Anda di halaman 1dari 6

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Kampus Lidah Wetan

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA Jalan Lidah Wetan Surabaya


64732
LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN Telp. 031-
DAN PROFESI 51169396/51169397

NASKAH UJIAN SUB-SUMATIF (UTS)


SEMESTER GASAL 2023-2024

MATAKULIAH : PENDIDIKAN PANCASILA


DOSEN : Eko Satriya Hermawan, S.Hum.,M.A

PETUNJUK:
1. Kerjakan secara mandiri
2. Pengumpulan dalam bentuk file PDF ke email: ekohermawan@unesa.ac.id melalui Pj
Kelas masing-masing
3. Batas akhir pengiriman jawaban Minggu 31 Maret 2024 jam 23.00
4. Pada saat mengirim jangan lupa file diberi nama: (3 NIM Terakhir_Nama
Mahasiswa_Prodi_Kelas (012_Lee Min Ho_Sosiologi_A).

Kerjakan secara mandiri. Bila ditemukan hasil pengerjaan sama dengan teman atau
copy paste akan ada pengurangan nilai.

SOAL :
1. Pancasila memiliki tiga fungsi utama, yaitu sebagai dasar negara, pandangan hidup dan
ideologi. Dari ketiga fungsi tersebut, bagaimana implementasinya dan fungsi mana
yang lebih menentukan tercapainya tujuan negara yaitu terwujudnya masyarakat yang
adil makmur. Jelaskan analisis Anda? (skor maks 20).
Jawab:
Pancasila sebagai dasar negara, pandangan hidup, dan ideologi Indonesia, memiliki tiga
fungsi utama serta implementasinya:
 Dasar Negara: Pancasila menjadi fondasi hukum tertinggi yang mengatur negara
Indonesia. Hal ini tercermin dalam berbagai peraturan dan konstitusi negara,
termasuk Undang-Undang Dasar 1945. Sebagai dasar negara, Pancasila
menetapkan prinsip-prinsip yang menjadi landasan bagi penyelenggaraan negara,
seperti kedaulatan rakyat, keadilan sosial, dan persatuan nasional. Fungsi Pancasila
sebagai dasar negara sangat menentukan dalam mengarahkan pembangunan dan
penyelenggaraan negara menuju terwujudnya tujuan-tujuan nasional, seperti
pembangunan ekonomi yang inklusif, keadilan sosial, dan penguatan persatuan
nasional.

 Pandangan Hidup: Pancasila bukan hanya sekadar seperangkat prinsip hukum,


tetapi juga menjadi pandangan hidup bagi masyarakat Indonesia. Pandangan hidup
ini mencakup nilai-nilai moral, etika, dan spiritual yang menjadi pedoman dalam
kehidupan sehari-hari, baik dalam konteks individual maupun sosial. Pandangan
hidup memainkan peran kunci dalam membentuk karakter dan perilaku masyarakat
Indonesia, serta membimbing pembangunan nasional menuju visi yang
terwujudnya masyarakat yang adil, demokratis, berkeadilan sosial, dan sejahtera.

 Ideologi: Sebagai ideologi, Pancasila memberikan arah dan tujuan bagi negara
Indonesia. Ideologi ini mencakup visi negara tentang bagaimana masyarakat
seharusnya diatur dan berinteraksi, serta menciptakan pandangan tentang masa
depan yang diinginkan. Pancasila menetapkan prinsip-prinsip seperti keadilan
sosial, persatuan, demokrasi, dan kesejahteraan yang menjadi pedoman bagi
pembangunan dan pembangunan masyarakat. Pancasila sebagai ideologi tidak
hanya memengaruhi kebijakan dan tata kelola dalam negeri, tetapi juga
membentuk citra dan peran Indonesia di tingkat internasional.

Dalam konteks tercapainya tujuan negara, sebagaimana yang tercantum pada bagian
pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 yaitu "Adapun
maksud Indonesia ialah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial." Tujuan-tujuan ini menjadi landasan dalam
pembangunan negara dan pembinaan masyarakat Indonesia yang adil, sejahtera, dan
berkeadilan. Jadi fungsi sebagai pandangan hidup menjadi lebih menentukan. Berikut
adalah analisis mengapa pandangan hidup Pancasila memiliki peran yang penting:

 Mengakar dalam Budaya dan Nilai Masyarakat: Pancasila sebagai pandangan


hidup telah meresap dalam budaya dan nilai-nilai masyarakat Indonesia selama
bertahun-tahun. Hal ini membuatnya menjadi landasan yang kuat untuk memandu
perilaku dan keputusan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan.

