2. Tujuan Negara
Berdasarkan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat,terdapat 4 poin
tujuan Negara Indonesia yaitu sebagai berikut :
1. Melindungi setiap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia
Hal-hal yang termasuk untuk wajib dilindungi adalah semua komponen yang
membentuk bangsa Indonesia, mulai dari rakyat, kekayaan alam, serta nilai-nilai bangsa yang
patut dipertahankan.
2. Memajukan kesejahteraan umum
Kesejahteraan umum tidak hanya mencakup tentang kesejahteraan ekonomi dan materi,
namun kesejahteraan lahir dan batin. Terciptanya rasa aman, gotong royong, saling
menghormati dan menghargai hak dan kewajiban masing-masing individu, masyarakat yang
makmur dan adil sederajat.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
Merupakan tugas negara, pemerintah, dan masing-masing individu untuk berusaha
meraih jenjang pendidikan yang terbaik. Karena dengan adanya masyarakat yang cerdas,
pembangunan dan kemajuan negara akan semakin mudah dicapai.
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasar
Perdamaian abadi dan keadilan sosial Perdamaian yang tercipta di masing-masing
negara di dunia akan melahirkan politik luar negeri yang bebas dan aktif
3. Urgensi Negara
Seiring dengan arus globalisasi yang sangat cepat, perubahaan struktur sosial suatu
negara juga berubah. Globalisasi menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia dan bangsa lain
untuk mempertahankan kebudayaan dan tatanan sosialnya. Globalisasi merupakan era dimana
masyarakat di dunia saling terbuka, tidak ada sekat yang membatasi. Hal tersebut kemudian
menciptakan kebudayaann global yang terbentuk dari beberapa beragam kepetingan yang
mendekatkan perbedaan kebudayaan di dunia. Disamping globalisasi, terdapat faktor internal
yang menjadi alasan pentingnya menjadikan Pancasila sebagai ideologi yaitu menjaga
eksistensi nilai-nilai luhur bangsa yang telah ada sejak dulu.
a) Masalah Kesadaran Perpajakan
b) Masalah Korupsi
c) Masalah Disintegrasi Bangsa
d) Masalah Dekadensi Moral
e) Masalah Narkoba
f) Masalah Penegakan Hukum yang Berkeadilan
B. Sumber Yuridis, Historis, Sosiologis, dan Politis Pancasila Sebagai Dasar Negara
a. Sumber Historis Pancasila sebagai Ideologi Negara
• Pancasila sebagai ideologi negara masa pemerintahan Pres. Soekarno
Pada masa pemerintahan ini, Pancasila ditegaskan sebagai pemersatu bangsa. Penegasan ini
dikumandangkan oleh Soekarno dalam berbagai pidato politiknya dalam kurun waktu 1945-
1960. Namun seiring dengan perjalanan waktu, kurun waktu 1960-1965, Soekarno lebih
mementingkan konsep Nasakom (Nasionalisme, agama, Komunisme) sebagai landasan politik
bangsa Indonesia.
• Pancasila sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Pres. Soeharto
Pancasila dijadikan sebagai asas tunggal bagi Organisasi Politik dan Organisasi
kemasyarakatan. Diawali dengan keluarnya TAP MPR No. II/1978 tentang
pemasyarakatan nilai-nilai Pancasila yang menjadi landasan bagi
dilaksanakannya penataran P-4 bagi semua lapisan masyarakat. Akibat dari cara-cara
rezim dalam memasyarakatkan Pancasila memberi kesan bahwa tafsir ideologi
Pancasila adalah produk rezim Orde Baru yang berkuasa pada waktu itu.
• Pancasila sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Pres. Habibie
Presiden Habibie menggantikan Presiden Soeharto yang mundur pada 21 Mei
1998, atas desakan berbagai pihak Habibie menghapus penataran P-4.
Pemerintahan Habibie lebih disibukkan masalah politis, baik dalam negeri maupun
luar negeri. Di samping itu, lembaga yang bertanggungjawab terhadap sosialisasi nilai-
nilai Pancasila dibubarkan berdasarkan Keppres No. 27 tahun 1999 tentang
pencabutan Keppres No. 10 tahun 1979 tentang Badan Pembinaan Pendidikan
Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP-7). Sebenarnya,
dalam Keppres tersebut dinyatakan akan dibentuk lembaga serupa, tetapi lembaga
khusus yang mengkaji, mengembangkan, dan mengawal Pancasila hingga saat ini
belum ada.
