Anda di halaman 1dari 12

MATA KULIAH

PANCASILA

Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Politik

Oleh: Kelompok 1

Nama Anggota:
1. Ni Made Utami Ramsi Sinarta (02/ 2302022929)
2. Ida Ayu Kade Suryani (05/ 2302022934)
3. I Gst. Ag. Pt. Nanda Putri Ayuningtyas (06/ 2302022937)
4. Ketut Rika Nova Prayanti (13/ 2302022948)
5. Dwi Manik Pradnyani (16/ 2302022952)

PRODI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN PARIWISATA

UNIVERSITAS HINDU INDONESIA


Tahun Ajaran 2023/ 2024
ABSTRAK
Pancasila merupakan landasan utama dalam pembuatan hukum (Peraturan

Perundang-Undangan) baru maupun dengan penggantian hukum lama (politik

hukum), sehingga nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan dan Kemasyarakatan

(nasionalistik, demokratik, berkeadilan sosial) harus teraktualisasi kedalam

substansi hukum, struktur hukum maupun kultur hukum yang akan dibangun,

diharapkan dapat menguatkan integrasi bangsa, demokratisasi hukum, tercapainya

kesejahteraan dan keadilan sosial dengan menempatkan Pancasila, mulai dari nilai,

tujuan sampai dengan aktualisasi kepada berbagai bidang hukum yang ada, baik

hukum pidana, perdata, tata usaha negara dan lain-lain, serta internalisasi pada

struktur hukum dan budaya hukum Pancasila.

Kata Kunci : Aktualisasi, Pancasila, Politik Hukum


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap Negara pasti mempunyai politik hukumnya sendiri-sendiri baik, negara maju
ataupun bukan, tidak ada politik hukum negara satu berlaku untuk negara lain, tapi tidak
menutup kemungkinan negara satu dapat mempengaruhi negara lain untuk membentuk
hukum menurut negaranya, meratifikasi, menjadikan konvensi Internasional menjadi
UndangUndang di negaranya. Begitupula Indonesia mempunyai politik hukumnya sendiri.
Politik hukum baru yang berisi pembaruan hukum menjadi keharusan bagi Indonesia sebagai
negara merdeka semenjak diproklamirkan demi mewujudkan cita-cita dan tujuan negara
Indonesia.
Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 membawa perubahan
besar dalam semua aspek kehidupan bangsa Indonesia, termasuk penyelenggaraan
hukumnya. Dalam menata kerangka dan struktur dasar organisasi negara di sahkanlah
Undang-Undang Dasar 1945 (sekarang Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
1945) yang di dalam batang tubuh Pasal 1 (3) dinyatakan.
Negara Indonesia adalah negara hukum. Oleh karena itu menuntut pembaruan atau
penggantian hukum dari hukum penjajah menjadi hukum nasional dimana perubahan itu
perlu dan menjadi bagian penting dari politik hukum nasional, sehingga dapat mewujudkan
cita hukum yang diinginkan bangsa Indonesia. Pemilihan judul di atas dilatarbelakangi oleh
pengamatan penulis sebagai bangsa Indonesia yang merasakan pasang surutnya Pancasila
sebagai satusatunya asas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, baik dalam pembahasan
maupun dalam tataran penerapannya bahkan politik hukumnya.
Politik hukum di negara kita cenderung tidak lagi mewakili falsafah tertinggi kita
yaitu Pancasila. Pancasila sebagai landasan politik hukum jika di masukkan dalam
determinasi politik dan hukum, maka dalam hal ini akan difokuskan pada hukum deterninan
atas politik karena setiap agenda politik harus tunduk pada hukum, hukum dalam hal ini
diartikan sebagai UndangUndang atau Peraturan tertulis yang dibuat dan ditetapkan oleh
pihak yang berwenang, bukan hukum dalam arti lain misalnya putusan pengadilan bahkan
yang hidup di masyarakat. Akibatnya produk hukum perundang-undangan tidak lagi
merefleksikan keadilan publik tetapi lebih pada kemenangan kepentingan partai politik yang
menang. Nilai-nilai Pancasila tidak dikembangkan lagi, tidak sungguh-sungguh diterapkan.
Tidak mengherankan kalau nilai-nilai spiritual Pancasila makin luntur dimana hal itu
diperparah dengan tumbangnya Orde Baru yang diidentikkan dengan berakhirnya Pancasila.
Selain terlepasnya keadilan sebagai sukma hukum yang bersumber dari etika dan moral
Pancasila masalah lain yang kita hadapi adalah hubungan antara hukum dan politik sebagai
dua subsistem kemasyarakatan. Dalam hal penting tertentu hukum lebih banyak didominasi
oleh politik sehingga sejalan dengan melemahnya dasar etik dan moral. Pembuatan dan
penegakan hukum banyak diwarnai oleh kepentingan-kepentingan politik kelompok dominan
yang sifatnya tekhnis, tidak substansial dan bersifat jangka pendek.

Semenjak keesokan harinya setelah diproklamirkan kemerdekaan Indonesia oleh Ir.


Soekarno, PPKI mengadakan sidang pertama dan menetapkan ideologi negara yang benar
dan sah terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 (sekarang Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia 1945), yaitu Pancasila) sebagai ideologi negara yang jika bertumpu pada
filsafatnya secara singkat-bernas diungkapkapkan dalam kelima silanya, masa itu dikenal
dengan masa Orde Lama. Kemudian di masa Orde Baru dengan mengesampingkan segala
penyimpangannya saat itu, selalu menyatakan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945
dengan murni dan konsekuen terus didengungkan sehingga sangat mempengaruhi
perikehidupan bangsa (muncul Ekonomi Pancasila bahkan sepakbola Pancasila).
Sampai pada akhirnya Orde Baru runtuh dan kini kita memasuki Era Reformasi yang
menurut pandangan penulis karena trauma terhadap masa Orde Baru di awal masa ini
Pancasila jarang sekali dibicarakan sampai pada akhir-akhir ini membangkitkan Kembali
Pancasila dengan istilah empat pilar kebangsaan (Pancasila, UUD 45, NKRI, Bhineka
Tunggal Ika). Tetapi bagaimanakah aktualisasi Pancasila sebagai landasan politik hukum di
Indonesia?

B. Rumusan Masalah

➢ Apa pengertian dari Pancasila?


➢ Apa pengertian dari paradigma?
➢ Apa yang dimaksud dengan etika politik dan apa fungsinya?
➢ Apa saja prinsip dasar etika politik Pancasila?
➢ Apakah peranan Pancasila sebagai paradigma kehidupan dibidang
politik?
➢ Perwujudan Nilai Pancasila dalam Pembangunan Kehidupan Politik?
➢ Bagaimana penerapan etika politik di Indonesia saat ini?

C. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya rumusan masalah di atas ialah sebagai
berikut :

➢ Mengetahui peran Pancasila sebagai paradigma pembangunan


dalam bidang politik.
➢ Mengetahui makna perwujudan nilai Pancasila dalam Pembangunan
Politik.
➢ Mengetahui cara mengaktualisasikan Pancasila di era politik Indonesia
saat ini.
D. Manfaat Penulisan

➢ Bagi Penyusun
Dengan adanya makalah ini diharapkan penyusun dapat lebih memahami tentang
bagaimana pancasila memainkan perannya sebagai paradigma kehidupan dalam
Masyarakat, berbangsa dan bernegara, dan dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
➢ Bagi pembaca
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan pembaca
tentang pancasila sebagai paradigma kehidupan dalam masyarakat berbangsa dan bernegara,
dan dapat menjadi pedoman dalam menjalankan kehidupan berbangsadan bernegara
BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Pancasila
Pancasila adalah sebuah dasar negara yang dimiliki oleh negara Republik Indonesia,
Pancasila juga dikenal sebagai dasar falsafah negara dan juga ideologi negara. Dalam
penggunaanya, Pancasila merupakan sebuah dasar dalam pemerintahanan negara
RepublikIndonesia. Pancasila juga digunakan sebagai dasar dalam mengatur seluruh
penyelnggaraan negaraRebublik Indonesia. Dalam pembukaan UUD 1945 Aliena ke-4 jelas
digambarkan jika Pancasilaadalah dasar negara Republik Indonesia, berikut adalah bunyi dari
Pembukaan UUD 1945 Alienake-4 tersebut :
“Kemudian dari pada itu untuk dapat membentuk suatu pemerintahan negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia serta seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukankesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut
dalam melaksanakan ketertibandunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
serta keadilan sosial maka disusunlahkemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang suatu Dasar NegaraIndonesia yang berbentuk dalam suatu susunan negara
Republik Indonesia yang berkedaulatanrakyat dengan berdasarkan kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adilserta beradab, Persatuan Indonesia,
serta Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaandalam permusyawaratan
perwakilan, serta untuk mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
Sebagai dasar negara Republik Indonesia, Pancasila digunakan agar mampu untuk
mengatur segala tatanan kehidupan negara Republik Indonesia.
Yang dimaksud dalam hal ini adalah semua yang memiliki hubungan dengan
pelaksanaan kenegaraan harus selalu berlandaskan Pancasila. Selain itu dalam seluruh
pembentukan suatu peraturan dan juga peraturan yang telah berlaku di negara Republik
Indonesia juga harus belandaskan kepada Pancasila. Jadi dapat dikatakan pancasila
merupakan landasan/yang mengatur berbagai aspek tak terkecuali dalam aspek
perkembangan Etika Politik, yang bertujuan dalam perkembangannya Etika Politik tidak
melanggar nilai-nilai sila pancasila yang merupakan sebuah dasar negara Republik Indonesia.
Pancasila memiliki fungsi utama sebagai sumber dari segala sumber hukum di negara
Repbulik Indonesia, yang membuat peraturan perundang-undangan yang ada di
negara Republik Indonesia haruslah berlandaskan kepada Pancasila dan tidak boleh
bertentangan dengan Pancasila. Adapun fungsi-fungsi lain dari Pancasila adalah sebagai
berikut:
❖ Sebagai asas kerohanian tertib hukum bagi negara Republik Indonesia
❖ Sebagai suasana kebatinan dari Undang Undang Dasar
❖ Merupakan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara Republik
Indonesia
❖ Merupakan pandangan hidup bagi masyarakat Indonesia
❖ Merupakan jiwa dari bangsa Indonesia

❖ Merupakan kepribadian bangsa Indonesia, dalam hal ini Pancasila lahir


bersamaan dengan lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia dimana hal tersebut
menjadikan suatu ciri khas yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dalam berprilaku
yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lainnya
❖ Merupakan perjanjian luhur, dalam hal ini Pancasila sudah disepakati
secara nasional pada tanggal 18 Agustus 1945 dalam sidang PPKI dimana pancasila
disepakatkan untuk menjadi dasar negara Repbulik Indonesia
❖ Merupakan ideologi dari Bangsa Indonesia
❖ Merupakan falsafah hidup yang menyatukan Bangsa Indonesia Sebagai
dasar untuk mewujudkan cita-cita dan juga tujuan yang ingin diraih oleh bangsa
Indonesia, adapun cita-cita tersebut adalah dapat terciptanya masyarakat yang adil
serta makmur dan juga terpenuhnya segala materi dan spiritual.

Pengertian Paradigma
Istilah “Paradigma” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI) adalah 1 daftar
semua bentukan dari sebuah kata yang memperlihatkan konjugasi dan deklinasi kata tersebut
2 model dalam teori ilmu pengetahuan 3 kerangka berpikir.
Sedangkan menurut Thomas S.Khun dalam bukunya yang berjudul The Structure of
Scientific Revolution (1970:49), paradigma merupakan suatu asumsi-asumsi dasar dan
asumsi-asumsi teoritis yang umum (merupakan suatu sumber nilai), sehingga merupakan
suatu sumber hukum-hukum, metode, serta penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga
sangat menentukan sifat, ciri serta karakter ilmu pengetahuan itu sendiri.
Ilmu pengetahuan sifatnya sangat dinamis, hal ini disebabkan oleh semakin
banyaknya hasilhasil penelitian manusia, sehingga dalam berkembangnya terdapat suatu
kemungkinan yang sangat besar ditemukannya kelemahan-kelemahan pada teori yang telah
ada, dan jikalau demikian maka ilmuwan akan kembali pada asumsi-asumsi dasar serta
asumsi teoritis sehingga dengan demikian perkembangan ilmu pengetahuan kembali
mengkaji paradigma dari ilmu pengetahuan tersebut atau dengan lain perkataan ilmu
pengetahuan harus mengkaji dasar antologis dari ilmu itu sendiri. Misalnya dalam ilmu-ilmu
sosial manakala suatu teori yang didasarkan pada suatu hasil penelitian ilmiah yang
mendasarkan pada metode kuantitatif yang mengkaji manusia dan masyarakat berdasarkan
pada sifat-sifat parsial, terukur, korelatif dan positivistik maka ternyata hasil dari ilmu
pengetahuan tersebut secara epistemologis hanya mengkaji satu aspek saja dari objek ilmu
pengetahuan yaitu manusia.
Oleh karena itu, kalangan ilmuwan sosial kembali mengkaji paradigma ilmu tersebut
yaitu manusia. Berdasarkan hakikatnya manusia dalam kenyataan objektivnya bersifat ganda
bahkan multidimensi. Atas dasar kajian paradigma ilmu pengetahuan sosial tersebut
kemudian dikembangkanlah metode baru berdasarkan hakikat dan sifat paradigma ilmu
tersebut yaitu manusia, yaitu metode kualitatif. Istilah ilmiah tersebut kemudian berkembang
dalam berbagai bidang kehidupan manusia serta ilmu pengetahuan lain misalnya politik,
hukum, ekonomi, budaya, serta bidang-bidang lainnya.

Dalam masalah yang populer ini istilah “Paradigma” berkembang menjadi


terminology yang mengandung konotasi pengertian sumber nilai, kerangka pikir, orientasi
dasar, sumber asas serta arah dan tujuan dari suatu perkembangan, perubahan serta proses
dalam suatu bidang tertentu termasuk dalam bidang pembangunan, reformasi maupun dalam
pendidikan.

Pengertian Etika Politik


Sebagai salah satu cabang etika, khususnya etika politik termasuk dalam lingkungan
filsafat. Filsafat yang langsung mempertanyakan praksis manusia adalah etika. Etika
mempertanyakan tanggung jawab dan kewajiban manusia.
Ada bebagai bidang etika khusus, seperti etika individu, etika sosial, etika keluarga,
etika profesi, dan etika pendidikan.dalam hal ini termasuk etika politik yang berkenaan
dengan dimensi politis kehidupan manusia.
Etika berkaitan dengan norma moral, yaitu norma untuk mengukur betul salahnya
tindakan manusia sebagai manusia. Dengan demikian, etika politik mempertanyakan
tanggung jawab dan kewajiban manusia sebagai manusia dan bukan hanya sebagai warga
negara terhadap negara, hukum yang berlaku dan lain sebagainya.

Fungsi etika politik dalam masyarakat terbatas pada penyediaan alat-alat teoritis
untuk mempertanyakan serta menjelaskan legitimasi politik secara bertanggung jawab. Jadi,
tidak berdasarkan emosi, prasangka dan apriori, melainkan secara rasional objektif dan
argumentative.
Etika politik tidak langsung mencampuri politik praktis. Tugas etika politik membantu
agar pembahasan masalah-masalah idiologis dapat dijalankan secara obyektif. Hukum dan
kekuasaan negara merupakan pembahasan utama etika politik. Hukum sebagai lembaga
penata masyarakat yang normatif, kekuasaan negara sebagai lembaga penata masyarakat
yang efektif sesuai dengan politik membahas hukum dan kekuasaan.

Prinsip-prinsip etika politik yang menjadi titik acuan orientasi moral bagi suatu
negara adalah adanya cita-cita the rule of law, partisipasi demokratis masyarakat, jaminan
ham menurut kekhasan paham kemanusiaan dan sturktur kebudayaan masyarakat masing-
masing dan keadaan sosial.
Lima Prinsip Dasar Etika Politik Pancasila
Pancasila sebagai etika politik maka mempunyai lima prinsip itu berikut ini disusun
menurut pengelompokan pancasila, karena pancasila memiliki logika internal yang sesuai
dengan tuntutan-tuntutan dasar etika politik modern.

❖ Pluralisme Pluralisme adalah kesediaan untuk menerima pluralitas, artinya


untuk hidup dengan positif, damai, toleran, dan biasa/normal bersama warga masyarakat
yang berbeda pandangan hidup, agama, budaya, adat. Pluralisme mengimplikasikan
pengakuan terhadap kebebasan beragama, kebebasan berpikir, kebebasan mencari
informasi, toleransi. Pluralisme memerlukan kematangan kepribadian seseorang dan
sekelompok orang.
❖ Hak asasi manusia Jaminan hak-hak asasi manusia adalah bukti kemanusian
yang adil dan beradab. Karena hak-hak asasi manusia menyatakan bagaimana manusia
wajib diperlakukan dan wajib tidak diperlakukan. Jadi bagaimana manusia harus
diperlakukan agar sesuai dengan martabatnya sebagai manusia. Karena itu, hak-hak asasi
manusia adalah baik mutlak maupun kontekstual dalam pengertian sebagai berikut.
• Mutlak karena manusia memilikinya bukan karena pemberian negara,
masyarakat, melainkan karena pemberian sang pencipta .
• Kontekstual karena baru mempunyai fungsi dan karena itu mulai
disadari, diambang modernitas di mana manusia tidak lagi dilindungi oleh
adat/tradisi, dan seblaiknya diancam oleh negara modern.
❖ Solidaritas bangsa Solidaritas bermakna manusia tidak hanya hidup demi diri
sendiri, melainkan juga demi orang lain, bahwa kita bersatu senasib sepenanggungan.
Manusia hanya hidup menurut harkatnya apabila tidak hanya bagi dirinya sendiri,
melainkan menyumbang sesuatu pada hidup manusia-manusialain. Sosialitas manusia
berkembang secara melingkar yaitu keluarga, kampung, kelompok etnis, kelompok
agama, kebangsaan, solidaritas sebagai manusia. Maka di sini termasuk rasa kebangsaan.
Manusia menjadi seimbang apabila semua lingkaran kesosialan itu dihayati dalam kaitan
dan keterbatasan masing-masing.
❖ Demokrasi Prinsip “kedaulatan rakyat” menyatakan bahwa tak ada manusia
atau sebuah elit atausekelompok ideologi berhak untuk menentukan dan memaksakan
orang lain harus atau boleh hidup. Demokrasi berdasarkan kesadaran bahwa mereka yang
dipimpin berhak menentukan siapa yang memimpin mereka dan kemana mereka mau
dipimpin. Jadi demokrasi memerlukan sebuah system penerjemah kehendak masyarakat
ke dalam tindakan politik.
❖ Keadilan sosial Keadilan merupakan norma moral paling dasar dalam
kehidupan masyarakat. Moralitas masyarakat mulai dengan penolakan terhadap
ketidakadilan. Tuntutan keadilan sosial tidak boleh dipahami secara ideologis, sebagai
pelaksanaan ideide, ideologi-ideologi, agama-agama tertentu, keadilan sosial tidak sama
dengan sosialisme. Keadilan sosial adalah keadilan yang terlaksana. Dalam kenyataan,
keadilan sosial diusahakan dengan membongkar ketidakadilan-ketidakadilan yang ada
dalam masyarakat. Ketidakadilan adalah diskriminasi di semua bidang terhadap
perempuan, semua diskriminasi atas dasar ras, suku dan budaya.
Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Politik
Manusia Indonesia selaku warga negara harus ditempatkan sebagai subjek atau pelaku
politik bukan sekadar objek politik. Pancasila bertolak dari kodrat manusia maka
pembangunan politik harus dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sistem politik
Indonesia yang bertolak dari manusia sebagai subjek harus mampu menempatkan kekuasaan
tertinggi pada rakyat.
Kekuasaan adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Sistem politik Indonesia
yang sesuai pancasila sebagai paradigma adalah sistem politik demokrasi bukan otoriter
Berdasar hal itu, sistem politik Indonesia harus dikembangkan atas asas kerakyatan (sila IV
Pancasila).
Pengembangan selanjutnya adalah sistem politik didasarkan pada asas-asas moral
daripada sila-sila pada pancasila. Oleh karena itu, secara berturut-turut sistem politik
Indonesia dikembangkan atas moral ketuhanan, moral kemanusiaan, moral persatuan, moral
kerakyatan, dan moral keadilan. Perilaku politik, baik dari warga negara maupun
penyelenggara negara dikembangkan atas dasar moral tersebut sehingga menghasilkan
perilaku politik yang santun dan bermoral. Pancasila sebagai paradigma pengembangan sosial
politik diartikan bahwa Pancasila bersifat sosial-politik bangsa dalam cita-cita bersama yang
ingin diwujudkan dengan menggunakan nilai-nilai dalam Pancasila. Pemahaman untuk
implementasinya dapat dilihat secara berurutan-terbalik:

❖ Penerapan dan pelaksanaan keadilan sosial mencakup keadilan politik,


budaya, agama, dan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari,
❖ Mementingkan kepentingan rakyat atau bersama (demokrasi) dalam
pengambilan keputusan,
❖ Melaksanakan keadilan sosial dan penentuan prioritas kerakyatan
berdasarkan konsep mempertahankan persatuan,
❖ Dalam pencapaian tujuan keadilan menggunakan pendekatan
kemanusiaan yang adil dan beradab,
❖ Tidak dapat tidak, nilai-nilai keadilan sosial, demokrasi, persatuan, dan
kemanusiaan (keadilan-keberadaban) tersebut bersumber pada nilai Ketuhanan Yang
Maha Esa.

Di era globalisasi informasi seperti sekarang ini, implementasi tersebut perlu


direkonstruksi kedalam pewujudan masyarakat-warga (civil society) yang mencakup
masyarakat tradisional (berbagai asal etnik, agama, dan golongan), masyarakat industrial, dan
masyarakat purna industrial. Dengan demikian, nilai-nilai sosial politik yang dijadikan moral
baru masyarakat informasi adalah,

1. Nilai toleransi,
2. Nilai transparansi hukum dan kelembagaan,
3. Nilai kejujuran dan komitmen (tindakan sesuai dengan kata),
4. Bermoral berdasarkan konsensus.

Perwujudan Nilai Pancasila dalam Pembangunan Kehidupan Politik.


Berikut merupakan poin-poin dari nilai Pancasila yang diterapkan dalam kehidupan
politik, yaitu:

1. Sistem politik Negara harus berdasarkan pada tuntutan hak dasar


kemanusiaan. Oleh karenanya, sistem politik yang berlaku dalam negara harus
mampu mewujudkan sistem yang menjamin tegaknya HAM.
2. Para penyelenggara negara beserta elit politik harus senantiasa
memegang budi pekerti kemanusiaan, serta memegang teguh cita-cita moral rakyat
Indonesia
3. Memposisikan rakyat Indonesia sebagai subjek dalam kehidupan
politik dan tidak hanya sekedar menjadikannya sebagai objek politik penguasa semata
4. Mewujudkan tujuan Negara demi meningkatkan harkat dan martabat
manusia Indonesia
5. Mencerdaskan rakyat dan memahami politik, tidak hanya menjadikan
rakyat sebagai sarana mencapai tujuan pribadi ataupun golongan.
6. Amanah dalam menjalankan amanat rakyat.

Penerapan etika politik di Indonesia saat ini


Sekarang ini keadaan politik di ndonesia tidak seperti yang diinginkan. Banyak rakyat
beranggapan bahwa politik di Indonesia adalah sesuatu yang hanya mementingkan dan
merebut kekuasaan dengan menghalalkan segala cara. Pemerintah Indonesiapun tidak mampu
menjalankan fungsinya sebagai wakil rakyat. Hal ini ditunjukkan oleh sebagian rakyat yang
mengeluh, karena hidup mereka belum dapat disejahterakan oleh negara.
Pandangan masyarakat terhadap politik itu sendiri menjadi buruk, dikarenakan
pemerintah Indonesia yang tidak menjalankan kewajibannya sebagai wakil rakyat dengan
baik.bagi mereka politik hanyalah sesuatu yang buruk dalam mencapai kekuasaan. Dapat
dilihat pada penyelenggara negara misalnya dalam soal pembelian mobil mewah untuk para
menteri Kabinet Indonesia Bersatu II atau juga pembangunan pagar istana presiden yang
menelan biaya puluhan miliar rupiah. Kebijakan itu jelas mencederai rasa keadilan publik
karena di saat yang sama kemiskinan masih mengharu biru Indonesia.
BAB III

KESIMPULAN

Sebagai ideologi terbuka, Pancasila harus mampu menyesuaikan diridengan zaman. Tetapi,
tidak berarti bahwa nilai dasar Pancasila dapat diganti dengan nilai dasar lain. Dengan
meniadakan jati diri bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai ideologi terbuka mengandung makna bahwa nilai-nilai dasar Pancasila
dapat dikembangkan sesuai dengan dinamika kehidupan bangsa Indonesia dan tuntutan
perkembangan zaman secara kreatif, dengan memperhatikan tingkat kebutuhan dan
perkembangan masyarakat Indonesia sendiri.
Pancasila harus memberikan orientasi ke depan, mengharuskan bangsa Indonesia untuk selalu
menyadari situasi kehidupan yang sedang dan akan dihadapinya, terutama menghadapai
globalisasi dan keterbukaan. Ideologi Pancasila menghendaki agar bangsa Indonesia tetap
bertahan dalam jiwa dan budaya bangsa Indonesia dalam ikatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Kemudian peranan Pancasila dalam bidang Politik itu sendiri adalah sebagai dasar
kemanusiaan. Oleh karenanya, sistem politik yang berlaku dalam negara harus mampu
mewujudkan sistem yang menjamin tegaknya HAM. Para penyelenggara negara beserta elit
politik harus senantiasa memegang budi pekerti kemanusiaan, serta memegang teguh cita-cita
moral rakyat Indonesia.
Memposisikan rakyat Indonesia sebagai subjek dalam kehidupan politik dan tidak hanya
sekedar menjadikannya sebagai objek politik penguasa semata Mewujudkan tujuan Negara
demi meningkatkan harkat dan martabat manusia Indonesi. