WEEK 4 (Individual)
2. Dinamika gagasan dalam tiga Fase Perumusan dan pengesahan Pancasila pada 1 Juni, 22 Juni,
dan 18 Agustus 1945.
Munculnya ideologi Pancasila diawali dengan lahirnya rasa nasionalisme, sehingga menjadi
awal kemerdekaan Indonesia. Dengan kesadaran nasionalisme ditegakkan dengan kuat dalam
gerakan Perhimpunan Indonesia yang sangat mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa.
Tujuan dari Perhimpunan Indonesia adalah agar bangsa Indonesia dengan tegas menghadapi
penjajahan. Pada tanggal 28 Oktober 1928, gerakan nasional lainnya, Soempah Pemoeda,
menjadi momen penting bagi bangsa Indonesia sebagai penyusunan Pancasila dimulai dengan
musyawarah. Sidang BPUPKI yang pertama dilaksanakan pada tanggal 29 Mei hingga 1 Juni
1945. BPUPKI didirikan oleh pemerintah pendudukan Jepang pada tanggal 29 April 1945.
BPUPKI beranggotakan 60 orang.
Pancasila memiliki lima poin yang sudah disepakati bersama dan menjadi Dasar Negara
Indonesia. Kelima poin tersebut adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil
dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan dan Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Dengan poin-poin kesepakatan yang telah disetujui bersama, tentu terjadi proses perdebatan
sehingga terciptanya persetujuan, mulai dari pembuahan hingga pengesahan. Terdiri dari tiga
fase yaitu, Fase Pembuahan, Fase Perumusan, dan Fase Pengesahan. Fase Pembuahan dimulai
sekitar tahun 1920-an dalam bentuh ide-ide atau buah pikiran yang bertujuan untuk mencari
integrasi antara ideologi dan gerakan. Dengan proses Fase Pembuahan ini, negara Indonesia
sebagai civic nasionalism, sehingga proses ini diperkuat dalam kegiatan sumpah pemuda.
Setelah itu, Fase Perumusan dimulai dengan sidang pertama BPUPKI, dengan pidato Soekarno
1 Juni dan lahirlah istilah Pancasila. Musyawarah pun dilakukan melalui pembentukan Panitia
Sembilan yang melengkapi rumusan Pancasila. Pidato Soekarno dalam Piagam Jakarta yang
berisi “tujuh kata”. Fase Perumusan dimulai pada 18 Agustus 1945, dan UUD 1945 diangkat
menjadi konstitusi negara, dan yang terakhir adalah Fase Pengesahan. Fase ini dimulai pada
tanggal 18 Agustus 1945. PPKI melaksanakan sidang pertama. Dalam sidang ini, membahas
tentang konstitusi negara Indonesia bersama presiden dan wakil presiden, serta lembaga yang
membantu dalam melaksanakan tugas presiden. PPKI menggunakan naskah Piagam Jakarta
untuk membahas konstitusi negara Indonesia telah disahkan oleh BPUPKI. Tetapi sebelum
sidang dimulai, Bung Hatta dan beberapa tokoh islam mendiskusikan kembali untuk
menyelesaikan permasalahan kalimat yaitu “…dengan kewajiban menjalankan syariat Islam
bagi pemeluk-pemeluknya” pada kalimat “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Mengapa hal ini perlu mereka diskusikan? Karena pesan
yang ada dalam kalimat tersebut, khususnya dari pemeluk agama lain yang ada di Indonesia
bagian timur yang menentang kalimat ini sehingga mereka mengancam akan mendirikan negara
sendiri. Dalam waktu dekat, tercapai kesepakatan untuk menghilangkan kalimat tersebut dan
kalimat tersebut menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa. Mereka menghapus kalimat tersebut
karena memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi, sehingga mengutamakan kepentingan
bangsanya. Dengan persetujuan perubahan ini, sidang PPKI pertama pun akan dimulai.
