Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ar Rayyan Fikri Cahyadinata

Kelas : TI K

NIM: 23051204377

Soal :

1. Pancasila memiliki tiga fungsi utama, yaitu sebagai dasar negara, pandangan hidup dan

ideologi. Dari ketiga fungsi tersebut, bagaimana implementasinya dan fungsi mana

yang lebih menentukan tercapainya tujuan negara yaitu terwujudnya masyarakat yang

adil makmur. Jelaskan analisis Anda?

Sebagai Dasar Negara: Pancasila adalah dasar negara Indonesia, yang berarti bahwa semua
hukum dan peraturan harus berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila yang mana ini penting untuk
memastikan bahwa semua tindakan pemerintah dan warga negara selaras dengan prinsip-prinsip
keadilan, persatuan, dan kesejahteraan.

Sebagai Pandangan Hidup: Pancasila bukan hanya prinsip yang tertulis di atas kertas, tetapi juga
menjadi pandangan hidup bagi masyarakat Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari, kita bias
mencerminkan nilai-nilai Pancasila dalam tindakan kita, seperti gotong royong, toleransi, dan
semangat untuk mencapai kesejahteraan bersama.

Sebagai Ideologi: Pancasila berfungsi sebagai ideologi yang mengarahkan negara dalam
kebijakan dan program-programnya. Dengan mengikuti ideologi Pancasila, negara berusaha
menciptakan kebijakan yang mengurangi kesenjangan sosial, memajukan pendidikan, dan
meningkatkan kesejahteraan warga.

Menurut saya, tidak bisa dikatakan bahwa satu fungsi Pancasila lebih menentukan daripada yang
lain. Ketiga fungsi tersebut saling terkait dan mendukung satu sama lain dalam mencapai tujuan
negara. Dengan menggabungkan ketiga fungsi Pancasila ini dengan baik, Indonesia dapat
mengarahkan langkah-langkahnya menuju tujuan negara yang diamanatkan oleh Pancasila
2. Berdasarkan proses perumusan dan pengesahan Pancasila, dapat dikenali jika Pancasila

merupakan hasil pemikiran yang representatif bagi seluruh masyarakat Indonesia.

a. Jelaskan proses perumusan hingga pengesahan Pancasila sehingga Pancasila disebut

sebagai Konsensus Bangsa Indonesia.

Perumusan Pancasila:

Pada tanggal 29 Mei 1945, BPUPKI yang dipimpin oleh Soekarno, Mohammad Hatta, dan tokoh-
tokoh lainnya, bertemu untuk membahas pandangan-pandangan yang akan membentuk dasar
negara Indonesia yang merdeka.

Penyusunan Dasar-Dasar Negara:

Hasil pertemuan BPUPKI membentuk dasar-dasar negara yang terdiri dari empat pokok pikiran,
yaitu nasionalisme, internasionalisme, demokrasi, dan keadilan sosial. Namun, mereka belum
mencapai kata sepakat tentang butir-butir Pancasila.

Pertemuan Panitia Sembilan:

Panitia Sembilan dibentuk untuk mengembangkan dan menyusun dasar negara. Hasilnya adalah
teks resmi yang memuat butir-butir Pancasila yang telah disepakati dan disahkan dalam pertemuan
tanggal 18 Agustus 1945.

Pengesahan Pancasila:

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia: Pancasila secara resmi diumumkan kepada dunia oleh
Soekarno dan Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945 saat mereka membacakan teks Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia. Proklamasi tersebut juga berisi penyataan bahwa "Negara Indonesia
adalah negara yang merdeka dan bersatu, dan sebagai dasar negaranya adalah Kebangsaan
Indonesia yang berkedaulatan rakyat."

