diskriminatif antar umat beragama
 Memiliki toleransi antar umat beragama.

2. NILAI KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB


 Kesadaran sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama
atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan suatu hal dengan semestinya
 Memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, sebagai makhluk Tuhan
yang sama derajatnya, hak dan kewajibannya
 Pengakuan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM).

3. NILAI PERSATUAN INDONESIA


 Usaha ke arah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia
 Mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa
Indonesia
 Adanya perbedaan bukan sebagai sebab perselisihan tetapi justru dapat menciptakan
kebersamaan (Bhinneka Tungal Ika)
4. NILAI KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAH KEBIJAKSAAAN
DALAM PERMUSYAWARATAN/PERWAKILAN
 Suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat dengan cara musyawarah
mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan.
 Berdasarkan nilai ini, diakui paham demokrasi yang lebih mengutamakan pengambilan
keputusan melalui musyawarah mufakat.

5. DAN NILAI KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA


 Sebagai dasar sekaligus tujuan yaitu terciptanya masyarakat Indonesia yang adil dan
makmur merata secara lahiriah maupun batiniah
 Berdasarkan pada nilai ini, “keadilan” adalah nilai yang amat mendasar yang diharapkan
oleh seluruh bangsa
 Negara indonesia yang diharapkan adalah Negara Indonesia yang berkeadilan.

MAKNA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Landasan Yudiris dan historis

 Kedudukan pokok pancasila bagi NKRI adalah sebagai dasar negara. Pernyataan
demikian sesuai dengan pembukaan UUD 1945 alinea IV
 TAP MPR No. XVIII/MPR/1998 tentang penegasan pancasila sebagai dasar negara dan
pencabutan TAP MPR No.II/MPR/1978 TTG P4
 Pasal 1 TAP MPR No.XVIII/MPR/1998 menyatakan bahwa pancasila sebagaimana yang
dimaksud dalam pembukaan UUD 1945 adalah dasar negara dari NKRI yang harus
dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara
 Secara historis dapat pula dinyatakan bahwa pancasila yang dirumuskan oleh para pendiri
bangsa (The Founding Father) pada wakti itu dimaksudkan untuk menjadi DASARNYA
INDONESIA MERDEKA.
 DR. Radjiman Widiodiningrat selaku ketua BPUPKI yang menanyakan kepada para
peserta sidang I BPUPKI tanggal 29 Mei 1945 dengan kalimat “INDONESIA
MERDEKA YANG AKAN KITA BENTUK APA DASARNYA” menanggapi pernyataan
ketua tersebut beberapa anggota BPUPKI berpidato menyatakan tentang hal-hal apa dasar
Indonesia merdeka di kelak kemudian hari.

Pancasila sebagai dasar negara yang dimaksud adalah :

 Sebagai dasar filsafat atau dasar falsafah negara (philosophische gronslag) dari negara
Indonesia.
 Pancasila sebagai dasar filsafat oleh karena Pancasila merupakan rumusan filsafati atau
dapat dikatakan nilai-nilai Pancasila adalah nilai-nilai filsafat.
 Oleh karena itu, harus dibedakan dengan dasar hukum negara yang dalam hal ini adalah
UUD 45. Pancasila adalah Dasar (filsafat) Negara. Sedang UUD 45 adalah Dasar
(Hukum) Negara Indonesia.

Makna Pancasila sebagai Dasar Negara

 Pancasila sebagai dasar (filsafat) negara mengandung makna bahwa nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila menjadi dasar atau pedoman bagi penyelenggaraan
bernegara.
 Nilai-nilai Pancasila pada dasarnya adalah nilai-nilai filsafati yang sifatnya mendasar.
 Nilai dasar Pancasila bersifat akstrak, normatif dan nilai itu menjadi motivator kegiatan
dalam penyelenggaraan bernegara

Pancasila sebagai dasar negara mempunyai arti/makna bahwa

 Nilai-nilai Pancasila menjadi pedoman normatif bagi penyelenggaraan bernegara


 Konsekuensi dari rumusan tersebut berarti seluruh pelaksanaaan dan penyelenggaraan
pemerintah Negara Indonesia termasuk peraturan perundang-undangan merupakan
pencerminan dari nilai Pancasila
 Penyelenggaraan bernegara mengacu dan memiliki tolok ukur yaitu tidak boleh
menyimpang dari nilai-nilai Ketuhanan, nilai Kemanusiaan, nilai Persatuan, nilai
Kerakyatan da nilai Keadilan.

