Anda di halaman 1dari 5

Nama : ROFHIQOH

NIM:23030230099

1.Pancasila merupakan warisan luar biasa dari pendiri bangsa yang mengacu kepada nilai-nilai luhur.
Hampir tidak ada keraguan lagi, mayoritas bangsa Indonesia ini berpendapat bahwa Pancasila
sebagai dasar negara sekaligus pandangan hidup masyarakat Indonesia yang plural tidak tergantikan.
Pancasila yang akomodatif terhadap agama tidak dapat tergantikan oleh ideologi sekulerisme yang
tidak selalu bersahabat dengan agama. Oleh karena itu, pemulihan kembali kesadaran kolektif
bangsa tentang posisi vital dan urgensi Pancasila dalam kehidupan negara bangsa Indonesia.
Pancasila kembali menjadi rujukan dan panduan dalam pengambilan berbagai kebijakan dan
langkah, mulai dalam kehidupan keagamaan, kemanusiaan, kebangsaan, demokrasi dan keadilan.

Mata kuliah pendidikan Pancasila yang mencakup unsur filsafat Pancasila, merupakan salah satu
komponen yang tidak dapat dipisahkan dari kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian
(MKPK) pada susunan kurikulum inti perguruan tinggi di Indonesia. Mata kuliah Pendidikan Pancasila
adalah mata kuliah wajib untuk diambil oleh setiap mahasiswa pada perguruan tinggi untuk program
diploma/politeknik dan program sarjana. Pendidikan Pancasila dirancang dengan maksud untuk
memberikan pengertian kepada mahasiswa tentang Pancasila sebagai filsafat/tata nilai bangsa,
dasar negara, dan ideologi nasional dengan segala implikasinya.

2.Penerapan Pancasila dari Masa ke MasaEra Kemerdekaan (1945-1950)

Penerapan Pancasila pada era ini mencerminkan semangat dan dinamika yang mewarnai langkah-
langkah awal negara yang baru merdeka. Meskipun Pancasila belum secara resmi tertulis dalam
konstitusi, nilai-nilai dasar ini menjadi landasan bagi para pemimpin kemerdekaan.

Proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 oleh Soekarno dan Mohammad Hatta adalah
manifestasi nyata komitmen terhadap nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara. Pada awalnya,
Pancasila diakui melalui pidato-pidato dan pernyataan para pemimpin, dengan Soekarno
memberikan pidato berjudul “Pancasila sebagai Dasar Negara” pada tahun 1945.

Selama periode ini, nilai-nilai Pancasila tercermin dalam semangat persatuan dan keberagaman.
Pemerintah awal membentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
yang kemudian menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pada tanggal 18 Agustus
1945, PPKI menetapkan Piagam Jakarta, yang menjadi dasar bagi pembentukan negara Indonesia
dan menyebutkan Pancasila sebagai panduan moral bagi negara.

Era Orde Lama (1950-1965)

Era Orde Lama (1950-1965) di Indonesia merupakan periode penerapan Pancasila yang ditandai oleh
berbagai peristiwa dan kebijakan yang dirancang untuk membangun negara yang stabil dan kuat
berdasarkan prinsip-prinsip ideologi Pancasila. Di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno,
penerapan Pancasila bersifat integral dalam konsep “Demokrasi Terpimpin.”
Presiden Soekarno menetapkan Pancasila sebagai dasar negara dalam berbagai pidato dan
pernyataan, memandangnya sebagai pemersatu bangsa dan kunci kesuksesan pembangunan
nasional. Konsep “Demokrasi Terpimpin” yang diperkenalkan Soekarno mencerminkan upaya untuk
memadukan prinsip demokrasi dengan kepemimpinan yang kuat dan sentralistik, dengan Pancasila
sebagai panduan. Langkah-langkah yang mencirikan penerapan Pancasila pada Era Orde Lama
melibatkan pembentukan kelembagaan dan kebijakan yang sejalan dengan nilai-nilai dasar ideologi
negara. Beberapa poin utama termasuk:

Nasakom (Nasionalisme, Agama, dan Komunis)

Soekarno memperkenalkan konsep Nasakom sebagai usaha untuk mempertemukan tiga kekuatan
besar di Indonesia, yaitu nasionalisme, agama, dan komunis, dalam semangat kebersamaan untuk
mencapai tujuan nasional. Namun, kebijakan ini juga menciptakan ketegangan dan konflik antar
kelompok.

Penasionalan Perusahaan Asing

Pada tahun 1957, Soekarno mengumumkan kebijakan penasionalan perusahaan-perusahaan asing di


Indonesia. Langkah ini diambil untuk memajukan ekonomi nasional dan menegaskan kedaulatan
ekonomi sesuai dengan semangat kesejahteraan umum Pancasila.

