Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Hakikat dan pentingnya pendidikan pancasila

Dosen Pengampuh :

Drs. A. Kholik Harahap, M. Si

Oleh :

AGUNG HIDAYAT (21031283)

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS ASAHAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Tidak ada kata lain yang lebih utama untuk saya ucapkan selain puji dan syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat, karunia dan hidayah-Nya.
Sehingga, saya mampu menyelesaikan makalah Pancasila.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih memiliki banyak sekali
kekurangan. Oleh karena itu, Saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca terutama kepada Bapak Drs. A. Kholik Harahap, M. Si selaku Dosen mata kuliah
Pancasila di Universitas Asahan. Saya berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi saya
serta bagi Mahasiswa lain khususnya prodi Manajemen di Universitas Asahan.

Kisaran, 18 November 2021

Penyusun

2
PEMBAHASAN

1. Hakikat Pancasila
Sebagai ideologi, Pancasila berhakikat (berperanan utama) sebagai:
(a) pandangan hidup bangsa,
(b) (b) dasar negara, dan
(c) (c) tujuan nasional (negara).

Sebagai pandangan hidup bangsa, hakikat Pancasila diwujudkan dalam P-4 (yang saat ini
dicabut oleh MPR hasil Sidang Istimewa 1998), yang lebih lanjut dilaksanakan dalam bentuk
Anggaran-Dasar (AD) bagi masing-masing organisasi sosial-politik (seperti Ormas, LSM, Parpol)
dan Kode-Etik (KE) bagi masing-masing organisasi profesi/keahlian (seperti IDI, PGRI, Ikahi)—
yang teknis-operasionalnya berbentuk Anggaran-Rumah-Tangga (ART). Sebagai dasar negara,
hakikat Pancasila diwujudkan dalam Batang Tubuh UUD 1945, yang lebih lanjut dilaksanakan
dalam bentuk Peraturan Perundang-undangan (Tap. MPR, UU, PP, Keppres, Perda, dst.)—yang
teknis-operasionalnya berbentuk Surat-Edaran (SE) berupa Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) atau
Petunjuk Teknis (Juknis). Sebagai tujuan nasional (bangsa)/negara, hakikat Pancasila diwujudkan
dalam Garis-garis Besar daripada Haluan Negara (GBdHN) (seperti Propenas) yang lebih lanjut
dilaksanakan dalam bentuk Repetanas (seperti APBN)—yang teknis-operasionalnya berupa
Proyek (seperti DIP/DUK, DIK, DIKS).

Dengan demikian, hakikat pandangan hidup Pancasila berbentuk pada


norma moral bangsa Indonesia; hakikat dasar negara Pancasila berbentuk pada
norma hukum negara Indonesia; dan hakikat tujuan nasional/negara Pancasila
berbentuk pada norma politik (kebijakan) pembangunan nasional Indonesia.
Pemahaman tersebut bersumber pada kerangka dan substansi nilai-nilai
yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945. Pembukaan ini merupakan Teks
Proklamasi Kemerdekaan NKRI yang lengkap dan terinci. Teks Proklamasi itu
sendiri lahir melalui proses sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia,
dari yang semula sebagai budaya suku-suku asli, berkembang dalam budaya
kerajaan-kerajaan besar (Kutai, Sriwijaya, Majapahit, dst), kemudian dipengaruhi
oleh budaya agama-agama/penjajah-penjajah, sampai akhirnya dipengaruhi pula
oleh ideologi-ideologi besar dunia (bahkan sampai kini di era globalisasi
informasi). Jadi, hakikat Pancasila (demikian pula UUD 1945) tidak lahir secara

1
mendadak, tetapi mereka ditempa oleh sejarah lahirnya Indonesia sebagai suatu
bangsa.

2. Pengertian Pendidikan Pancasila

A. Pendidikan Pancasila sebagai Program Terpadu yang Utuh, Bulat dan Berkesinambungan

Setiap Program Pendidikan Pancasila pada berbagai jenjang sekolah dan kelas harus memiliki

kesinambungan dan sumber yang sama yakni Bahan Kajian Baku yang memang sudah ditentukan

sebagai pegangan utama. Namun tidaklah berarti bahwa guru bebas dari keharusan mengkaji

sumber lain (yang tentu selaras dan terkait), sebab tugas itu adalah tugas profesional guru untuk

memperkaya pengajarannya. Demikian halnya kajian terhadap realita kehidupan merupakan tugas

keharusan guru agar apa yang dibelajarkan fungsional (bermakna) bagi peserta didik serta

lingkungan kehidupannya.