Sidang PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia):

Sidang ini adalah yang terpenting dan menjadi titik puncak dalam pengesahan Pancasila. Pada
tanggal 18 Agustus 1945, PPKI secara bulat menyepakati dan mengesahkan teks Pancasila yang
sekarang menjadi dasar negara Indonesia.
b. Buktikan bahwa keberadaan Pancasila tetap eksis pada zaman demokrasi liberal,

demokrasi terpimpin, orde baru, hingga reformasi !

Zaman Demokrasi Liberal (1945-1957):

Pancasila diakui sebagai dasar negara dalam Konstitusi Pertama Indonesia pada tahun 1945, saat
proklamasi kemerdekaan. Ini menandai eksistensi awal Pancasila sebagai landasan konstitusi yang
kuat. Meskipun masa ini diwarnai oleh ketidakstabilan politik, Pancasila tetap diakui sebagai dasar
negara. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 mencabut Konstitusi Sementara tahun 1950 dan
mengembalikan Konstitusi 1945, yang berlandaskan Pancasila.

Zaman Demokrasi Terpimpin (1957-1965):

Dalam demokrasi terpimpin, Pancasila ditegaskan sebagai dasar filsafat negara yang diikuti oleh
pemerintah dan masyarakat. Pancasila dimaknai sebagai landasan ideologis yang mengikat seluruh
aspek kehidupan nasional.

Zaman Orde Baru (1965-1998):

Orde Baru di bawah pemerintahan Soeharto memperkuat Pancasila sebagai ideologi negara dan
dasar negara. Pemerintahan Orde Baru secara aktif mengkampanyekan nilai-nilai Pancasila
melalui pendidikan dan propaganda.

Zaman Reformasi (1998-Sekarang):

Dalam era reformasi, Pancasila tetap menjadi dasar negara. Bahkan, pada tahun 2002, terdapat
amendemen kedua terhadap konstitusi, yang menguatkan komitmen pada Pancasila sebagai dasar
negara yang tidak dapat diubah. Sejak reformasi, Indonesia telah mengadakan pemilihan umum
yang demokratis dengan berbagai partai politik yang mewakili beragam ideologi dan pandangan,
tetapi semuanya berlandaskan Pancasila. Media massa dan kebebasan berekspresi telah menjadi
bagian integral dari reformasi, dan Pancasila tetap menjadi panduan moral dalam pemberitaan dan
komunikasi. Meskipun terdapat berbagai agama di Indonesia, Pancasila mendukung toleransi
beragama dan keberagaman budaya.
3. Pikiran manusia bersifat dinamis dan akan berkembang sesuai perkembangan zaman.

Jika ternyata mayoritas Warga Negara Indonesia ingin mengubah Pancasila sebagai

Dasar Negara, Ideologi, dan Falsafah bangsa, apakah saudara akan menyetujuinya?

Mengapa demikian? Jawab dengan menggunakan analisis dan argumentasi.

Saya setuju karena Pancasila adalah dasar negara, ideologi, dan falsafah bangsa Indonesia, yang
mana itu adalah sebuah prinsip yang mendasari identitas dan persatuan bangsa. Pancasila juga
memiliki ideologi terbuka yang mana berarti Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah pandangan
hidup bangsa Indonesia yang mengandung nilai dasar dan nilai instrumental yang dapat
berinteraksi dengan perkembangan zaman dan dinamika secara internal. Ideologi terbuka
merupakan bentuk ideologi yang tidak dimutlakkan dan terlahir dari hasil kesepakatan masyarakat.

Pancasila sebagai ideologi terbuka senantiasa berkembang seiring dengan perkembangan aspirasi,
pemikiran, dan akselerasi dari masyarakat. Tujuannya adalah mewujudkan cita-cita untuk hidup
berbangsa dalam mencapai harkat dan martabat kemanusiaan. Pancasila sebagai ideologi terbuka
bersifat aktual, dinamis, dan antisipatif. Meski Pancasila sebagai ideologi terbuka bersifat dinamis,
namun hal itu tidak mengubah sedikitpun nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya. Pancasila
sebagai ideologi terbuka dapat menerima dan mengembangkan pemikiran baru dari luar dan dapat
berinteraksi dengan perkembangan/perubahan zaman.
4. Pada Bulan Februari 2022 pemerintah mengesahkan UU Ibu Kota Negara (IKN). Pada

tahun 2024 pemerintahan akan dipindah ke ibu kota IKN di Kalimantan Timur.

