Anda di halaman 1dari 7

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

MATA KULIAH : PANCASILA


PROGRAM STUDI : SISTEM INFORMASI
JENJANG : S1
WAKTU : TAKE HOME
DOSEN : ADE VERAWATI, M.Pd
NAMA : QOWIYU YUSRIZAL
NIM : 2203113903
KELAS : SI C

1. a. Karena pancasila sendiri sebenarnya sudah ada dalam perilaku berkehidupan


berbangsa Indonesia.
b. Pada masa pra kemerdekaan pancasila sebagai rumusan berkehidupan bagi
Negara Indonesia.
Pada Masa kemerdekaan pancasila sebagai falsafah hidup dan sebagai dasar
Negara tercantum pada pembukaan uud 1945 alinea ke –IV.
Pada masa orde lama, Indonesia menganut sistem demokrasi terpimpin.
Pengalihan dari bangsa terjajah ke bangsa yang sepenuhnya merdeka. Pancasila
sebagai landasan berpikir sehingga bangsa Indonesia punya tujuan yang jelas.
Pada Masa orde baru , penerapan pancasila sebagai pondasi pembangunan.
Sehingga penekanan pada pengamalan nilai-nilai pancasila, pendidikan
pancasila , pemilihan umum , dan sebagainya.
Pada masa reformasi pancasila sebagai ideologi negara karena sebelumnya
penerapan pancasila hanya bertumpu pada kebijakan pembangunan yang dibuat
oleh pemerintah saja.

2. a. Hubungan Pancasila dan UUD 1945 Secara Formal Rumusan Pancasila


sebagai Dasar Negara RI tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, terutama
pada alinea 4 yang merupakan inti dari Pembukaan UUD 1945. Pembukaan
UUD 1945 merupakan Pokok Kaedah Negara yang Fundamental dan punya 2
kedudukan, yaitu sebagai dasar tertib hukum Indonesia sekaligus sebagai tertib
hukum tertinggi. Selain sebagai Mukadimah, Pembukaan UUD 1945 memiliki
fungsi dan kedudukan yang berbeda dengan pasal-pasalnya. Pembukaan UUD
1945 dengan Pancasila sebagai intinya, nyatanya tidak bergantung pada batang
tubuh UUD 1945, tapi justru menjadi sumbernya. Pancasila sebagai Pokok
Kaedah Negara yang Fundamental juga menjadi dasar kelangsungan hidup
negara Indonesia. Pancasila adalah inti dari Pembukaan UUD 1945 yang
memiliki kedudukan kuat, tetap, tidak dapat diubah-ubah, dan melekat pada
kehidupan negara Republik Indonesia.
Hubungan Pancasila dan UUD 1945 Secara Material Berdasarkan kronologi
sejarahnya, materi Pancasila dirumuskan terlebih dulu sebagai dasar negara
dalam rapat BPUPKI. Setelah itu, baru disusul dengan Pembukaan UUD 1945.
Dengan demikian, Pembukaan UUD 1945 adalah tertib hukum tertinggi di
Indonesia, sedangkan Pancasila merupakan sumber dari tertib hukum itu
sendiri. Pembukaan UUD 1945 adalah Pokok Kaedah Negara yang Fundamental
dengan Pancasila sebagai inti sarinya.

b. Hubungan langsung antara pembukaan UUD 1945 dengan batang tubuhnya


bersifat kausal organis karena isi dalam pembukaan dijabarkan ke dalam pasal-
pasal UUD 1945.
Hubungan kausal organis alinea IV dengan batang tubuh UUD 1945 mencakup
beberapa segi, yaitu: Undang-Undang Dasar akan ditentukan. Yang diatur
dalam UUD adalah pembentukan pemerintahan negara yang memenuhi syarat
dan meliputi segala aspek penyelenggaraan negara. Negara Indonesia berbentuk
Republik yang berkedaulatan rakyat. Ditetapkannya dasar kerohanian negara
(dasar filsafat negara Pancasila). Oleh karena itu, dalam hubungannya dengan
batang tubuh UUD 1945, pembukaan UUD 1945 alinea IV ditempatkan pada
kedudukan yang sangat penting.

