PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa dan dasar negera Indonesia secara filosofi
sudah ada dan berkembang sejak dahulu. Namun baru ditetapkan sebagai dasar negara
secara resmi pada tanggal 17 Agustus 1945 dalam deklarasi kemerdekaan Republik
Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno. Negara Indonesia yang baru dideklarasikan
tersebut pada masa-masa awalnya mengalami banyak hambatan, baik dari dalam negeri
maupun dari luar negeri. Penerapan nilainilai Pancasila dalam kehidupan kenegaraan
kemudian dijabarkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan, baik dalam UUD
1945 maupun berbagai undang-undang dan peraturan lain di tingkat pusat maupun daerah.
Di sisi lain penerapan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari masyarakat
sudah dilakukan sejak jaman dahulu, bahkan dari sebelum terbentuk Negara Republik
Indonesia. Latar belakang bidaya bangsa Indonesia yang beraneka ragam, baik beraneka
suku, adat-istiadat, tradisi, agama dan kepercayaan, selama ini sudah mewarnai kehidupan
sehari-hari rakyat bangsa Indonesia. Pada masa sekarang ini, perkembangan kehidupan
bangsa Indonesia berkembang sesuai dengan kemajuan jaman, khususnya pengaruh
perkembangan dan kemajuan teknologi. Pancasila yang sudah dirumuskan oleh pendiri
bangsa (founding fathers), terdiri dari 5 (lima) sila (Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang Dipimpin
oleh Kebijaksanaan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia),
menghadapi tantangan berat perubahan akibat perkembangan jaman.
Sepanjang sejarah kebangsaan Indonesia, setiap orde pemerintahan menerapkan suatu
demokrasi tertentu. Pada masa pemerintahan Orde Lama, yang dipimpin Ir.Soekarno,
Pancasila dalam penerapan kenegaraan mewujud menjadi politik demokrasi terpimpin
dengan pilar gologan Nasakom (Nasionalis, Agama dan Komunis). Pada jaman Orde Baru,
yang dipimpin oleh Presiden Soeharto, diterapkan konsep demokrasi Pancasila yang
membatasi partai politik sebanyak 3 (tiga) buah, yaitu Partai Persatuan Pembangunan,
Golongan Karya, dan Partai Demokrasi Indonesia. Pada masa orde baru ini juga
dikembangkan panduan/tuntunan kehidupan masyarakat yang sesuai dengan setiap sila-
sila dalam Pancasila, berupa penguraian sila-sila ke dalam butir-butir Pancasila yang bisa
diterapkan sehari-hari.
Pada masa sekarang, yang disebut orde reformasi, nilai-nilai Pancasila mulai
ditinggalkan oleh sebagian warga Negara Indonesia. Hal ini karena dirasakan dan
dipersepsikan bahwa nilainilai Pancasila yang telah dirumuskan dalam butirbutir hanyalah
sebagai terjemahan Pancasila versi pemerintah (penguasa). Dengan suasana yang lebih
demokratis saat ini, sebagian masyarakat merasa lebih bebas (termasuk untuk tidak
menjalankan nilai-nilai Pancasila ini). Perkembangan teknologi saat ini yang berbasis pada
teknologi informasi dan komunikasi, dengan dikenalnya konsep revolusi industri 4.0,
memberi dampak yang sangat luas bagi masyarakat bangsa Indonesia, termasuk bisa
mempengaruhi sistem nilai yang sudah ada pada bangsa Indonesia.
Kondisi ini apabila tidak dibatasi dan diantisipasi bisa menimbulkan krisis kepribadian
bagi bangsa Indonesia, di mana sebelumnya berkepribadian berlandaskan nilai-nilai
Pancasila, namun kemudian berubah dengan pengaruh nilainilai bangsa lain. Generasi
1
muda sebagai penerus kehudupan bangsa di masa yang akan datang, perlu dibekali dan
dituntut untuk dapat mengamalkan serta melestarikan nilai-nilai Pancasila ini dalam
kehidupan sehari-hari di tengah-tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam dunia pendidikan tinggi di Indonesia, konten nilai-nilai Pancasila diberikan dalam
muatan mata kuliah Pancasila. Sesuai dengan tujuan pendidikan yaitu menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, terampil, kompeten, dan berbudaya untuk kepentingan
bangsa (UU No 12 tahun 2012).
