Anda di halaman 1dari 23

KISI-KISI PERTANYAAN DAN JAWABAN UAS

PANCASILA

Dosen Pengampu : Drs. Arief Syah Safrianto, MM

Rizky Wahyu Pratama


2234021016
Kelas Sabtu R.203, Jam 14.45

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
JAKARTA
2022
BAB I
URGENSI PENDIDIKAN PANCASILA DI PERGURUAN TINGGI

 Apa urgensi Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi?


Jawab :
1. Memperkuat Pancasila sebagai dasar falsafah negara dan ideologi
bangsa melalui revitalisasinilai-nilai dasar Pancasila sebagai norma
dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2. Agar mahasiswa dapat mengembangkan karakter manusia Pancasilais


dalam pemikiran, sikap, dan 2ystem2o.

3. Memberikan pemahaman dan penghayatan atas jiwa dan nilai-nilai


dasar Pancasila kepada mahasiswa sebagai warga negara Republik
Indonesia, serta membimbing untuk dapat menerapkannya dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

4. Mempersiapkan mahasiswa agar mampu menganalisis dan mencari


solusi terhadap berbagai persoalan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara melalui 2ystem pemikiranyang berdasarkan
nilai-nilai Pancasila dan UUD RI Tahun 1945.

5. Membentuk sikap mental mahasiswa yang mampu mengapresiasi


nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, kecintaan pada tanah air dan
kesatuan bangsa, serta penguatan masyarakat madani yang
demokratis, berkeadilan, dan bermartabat berlandaskan Pancasila,
untuk mampu berinteraksi dengan dinamika internal dan eksternal
masyarakat bangsa Indonesia.
BAB II
PERISTIWA DAN FENOMENA SOSIAL YANG AKTUAL
BERKAITAN DENGAN PANCASILA

 Sebutkan dan Jelaskan Peristiwa dan Fenomena Sosial Yang Aktual


Yang Berkaitan denganPancasila?!
Jawab :

1. Terorisme
Terorisme secara kasar merupakan suatu istilah yang digunakan untuk penggunaan
kekerasan terhadap penduduk sipil/non kombatan untuk mencapai tujuan politik,
dalamskala lebih kecil daripada perang.

2. Globalisasi
Pengaruh globalisasi di Indonesia yang sudah didominasi oleh gaya kapitalis dan
pemikiran liberalis secara perlahan sudah berusaha menggrogoti nilai-nilai ideologi
Pancasila yang memiliki arti kemanusiaan yang adil dan beradab dengan
menimbulkan banyak perubahan pada nilai-nilai kemanusiaan yang beradab kepada
nilai pemikiran Liberalis dan memberikan dampak kemerosotan moral menjadi tidak
beradab yaitu dengan maraknya pornografi dan pornoaksi yang mengatasnamakan
seni dan menungkir balikan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia dengan adat
ketimurannya yang dahulu selalu menjaga nilai kemanusiaan yang beradab, namun
kini pengaruh kapitalis.

3. Disintegrasi Bangsa
INTEGRASI bangsa adalah landasan bagi tegaknya sebuah negara modern.
Keutuhan wilayah negara amat ditentukan oleh kemampuan para pemimpin dan
masyarakat warga negara memelihara komitmen kebersamaan sebagai suatu bangsa.
Karena itu, secara teoretikdipahami bahwa ancaman paling serius terhadap integrasi
bangsa adalah disharmoni social, sedangkan ancaman paling nyata terhadap
eksistensi wilayah negara adalah Gerakan separatisme.
BAB III

PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH DALAM

.PRA KEMERDEKAAN

 Jelaskan konsep dan urgensi Pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia!

Jawab :

Konsep dan Urgensi Pancasila dalam arus sejarah bangsa adalah untuk membimbing,
mengerahkan segenap daya dan upaya masyarakat, bangsa dan negara dalam mewujudkan
cita-cita dan tujuan nasional sebagaimana termaktub dalam Proklamasi 17 Agustus 1945 dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia ( UUD NRI 1945 ) tahun 1945 serta
Bhineka Tunggal Ika.

Periode Penetapan Dokumen yang Menetapkan Pancasila Sebagai Dasar Negara.

Perumusan Pertama
Tanggal 22 Juni Panitia Sembilan berhasil merumuskan Piagam Jakarta (Jakarta Charter ).

Perumusan kedua
Tanggal 17 Agustus 1945, terjadilah sebuah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia
dan sehari setelahnya yaitu tanggal 18 Agustus 1945, disahkanlah Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia atau UUD NRI 1945 sebagai perumusan kedua
yang di dalamnya termuat rumusan Pancasila yang berfungsi sebagai dasar negara.

Perumusan Ketiga
Mukkadimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat tanggal 27 Desember 1949.