3. a. Keterwujudan nilai-nilai Pancasila dalam masyarakat telah disandang dan


didahulukan oleh budaya yang sudah mandarah daging dan sudah berakar sejak
dahulu kala.

Dalam rana kehidupan masyarakat pedesaan perwujudan nilai-nilai Pancasila


lebih nyata dibandingkan daerah perkotaan. Keluhuran budaya tentu menjadi
dasar dan alasan yang sangat kuat.

Pembudayaan nilai-nilai Pancasila, merupakan peningkatan secara kualitatif dari


pemasyarakatan, sehingga mencakup pengertian yang dalam, karena tidak
sekedar memahami, akan tetapi juga harus dihayati dan diwujudkan dalam
pengamalannya oleh setiap pribadi dan seluruh lapisan masyarakat sehingga
menumbuhkan kesadaran dan kebutuhan, mempertajam perasaan,
meningkatkan daya tahan, daya tangkal dan daya saing bangsa yang
kesemuanya tercermin pada sikap tanggap dan sikap perilaku.
Pembudayaan berarti mengusahakan agar sesuatu itu menjadi budaya di
masyarakat luas.

Berkaitan dengan hal tersebut diatas, maka yang ingin dicapai adalah
pembudayaan karakter bangsa yang bersumber pada nilai-nilai luhur Pancasila
yaitu:
1). Masyarakat yang memiliki kesadaran yang tinggi akan hak dan kewajiban
sebagai pribadi, anggota keluarga/masyarakat dan sebagai warga negara.
2). Sebagai pribadi dapat bersikap dan bertingkahlaku sebagai insan hamba
Tuhan, yang mampu mempergunakan cipta, rasa dan karsanya secara tepat,
sehingga dapat bersikap adil. Ia adalah seorang yang beriman dan 46 bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing.
3). Sebagai anggota keluarga dan masyarakat ia mampu mendudukkan dirinya
secara tepat sesuai dengan fungsi dan tugasnya.

4). Sebagai warga negara diharapkan paham akan hak dan kewajibannya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, patuh melaksanakan
segala ketentuan peraturan perundangan yang didasarkan atas kesadaran.
Sebagai warga negara mampu membawa diri secara tepat dalam berhubungan
dengan sesama warga negara dan dengan lembaga-lembaga kenegaraan.
5). Sebagai tenaga pembangunan maka ia memahami prinsip-prinsip dasar
program dan pelaksanaan pembangunan, baik pembangunan di daerah maupun
pembangunan nasional. Ia paham apa yang selayaknya dikerjakan dan
diutamakan dalam menciptakan masyarakat yang adil sejahtera dan bahagia.

b. Pancasila dalam sosial pokok-pokok pikiran Ketuhanan Yang Maha Esa,


kemanusiaan yang adil dan beradab, dan persatuan yang masing-masing
merupakan pancaran dari sila pertama, kedua, dan ketiga Pancasila. Ketiga
pokok pikiran ini adalah landasan bagi pembangunan bidang kehidupan
keagamaan, pendidikan, dan kebudayaan nasional. Berdasarkan penjabaran
pokok-pokok pikiran tersebut, maka implementasi Pancasila dalam pembuatan
kebijakan negara dalam bidang sosial budaya mengandung pengertian bahwa
nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat Indonesia harus
diwujudkan dalam proses pembangunan masyarakat dan kebudayaan di
Indonesia. Pancasila dalam hankam : Pasal 27 ayat (3) dan pasal 30 adalah
penjabaran dari pokok pikiran persatuan yang merupakan pancaran dari sila
pertama Pancasila. Pokok pikiran ini adalah landasan bagi pembangunan bidang
pertahanan keamanan nasional.

Berdasarkan penjabaran pokok pikiran persatuan tersebut, maka implementasi


Pancasila dalam pembuatan kebijakan negara dalam bidang pertahanan
keamanan harus diawali dengan kesadaran bahwa Indonesia adalah negara
hukum. Dengan demikian dan demi tegaknya hak- hak warga negara,
diperlukan peraturan perundang- undangan negara untuk mengatur ketertiban
warga negara dan dalam rangka melindungi hak-hak warga negara. Dalam hal
ini, segala sesuatu yang terkait dengan bidang pertahanan keamanan harus
diatur dengan memperhatikan tujuan negara untuk melindungi segenap wilayah
dan bangsa Indonesia.
Pertahanan dan keamanan negara diatur dan dikembangkan menurut dasar
kemanusiaan, bukan kekuasaan. Dengan kata lain, pertahanan dan keamanan
Indonesia berbasis pada moralitas kemanusiaan sehingga kebijakan yang terkait
dengannya harus terhindar dari pelanggaran hak-hak asasi manusia. Secara
sistematis, pertahanan keamanan negara harus berdasar pada tujuan tercapainya
kesejahteraan hidup manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa (Sila
pertama dan kedua), berdasar pada tujuan untuk mewujudkan kepentingan
seluruh warga sebagai warga negara (Sila ketiga), harus mampu menjamin hak-
hak dasar, persamaan derajat serta kebebasan kemanusiaan (Sila keempat), dan
ditujukan Pertahanan dan keamanan negara diatur dan dikembangkan menurut
dasar kemanusiaan, bukan kekuasaan. Dengan kata lain, pertahanan dan
keamanan Indonesia berbasis pada moralitas kemanusiaan sehingga kebijakan
yang terkait dengannya harus terhindar dari pelanggaran hak-hak asasi
manusia. Secara sistematis, pertahanan keamanan negara harus berdasar pada
tujuan tercapainya kesejahteraan hidup manusia sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa (Sila pertama dan kedua), berdasar pada tujuan untuk mewujudkan
kepentingan seluruh warga sebagai warga negara (Sila ketiga), harus mampu
menjamin hak-hak dasar, persamaan derajat serta kebebasan kemanusiaan (Sila
keempat),
4. a. Ideologi harus memiliki 3 dimensi yaitu, dimensi realitas, idealism, dan
fleksibilitas. Jelaskan dimensi-dimensi di atas dan beri contoh! Sebagai ideology
terbuka pancasila memiliki 3 aspek dimensi.
Realitas : Bersumber dari kehidupan bermasyarakat yang telah ada . Contonya
ialah bersikap sopan dan ramah kepada sesama.
Idealism : Mengandung nilai pengharapan atau tujuan yang hendak dicapai
dalam kehidupan bermasyarakat. Contohnya ialah pada sila ke-3 “ Persatuan
Indonesia” . Bangsa Indonesia berharap atau bertujuan menjadi Negara yang
bersatu.
Fleksible : Pancasila sebagai ideology terbuka senantiasa mengatur kehidupan
berbangsa dan bernegara tidak hanya dalam satu waktu saja. Nilainya selalu
berkembang dan berjalan seimbang. Masuknya budaya luar ke dalam kehidupan
sehari hari kita tak dapat di elakkan. Namun dengan penerapan pancasila
sebagai ideology Negara dapat menyaring apa saja yang baik dan dapat
meningkatkan nilai hidup berbangsa dan bernegara.

b. Dimensi tersebut di atas terdapat pada pancasila sebagai ideologi bangsa


Indonesia. Dapat dilihat dari peraturan yang tertera dalam undang-undang
dasar 1945 dan peraturan lainnnya yang mengacu kepada pancasila.