Konfrontasi dengan Malaysia

Konfrontasi dengan Malaysia (1963-1966) menjadi bagian dari strategi politik luar negeri Soekarno.
Meskipun tujuan awalnya untuk mendukung kemerdekaan Indonesia dan menyatukan wilayah
Melayu, konfrontasi ini mendatangkan ketidakpastian dan konflik.

Ganyang Malaysia

Pada tahun 1963, Soekarno melancarkan kampanye “Ganyang Malaysia” yang menggalang
dukungan untuk konfrontasi dengan Malaysia. Meskipun berkaitan dengan konteks politik luar
negeri, kampanye ini juga menciptakan ketegangan di dalam negeri dan menyebabkan pembubaran
partai-partai oposisi.

Manipol-USDEK

Soekarno juga memperkenalkan Manipol-USDEK (Manipulasi Politik – Usaha Dekati Karya) sebagai
suatu konsep pembangunan yang mencakup enam prinsip, termasuk Pancasila sebagai dasar negara.
Konsep ini ditujukan untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan prinsip
kesejahteraan umum Pancasila.

Orde Baru (1966-1998)

Era Orde Baru (1966-1998) di Indonesia adalah periode pemerintahan yang ditandai oleh
kepemimpinan Presiden Soeharto setelah meletusnya G30S/PKI pada tahun 1965. Pada masa ini,
penerapan Pancasila tetap menjadi dasar ideologi negara,

3.Isu kebangsaan dan penguatan nilai-nilai Pancasila saat ini menjadi salah satu prioritas
pembangunan nasional jangka menengah untuk 5 tahun ke depan, proses pengamalan nilai-nilai
pancasila di masyarakat sudah seharusnya tidak menjadi kewajiban penyelenggara Negara semata,
namun harus menjadi tanggung jawab semua pihak termasuk masyarakat.
Asisten Deputi Pemberdayaan Pemuda Kemenko PMK Yohan menyampaikan, peringatan HUT RI ke-
75 di tengah pandemi Covid-19 menjadi ujian apakah kemampuan bangsa Indonesia terhadap nilai-
nilai Pancasila saat ini mengalami pengenduran komitmen.

Hal itu disampaikannya dalam Kuliah Umum Prof. Yudi Latif secara daring berjudul “Melihat
Pancasila dalam Praktik” yang merupakan bagian dari kegiatan Sekolah Harmoni Indonesia kerja…

4.Sejarah dirumuskannya Pancasila sebagai dasar negara adalah diawali dengan pembentukan
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI. BPUPKI adalah organisasi
yang dibentuk untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia sekaligus sejumlah syarat yang harus
dipenuhinya sebagai negara merdeka, demikian dilansir dari buku Pasti Bisa Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan untuk SMP/MTs Kelas VII karya Tim Ganesha Operation.

Pancasila dirumuskan dalam sidang pertama BPUPKI. Sidang pertamanya sendiri dilaksanakan pada
29 Mei-1 Juni 1945.

Pancasila dirumuskan dalam sidang pertama BPUPKI. Sidang pertamanya sendiri dilaksanakan pada
29 Mei-1 Juni 1945.

Dalam sidang BPUPKI pertama, yang dibahas adalah dasar negara Indonesia. Kemudian, sidang
kedua…

5.Semakin majunya perkembangan Zaman di era moderenisasi ini.Membuat rakyat bangsa


Indonesia sendiri malah lalai dengan Ideologi nya sendiri.Hal ini dapat di buktikan dengan kurangnya
implementasi nilai² dalam ideologi dalam Pancasila,contohnya kecilnya dalam lingkup sehari -
hari.hal ini dapat di buktikan dengan kita introspeksi diri sendiri

6.Secara historis, Pancasila dirumuskan dengan tujuan untuk dipakai sebagai dasar negara Indonesia
Merdeka. Dalam prosesnya, segala perumusan Pancasila sebagai dasar negara ini digali dan
didasarkan dari nilai-nilai pandangan hidup masyarakat Indonesia dan dituangkan menjadi kesatuan
sebagai pandangan hidup bangsa.

Secara kultural, Pancasila sebagai dasar negara adalah sebuah hasil budaya bangsa. Oleh karenanya,
Pancasila haruslah diwariskan kepada generasi muda melalui pendidikan. Jika tidak diwariskan,
negara dan bangsa akan kehilangan kultur yang penting. Penting untuk diingat bahwa bangsa yang
besar adalah bangsa yang memiliki kepedulian kepada pewarisan budaya luhur bangsanya.

Secara yuridis, kedudukan Pancasila sebagai dasar negara tercantum di dalam Pembukaan UUD
1945. Sehubungan dengan itu, Pancasila memiliki kekuatan yang mengikat. Seluruh tatanan hidup
bernegara yang bertentangan dengan Pancasila dinyatakan tidak berlaku dan harus dicabut.