B.    Pendidikan Pancasila Sebagai Nilai dan Moral

Sebagai Program Pendidikan Nilai-Moral (afektif) maka tentunya sangat diharapkan agar program

mampu menampilkan perangkat tatanan nilai, moral dan norma Pancasila secara benar dan selalu

menunjukkan keterkaitan isi pesan sila-sila Pancasiala.

Konsep- konsep Pancasila hendaknya tidak sekedar disampaikan arti, rumusan dan percontohannya

semata. Hendaknya juga dikaji isi pesan, semangat jiwanya (nilai) untuk selanjutnya disampaikan

tatanan moralnya berikut acuan normatif/hukum keharusannya dan tata cara pelaksanaannya.

Program yang dikelola seperti inilah yang dianggap handal untuk mencapai target pembentukan

totalitas diri yang utuh.

C. Pendidikan Pancasila Sebagai Pendidikan Politik

Pendidikan Pancasila berperen sebagai wahana program pendidikan politik dimana peserta didik

penerus bangsa-negara RI ini dibina kemantapan pemahaman tentang tata cara keharusan bernegara

2
menurut nilai moral Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan dan batang tubuh UUD

1945 serta perangkat hukum operasionalnya.

D. Pendidikan Pancasila Sebagai Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

Dalam kaitannya terhadap isi dan misi PKN, Pendidikan Pancasila menyiapkan, membina dan

mengembangkan Pengetahuan serta kemampuan dasar peserta didik yang berkenaan dengan

hubungan antar warga negara dengan negaranya.

Melalui program ini, peserta didik akan dibina menjadi warga Indonesia yang baik dan berjiwa

Pancasila yakni warga negara yang faham dan sadar serta mau dan mampu melaksanakan hak

kewajiban dan tugas tanggung jawab dirinya, masyarakat dan pemerintah negaranya.

3. DASAR PEMIKIRAN PANCASILA

Masa Persidangan Pertama BPUPKI (29 Mei-1 Juni 1945)


Setelah terbentuk BPUPKI segera mengadakan persidangan. Masa persidangan pertama
BPUPKI dimulai pada tanggal 29 Mei 1945 samapai dengan 1 Juni 1945. Pada masa persidangan
ini, BPUPKI membahas rumusan dasar Negara untuk Indonesia merdeka. Pada persidangan
dikemukakan berbagai pendapat tentang dasar Negara yang akan dipakai Indonesia merdeka.
Pendapat tersebut disampaikan oleh Mr. Mohammad Yamin, Mr. Soepomo, dan Ir. Sukarno.
1.      Mr. Mohammad Yamin
Mr. Mohammad Yamin menyatakan pemikirannya tentang dasar Negara Indnesia merdeka
dihadapan sidang BPUPKI pada tanggal 29 Mei 1945. Pemikirannya diberi judul “Asas dan Dasar
Negara Kebangsaan Republik Indonesia”. Mr. Mohammad Yamin mengusulakan dasar Negara
Indonesia merdeka yang intinya sebagai berikut:
a.       Peri kebangsaan;
b.      Peri kemanusiaan;
c.       Peri ketuhanan;
d.      Peri kerakyatan;
e.       Kesejahteraan rakyat.

2.      Mr. Soepomo

3
Mr. Soepomo mendapat giliran mengemukakan pemikirannya di hadapan sidang BPUPKI
pada tanggal 31 Mei 1945. Pemikirannya berupa penjelasan tentang masakah-masalah yang
berhubungan dengan dasar Negara Indonesia merdeka. Negara yang akan dibentuk hendaklah
Negara integralistik yang berdasarkan pada hal-hal berikut ini:
a.       Persatuan;
b.      Kekeluargaan;
c.       Keseimbangan lahir dan batin;
d.      Musyawarah;
e.       Keadilan social;

3.      Ir. Soekarno


Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno mendapat kesempatan untuk mengemukakan dasar
Negara Indonesia merdeka. Pemikirannya terdiri atas lima asas berikut ini:
a.       Kebangsaan Indonesia;
b.      Internasionalisme atau perikemanusiaan;
c.       Mufakat dan demokrasi;
d.      Kesejahteraan social;
e.       Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kelima asas tersebut diberi nama Pancasila sesuai saran teman yang ahli bahasa. Untuk
selanjutnya, tanggal satu Juni kita peringati sebagai hari lahir insital pancasila.

4. Landasan Pendidikan Pancasila

A.    Landasan Historis

Bahwa nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila sebelum dirumuskan dan disahkan menjadi

dasar negara secara objektif historis telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Sehingga asal nilai-

nilai Pancasila tersebut tidak lain adalah bangsa Indonesia sendiri atau bangsa Indonesia sebagai kausa

materialis Pancasila.