Keputusan tersebut yaitu, Menetapkan dan mengesahkan pembukaan UUD 1945 dan UUD
1945, Memilih presiden dan wakil presiden (Soekarno dan Moh. Hatta), Membentuk Komite
Nasional Indonesia sebagai badan musyawarah darurat, dan Fungsi pokok pancasila sebagai
dasar Negara dan ideologi Negara.
3. Pancasila seharusnya menjadi landasan etis bagi pengembangan ilmu dan teknologi di
Indonesia.
Kita sebagai warga negara Indonesia wajib menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila demi kelangsungan hidup kita sehari-hari. Pancasila sebagai dasar Ideologi negara
wajib diterapkan dalam diri seluruh warga negara Indonesia terutama di zaman milenial ini
karena warga negara Indonesia mudah terpengaruh oleh kebudayaan asing yang masuk ke
Indonesia dan tidak disaring terlebih dahulu, mana yang baik dan mana yang buruk. Zaman
milenial ini dapat disebut juga dengan era digital dimana teknologi sudah berkembang.
Dengan adanya pengaruh budaya dari luar, masyarakat Indonesia banyak yang sudah tidak
menanamkan nilai-nilai pancasila. Di era globalisasi dan sosial media seperti sekarang banyak
masuknya ideologi ideologi yang melenceng dari pancasila, seperti isu-isu radikalisme yang
sering diangkat oleh pemerintah belakangan ini. Meskipun sering disalahgunakan,
radikalisme dan eksterimisme adalah ancaman yang riil bagi negara pancasila di saat banyak
ketidakpastian di dunia sekarang. Menurut saya, perkembangan teknologi saat ini memang
sudah sangat pesat sehingga terjadi perubahan peradaban manusia yang sangat signifikan.
Apakah dengan perkembangan teknologi sudah sesuai dengan nilai-nilai Pancasila? Apakah
kita sebagai masyarakat Indonesia yang mudah terpengaruh oleh teknologi sudah
mewujudkan nilai-nilai Pancasila? Permasalahan tersebut muncul karena banyak masyarakan
Indonesia saat ini telah menyalahgunakan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dengan masuknya perkembangan IPTEK ke Indonesia memberikan pengaruh postif dan
negatif. Nilai-nilai tersebut memungkinkan bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Contoh
dari pengaruh negatif yaitu perkembangan internet di negara-negara Barat banyak
mengandung konten pornografi yang mudah diakses oleh orang Indonesia, informasi tentang
gaya hidup orang Barat, dan cara berpakaian cenderung ke budaya Barat. Dengan contoh
tersebut bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Jika dibiarkan akan
menyebabkan nilai Pancasila di masyarakat menghilang atau bahkan hancur oleh
perkembangan budaya Barat. Pengaruh globalisasi merambah masyarakat dengan cepat,
terutama di kalangan anak muda. Pengaruh ini menyebabkan banyak anak muda kita
kehilangan kepribadian bangsa Indonesia. Gejala yang muncul dalam keseharian anak muda
saat ini menunjukkan hal tersebut. Bangsa Indonesia memiliki Pancasila yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila dapat
dijadikan landasan pengembangan nilai-nilai ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan
demikian setiap ilmu pengetahuan dan teknologi yang disebarluaskan di Indonesia sesuai
dengan nilai-nilai bangsa Indonesia, sehingga tidak ada lagi ilmu pengetahuan dan teknologi
yang bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Menurut saya, sebagai
warga negara Indonesia kita harus tegas dalam menyikap perkembangan IPTEK, sehingga
kita harus menjadikan Pancasila sebagai landasan mengembangkan IPTEK. Oleh karena itu,
kita sebagai masyarakat Indonesia harus lebih bijak dalam menggunakan dan memanfaatkan
teknologi informasi, dan menggunakan untuk hal-hal yang bersifat positif.
Referensi :
https://mediaindonesia.com/read/detail/48302-kelahiran-dan-esensi-pancasila
https://mahasiswa.ung.ac.id/613413023/home/2014/3/26/proses-perumusan-dan-pengesahan-
pancasila-sebagai-dasar-negara.html
https://mahasiswaindonesia.id/peran-pancasila-dalam-pengembangan-iptek/