Perumusan Keempat
Mukkadimah Undang-Undang Dasar Sementara tanggal 15 Agustus 1950.
Perumusan Kelima
Rumusan Pertama menjiwai Rumusan Kedua dan merupakan suatu rangkaian
kesatuandengan konstitusi ( Dekrit Presiden 1959 ).
BAB IV
PANCASILA SEBAGAI IDENTITAS, JIWA BANGSA,
DAN PERJANJIAN LUHUR

 Jelaskan apa yang dimaksud dengan Pancasila sebagai jiwa bangsa dan Pancasila
sebagai perjanjian luhur?

Jawab :

Pada tanggal 17 agustus 1945 Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Sebagai negara


yang telahmemproklamasikan kemerdekaan, Indonesia memilih pancasila sebagai landasa
negara. Landasan negarainilah yang menjadi pondasi dari negara Indonesia. Pancasila
terbentuk karna suatu kesepakatan yang diperoleh dari jiwa bangsa Indonesia. Sebagai
dasar negara, pancasila menjelma menjadi sebuah landasanyang mendasari dari segala
aspek yang terjadi pada NKRI.

Pada saat bangsa Indonesia bangkit untuk hidup sendiri sebagai bangsa yang merdeka,
bangsa Indonesia telah sepakat untuk menjadikan Pancasila sebagai Dasar Negara.
Kesepakatan itu terwujud pada tanggal 18 Agustus 1945 dengan disahkannya Pancasila
sebagai Dasar Negara oleh Panitia Persiapan & nbsp;Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang
mewakili seluruh bangsa Indonesia. Namun selain sebagai dasarnegara ternyata pancasila
jugamemiliki peran sebagai perjanjian luhur.Perjanjian luhur adalah suatuperjanjian yang
dianggap penting dan mencakup banyak hal, banyak individu dan banyak pembahasan.
Selain itu perjanjian luhur dapat di artikan bahwa perjanjian itu memiliki nilai yang
di anggap penting.
BAB V
PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA 2
PASCA KEMERDEKAAN

 Dimana saat ini kedudukan Pancasila setelah Indonesia merdeka?

Jawab :

Soekarno menyebut Pancasila sebagai philosopische grondslag atau pandangan hidup


bangsa Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila memiliki dua kepentingan yaitu:

a. Pancasila diharapkan senantiasa menjadi pedoman dan petunjuk dalam menjalani


keseharian hidup manusia Indonesia baik dalam berkeluarga, bermasyarakat maupun
berbangsa.
b. Pancasila diharapkan sebagai dasar negara sehingga suatu kewajiban bahwa dalam
segala tatanan kenegaraan entah itu dalam hukum, politik, ekonomi maupun sosial
masyarakat harus berdasarkan dan bertujuan pada Pancasila.

Pancasiila dalam kedudukannya sebagai kristalisasi nilai-nilai yang dimiliki dan diyakıni
kebenarannya oleh bangsa Indonesia, telah dirumuskan dalam alinea keempat pembukaan
Undang Undang Dasar 1945. Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa, memiliki fungsi
utama sebagai dasar negara Indonesia. Dalam kedudukannya yang demikian Pancasila
menempati kedudukan yang paling tinggi, sebagai sumber dari segala sumber hukum atau
sebagai sumber hukum dasar nasional dalam tata hukum di Indonesia.
BAB VI

PERIODE, PENGUSULAN, PERUMUSAN

DAN PENETAPAN PANCASILA

 Apa yang dimaksud dengan periode pengusulan Pancasila?

Jawab :

Periode pengusulan pancasila adala sebuah bentuk dari cikal bakal munculnya sebuah
ideologi yang dimana dimiliki oleh bangsa Indoonesia yang dimana terdapatnya sebuah rasa
nasionalisme yang dimana kemudian menjadi awal dari tonggak sejarah untuk membuka
intu gerbang kemerdekana dari bangsa Indonesia.

Hal tersebut tidak lain adalah dengan dilakukan perumusan dari dasar negara yang dimana
dilakukan oleh beberapa tokoh pendiri bangsa pada waktu itu seperti :
A. Berikut adalah sebuah rumusan dari dasar negara yang dimana diajukan oleh
Muhammad Yamin dan diucapkan secara lisan pada tanggal 29 Mei 1945.
1. Peri kebangsaan
2. Peri kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri kerakyatan
5. Kesejahteraan rakyat

B. Berikut adalah sebuah rumusan dari dasar negara yang dimana diajukan oleh Mr.
Soepomo dan diucapkan secara lisan pada tanggal 31 Mei 1945.
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat

C. Berikut adalah sebuah rumusan dari dasar negara yang dimana diajukan oleh Muh
Yamin.
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratanperwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

D. Berikut adalah sebuah rumusan dari dasar negara yang dimana diajukan oleh Ir.
Soekarnodan diucapkan secara lisan pada tanggal 1 Juni 1945.
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau peri kemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan

E. Berikut adalah sebuah rumusan dari dasar negara yang dimana merupakan versi dari
Piagam Jakarta atau yang disebut dengan Jakarta Charter yang dirumuskan secara pada
tanggal 22 Juni 1945.
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat, kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilah sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
BAB VII
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

 Apa kesimpulan dari Pancasila sebagai dasar negara?

