Anda di halaman 1dari 3

Nama:Meyda Delvia Putri

Kelas:BKI 2B
NIM:231221064
Matkul :Pancasila

1. Tantangan yang paling berat dan utama, adalah masalah ekonomi dan budaya yang menggilas
bangsa ini tanpa ampun. Sebab, ajaran Pancasila yang hakiki sama sekali tidak sesuai dengan arus
modernisasi yang masuk ke bumi tercinta, Indonesia. Tantangan Pendidikan
Kewarganegaraan di Era mileneal. Tantangan mengajar Pendidikan Kewarganegaraan di era
milenial saat ini butuh usaha keras. Justru tantangan tersebut bukan datang dari materi atau
kurikulum pendidikan kewarganegaraan itu sendiri. Melainkan dari kualitas sumber daya manusia
yang kompeten, yaitu guru.
Dengan begitu dapat mempunyai kekuatan dalam jiwa keagamaan, pengendalian diri, kepribadian
yang berkarakter, kecerdasan, berakhlak yang mulia serta memiliki keterampilan yang nantinya
diperlukan oleh dirinya didalam kehidupan di lingkungan, masyarakat, bangsa dan negara.
1. Dampak negatif globalisasi telah mengkibatkan
lunturnya nilai-nilai budaya, konsumerisme, hedonisme,
industrialisasi, kerusakan lingkungan, polusi, dsb.

2. Rendahnya ketaatan dan kesadaran moral untuk


menjadikan Pancasila sebagai pedoman hidup dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

3. Kurangnya keteladanan elit politik bangsa serta adanya


konflik antar lembaga menjadi contoh yang tidak baik
dalam kehidupan berbangsa.

2. Sejarah Pancasila pada era orde lama dimulai dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada
tahun 1945 dan berakhir pada tahun 1966. Pada masa orde lama, Pancasila masih menjadi ideologi
murni dan lebih kepada menjadi pemikiran atau ranah idealism[3]. Pancasila diterapkan dalam
berbagai aspek kehidupan negara, termasuk dalam kebijakan dan praktik politik, ekonomi, dan
sosial[1].

Pada tahun 1945-1950, Pancasila mengalami ideologisasi, dimana Pancasila berusaha untuk
dibangun dan dijadikan sebagai keyakinan dan kepribadian bangsa Indonesia[4]. Pada tahun
1950-1955, dilakukan pemilihan umum yang dianggap pemilu paling demokrasi, tetapi anggota
konstituante hasil pemilu tidak dapat menyusun Undang-Undang dasar seperti yang diinginkan,
yang memicu krisis politik, ekonomi, dan keamanan[4].

Pada tahun 1956-1965, dilaksanakan demokrasi terpimpin, dimana pimpinan dipegang penuh
oleh presiden Soekarno melalui dekrit presiden 1959, yang menyebabkan penyimpanan penafsiran
Pancasila di dalam konstitusi[4]. Pada masa orde lama, Pancasila juga diterapkan dalam sistem
ketatanegaraan, dan diterapkan dengan bentuk yang berbeda-beda[4].
Pancasila memainkan peran penting dalam membentuk identitas nasional Indonesia, meskipun
ada kontroversi dan kritik terkait pelaksanaannya[1]. Era orde lama telah berhasil membangun
fondasi ideologi yang kuat untuk negara Indonesia, dan pengaruh Pancasila masih terasa kuat
dalam kehidupan politik dan sosial Indonesia saat ini[1].
ERA ORDE LAMA (1945 – 1966)
▪ Pendidikan Pancasila diwarnai dengan semangat nasionalisme dan
anti-kolonialisme.
▪ Pancasila diajarkan sebagai satu-satunya ideologi negara dan wajib
dianut oleh semua orang.
▪ Pendekatan indoktrinasi digunakan untuk menanamkan nilai-nilai
Pancasila kepada mahasiswa.
▪ Terjadi perdebatan dan pergolakan politik yang memperebutkan
pengaruh Pancasila.

3. Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum Selain itu, Pancasila merupakan sumber
segala sumber hukum atau ketertiban hukum di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini
ditegaskan oleh Peraturan MPR no.III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Cara
Perundang-undangan. Pasal 1 TAPMPR mempunyai tiga pokok, antara lain:
1. Sumber hukum adalah sumber yang digunakan sebagai bahan penyusunan peraturan
perundang-undangan.
2. Sumber hukum terdiri dari sumber hukum tertulis dan sumber hukum tidak tertulis.
3. Sumber konstitusi nasional adalah Pancasila, sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD
1945, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia
dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,
serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dan Undang-Undang
Dasar 1945 (Rahardiansyah 2021).

• Sumber Hukum Materiil

Universitas Atma Jaya Yogyakarta Publikasi Resmi Program Gelar Pancasila Sebagai Sumber
Segala Hukum Dalam Sistem Hukum Nasional oleh Fais Yonas Bo'a, Pancasila Termasuk Sumber
Materi hukum. Sumber hukum materiil dalam Pancasila ditentukan oleh isi atau bobot materi yang
terkandung dalam Pancasila. Materi Pancasila setidaknya memiliki tiga ciri, yaitu:
• Kandungan Pancasila adalah kandungan filosofis bangsa Indonesia
• Kandungan Pancasila sebagai identitas hukum nasional
• Pancasila tidak mengatur perintah, larangan dan sanksi, tetapi hanya menentukan asas-asas dasar
pembuatan undang-undang (meta-juris) (Bo’a 2018).

4. 1. Pokok pikiran pertama menegaskan bahwa aliran pengertian negara persatuan diterima
dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu negara yang melindungi bangsa Indonesia seluruhnya. Negara,
menurut pokok pikiran pertama ini, mengatasi paham golongan dan segala paham perorangan.
Demikian pentingnya pokok pikiran ini maka persatuan merupakan dasar negara yang utama. Oleh
karena itu, penyelenggara negara dan setiap warga negara wajib mengutamakan kepentingan negara
di atas kepentingan golongan atau perorangan.
2. Pokok pikiiran kedua merupakan causa finalis dalam Pembukaan UUD 1945 yang menegaskan
suatu tujuan atau sutu cita-cita yang hendak dicapai. Melalui pokok pikiran ini, dapat ditentukan
jalan dan aturan-aturan yang harus dilaksanakan dalam UUD 1945 sehingga tujuan atau cita-cita
dapat dicapai dengan berdasar kepada pokok pikiran pertama, yaitu persatuan. Hal ini menunjukkan
bahwa pokok pikirankeadilan sosial merupakan tujuan negara yang didasarkan pada kesadaran
bahwa manusia Indonesia mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan
sosial dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3. Pokok pikiran ketiga mengandung konsekuensi logis yang menunjukkan bahwa sistem negara
yang terbentuk ke dalam UUD harus berdasar atas kedaulatan rakyatdan permusyawaratan
perwakilan. Kedaulatan rakyat dalam pokok pikiran ini merupakan sistem negara yang menegaskan
kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan
Rakyat (MPR).
4. Pokok pikiran keempat menuntut konsekuensi logis, yaitu UUD harus mengandung isi yang
mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara untuk memelihara budi pekerti
kemanusiaan yang luhur. Pokok pikiran ini juga mengandung pengertian taqwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dan pokok pikiran kemanusiaan yang adil dan beradab sehingga mengandung
maksud menjunjung tinggi hak asasi manusia yang luhur dan budi pekerti kemanusiaan yang luhur.
Pokok pikiran keempat Pembukaan UUD NRI tahun 1945 merupakan asas moral bangsa dan negara

5. FUNGSI IDEOLOGI BAGI BANGSA DAN NEGARA

(Soerjanto Poespowardoyo,1992)
1. Sebagai struktur kognitif, yaitu keseluruhan pengetahuan yang dapat merupakan landasan
untuk memahami dan menafsirkan dunia serta kejadian-kejadian dalam Alam sekitarnya.
2. Sebagai orientasi dasar dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta
menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia.
3. Sebagai norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang untuk melangkah
dan bertindak.
4. Sebagai bekal dan jalan bagi seseorang untuk menemukan identitasnya.
5. Sebagai kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk menjalankan
kegiatan dan mencapai tujuan.
6. Sebagai pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, Menghayati, serta
memolakan tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan Norma-norma yang terkandung di
dalamnya.

Anda mungkin juga menyukai