Kebijakan tersebut menuai banyak pro dan kontra. Bagaimana sikap anda terhadap

kebijakan pemindahan IKN tersebut?. Jawab dengan menggunakan analisis dan

argumentasi.

Pemindahan Ibu Kota Negara merupakan keputusan terbesar yang dilakukan negara Indonesia
karena selama dari sejak Proklamasi, DKI Jakarta adalah IKN yang selama ini kita kenal bersama.
Saya pribadi menerima dengan terbuka keputusan tersebut dan mendukungnya sepenuh hati karena
banyaknya manfaat yang dapat kita peroleh dengan adanya IKN baru yang akan dibangun di
Kalimantan Timur pada 2024. Hal ini tentu saja menuai banyak kontroversi yang beredar
dimasyarakat umum namun jika kita melihat dengan adanya potensi negara kita yang akan makin
menguat di masa depan maka IKN baru yang sudah dirancang sedemikian rupa oleh berbagai pihak
dan di dukung oleh berbagai kalangan akan menjadi sebuah kebanggaan kita tersendiri yang mana
akan meningkatkan kewibawaan Indonesia dikancah internasional. Jika menilik dari apa yang
telah terjadi pada Jakarta sebagian besar masyarakat tersentralisasi di daerah Jabodetabek yang
mana pulau lain jadi kurang cepat perkembangannya dibanding pulau Jawa, dengan adanya
pemindahan IKN ini maka dapat membuat masyarakat menjadi lebih merata dalam perekonomian,
pendidikan, serta lainnya.
5. Pada tanggal 16 Oktober 2023 Mahkamah Konstitusi memutuskan hal yang sangat

krusial yaitu syarat pencalonan Presiden dan Wakil Presiden yaitu tetap berumur 40

tahun atau pernah menduduki pejabat publik yang dipilih langsung. Banyak yang

beranggapan bahwa keputusan tersebut sebagai “Karpet merah” bagi anak Presiden

Indonesia saat ini yaitu Gibran Rakabuming Raka yang akan maju menjadi Calon Wakil

Presiden. Bagaimana tanggapan anda mengenai fenomena keputusan MK tersebut

tersebut?

Menurut saya keputusan MK yang dibuat jika itu benar-benar tanpa adanya campur tangan dari
pihak manapun dan MK dapat mempertanggung jawabkan keputusan tersebut kepada Tuhan
YME, maka saya akan mendukung penuh keputusan tersebut. Kita sekarang hidup di era digital
yang mana perkembangan sudah tidak bisa di perkirakan kecepatannya, setiap hari kita pasti
menemukan hal baru, informasi baru, dan itu semua memaksa kita harus beradaptasi dengan baik,
kelak di masa depan anak-anak muda yang akan lebih paham tentang hal-hal teknologi maka dari
itu diperlukan seorang pemimpin yang juga bisa mengikuti perkembangan jaman dan tetap terbuka
dengan berbagai hal baru. Hal ini tentu saja dapat menjadi langkah awal dimana Indonesia tidak
hanya terpaku pada pemimpin yang ingin memanfaatkan posisinya untuk kepentingan pribadi
namun benar-benar mencurahkan seluruh hidupnya dalam masa periodenya untuk masyrakat
Indonesia. Pada akhirnya saya akan mendukung keputusan MK baik siapapun yang akan maju
menjadi calon calon pemimpin yang akan di daftarkan untuk dipilih oleh rakyat, karena siapapun
pemimpinnya saya percara rakyat dapat melihat siapa pemimpin yang terbaik untuk mereka.

Anda mungkin juga menyukai