5. a. Terdapat pada sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Ini
menunjukkan pancasila menaungi penganut ketuhanan atau agama yang ada di
Indonesia.Perlindungan dan segala hak diberikan dengan sangat baik. Terdapat
juga dalam uud 1945 pasal 28 E ayat 1 .
b. Bahwa setiap ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan di
Indonesia haruslah tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang tekandung dalam
Pancasila. Setiap ilmu pengetahuan dan teknologi yag dikembangkan harus
meyertakan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dan berperan aktif
sebagai rambu normative yang mampu mengendalikan ilmu pengetahuan dan
teknologi agar tidak keluar dari cara berpikir dan bertindak bangsa Indonesia.

6. Hakikat abstrak yang disebut juga sebagai hakikat jenis atau hakikat umum
yang mengandung unsur-unsur yang sama, tetap dan tidak berubah. Hakikat
abstrak sila-sila Pancasila menunjuk pada kata: ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Hakikat pribadi sebagai hakikat yang
memiliki sifat khusus, artinya terikat kepada barang sesuatu. Hakikat pribadi
Pancasila menunjuk pada ciri-ciri khusus sila-sila Pancasila. Hakikat kongkrit
yang bersifat nyata sebagaimana dalam kenyataannya. Hakikat kongkrit
Pancasila terletak pada fungsi Pancasila sebagai dasar filsafat negara. Dalam
realisasinya, Pancasila adalah pedoman praktis, yaitu dalam wujud pelaksanaan
praktis dalam kehidupan negara, bangsa dan negara Indonesia yang sesuai
dengan kenyataan sehari- hari, tempat, keadaan dan waktu.

7. Sila-sila panacsila menjadi kerangka berpikir bagi pengembangan iptek. Ini


bertujuan agar pengembangan iptek memiliki arah yang jelas sesuai tujuan
bangsa Indonesia. Contohnya sila-5 , pengembangan iptek yang bertujuan untuk
pemerataan pekerjaan yang berarti mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat
Indonesia. Pancasila sebagai basis moralias bagi pengembangan iptek agar setiap
pengembangan iptek dapat disaring. Sila-1 menjadi basis moral pengembangan
iptek yang berdampak pada bagaimana masyarakat membuat inovasi pada
pakaian yang sesuai dengan norma agama / norma ketuhanan. Dan lain
sebagainya.

8. Ada tiga dimensi pancasila yakni Realitas , Idealis, dan Fleksibel sebagai
pedoman pengembangan ilmu pengetahuan. Apapun perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi harus berdasar pada kebutuhan kehidupan sehari
hari masyarakat Indonesia. Pengembangan iptek juga harus sesuai dengan
tujuan bangsa Indonesia yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Meski
begitu pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga bersifat fleksibel
yang artinya tak hanya terpaku pada satu bidang saja. Pengembangan dapat
dilakukan terhadap berbagai aspek selagi membawa kebaikan terhadap bangsa
indonesia , sesuai tujuan bernegara dan berbangsa tentunya.

9. Pancasila secara deduktif : mencari hakikat Pancasila serta menganalisis dan


menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang
komprehensif. Contohnya ialah menjadikan kehidupan berdemokrasi menjadi
kebutuhan karena dirasa cara terbaik dalam memutuskan sesuatu.
Pancasila secara induktif : mengamati gejala-gejala sosial budaya
masyarakat,merefleksikannya, dan menarik arti dan makna yang hakiki dari
gejala- gejala itu. Contohnya ialah pancasila dapat menumbuhkan rasa gotong
royong dalam masyarakat dan menjauhkan sikap acuk tak acuh, dan lainnya.
10. Pancasila sebagai falsafah hidup mungkin memang yang paling baik , cocok
dan sesuai dengan bangsa Indonesia. Diliha dari bentuk, fungsi dan
penerapannya pancasila memang adil, bijaksana. Namun belum bisa dikatakan
pancasila suatu kenyataan yang paling benar. Karena kembali kepada
hakikatnya pancasila merupakan hasil karya manusia. Semua karya ciptaan yang
bukan oleh tuhan pasti ada celah dan kekurangan.

Anda mungkin juga menyukai