• Pancasila sebagai Ideologi dalam masa pemerintahan Pres. Gusdur
Pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid muncul wacana
tentang penghapusan TAP NO.XXV/MPRS/1966 tentang pelarangan PKI
dan penyebarluasan ajaran komunisme. Di masa ini, yang lebih dominan
adalah kebebasan berpendapat sehingga perhatian terhadap ideologi Pancasila
cenderung melemah.
• Pancasila sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Pres. Megawati
Pada masa ini, Pancasila sebagai ideologi semakin kehilangan formalitasnya
dengan disahkannya Undang-Undang SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 yang
tidak mencantumkan pendidikan Pancasila sebagai mata pelajaran wajib dari
tingkat Sekolah Dasar sampai perguruan tinggi.
• Pancasila sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY)
Pemerintahan SBY dapat dikatakan juga tidak terlalu memperhatikan pentingnya
pancasila sebagai ideologi negara. Hal ini dapat dilihat dari belum adanya upaya untuk
membentuk suatu lembaga yang berwenang untuk menjaga dan mengawal pancasila
sebagai dasar negara dan ideologi negara sebagaimana diamanatkan oleh keppres No.
27 tahun 1999. Suasana politik lebih banyak ditandai dengan pertarungan politik untuk
memperebutkan kekuasaan atau meraih suara sebanyak-banyaknya dalam pemilu.
Mendekati akhir masa jabatannya, Presiden SBY menandatangani Undang-Undang RI
No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi yang mencantumkan mata kuliah
Pancasila sebagai mata kuliah wajib pada pasal 35 ayat (3).
Kesimpulan:
Dapat disimpulkan bahwa Pancasila sebagai dasar negara memiliki arti bahwa
Pancasila menjadi sumber nilai, norma, dan kaidah bagi segala peraturan hukum dan
perundang-undangan yang dibuat dan berlaku di Indonesia, baik yang tertulis maupun yang
tidak tertulis. Pancasila dapat dijadikan wadah untuk mempersatukan segala kebudayaan, suku,
ras, Bahasa, dan agama yang beraneka ragam yang ada di Indonesia. Hal ini yang menjadikan
Pancasila sebagai norma dasar dalam mencapai cita-cita bangsa. Pancasila sebagai dasar negara
memiliki peranan yang sangat penting dalam mengatur segala kegiatan kehidupan bangsa dan
negara yaitu untuk mewujudkan kehidupan yang berdasarkan nilai-nilai agar tercipta negara
yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur seperti yang tercantum dalam UUD 1945. Di dalam
Pancasila terkandung lima nilai yang menjadi pedoman kehidupan bagi rakyat Indonesia.
Sila pertama berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa” Sila ini mengandung arti bahwa
pengakuan atas keberadaannya Tuhan sebagai pencipta alam semesta beserta isinya. Di negara
Indonesia terdapat perbedaan kepercayaan, tetapi semua kepercayaan tersebut mengakui
bahwa Tuhan sebagai pencipta alam beserta isinya. Sila pertama ini sangat diamalkan di
Indonesia seperti toleransi beragama yang sangat erat di Indonesia.
Sila kedua berbunyi “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” Sila ini mengandung arti bahwa
setiap manusia adalah makhluk yang sama. Masyarakat Indonesia memiliki hak dan kewajiban
yang sama sebagai warga negara.
Sila ketiga berbunyi “Persatuan Indonesia” Sila ini mengandung arti bahwa kita sebagai warga
negara Indonesia harus Bersatu dan mengutamakan kepentingan bangsa diatas kepentingan
perseorangan.
Sila keempat berbunyi “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan” Sila ini mengandung arti bahwa segala perbedaan pendapat
dapat diselesaikan dengan kepala dingin secara musyawarah. Musyawarah merupakan suatu
system pengambilan keputusan yang melibatkan banyak orang dengan mengakomodasi semua
kepentingan sehingga tercipta satu keputusan yang disepakati Bersama.
Sila kelima berbunyi “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia” Sila ini mengandung
arti bahwa keadilan yang didapatkan oleh seluruh masyarakat Indonesia seacara adil tidak
dibeda-bedakan. Jika seseorang melanggar peraturan akan diberikan sanksi yang adil sesuai
dengan apa yang telah diperbuatnya. Dengan adanya keadilan ini masyarakat akan merasakan
kesetaraan dan tidak ada yang merasa dirugikan.
Dengan demikian, Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang memegang peranan
penting dalam negara kita. Kita sebagai warga negara harus mengamalkan sila-sila Pancasila
dan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari agar terciptanya masyarakat yang adil,
makmur dan berdaulat.