Hal ini juga diterapkan di Politeknik TEDC, mata kuliah Pancasila diberikan pada
semester ganjil atau genap sesuai sebaran mata kuliah masing-masing program studi yang
ada di Politeknik TEDC. Nilai-nilai Pancasila diharapkan bisa tertanam dalam diri para
mahasiswa, sehingga pada saat mereka bekerja dan bermasyarakat nantinya sudah
memiliki kepribadian yang baik dan sesuai dengan Pancasila, serta tidak mudah
dipengaruhi oleh nilai-nilai filsafat serta budaya bangsa lain.
B. RUMUSAN MASALHA
1. Pengertian Pendidikan Pancasila
2. Peran Pancasila dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan di Indonesia
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dasar yuridis penetapan Pancasila sebagai dasar negara, kita ketahui bersama sebagai
norma dasar negara dan dasar negara Republik Indonesia berdasarkan pembukaan UUD
RI Tahun 1945) jo Keppres RI No. 150 Tahun 1959 mengenai Dekrit Presiden RI/Panglima
Tertinggi Angkatan Perang tentang Kembali kepada Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945. Nilai-nilai Pancasila dalam implementasinya terdiri dari nilai
dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis. Nilai dasar terdiri dari nilai-nilai setiap sila dalam
Pancasila (nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, nilai Kemanusiaan yang adil dan beradab, nilai
Persatuan Indonesia, nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan, serta nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Di tingkat pelaksanaan praktis di lapangan, misalnya dalam pembuatan peraturan
perundangundangan (dari undang-undang, keputusan presiden, peraturan presiden,
peraturan menteri sampai ke peraturan daerah, peraturan gubernur, peraturan bupati,
peraturan walikota dan lainlain) adalah pelaksanaan dari nilai-nilai dasar Pancasila seperti
pada pembukaan dan batang tubuh UUD RI 1945. Dengan demikian semua peraturan
perundang-undangan dari tingkat pusat sampai tingkat daerah tersebut dikenal sebagai nilai
instrumental Pancasila. Jadi dalam hal ini, nilai instrumental Pancasila harus merupakan
penjelasan atau penjabaran dari nilai dasar.
Pendidikan dan pengajaran di perguruan tinggi, termasuk di Politeknik TEDC,
dilaksanakan menggunakan pendekatan Student Active Learning, sehingga memberikan
kesempatan kepada para mahasiswa untuk banyak melakukan eksplorasi daripada hanya
menerima informasi yang disampaikan oleh pengajar. Kelebihannya dengan metode ini
adalah mahasiswa tidak hanya memperoleh pengetahuan dan terampilan terkait dengan
bidang keahliannya saja, akan tetapi bisa mengembangkan keterampilan berkomunikasi,
kemampuan bekerja sama dalam kelompok, pengembangan insiatif, berbagi informasi, dan
sikap menghargai orang orang lain. Sedangkan tujuan pencapaian kompetensinya setelah
mahasiswa selesai dan lulus mata kuliah Pancasila akan memiliki beberapa kompetensi ang
bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai anggota masyarakat, maupun
dalam pekerjaan yang sangat dipengaruhi perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan
teknologi yang ada. Kompetensi yang ada terdiri dari empat kompetensi yaitu kompetensi 1:
Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia; 2: Pancasila sebagai dasar Negara; 3:
Pancasila sebagai ideologi Negara, dan 4: Pancasila sebagai sistem filsafat (Dit. Belmawa.
2016).
4
Pancasila harus diperkuat agar bangsa Indonesia tidak terjerumus pada pengembangan
ilmu pengetahuan yang saat ini semakin jauh dari nilai-nilai kemanusiaan.
