Anda di halaman 1dari 20

PANCASILA

DALAM ARUS
SEJARAH
PERJUANGAN
BANGSA
INDONESIA
Sub – CPMK :
 Mahasiswa mampu menjelaskan Pancasila dalam arus sejarah
perjuangan Indonesia ( C2, A3, P3)

Penjelasan :
 Pada bahan kajian ini, Mahasiswa akan diajak menelusuri
tentang sejarah perumusan Pancasila. Dimana untuk
mengetahui proses terbentuknya Pancasila sebagai Dasar
Negara
KONSEP PANCASILA DALAM ARUS
SEJARAH BANGSA INDONESIA

Jauh sebelum periode pengusulan Pancasila, cikal bakal


Periode munculnya ideologi bangsa diawali dengan lahirnya rasa
nasionalisme yang menjadi pembuka ke pintu gerbang
Pengusulan kemerdekaan bangsa Indonesia. Benih nasionalisme sudah
mulai tertanam kuat dalam gerakan Perhimpoenan Indonesia
Pancasila (PI) yang sangat menekankan solidaritas dan kesatuan
bangsa. Perhimpoenan Indonesia menghimbau agar segenap
suku bangsa bersatu teguh menghadapi penjajahan dan
keterjajahan.
Atas dasar Maklumat Pembesar Tertinggi
Sipil dari Pemerintah Meliter Jepang
(Maklumat Gunseikan) Nomor 23, bangsa
Indonesia diperkenankan untuk
memperjuangkan kemerdekaannya.
Kemudian pada tanggal 29 April 1945
dibentuklah suatu “Badan Penyelidik
Usaha Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia” (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi
Choosakai”.
Beberapa tokoh nasional memberikan gagasan
terkait perumusan dasar negara Indonesia.
 Mr. Mohammad Yamin dalam pidatonya
menyampaikan rumusan yang terdiri atas
lima dasar, yaitu:
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Peri Kesejahteraan
Prof. Mr. Soepomo, mengemukakan lima
Dasar negara Indonesia adalah:
1. Persatuan.
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan bathin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat
Ir. Soekarno, mengusulkan rumusan dasar negara
tersebut diberi nama Pancasila, yang berisikan sila-
sila sebagai berikut:
1) Kebangsaan – Nasionalisme
2) Perikemanusiaan – Internasionalisme
3) Mufakat – Democratie
4) Keadilan Sosial
5) Ketuhanan Yang Maha Esa.
Dalam sidang BPUPKI kedua pada 10 - 16 Juli 1945 disetujuinya
naskah awal “Pembukaan Hukum Dasar” yang kemudian dikenal
dengan nama Piagam Jakarta. Piagam Jakarta itu merupakan naskah
awal pernyataan kemerdekaan Indonesia. Pada alinea keempat
Periode Piagam Jakarta itulah terdapat rumusan Pancasila sebagai berikut.
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
Perumusan pemeluk - pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Pancasila 3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Naskah awal “Pembukaan Hukum Dasar” yang dijuluki “Piagam
Jakarta” ini di kemudian hari dijadikan “Pembukaan” UUD 1945.
Pada hari Jum’at, tanggal 17 Agustus 1945, Periode
di Pegangsaan Timur 56 Jakarta sekitar jam Pengesahan
10 WIB, Bung Karno dengan didampingi Pancasila
oleh Bung Hatta memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia
Sehari setelah proklamasi Kemerdekaan,
tepatnya tanggal 18 Agustus 1945, PPKI
melakukan sidangnya yang pertama yang
menghasilkan keputusan sebagai berikut :

a) Mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945


b) Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertama
c) Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat sebagai
Badan Musyawarah Darurat.
Beberapa perubahan yang terjadi pada Piagam Jakarta
setelah dijadikan sebagai Pembukaan dari Undang-Undang
Dasar 1945

Dalam Piagam Jakarta Dalam Pembukaan UUD 1945


1 Kata “Mukadimmah” Pembukaan
2 Dalam suatu Hukum Dasar Dalam suatu Undang – Undang Dasar
Negara Indonesia Negara Indonesia
3 …dengan berdasarkan Ketuhanan … dengan berdasarkan Ketuhanan Yang
dengan menjalankan syari’at Islam Maha Esa
bagi pemeluk - pemeluknya
4 Menurut dasar Kemanusiaan yang Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Adil dan Beradab
5 Pintu gerbang Negara Indonesia Pintu gerbang kemerdekaan Indonesia
Alasan Diperlukannya Pancasila dalam Kajian
Sejarah Bangsa Indonesia

