Rubiyo*
Kedua, pada 28 Oktober 1928, para pemuda yang berasal dari seluruh wilayah
Indonesia berkumpul dan menyelenggarakan rapat guna menyatakan sikap bersama
untuk mengatasi jurang perbedaan yang ditimbulkan akibat perbedaan suku dan
bahasa. Sebuah prinsip yang menegaskan bahwa meskipun bangsa Indonesia terdiri
dari beragam suku bangsa, beragam budaya dan bahasa, beragam watak dan perilaku
tetapi tetap satu jua sebagai bangsa Indonesia.
Dari sudut hukum, Pancasila melahirkan cita hukum (rechtsidee) dan dasar sistem
hukum tersendiri sesuai dengan jiwa bangsa Indonesia sendiri. Pancasila sebagai
dasar negara menjadi sumber dari segala sumber hukum yang memberi penuntun
hukum serta mengatasi semua peraturan perundang-undangan. Di samping itu,
Pancasila sebagai sistem nilai yang telah mengakar dalam kehidupan bangsa
Indonesia. Tertanam dalam tradisi, sikap, perilaku, adat istiadat dan budaya bangsa.
Pancasila memuat nilai kerohanian yang di dalamnya terkandung nilai-nilai lain
secara lengkap dan harmonis, baik nilai materiil, nilai vital, nilai
kebenaran/kenyataan, nilai aesthetis, nilai ethis/moral maupun nilai religius.
Pertama, hukum Indonesia harus bertujuan dan menjamin integrasi bangsa baik
secara teritorial maupun ideologis. Hukum-hukum di Indonesia tidak boleh memuat
isi yang berpotensi menyebabkan terjadinya disintegrasi wilayah maupun ideologi.
Dalam konsep negara hukum demokratis, demokrasi diatur dan dibatasi oleh
aturan hukum, sedangkan hukum itu sendiri ditentukan melalui cara-cara demokratis
berdasarkan konstitusi. Dengan demikian, aturan dasar penyelenggaraan negara,
dengan segenap politik hukumnya, harus disandarkan kembali secara konsisten pada
konstitusi. Tanpa kecuali, semua aturan hukum yang dibuat melalui mekanisme
demokrasi tidak boleh bertentangan dengan konstitusi.
Hal ini sejalan dengan visi Mahkamah Konstitusi, yakni Mengawal Tegaknya
Konstitusi Melalui Peradilan Konstitusi yang Independen, Imparsial, dan Adil dengan
salah satu misi, yakni Membangun Sistem Peradilan Konstitusi yang Mampu
Mendukung Penegakan Konstitusi. Dalam konteks menegakan konstitusi, Mahkamah
Konstitusi sebagai pengawal konstitusi pada dasarnya mencakup pula tugas mengawal
tegaknya Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara karena Pancasila termuat dalam
Pembukaan dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan konstitusi sendiri. Hal
inilah yang menjadi alasan mengapa di samping sebagai pengawal konstitusi (the
guardian of constitution), Mahkamah Konstitusi juga berperan sebagai pengawal
ideologi negara (the guardian of state’s ideology).