Berdasarkan permasalahan di atas, Sri Soeprapto, dosen Fakultas Filsafat Universitas
Gadjah Mada melakukan penelitian berjudul “Nilai-Nilai Pancasila sebagai Dasar
Pengembangan Ilmu Pengetahuan di Indonesia”. Salah satu tujuan penelitian ini yaitu
merumuskan secara analitis nilai-nilai Pancasila. Ia mengutip pendapat filosof Indonesia,
Notonagoro, bahwa nilai-nilai Pancasila mengandung dasar-dasar ontologis (kenyataan
yang ada), epistemologis (dasar pengetahuan), dan aksiologis (teori nilai) ilmu
pengetahuan.
Keaslian penelitian ini dijamin melalui perbandingan tulisan beberapa tokoh, di
antaranya, Notonagoro dan Suriasumantri. Notonagoro belum pernah mengemukakan
semua pandangan konseptualnya tentang dasar-dasar filsafati ilmu pengetahuan secara
eksplisit, sedangkan Suriasumantri dalam buku Filsafat Ilmu belum pernah membahas
hubungan antara permasalahan dasar filsafat ilmu pengetahuan dengan pengembangan
ilmu pengetahuan di Indonesia.
Penelitian bidang filsafat ini merupakan penelitian kepustakaan. Sumber datanya
diperoleh melalui buku-buku kepustakaan yang berkaitan dengan objek material dan objek
formal penelitian. Pandangan-pandangan dan konsep-konsep Notonagoro tentang filsafat
Pancasila merupakan objek material penelitian, sedangkan objek formalnya adalah filsafat
Pancasila.
Metode yang digunakan oleh Sri Soeprapto dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahap.
Pertama, bahan atau materi penelitian dikelompokkan menjadi dua, yaitu kepustakaan
primer dan kepustakaan sekunder. Kedua, jalan penelitian yang diurutkan melalui beberapa
langkah, yaitu pengumpulan data sesuai dengan objek materialnya, kemudian reduksi data,
setelah itu klasifikasi data, sesudah itu interpretasi dan penyimpulan data, dan yang terakhir
penyusunan laporan hasil penelitian sesuai dengan sistematika penulisan disertasi. Tahap
ketiga dengan cara menganalisis data yang dilakukan dengan tiga metode, yaitu deskripsi,
pemahaman menyeluruh atas pandangan filsafati Notonagoro. Kemudian, interpretasi yang
berarti mengungkapkan dan menerangkan unsur substansial atas pandangan Notonagoro.
Terakhir, analisis untuk menemukan makna yang terkandung dalam pandangan filsafati
Notonagoro.
Setelah semua tahap tersebut di atas selesai, muncul hasil penelitian yang berupa
pembahasan, yaitu dasar-dasar filsafat ilmu pengetahuan, nilai-nilai Pancasila, dasar
ontologis ilmu pengetahuan, dasar epistemologis ilmu pengetahuan, serta dasar aksiologis
ilmu pengetahuan. Kelima pembahasan tersebut saling berkaitan dan selalu berpedoman
pada nilai-nilai Pancasila yang diambil dari pandangan beberapa tokoh, salah satunya
Notonagoro. Keterkaitan kelima pembahasan tersebut mengandung pandangan mendalam
terhadap dasar-dasar ilmu pengetahuan yang berpedoman pada nilai-nilai Pancasila untuk
pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia.
Bahasan pertama dipaparkan bahwa dasar-dasar filsafat ilmu pengetahuan bersifat
statis dan dinamis. Artinya, hal yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan menjadi pola
dasar dan dapat mengarahkan secara moral dalam melakukan berbagai kegiatan ilmiah.
Kedua, membahas pengertian nilai-nilai Pancasila yang dianalisis secara substansial
dengan berpedoman pada konsep Notonagoro. Bahasan ketiga yaitu pengertian Pancasila
yang substansial ontologis dapat menjadi sumber bahan dan nilai untuk pengembangan
5
ilmu pengetahuan dalam bidang kehidupan bernegara. Keempat, membahas dasar
epistemologis Pancasila agar mampu menjadi dasar bagi pengembangan ilmu pengetahuan
pada umumnya. Bahasan kelima, menekankan pada penerapan pengetahuan yang harus
sesuai dengan kaidah-kaidah norma untuk menghindar dari perkembangan ilmu
pengetahuan yang cenderung semakin pragmatis.