Jawab :

Pancasila sebagai dasar negara berarti setiap sendi-sendi ketatanegaraan pada negara
Republik Indonesia harus berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Artinya, Pancasila harus
senantiasa menjadi ruh atau power yang menjiwai kegiatan dalam membentuk negara. Setijo
menyatakan bahwa konsep Pancasila sebagai dasar negara diajukan oleh Ir. Soekarno
dalam pidatonya pada hari terakhir sidang pertama BPUPKI tanggal 1 juni 1945, yang isinya
untuk menjadikan Pancasila sebagai dasarnegara Falsafah negara atau filosophische grondslag
bagi negara Indonesia mereka. Usulan tersebut ternyata dapat diterima oleh seluruh anggota
sidang. Hasil hasil sidang selanjutnya dibahas oleh panitia kecil atau Panitia 9 dan
menghasilkan rumusan “Rancangan Mukadimah Hukum Dasar” pada tanggal 22 juni 1945,
yang selanjutnya oleh Muhammad Yamin disarankan diberi namaJakarta Charter, atau
Piagam Jakarta, yang didalamnya terdapat Pancasila pada alinea IV, Piagam Jakarta,
selanjutnya disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia menjadi Pembukaan
UUD, dengan mengalami beberapa perubahan yang bersamaan dengan Pancasila disahkan
menjadi dasar negara.
BAB VIII
KAJIAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

 Apa kesimpulan dari Pancasila sebagai dasar negara?

Jawaban :

Pancasila sebagai dasar negara berarti setiap sendi-sendi ketatanegaraan pada negara
Republik Indonesia harus berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Artinya, Pancasila harus
senantiasa menjadi ruh atau power yang menjiwai kegiatan dalam membentuk negara. Setijo
menyatakan bahwa konsep Pancasila sebagai dasar negara diajukan oleh Ir. Soekarno dalam
pidatonya pada hari terakhir 10ontro pertama BPUPKI tanggal 1 juni 1945, yang isinya untuk
menjadikan Pancasila sebagai dasar negara Falsafah negara atau filosophische grondslag bagi
negara Indonesia mereka. Usulan tersebut ternyata dapat diterima oleh seluruh anggota
10ontro. Hasil hasil 10ontro selanjutnya dibahas oleh panitia kecil atau Panitia 9 dan
menghasilkan rumusan “Rancangan Mukadimah Hukum Dasar” pada tanggal 22 juni 1945,
yang selanjutnya oleh Muhammad Yamin disarankan diberi nama Jakarta Charter, atau Piagam
Jakarta, yang didalamnya terdapat Pancasila pada 10ontro IV, Piagam Jakarta, selanjutnya
disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia menjadi Pembukaan UUD, dengan
mengalami beberapa perubahan yang bersamaan dengan Pancasila disahkan menjadi dasar
negara.

Pancasila memenuhi syarat sebagai dasar negara bagi negara kesatuan Republik
Indonesia dengan alasa sebagi berikut:

1. Pancasila memiliki potensi menampung keadaan pluralistic masyarakat Indonesia yang


beraneka ragam suku, agama, ras dan antar golongan secara berkeadilan yang sesuai dengan
kemampuan dan hasil usahanya. Hal ini ditunjukkan dengan sila kemanusiaan yang adil dan
beradab.

2. Pancasila memiliki potensi menjamin keutuhan negara kesatuan 10ystem10o Indonesia yang
terbentang dari sabang sampai 10ystem10, yang terdiri atas ribuanpulau sesuai sila
Persatuan Indonesia.

3. Pancasila memberikan jaminan berlangsungnya demokrasi dan hakhak asasi manusia sesuai
dengan budaya bangsa. Hal ini selaras dengan berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan.
4. Pancasila menjamin terwujudnya masyarakat yang adil dan sejahtera sesuai dengan sila
keadilan sosial bagi seluruh rakyat sebagai acuan dalam mencapai tujuan tersebut. Pancasila
sebagai kaidah negara pundamental yang berarti bahwa pada sila ketuhanan yang maha esa,
menjamin kebebasan untuk beribadah sesuai agama dan keyakinan masing-masing.
Kemudian pada sila persatuan Indonesia, bangsa yang tetap menghormati sifat masing-
masing seperti apa adanya.
BAB IX
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

 Apa saja Fungsi dan kedudukan Pancasila bagi negara kesatuan Republik Indonesia?
Jawaban :

 Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia

Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia yang merupakan nilai-nilai kehidupan


masyarakat bangsa Indonesia melalui penjabaran instrumentasi sebagai acuan hidup
yang merupakan cita-cita yang ingin dicapai, serta sesuai dengan napas jiwa bangsa
Indonesia dan karena Pancasila juga lahir 12ystem12 dengan lahirnya bangsa
Indonesia.

 Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia

Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia adalah suatu bentuk peran dalam
menunjukkan adanya kepribadian bangsa Indonesia yang dapat dibedakan dengan
bangsa lain seperti mental, tingkah laku serta amal perbuatan bangsa Indonesia.

 Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia memiliki arti kristalisasi


pengalaman hidup dalam sejarah bangsa Indonesia yang juga telah membentuk suatu
sikap, watak, perilaku, tata nilai norma dan juga etika yang telah melahirkan pandangan
hidup.

 Pancasila sebagai dasar negara Indonesia

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang bisa digunakan untuk mengatur tatanan
kehidupan bangsa 12ystem12ol dan negara Indonesia, serta mengatur semua
pelaksanaan 12ystem ketatanegaraan Indonesia sesuai dengan Pancasila.

 Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia

Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum bagi negara Republik Indonesia.
Hal ini karena segala kehidupan negara Indonesia selalu berdasarkan Pancasila dan
harus berlandasan hukum. Semua 13ystem13o kekuasaan yang ada di dalam
masyarakat harus memiliki landasan hukum.

 Pancasila sebagai pernjanjian luhur bangsa Indonesia

Hal ini karena 13ystem waktu mendirikan negara, Pancasila merupakan suatu
perjanjian luhur yang telah disepakati oleh para pendiri negara untuk dilaksanakan,
dipelihara serta dilestarikan.

 Pancasila sebagai cita-cita serta tujuan bangsa Indonesia

Pancasila sebagai cita-cita serta tujuan bangsa Indonesia memiliki arti menjadikan
Pancasila sebagai patokan atau landasan yang bisa menjadi pemersatu bangsa
Indonesia.
BAB X
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI

 Apa saja 14ystem – 14ystem yang memengaruhi tantangan terhadap Pancasila sebagai
ideologi negara?

Jawaban :
Sebagai Dasar Negara Indonesia, Pancasila memiliki kekuatan untuk mengatur
penyelenggaraan aparatur negara yang sesuai dengan pembukaan UUD 1945, juga berfungsi
sebagai ideologi yang memiliki nilai-nilai penting didalamnya . Nilai-nilai itulah yang harus
bisa diimplementasikan oleh Bangsa Indonesia dalam hidup bernegara. Nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila memiliki tingkatan tersendiri, yaitu Nilai Dasar, Nilai
Instrumental, dan Nilai Praksis.
Nilai Dasar merupakan nilai yang sifatnya tidak akan berubah dari waktu ke waktu /
tetap. Nilai ini terdapat dalam pembukaan UUD 1945, yang kemudian bisa dijabarkan menjadi
Nilai Instrumental, dan Nilai Praksis. Contoh dari Nilai Dasar ini adalah: ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, musyawarah, keadilan, dan nilai instrumental. Nilai Instrumental
adalah suatu nilai yang dapat diukur dan dapat diubah. Nilai Instrumental ini merupakan
jabaran dari Nilai Dasar dalam bentuk UUD 1945 dan Tata Urutan Perundang – Undangan
Negara menurut UU No. 10 Tahun 2004.
Nilai Praksis adalah suatu nilai yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari Nilai Dasar
dan Nilai Instrumental. Nilai Praksis ini dilakukan dalam kehidupan sehari – hari kita, namun
karena penjabaran dari Nilai Dasar dan Nilai Instrumental, maka sifatnya Nilai Praksis ini
perwujudannya tidak boleh menimpang. Misalnya pada sila ke-3, kita harus berperilaku
menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan di Indonesia.
Banyak dari kita yang mengerti arti dari Pancasila, bahkan mengerti arti dari nilainilai
didalamnya. Namun sekedar mengerti, tidak berperilaku sesuai dengan nilai Pancasila
tersebut, dan tidak mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari – hari kita. Kita juga
harus mengerti makna nilai dari setiap sila yang ada.
Dengan begitu seharusnya makna Pancasila sebagai dasar negara Indonesia itu harus
kita dalami , kita lakukan dan kita cintai, Sebagaimana kita menganggap diri 14ystem14o
penting, Pancasila juga sangat penting sebagai dasar kehidupan kita dalam berbangsa dan
bernegara. Pancasila ini menjadi dasar bagi kita untuk saling menghormati, saling menghargai
satu sama lainnya, karena kita hidup tidak mungkin sendiri, kita membutuhkan orang lain.
Pancasila sebagai dasar negara juga menjadi alat untuk mempersatukan bangsa Indonesia
dengan nilai – nilai yang terkandung di dalamnya. Bangsa Indonesia memiliki banyak macam
suku bangsa, ras, budaya, dan lainnya. Indonesia terdiri dari 17.000 ribu pulau , 1340 suku
bangsa, 6 agama, 1 kepercayaan, serta banyak budaya. Sangat memungkinkan untuk membuat
Indonesia terpecah, maka dari itu dibutuhkan suatu alat yang bisa mempersatukan bangsa
Indonesia, yang bisa mengikat keberagaman tersebut, yaitu Pancasila. Selain Pancasila, perlu
kesadaran diri setiap individu untuk memiliki rasa ingin Bersatu. Jika setiap individu sadar
akan pentingnya memiliki pemikiran yang sama, perilaku yang sama,maka hal itulah yang bisa
membuat kita menjadi satu kesatuan yang utuh.
1.Essensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa
Pancasila pada hakikatnya merupakan Philosofische Grondslag dan Weltanschauung.
Pancasila dikatakan sebagai dasar filsafat negara (PhilosofischeGrondslag) karena
mengandung unsur-unsur sebagai berikut: 15ystem15 filosofis berdirinya suatu negara,
setiap produk hukum di Indonesia harus berdasarkan nilai Pancasila. Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa (Weltanschauung) mengandung unsur-unsur sebagai berikut : nilai-
nilai agama,
budaya, dan adatistiadat.
2.Urgensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa
Hasil Survei yang dilakukan KOMPAS yang dirilis pada 1 Juni 2008 menunjukkan bahwa
pengetahuan masyarakat tentang Pancasila merosot secara tajam, yaitu 48,4% responden
berusia 17 sampai 29 tahun tidak mampu menyebutkan silai-sila Pancasila secara benar dan
lengkap. 42,7% salah menyebut sila-sila Pancasila, lebih parah lagi, 60% responden berusia
46 tahun ke atas salahmenyebutkan sila-sila Pancasila. Fenomena tersebut sangat
memprihatinkan karena menunjukkan bahwa pengetahuan tentang Pancasila yang ada dalam
masyarakat tidak sebanding dengan semangat penerimaan masyarakat terhadap Pancasila
(Ali,2009: 2). Selain data tersebut, pentingnya Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia di
karenakan hal-hal berikut: pengidentikan Pancasila dengan ideologi lain,penyalahgunaan
Pancasila sebagai alat justifikasi kekuasaan rezim tertentu,melemahnya pemahaman dan
pelaksanaan nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
BAB XI
PENGANTAR FILSAFAT

 Jelaskan beberapa definisi Filsafat!

Jawaban :
Aristoteles berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi
kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika,
ekonomi, politik, dan estetika. Socrates menyebutkan bahwa filsafat adalah ilmu yang
berupaya untuk memahami hakikat alam dan realitas ada dengan mengandalkan akal budi.

Menurut Al-Farabi, filsafat adalah ilmu mengenai yang ada, yang tidak bertentangan dengan
agama, bahkan sama-sama bertujuan mencari kebenaran.

Rene Descartes menjelaskan bahwa filsafat adalah ilmu (pengetahuan) tentang hakikat
bagaimana alam maujud yang sebenarnya.

Menurut Immanuel Kant, filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan tentang Tuhan, alam,
dan segala pengetahuan yang di dalamnya tercakup masalah 16ystem16ology (teori
pengetahuan) yang menjawab persoalan apa yang dapat diketahui.

Immanuel Kant menjelaskan, filsafat adalah ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan
yang mencakup didalamnya empat persoalan yaitu:
Apakah yang dapat kita ketahui? (dijawab oleh metafisika).
Apakah yang boleh kita kerjakan? (dijawab oleh agama). Sampai dimanakah pengharapan
kita? (dijawab oleh etika).
Apakah yang dinamakan manusia? (dijawab oleh filsafat antropolog).

Sidi Gazalba dalam Sistematika Filsafat menjelaskan bahwa filsafat adalah hasil kegiatan
berpikir yang radikal, sistematis, universal. Kata “radikal” berasal dari 16ystem Latin radix
yang artinya akar. Filsafat bersifat radikal, artinya permasalahan yang dikaji, pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan dan jawaban yang diberikan bersifat mendalam sampai ke akar-
akarnya.
Mengutip Buku Ajar Filsafat Pendidikan, Harold H. Titus mengemukakan pengertian filsafat
dalam arti sempit maupun dalam arti luas. Dalam arti sempit, filsafat diartikan sebagai ilmu
yang berkaitan dengan metodologi atau analisis 17ystem secara logis dan analisis makna-
makna.