B.    Landasan Kultural

Bangsa Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

pada suatu asas kultural yang dimiliki dan melekat pada bangsa itu sendiri. Nilai-nilai kenegaraan dan
4
kemasyarakatan terkandung dalam sila-sila  pancasila bukan hanya merupakan hasil konseptual

seseorang saja tetapi merupakan hasil karya besar bangsa Indonesia yang diangkat dari nila-nilai

kultural yang dimiliki bangsa Indonesia melalui proses refleksi filosofis para pendiri negara seperti

Ir.Soekarno, Muh. Yamin, Supomo, dan lain-lain. Satu-satunya karya besar bangsa Indonesia yang

sejajar dengan karya besar lain di dunia adalah hasil pemikiran tentang bangsa dan negara yang

mendasarkan pandangan hidup suatu prinsip nilai yang tertuang dalam sila-sila Pancasila.

C.    Landasan Yuridis

Landasan yuridis perkuliahan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi diatur dalam Pasal 39 Undang-

Undang No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa isi kurikulum jalur

dan jenjang pendidikan wajib memuat Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, dan Pendidikan

kewarganegaraan.

D.    Landasan filosofis

Pancasila sebagai dasar filsafat negara dan pandangan filosofis bangsa Indonesia, oleh karena sudah

menjadi keharusan moral untuk secara konsisten merealisasikan dalam setiap aspek kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Secara filosofis bangsa Indonesia sebelum mendirikan negara adalah bangsa yang berketuhanan dan

berkemanusiaan. Hal ini berdasarkan kenyataan objektif bahwa manusia adalah makhluk Tuhan YME.

Setiap aspek-aspek penyelenggaraan negara harus bersumber pada nilai-nilai Pancasila termasuk sistem

peraturan perundang-undangan di Indonesia. Oleh karena itu dalam realisasi kenegaraan termasuk

dalam proses reformasi dewasa ini merupakan suatu keharusan bahwa Pancasila merupakan sumber

nilai dalam pelaksanaan kenegaraan, baik dalam pembangunan nasional, ekonomi, politik, hukum,

sosial budaya, maupun pertahanan.

5. TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA


Pendidikan pancasila mengarah perhatian pada moral yang diharap dapat diwujudkan dalam
kehidupan sehari-hari, yaitu perilaku yang memancarkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang
5
Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri atas golongan agama, perilaku yang bersifat kemanusiaan
yang adil dan beradab, perilaku kebudayaan, dan beraneka ragam kepentingan perilaku yang
mendudkung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi
ataupun golongan.

1.      Tujuan Nasional


Tujuan Nasional sebagaimana ditegaskan dalam pembukaan UUD 1945 alnia ke-4, menyatakan
“melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social “. Pembangunan nasional
merupakan usaha peningkatan usaha manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara
berkelanjutan, berlandaskan kemampuan nasional dan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi, serta memperhatiakan tantangan perkembangan global.

2.      Tujuan Pendidikan Nasional


Pendidikan Nasional berdasarkan pancasila dan UUD 1945, berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan serta meningkatkan mutu dan martabat manusia Indonesia dalam rangka mewujutkan
tujuan nasional. Berdasarkan UU no 2 tahun 1989 tentang sisitim Pendidikan Nasional, menurut
pasal 4 menyatakan tentang tujuan pendidikan Nasional yaitu pendidikan nasional bertujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia
yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri, serta tanggungjawab kemasyarakatan dan bangsa. Dalam rangka pelaksanaan
pembangunan nasional, sebagai pengalaman pancasila di bidang pendidikan, maka pendidikan
nasional mengusahakan: pertama, pembentukan manusia pancasila sebagai manusia pembangunan
tang tinggi kualitasnya dan mampu bermandiri; kedua, pemberian dukungan bagi perkembangan
masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia yang terwujut dalam ketahanan nasional yang teguh
mengandung makna terwujutnya kemampuan bangsa menagkal setiap ajaran, paham, dan ideology
yang bertentangan dengan pancasila.

6. Pentingnya Pngaruh Pendidikan Pancasila Terhadap Berbagai Masalah di


Indonesia

Pendidikan Pancasila tidak hanya merupakan sebuah teori yang dipelajari dari tingkat
Sekolah Dasar hingga ke Perguruan Tinggi saja, melainkan diperlukan pengamalannya pada

6
kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat dan berbangsa. Banyaknya masalah yang terjadi di
Indonesia sedikit banyak berpengaruh terhadap pemahaman seseorang pada Pendidikan Pancasila
yang telah dipelajari. Berikut beberapa masalah yang seringkali terjadi di Indonesia :
1. Kasus Sara yang Merajalela
Indonesia adalah negara dengan suku bangsa, agama, dan budaya yang beragam. Dilingkungan
tempat tinggal kita, mungkit telah memiliki rasa toleransi yang tinggi terhadap perbedaan-
perbadaan tersebut. Tapi, dibeberapa tempat masih banyak yang tidak dapat menerima adanya
perbedaan dan melakukan diskriminasi terhadap kaum minoritas. Sebut saja beberapa masalah
yang terjadi belakangan ini terkait sara seperti, penolakan pemimpin yang memiliki agama yang
berbeda dengan mayoritas penduduknya, pembakaran tempat ibadah, terorisme, pertikaian antar
suku, saling ejek agama dimedia sosial, dan masih banyak lagi. Kita sebagai bangsa Indonesia
harusnya dpat menyadari persamaan latar belakang, tujuan, dan nasib. Sehingga dapat tercipta rasa
persatuan yang kuat.
2. Korupsi
Seperti yang sudah kita ketahui, Indonesia merupakan salah satu negara yang terkenal dimata
dunia karena tingginya tingkat korupsi yang terjadi. Korupsi tidak hanya dilakukan oleh pejabat
kelas atas didaerah pusat saja, tapi juga oleh pejabat didaerah kecil. Hal ini menyebabkan kerugian
negara yang amat besar yang menyengsarakan rakyat dan menimbulkan berbagai masalah sosial
seperti kemiskinan, kesenjangan sosial, kualitas pendidikan yang rendah, tingkat kriminalitas yang
tinggi, pengangguran, dan banyaknya daerah tertinggal yang tidak mendapat fasilitas yang layak.
Sebenarnya, negara kita memiliki dana yang cukup untuk mensejahterakan rakyatnya, tetapi
karena ulah para koruptor, uang negara menjadi terbuang sia-sia dan menyengsarakan penduduk.
Namun, penanganan terhadap para koruptor di Indonesia kurang tegas. Jika kita melihat tindakan
yang diambil negara Arab Saudi yang memberlakukan potong tangan, ataupun negara Tiongkok
yang menghukum mati para Koruptor di negaranya, di Indonesia tidak dapat diberlakukan hal
yang demikian dikarenakan adanya HAM. Namun, apakah mencuri uang rakyat bukan merupakan
pelanggaran HAM?
3. Penegakan Hukum yang Lemah
Indonesia merupakan negara hukum. Namun, seperti kasus yang sudah-sudah, kebanyakan dari
mereka yang dihukum adalah rakyat kecil. Ini dikarenakan hukum di Indonesia yang tidak adil,
yang lancip terhadap rakyat kecil, tumpul kepada masyarakat kelas atas. Hukum seringkali
disalahgunakan oleh para praktisi hukum yang dapat disuap, sehingga rakyat kecil yang tidak
mempunyai uang, tidak dapat berbuat apa-apa, dan pasrah untuk dihukum bersalah.
4. Pengelolaan Sumber daya yang Buruk
Indonesia dengan segala kekayaan alamnya mulai dari daratan hingga lautan, merupakan
7
negara yang sangat potensial dan memiliki kekayaan yang tak terhingga. Karena itulah, banyak
dari negara asing yang melirik Indonesia, dan mulai melakukan eksploitasi terhadap alam
Indonesia. Sayangnya, banyak dari kita sebagai masyarakat Indonesia, terutama generasi muda,
yang kurang menyadari bahkan cenderung mengabaikan hal ini.
Tidak hanya sumber daya alamnya saja, dengan banyaknya jumlah penduduk di Indonesia,
seharusnya Indonesia tak perlu lagi memikirkan masalah Sumber daya manusia lagi untuk
mengelola negara. Akan tetapi, sebagian besar perusahaan justru mempekerjakan tenaga kerja
asing, yang menyebabkan tingginya angka pengangguran di Indonesia.

PENUTUP

1.
2.
3.
KESIMPULAN

Dari penjelasan diatas pancasila sebagain hakikat pendidikan yang berarti membicarakan
tentang hal-hal yang hakiki atau mendasar. Demikian juga halnya dengan upaya memahami hakikat
pancasila dan kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena pancasila memiliki keluasan arti
filosofis, maka dari pengertian pokok tersebut dapat diberi arti yang bermacam-macam, antara lain

8
sebagai berikut : Pancasila sebagai Dasar Negara, Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa
Indonesia, sebagai cita-cita Pancasila dan tujuan bangsa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Link Google :
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/pendidikan_pancasila.pdf

Buku :

Ristekdikti, 2016

Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi, Jakarta : Dikti.kemdikbud

9
Makalah :

Muhammad fadhil, 2019

Pentingnya pendidikan Pancasila, Semarang

Farhan Ardian, 2020

Pentingnya pendidikan pancasila bagi mahasiswa , Sumedang

10

Anda mungkin juga menyukai