IMPLEMENTASI PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

 Sebagai negara yang berdasar atas hukum sudah seharusnya segala pelaksanaan dan
penyelenggaraan bernegara bersumber dan berdasar pada hukum dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
 Operasional pancasila sebagai dasar (filsafat) negara diwujudkan dengan pembentukan
sistem hukum nasional dalam suatu tertib hukum (legal order) di mana pancasila menjadi
norma dasarnya

MAKNA PANCASILA SEBAGAI IDIOLOGI NASIONAL

 Idiologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian, dasar, cita-cita,
dan logos = ilmu
 Secara harfiah idiologi berarti ilmu tentang pengertian dasar, ide = cita-cita dan cita-cita
yang dimaksud adalah cita-cita yang bersifat tetap yang harus dicapai sehingga cita-cita
itu sekaligus merupakan dasar, pandangan atau paham
 hubungan manusia dengan cita-citanya disebut dengan idiologi, yang merupakan
seperangkat nilai, dimana nilai itu menjadi cita-citanya atau manusia bekerja atau
bertindak untuk mencapai nilai-nilai tersebut.
pancasila sebagai idiologi nasional memiliki makna sebagai berikut:

1) Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi cita-cita normatif penyelenggaraan


bernegara

2) Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakn nilai yang disepakati bersama dan
oleh karena itu menjadi salah satu sarana pemersatu (integrasi) masyarakat Indonesia

IMPLEMENTASI PANCASILA SEBAGAI IDIOLOGI NASIONAL

Perwujudan Pancasila sebagai idiologi nasional yang berarti menjadi cita-cita penyelenggara
bernegara terwujud melalui ketetapan MPR No. VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa
Depan yaitu :

a. Visi Ideal, yaitu cita-cita luhur sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yaitu pada alinea kedua dan keempat

b. Visi Antara, yaitu Visi Indonesia 2020 yaitu terwujudnya masyarakat Indonesia yang
religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil sejahtera, maju, mandiri, serta baik dan bersih
dalam penyelenggaraan negara

c. Visi Lima Tahunan, sebagaimana termaktub dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara.

pancasila sebagai sarana pemersatu dlm masyarakat dan prosedur penyelesaian konplik itulah yg
terkandung dlm nilai integratif pancasila.

pancasila sudah diterima oleh masyarakat indonesia sebagai sarana pemersatu artinya sebagai
kesepakatan bersama bahwa nilai2 yg terkandung di dlmnya disetujui sebagai milik bersama (
soscial ethics dlm masyarakat yg heterogen

PENGAMALAN PANCASILA

1. pengamalan secara obyektif, yaitu dgn melaksanakan dan menaati peraturan perundang-
undangan sebagai norma hukum negara yg berlandaskan pada pancasila (aktualisasi
pancasila)

2. pengamalan secara subyektif, yaitu dgn menjalankan nilai2 pancasila yg berwujud norma
etik secara pribadi atau kelompok dlm bersikap dan bertingkah laku pada kehidupan
berbangsa dan bernegara (aktualisasi pancasila)

MEWUJUDKAN NILAI PANCASILA SEBAGAI NORMA BERNEGARA

PENGERTIAN NORMA

 Norma atau kaidah adalah aturan pedoman bagi manusia dalam berperilaku sebagai
perwujudan dari nilai
 Setiap norma pasti mengandung nilai. Nilai sekaligus menjadi sumber bagi norma. Tanpa
ada nilai tidak mungkin terwujud norma.
 Sebaliknya, tanpa dibuatkan norma, nilai yang hendak dijalankan itu mustahil
terwujudkan.

Mewujudkan Nilai Pancasila sebagai norma Bernegara

 Sebagai seperangkap nilai dasar, Pancasila harus dijabarkan ke dalam norma agar praktis
dalam kehidupan bernegara.
 Norma yang tepat sebagai penjabaran atas nilai dasar Pancasila tersebut adalah norma
etik dan norma hukum.
 Pancasila dijabarkan sebagai norma etik karena pada dasarnya nilai-nilai dasar Pancasila
adalah nilai-nilai moral.

Anda mungkin juga menyukai