 Menjadi Pedoman dalam Pembangunan Masyarakat: Pandangan hidup Pancasila


memandu pembangunan masyarakat menuju tujuan yang diinginkan, yaitu
masyarakat yang adil dan makmur. Nilai-nilai seperti keadilan sosial, persatuan,
dan kesejahteraan menjadi pendorong bagi pembangunan yang inklusif dan
berkelanjutan.

 Mendorong Kepatuhan terhadap Prinsip-Prinsip Negara: Dengan menerima


Pancasila sebagai pandangan hidup, masyarakat cenderung lebih patuh terhadap
prinsip-prinsip negara yang tercermin dalam konstitusi dan peraturan-peraturan
yang ada. Ini membantu menciptakan kondisi yang mendukung bagi tercapainya
tujuan negara.

Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa ketiga fungsi Pancasila saling
melengkapi dan harus diimplementasikan secara selaras untuk mencapai tujuan negara
yang diinginkan. Selain itu, kesuksesan implementasi Pancasila dalam mencapai
masyarakat yang adil dan makmur juga tergantung pada faktor-faktor lain seperti
kebijakan publik yang efektif, partisipasi aktif masyarakat, dan penerapan prinsip-
prinsip demokrasi yang kuat.
2. Berdasarkan proses perumusan dan pengesahan Pancasila, dapat dikenali jika
Pancasila merupakan hasil pemikiran yang representatif bagi seluruh masyarakat
Indonesia.
a. Jelaskan proses perumusan hingga pengesahan Pancasila sehingga Pancasila disebut
sebagai Konsensus Bangsa Indonesia.
Jawab: Beberapa tahapan dalam proses perumusan dan pengesahan Pancasila sebagai
Konsensus Bangsa Indonesia meliputi:
1. Saat Jepang mengalami kekalahan di Asia Timur Raya, mereka menggunakan
cara untuk menarik simpati bangsa Indonesia yakni membuat janji berupa
memberi kemerdekaan bagi bangsa Indonesia yang diucapkan oleh Perdana
Menteri Kaiso pada tanggal 7 September 1944.
2. Pembentukan BPUPKI, Jepang meyakinkan bangsa Indonesia tentang
kemerdekaan yang dijanjikan dengan membentuk Badan Penyelidik Usaha-
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dibentuk pada
tanggal 1 Maret 1945 berisikan 63 orang yang mewakili hampir seluruh wilayah
Indonesia ditambah 7 orang tanpa hak suara.
3. Masa Persidangan Pertama BPUPKI (29 Mei–1 Juni 1945) membahas rumusan
dasar negara untuk Indonesia merdeka. Pada persidangan dikemukakan berbagai
pendapat tentang dasar negara yang akan dipakai Indonesia merdeka. Pendapat
tersebut disampaikan oleh Mr. Mohammad Yamin, Mr. Supomo, dan Ir.
Sukarno.
4. Masa Persidangan Kedua (10–16 Juli 1945) membahas tentang rancangan
undang-undang dasar.
5. Sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI): Pada tanggal 18
Agustus 1945, PPKI yang terdiri dari perwakilan dari berbagai partai politik dan
kelompok masyarakat memutuskan untuk membentuk sebuah Panitia Kecil
yang bertugas menyusun naskah dasar negara Indonesia. Sidang ini menjadi
awal dari proses perumusan Pancasila.
6. Sidang Panitia Kecil PPKI: Panitia Kecil PPKI yang terdiri dari sembilan orang,
termasuk Bung Karno dan Bung Hatta, ditugaskan untuk merumuskan naskah
dasar negara. Melalui berbagai diskusi dan perdebatan, Panitia Kecil akhirnya
menyusun dan menyetujui teks Undang-Undang Dasar 1945, yang memuat
Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945.
7. Deklarasi Proklamasi Kemerdekaan: Pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia
memproklamasikan kemerdekaannya. Meskipun Pancasila belum secara resmi
disebutkan dalam teks Proklamasi, nilai-nilai Pancasila sudah tercermin dalam
semangat perjuangan dan cita-cita kemerdekaan Indonesia.
8. Pengukuhan Pancasila oleh Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI): BPUPKI yang dibentuk pada tanggal 29
April 1945 mengesahkan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia pada tanggal
1 Juni 1945. Keputusan ini diambil setelah melalui diskusi dan musyawarah
antara anggota BPUPKI yang mewakili berbagai golongan dan ideologi.
9. Penyempurnaan Pancasila oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI): Setelah BPUPKI, PPKI yang dibentuk pada tanggal 18 Agustus 1945
melanjutkan proses penyempurnaan Pancasila. PPKI menambahkan sila kelima,
yaitu "Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia", sehingga Pancasila
menjadi seperti yang kita kenal sekarang.
10. Proses-proses tersebut menunjukkan bahwa Pancasila bukanlah produk tunggal
dari satu kelompok atau ideologi tertentu, melainkan hasil dari perjuangan dan
musyawarah antara berbagai pihak yang mewakili kepentingan dan aspirasi
seluruh bangsa Indonesia. Inilah yang membuat Pancasila dianggap sebagai
Konsensus Bangsa Indonesia.