1. Pancasila sebagai Identitas Bangsa Indonesia

Budaya merupakan proses cipta, rasa, dan karsa


yang perlu dikelola dan dikembangkan secara terus-
menerus. Budaya dapat membentuk identitas suatu
bangsa melalui proses inkulturasi dan akulturasi.
Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia
merupakan konsekuensi dari proses inkulturasi dan
akulturasi tersebut.
2. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia

Pancasila sebagai kepribadian bangsa


Indonesia, artinya nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan
keadilan diwujudkan dalam sikap mental dan
tingkah laku serta amal perbuatan. Sikap
mental, tingkah laku dan perbuatan bangsa
Indonesia mempunyai ciri khas, artinya dapat
dibedakan dengan bangsa lain.
3. Pancasila sebagai Pandangan Hidup
bangsa Indonesia

Pancasila sebagai pandangan hidup berarti


nilai-nilai Pancasila melekat dalam kehidupan
masyarakat dan dijadikan norma dalam
bersikap dan bertindak. Ketika Pancasila
berfungsi sebagai pandangan hidup bangsa
Indonesia, maka seluruh nilai Pancasila
dimanifestasi ke dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
4. Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa

Sebagaimana dikatakan Von Savigny bahwa


setiap bangsa mempunyai jiwanya masing-
masing, yang dinamakan Volkgeist (jiwa
rakyat atau jiwa bangsa). Pancasila sebagai
jiwa bangsa lahir bersamaan dengan lahirnya
bangsa Indonesia. Pancasila telah ada sejak
dahulu kala bersamaan dengan adanya bangsa
Indonesia
5. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur

Perjanjian luhur, artinya nilai-nilai Pancasila


sebagai jiwa bangsa dan kepribadian bangsa
disepakati oleh para pendiri negara (Political
Consensus) sebagai dasar negara Indonesia.
Kesepakatan para pendiri negara tentang
Pancasila sebagai dasar negara merupakan
bukti bahwa pilihan yang diambil pada waktu
itu merupakan sesuatu yang tepat.
SUMBER HISTORIS, SOSIOLOGIS DAN POLITIS
PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA
INDONESIA

A. Sumber Historis Pancasila


Nilai-nilai Pancasila sudah ada dalam adat istiadat,
kebudayaan, dan agama yang berkembang dalam
kehidupan bangsa Indonesia sejak zaman kerajaan
dahulu. Misalnya, sila Ketuhanan sudah ada pada
zaman dahulu, meskipun dalam praktik pemujaan
yang beranekaragam, tetapi pengakuan tentang
adanya Tuhan sudah diakui.
B. Sumber Sosiologis Pancasila
Nilai-nilai Pancasila (ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, keadilan) secara sosiologis telah ada dalam
masyarakat Indonesia sejak dahulu hingga sekarang. Salah
satu nilai yang dapat ditemukan dalam masyarakat Indonesia
sejak zaman dahulu hingga sekarang adalah nilai gotong
royong. Misalnya dapat dilihat, bahwa kebiasaan bergotong-
royong, baik berupa saling membantu antar tetangga maupun
bekerjasama untuk keperluan umum di desa-desa. Kegiatan
gotong royong itu dilakukan dengan semangat kekeluargaan
sebagai cerminan dari sila Keadilan Sosial.
C. Sumber Politis Pancasila

Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila bersumber dan


digali dari Local Wisdom, budaya, dan pengalaman bangsa
Indonesia, termasuk pengalaman dalam berhubungan dengan
bangsa-bangsa lain. Nilai-nilai Pancasila, misalnya nilai
kerakyatan dapat ditemukan dalam suasana kehidupan pedesaan
yang pola kehidupan bersama yang bersatu dan demokratis yang
dijiwai oleh semangat kekeluargaan sebagaimana tercermin dalam
sila keempat Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Semangat
seperti ini diperlukan dalam mengambil keputusan yang
mencerminkan musyawarah.
Jadikan Setiap Tempat Sebagai Sekolah,
Jadikan Setiap Orang Sebagai Guru,

- Ki Hajar Dewantara -

THANK

Anda mungkin juga menyukai