Secara filosofis, nilai-nilai Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia. Tatanan nilai ini
tidak lain merupakan ajaran tentang berbagai bidang kehidupan yang dipengaruhi oleh potensi,
kondisi bangsa, alam, dan cita-cita masyarakat. Lebih lanjut, dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, Pancasila diakui sebagai filsafat hidup yang berkembang dalam sosial budaya Indonesia.

7.Pancasila Sebagai Philosopische Grondslag

Bangsa Indonesia memperingati tanggal 1 Juni sebagai hari kelahiran Pancasila. Referensi histori dari
“kelahiran” Pancasila pun dapat kita temui baik dalam bentuk sumber/bahan kepustakaan maupun
media elektronik visual yang berkembang pesat saat ini. Namun, terkadang kita sering lupa untuk
menelaah tidak hanya dari sisi “seremonial” perayaan kelahirannya, tetapi selayaknya kita perlu juga
untuk memahami secara lebih komprehensif mengenai kedudukan Pancasila. Bahkan mungkin
diantara kita masih berpendapat bahwa Pancasila hanya merupakan sebagai ideologi negara.
Apakah pendapat ini sudah tepat?

Soekarno menyebut Pancasila sebagai philosopische grondslag atau pandangan hidup bangsa
Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila memiliki dua kepentingan yaitu:

a. Pancasila diharapkan senantiasa menjadi pedoman dan petunjuk dalam menjalani keseharian
hidup manusia Indonesia baik dalam berkeluarga, bermasyarakat maupun berbangsa.

b. Pancasila diharapkan sebagai dasar negara sehingga suatu kewajiban bahwa dalam segala tatanan
kenegaraan entah itu dalam hukum, politik, ekonomi maupun sosial masyarakat harus berdasarkan
dan bertujuan pada Pancasila.

Pancasiila dalam kedudukannya sebagai kristalisasi nilai-nilai yang dimiliki dan diyakıni kebenarannya
oleh bangsa Indonesia, telah dirumuskan dalam alinea keempat pembukaan Undang Undang Dasar
1945. Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa, memiliki fungsi utama sebagai dasar negara
Indonesia. Dalam kedudukannya yang demikian Pancasila menempati kedudukan yang paling tinggi,
sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sebagai sumber hukum dasar nasional dalam tata
hukum di Indonesia.

Pancasila dalam kedudukannya sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber hukum
dasar nasional, menjadikan Pancasila sebagai ukuran dalam menilai hukum yang berlaku di negara
Indonesia. Hukum yang dibuat dan berlaku di negara Indonesia harus mencerminkan kesadaran dan
rasa keadilan yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Hukum di Indonesia harus menjamin dan
merupakan perwujudan serta tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
rumusan Pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 dan interpretasinya dalam
tubuh UUD 1945 tersebut.

Pancasila dalam posisinya sebagai sumber semua sumber hukum, atau sebagai sumber hukum dasar
nasional, berada di atas konstitusi, artinya Pancasila berada di atas UUD 1945. Jika UUD 1945
merupakan konstitusi negara, maka Pancasila adalah Kaidah Pokok Negara yang Fundamental (staats
fundamental norm)

Kaidah pokok yang fundamental itu mempunyai hakikat dan kedudukan yang tetap, kuat dan tidak
berubah bagi negara tersebut. Pancasila tidak dapat diubah dan ditiadakan, karena Ia merupakan
kaidah pokok yang fundamental. Bung Karno menyebut Pancasila itu sebagai philosofische grondslag
(fundamen filsafat), pikiran sedalam-dalamnya, untuk kemudian di atasnya didirikan bangunan
“Indonesia merdeka yang kekal dan abadi”

Secara yuridis formal berdasarkan Pasal 37 UUD 1945, konstitusi sebagai hukum dasar
memungkinkan adanya perubahan. namun Pancasila dalam kedudukannya sebagai kaidah pokok
negara (staats fundamental norm) sifatnya tetap kuat dan tak berubah. Staats fundamental norm
adalah norma yang merupakan dasar bagi pembentukan konstitusi. Ia ada terlebih dahulu sebelum
adanya konstitusi.

Pancasila sebagai staats fundamental norm diletakkan sebagai dasar asas dalam mendirikan negara,
maka ia tidak dapat diubah. Hukum di Indonesia tidak membenarkan perubahan Pancasila, karena ia
sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sebagai sumber hukum dasar nasional di Indonesia.
Mengubah Pancasila berarti mengubah dasar atau asas negara. Kalau dasar asas atau fundamental
dari negara tersebut diubah maka dengan sendirinya negara yang diproklamasikan hasil perjuangan
para pahlawan bangsa akan berubah atau tidak ada sebab dasarnya atau fundamennya tidak ada.

Anda mungkin juga menyukai