b. Buktikan bahwa keberadaan Pancasila tetap eksis pada zaman demokrasi liberal,
demokrasi terpimpin, orde baru, hingga reformasi ! (skor maks 20)
Jawab: 1. Zaman Demokrasi Liberal (1945-1957):
 Pancasila dianggap sebagai dasar negara dan menjadi panduan saat masa
pemerintahan ini.
 Pancasila tercermin dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang diakui sebagai
konstitusi negara.
 Pancasila menjadi pegangan dalam pembentukan kebijakan publik dan orientasi
pembangunan nasional.

2. Zaman Demokrasi Terpimpin (1957-1965):


 Pancasila tetap diakui sebagai dasar negara, namun penerapan demokrasi
dibatasi oleh sistem demokrasi terpimpin yang dipimpin oleh Presiden
Soekarno.
 Konsep demokrasi terpimpin dianggap sebagai pelaksanaan Pancasila yang
sesuai dengan kondisi Indonesia pada saat itu.

3. Orde Baru (1965-1998):


 Pancasila ditempatkan sebagai ideologi negara yang dominan dan menjadi alat
legitimasi pemerintahan Orde Baru.
 Konsep Trisila (ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia) dan Ekasila (keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia)
digunakan untuk membenarkan kebijakan-kebijakan pemerintah.
 Pancasila diintegrasikan ke dalam semua aspek kehidupan, termasuk
pendidikan, politik, sosial, dan budaya.

4. Era Reformasi (1998-Sekarang):


 Pancasila diangkat kembali sebagai dasar negara setelah jatuhnya rezim Orde
Baru.
 Reformasi politik dan pembaharuan institusi didasarkan pada semangat dan
prinsip Pancasila.
 Pancasila kembali menjadi fokus dalam proses pembentukan hukum dan
kebijakan.

Dari penjelasan di atas, terlihat bahwa Pancasila terus eksis dan relevan dalam
setiap zaman yang disebutkan. Meskipun ada perubahan politik dan ideologis, nilai-
nilai Pancasila tetap menjadi pijakan utama dalam pembangunan negara dan
kehidupan masyarakat Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara tidak hanya
bertahan, tetapi juga terus berkembang sesuai dengan dinamika zaman dan
kebutuhan masyarakat.

3. Pikiran manusia bersifat dinamis dan akan berkembang sesuai perkembangan zaman.
Jika ternyata mayoritas Warga Negara Indonesia ingin mengubah Pancasila sebagai
Dasar Negara, Ideologi, dan Falsafah bangsa, apakah saudara akan menyetujuinya?
Mengapa demikian? Jawab dengan menggunakan analisis dan argumentasi. (Skor
maks 20).
Jawab: Sebelum menjawab antar menyetujui dan tidaknya pertanyaan ini, pertama-tama
analisis dan memberikan argumen yang dapat menjadi landasan bagi penilaian dalam
situasi seperti ini:
1. Konsistensi Nilai Pancasila: Pancasila merupakan fondasi moral, etis, dan
ideologis bagi negara Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila,
seperti keadilan sosial, persatuan, dan demokrasi, telah menjadi panduan dalam
pembangunan bangsa sejak kemerdekaan. Jika mayoritas warga negara ingin
mengubah Pancasila, pertanyaannya adalah apakah nilai-nilai baru tersebut akan
sejalan atau bertentangan dengan nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila yang
sudah ada. Perubahan yang bertentangan dapat mengganggu stabilitas dan kesatuan
bangsa.
2. Keharusan Perlindungan Hak Minoritas: Meskipun mayoritas mungkin
menginginkan perubahan, penting juga untuk mempertimbangkan hak-hak
minoritas. Keharmonisan dan keadilan sosial yang ditekankan dalam Pancasila
juga berarti perlindungan terhadap hak-hak minoritas. Perubahan yang merugikan
atau merampas hak-hak minoritas akan melanggar prinsip-prinsip demokrasi dan
keadilan.
3. Proses Pengambilan Keputusan yang Demokratis: Penting untuk memastikan
bahwa proses perubahan dilakukan secara demokratis dan transparan. Pengambilan
keputusan yang melibatkan partisipasi luas dari semua lapisan masyarakat, dengan
pertimbangan yang matang terhadap argumen-argumen yang diajukan, adalah
prinsip yang mendasar dalam demokrasi. Ini akan memastikan bahwa keputusan
yang diambil mewakili kehendak mayoritas yang sesuai dengan kepentingan dan
kebutuhan masyarakat.
4. Implikasi Hukum dan Konstitusional: Perubahan terhadap Pancasila sebagai dasar
negara, ideologi, dan falsafah bangsa akan memiliki implikasi yang luas terhadap
hukum dan struktur konstitusional negara. Perubahan semacam itu akan
membutuhkan proses konstitusional yang rumit, termasuk amandemen terhadap
Undang-Undang Dasar 1945. Ini akan memerlukan pertimbangan mendalam
tentang konsekuensi hukum, struktur pemerintahan, dan hak-hak individu.
Jadi, jika mayoritas warga negara ingin mengubah Pancasila sebagai Dasar Negara,
Ideologi, dan Falsafah bangsa, penilaian harus didasarkan pada beberapa analisa dan
argumen yang telah dipaparkan. Perubahan semacam itu tidak boleh diambil secara
sembrono, tetapi harus melalui proses yang demokratis, teliti, dan hati-hati untuk
memastikan bahwa keputusan yang diambil benar-benar mewakili kehendak dan
kepentingan seluruh masyarakat Indonesia. Jadi, saya akan menyetujui perubahan
tersebut, namun dengan catatan dengan pertimbangan yang matang serta persetujuan
dari semua lapisan masyarakat Indonesia mengenai perubahan tersebut, karena
mengingat juga Indonesia adalah negara berideologi terbuka yang berarti bersifat
dinamis serta menerima segala pendapat.

5. Pada Bulan Februari 2022 pemerintah mengesahkan UU Ibu Kota Negara (IKN).
Pada tahun 2024 pemerintahan akan dipindah ke ibu kota IKN di Kalimantan
Timur. Kebijakan tersebut menuai banyak pro dan kontra. Bagaimana sikap anda
terhadap kebijakan pemindahan IKN tersebut?. Jawab dengan menggunakan
analisis dan argumentasi. (Skor maks 20).
Jawab: Sikap saya terhadap kebijakan pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke
Kalimantan Timur adalah positif. Pemindahan IKN ini merupakan upaya
pertumbuhan dan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.
Pemindahan IKN juga dapat meningkatkan pengembangan ekonomi di wilayah
luar Pulau Jawa, yang sekarang terlihat di Pulau Jawa. Demikian pula, transmisi
IKN juga dapat meningkatkan identitas bangsa Indonesia, karena Ibu Kota Negara
akan menjadi simbol identitas nasional yang merepresentasikan keberagaman
bangsa Indonesia, berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Selain itu, transfer IKN juga dapat meningkatkan
keseimbangan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia, yang sekarang terlihat
di Pulau Jawa. Oleh karena itu, saya menyetujui kebijakan pemindahan IKN ke
Kalimantan Timur.
1. Pada tanggal 16 Oktober 2023 Mahkamah Konstitusi memutuskan hal yang sangat
krusial yaitu syarat pencalonan Presiden dan Wakil Presiden yaitu tetap berumur 40
tahun atau pernah menduduki pejabat publik yang dipilih langsung. Banyak yang
beranggapan bahwa keputusan tersebut sebagai “Karpet merah” bagi anak Presiden
Indonesia saat ini yaitu Gibran Rakabuming Raka yang akan maju menjadi Calon Wakil
Presiden. Bagaimana tanggapan anda mengenai fenomena keputusan MK tersebut
tersebut? (Skor maks 20).
Jawab: Menurut saya, keputusan Mahkamah Konstitusi yang dikaitkan dengan Gibran
Rakabuming Raka sebagai calon Wakil Presiden yakni Keputusan MK yang dianggap
memberikan "karpet merah" bagi Gibran Rakabuming Raka dapat dipandang sebagai
pelanggaran terhadap prinsip demokrasi yang adil dan merata. Demokrasi yang sehat
harus memberikan kesempatan yang sama bagi semua calon tanpa membedakan latar
belakang atau kedudukan keluarga mereka. Kemungkinan adanya interpretasi yang
ambigu atau terbuka terhadap penyalahgunaan kekuasaan politik menunjukkan perlunya
revisi hukum yang lebih jelas dan tegas. Undang-Undang yang terkait dengan syarat
pencalonan Presiden dan Wakil Presiden perlu dirumuskan sedemikian rupa sehingga
tidak meninggalkan ruang untuk penafsiran yang dapat disalahgunakan, sebab
Keterbukaan dan transparansi dalam kerja lembaga peradilan adalah kunci untuk menjaga
kepercayaan publik dan memastikan bahwa keputusan yang diambil benar-benar
berdasarkan pada hukum dan konstitusi. Sehingga Kritik terhadap keputusan MK harus
diperhatikan sebagai bagian dari penegakan hukum yang netral dan adil.
*** SELAMAT MENGERJAKAN & SEMOGA SUKSES ***

Anda mungkin juga menyukai