Penelitian bertajuk pengembangan ilmu pengetahuan ini memberi manfaat bagi
beberapa bidang. Bagi ilmu pengetahuan, dapat memperjelas lingkup kewenangannya.
Lingkup ilmu pengetahuan menjadikan ilmuwan dapat menentukan sikap, kapan harus
objektif dan bebas nilai, serta kapan harus berpedoman dan berotientasi pada nilai-nilai.
Bagi filsafat, dapat memberikan pertimbangan bagi pemilihan objek kajian dan penerapan
dari hasil ilmu pengetahuan. Bagi masa globalisasi, dapat diperhitungkan melalui
perencanaan pengembangan serta penerapan ilmu pengetahuan dengan berpedoman pada
nilai kemanusiaan dan nilai religius.
Penelitian ini pun menyumbangkan ide-ide solutif dalam pengembangan ilmu
pengetahuan melalui teori yang disimpulkan oleh Sri Soeprapto. Salah satu ide solutifnya
yaitu, dasar aksiologis Pancasila berguna untuk menghindarkan diri dari pengetahuan ilmiah
tentang kehidupan berbangsa dan bernegara yang cenderung menganggap bahwa
pengetahuan semata-mata berdasarkan pengalaman serta ilmu yang pasti (positivistis) dan
pragmatis. Sayang, dalam laporan penelitian ini banyak kata dan kalimat yang berulang-
ulang, sehingga tulisan menjadi kurang efektif. [Fadhila Rachmadani]
1. Sebagai filtrasi
Dalam pengembangan iptek tidak selalu bernilai positif namun dapat juga bernilai
negatif, oleh karena itu, pancasila disini berperan untuk mengukur baik buruknya
perkembangan iptek tersebut. IPTEK adalah hasil karya manusia. Karya tersebut pada
dasarnya dipergunakan untuk membantu keperluan manusia dalam menghadapi
kehidupannya. IPTEK tersebut ada saja yang memanfaatkannya untuk kepentingan
tertentu baik yang berdampak positif maupun negatif.
a. Dimensi Reality
Yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam ideologi tersebut secara riil berakar
dalam hidup masyarakat atau bangsanya, terutama karena nilai-nilai dasar tersebut
bersumber dari budaya dan pengalaman sejarahnya.
b. Dimensi Idealisme
6
Yaitu nilai-nilai dasar ideologi tersebut mengandung idealisme yang memberi
harapan tentang masa depan yang lebih baik melalui pengalaman dalam praktik
kehidupan bersama dengan berbagai dimensinya.
c. Dimensi Fleksibility.
7
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Pancasila sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia. Ada beberapa hal yang
perlu masa zaman dahulu terkait sejarah indonesia sebelum proses dan setelah perumusan
pancasila sebagai dasar negara. Hal ini berkaitan dengan perjuangan kerajaan dalam
mempertahankan ekstitensi bangsa indonesia. Dalam proses reformasi dewasa ini nilai-nilai
pancasila merupakan suatu pangkal tolak baik dalam bidang politik, sosial, ekonomi, hukum
serta kebijakan internasional dewasa ini.
Hal inilah dalam wacana ilmiah dewasa ini diistilahkan bahwa panacasila sebagai
paradigma dalam kehidupan berbangsa dan negara. Istilah paradigma merupakan suatu
asumsi-asumsi dasar dan asumsiasumsi teoretis yang umum (merupakan suatu sumber
nilai). sehingga merupakan suatu sumber hukum-hukum, metode, seru penerapan dalam
ilmu pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri serta karakter ilmu pengetahuan
itu sendiri.
B. Saran
Makalah ini masih banyak mempunyai kekurangan dalam hal-hal penyajiannya maka
dari tu kita harus giat belajar agar dapat menjadi lebih baik lagi. Segala saran yang bersifat
membangun kami sangat menunggunya untuk perbaikan dari makalah ini. Akhir kata kami
ucapkan terimakasih.