Dalam pengertian yang lebih luas, filsafat mencoba mengintegrasikan pengetahuan manusia
yang berbeda-beda dan menjadikan suatu pandangan yang komprehensif tentang alam
semesta, hidup, dan makna hidup.

Ada beberapa definisi filsafat yang dikemukakan Harold Titus, yaitu:


 Filsafat adalah suatu sikap tentang hidup dan alam semesta.
 Filsafat adalah suatu metode berpikir reflektif dan penelitian penalaran.
 Filsafat adalah suatu perangkat masalah-masalah.
 Filsafat adalah seperangkat teori dan 17ystem berpikir.
BAB XII
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

 Apa saja makna dan nila-nilai yang terkandung dalam setiap sila-sila?

Jawaban :
1. Ketuhanan (Religiusitas)
Nilai religius adalah nilai yang berkaitan dengan keterkaitan individu dengan sesuatu
yang dianggapnya memiliki kekuatan sakral, suci, agung dan mulia. Memahami
Ketuhanan sebagai pandangan hidup adalah mewujudkan masyarakat yang berketuhanan,
yakni membangun masyarakat Indonesia yang memiliki jiwa maupun semangat untuk
mencapai ridho Tuhan dalam setiap perbuatan baik yang dilakukannya. Dari sudut
pandang etis keagamaan, negara berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa itu adalah negara
yang menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduknya untuk memeluk agama dan beribadat
menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Dari dasar ini pula, bahwa suatu
keharusan bagi masyarakat warga Indonesia menjadi masyarakat yang beriman kepada
Tuhan, dan masyarakat yang beragama, apapun agama dan keyakinan mereka.
2. Kemanusiaan (Moralitas)
Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah pembentukan suatu kesadaran tentang
keteraturan, sebagai asas kehidupan, sebab setiap manusia mempunyai potensi untuk
menjadi manusia sempurna, yaitu manusia yang beradab. Manusia yang maju
peradabannya tentu lebih mudah menerima kebenaran dengan tulus, lebih mungkin untuk
mengikuti tata cara dan pola kehidupan masyarakat yang teratur, dan mengenal hukum
universal. Kesadaran inilah yang menjadi semangat membangun kehidupan masyarakat
dan alam semesta untuk mencapai kebahagiaan dengan usaha gigih, serta dapat
diimplementasikan dalam bentuk sikap hidup yang harmoni penuh toleransi dan damai.
3. Persatuan Indonesia (Kebangsaan)
Persatuan adalah gabungan yang terdiri atas beberapa bagian, kehadiran Indonesia dan
bangsanya di muka bumi ini bukan untuk bersengketa. Bangsa Indonesia hadir untuk
mewujudkan kasih sayang kepada segenap suku bangsa dari Sabang sampai Merauke.
Persatuan Indonesia, bukan sebuah sikap maupun pandangan dogmatik dan sempit,
namun harus menjadi upaya untuk melihat diri sendiri secara lebih objektif dari dunia
luar. Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk dalam proses sejarah perjuangan
panjang dan terdiri dari bermacam-macam kelompok suku bangsa, namun perbedaan
tersebut tidak untuk dipertentangkan tetapi justru dijadikan persatuan Indonesia.
4. Permusyawaratan dan Perwakilan
Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan hidup berdampingan dengan orang
lain, dalam interaksi itu biasanya terjadi kesepakatan, dan saling menghargai satu sama
lain atas dasar tujuan dan kepentingan bersama. Prinsip-prinsip kerakyatan yang menjadi
cita-cita utama untuk membangkitkan bangsa Indonesia, mengerahkan potensi mereka
dalam dunia modern, yakni kerakyatan yang mampu mengendalikan diri, tabah menguasai
diri, walau berada dalam kancah pergolakan hebat untuk menciptakan perubahan dan
pembaharuan. Hikmah kebijaksanaan adalah kondisi sosial yang menampilkan rakyat
berpikir dalam tahap yang lebih tinggi sebagai bangsa, dan membebaskan diri dari
belenggu pemikiran berasaskan kelompok dan aliran tertentu yang sempit.
5. Keadilan Sosial
Nilai keadilan adalah nilai yang menjunjung norma berdasarkan ketidak berpihak
kan, keseimbangan, serta pemerataan terhadap suatu hal. Mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia merupakan cita-cita bernegara dan berbangsa. Itu semua
bermakna mewujudkan keadaan masyarakat yang bersatu secara organik, dimana setiap
anggotanya mempunyai kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang serta
belajar hidup pada kemampuan aslinya. Segala usaha diarahkan kepada potensi rakyat,
memupuk perwatakan dan peningkatan kualitas rakyat, sehingga kesejahteraan tercapai
secara merata.
Dari uraian nilai-nilai kelima butir Pancasila itu kita dapat melihat betapa apik dan
luhur nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Sehingga sangat disayangkan apabila nilai-
nilai itu hanya menjadi wacana belaka dan tidak terealisasikan sebagaimana mestinya
dalam kehidupan seharihari karena kurangnya kesadaran dan sikap menjiwai Pancasila
yang kurang. Nilai-nilai tersebut mungkin bisa lebih merasuk ke dalam hati dan jiwa setiap
rakyat Indonesia apabila nilai-nilai itu telah tertanam dalam setiap individu dalam hidup
di tengah keluarga, bersekolah, dan berada ditengahtengah masyarakat.
BAB XIII
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

 Jelaskan Aktualisasi Nilai Pancasila dalam Paradigma beripikir dan bersikap!

Jawaban :

Aktualisasi Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara dilihat dari aspek (1) Keharusan
moral, (2) subyektif, (3) ketaatan moral, (4) kesadaran moral, (5) internalisasi nilai-nilai moral
Pancasila, (6) proses pembentukan kepribadian Pancasila, dan (7) implementasi nilai-nilai
Pancasila”, dapat dijelaskan sebagai berikut.

Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan kesepakatan politik para
founding fathers ketika negara Indonesia didirikan. Namun dalam perjalanan panjang
kehidupan berbangsa dan bernegara, Pancasila sering mengalami berbagai deviasi dalam
aktualisasi nilai-nilainya. Deviasi pengamalan Pancasila tersebut bisa berupa penambahan,
pengurangan, dan penyimpangan dari makna yang seharusnya, dan seiring dengan itu sering
pula terjadi upaya pelurusan kembali. Pancasila sering digolongkan ke dalam ideologi tengah
di antara dua ideologi besar dunia yang paling berpengaruh, sehingga sering disifatkan bukan
ini dan bukan itu.

Pancasila bukan berpaham komunisme dan bukan berpaham kapitalisme. Pancasila


tidak berpaham individualisme dan tidak berpaham kolektivisme. Bahkan bukan berpaham
teokrasi dan bukan perpaham sekuler. Posisi Pancasila inilah yang merepotkan aktualisasi
nilai-nilainya ke dalam kehidupan praksis berbangsa dan bernegara. Dinamika aktualisasi
nilai Pancasila bagaikan pendelum (bandul jam) yang selalu bergerak ke kanan dan ke kiri
secara seimbang tanpa pernah berhenti tepat di tengah. Pada saat berdirinya negara Republik
Indonesia, kita sepakat mendasarkan diri pada ideologi Pancasila dan UUD 1945 dalam
mengatur dan menjalankan kehidupan negara. Namun sejak Nopember 1945 sampai sebelum
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 pemerintah Indonesia mengubah haluan politiknya dengan
mempraktikan sistem demokrasi liberal.Dengan kebijakan ini berarti menggerakan pendelum
bergeser ke kanan. Pemerintah Indonesia menjadi pro Liberalisme.Deviasi ini dikoreksi
dengan keluarnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Dengan keluarnya Dekrit Presiden ini
berartilah haluan politk negara dirubah. Pendelum yang posisinya di samping kanan digeser
dan digerakan ke kiri.
Hal ini tampak pada kebijaksanaan pemerintah yang anti terhadap Barat (kapitalisme)
dan pro ke Kiri dengan dibuatnya poros Jakarta-Peking dan JakartaPyong Yang. Puncaknya
adalah peristiwa pemberontakan Gerakan 30 September 1965. Peristiwa ini menjadi pemicu
tumbangnya pemerintahan Orde Lama (Ir.Soekarno) dan berkuasanya pemerintahan Orde
Baru (Jenderal Suharto). Pemerintah Orde Baru berusaha mengoreksi segala penyimpangan
yang dilakukan oleh regim sebelumnya dalam pengamalan Pancasila dan UUD 1945.
Pemerintah Orde Baru merubah haluan politik yang tadinya mengarah ke posisi Kiri dan anti
Barat menariknya ke posisi Kanan. Namun regim Orde Barupun akhirnya dianggap
penyimpang dari garis politik Pancasila dan UUD 1945, Ia dianggap cenderung ke praktik
Liberalisme-kapitalistik dalam menggelola negara. Pada tahun 1998 muncullah gerakan
reformasi yang dahsyat dan berhasil mengakhiri 32 tahun kekuasaan Orde Baru. Setelah
tumbangnya regim Orde Baru telah muncul 4 regim Pemerintahan Reformasi sampai saat ini.
Pemerintahan-pemerintahan regim Reformasi ini semestinya mampu memberikan koreksi
terhadap penyimpangan dalam mengamalkan Pancasila dan UUD 1945 dalam praktik
bermasyarakat dan bernegara yang dilakukan oleh Orde Baru.
BAB XIV
PANCASILA SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN ILMU DAN SISTEM ETIKA

 Jelaskan tentang ilmu dewasa selalu bersentugan dengan budaya dan agama!

Jawaban :

Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat


Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berlandaskan kemampuan nasional, dengan
memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan
perkembangan global. Dalam pelaksanaannya mengacu pada kepribadian bangsa dan nilai-
nilai luhur yang Universal untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri,
berkeadilan, sejahtera, maju, dan kukuh kekuatan moral dan etikanya.

Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini mecapai kemajuan pesat
sehingga peradaban manusia mengalami perubahan yang luar biasa. Perkembangan ilmu dan
teknologi tidak dapat terlepas dari situasi yang melingkupinya, artinya selalu berkembang
dalam suatu ruang budaya. Perkembangan ilmu dan teknologi pada gilirannya bersentuhan
dengan nilai-nilai budaya dan agama sehingga di satu pihak dibutuhkan semangat ojektivitas,
di pihak lain ilmu dan teknologi perlu mempertimbangkan nilai-nilai budaya dan agama dalam
pengembangannya agar tidak merugikan umat manusia. Pancasila merupakan satu kesatuan
dari sila-silanya harus metupakan sumber nilai, kerangka berpikir, serta asas moralitas bagi
pembangunan ilmu dan teknologi.

Pancasila digali dari budaya bangsa Indonesia sendiri, maka Pancasila mempunyai
fungsi dan peranan yang sangat luas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Fungsi dan peranan 22ontrol2222 berkembang sesuai dengan tututan zaman. Itulah
sebabnya, Pancasila memiliki berbagai predikat sebagai sebutan nama yang menggambarkan
fungsi dan peranannya.

Fungsi dan peranan Pancasila oleh BP7 Pusat (1993) diuraikan mulai dari yang abstrak
sasmpai yang konkrit menjadi sepuluh yakni; Pancasila sebagai jiwa bangsa, Pancasila sebagai
kepribadian bangsa Indonesia, Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia. Pancasila
sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonnesia, Pancasila sebagai perjanjian luhur,
Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indoensia, Pancasila sebagai satu-satunya asas
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, Pancasila sebagai moral
pembangunan dan pembangunan nasional sebagai pengalaman Pancasila.
Pancasila sebagaimana terdapat dalam pembukaan UUD 11945 adalah dasar negara
dari Nergara Kesatuan Republik Indonesia harus dilaksanakan secara konsisten dalam UUD
1945 diwujudkan melalui pelaksanaan penyelenggara negara yang berkedaulatan rakyat dan
demokratis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945. Penyelenggaraan nikah dilaksanakan melalui pembangunan nasional dalam segala
aspek kehidupan bangsa, oleh penyelenggara negara, 23ontrol-sama segenap rakyat Indonesia
diseluruh wilayah Negara Republik Indonesia.

Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat


Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berlandaskan kemampuan nasional, dengan
memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan
perkembangan global. Dalam pelaksanaannya mengacu pada kepribadian bangsa dan nilai-
nilai luhur yang universal untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri,
berkeadilan, sejahtera, maju, dan kukuh kekuatan moral dan etikanya.

Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini mencapai kemajuan pesat
sehingga peradaban manusia mengalami perubahan yang luat biasa. Pengembangan iptek tidak
dapat terlepas dari siatuasi yang melingkupinya, artinya iptek selalu berkembang dalam suatu
ruang budaya. Perkembangan iptek pada gilirannya bersentuhan dengan nilai-ninlai budaya
dan agama sehingga di satu pihak dibutuhkan semangat objektivitas, di pihak lain iptek perlu
mempertimbangkan nilai-nilai budaya dan agama dalam pengembangannya agar tidak
merugikan umat manusia.

Relasi antara iptek dan nilai budaya, serta agama dapat ditandai dengan beberapa
kemungkinan sebagai berikut. (1) iptek yang gayut dengan nilai budaya dan agama sehingga
pengembangan iptek harus senantiasa didasarkan atas sikap human-human 23ontrol2323. (2)
iptek yang lepas sama sekali dari norma budaya dan agama sehingga terjadi sekularisasi yang
berakibat pada kemajuan iptek tanpa dikawal dan diwarnai nilai human-religius. Hal ini karena
sekelompok iilmuwan yang meyakini bahwa iptek memiliki hukum-hukum sendii yang lepas
dan tidak perlu diintervensi nilai-nilai dari luar. (3) iptek yang menempatkan nilai agama dan
budaya sebagai mitra dialog di saat ini diperlukan. Dalam hal ini, ada 23ontrol23 ilmuwan yang
beranggapan bahwa iptek memang memiliki hukum tersendiri, tetapi di pihak lain diperlukan
hukum dari luar (budaya, agama dan ideologi) untuk bertukar pikiran, meskipun tidak dalam
arti saling bergantung secara ketat. (Dikti, 2016:195-196)

Anda mungkin juga menyukai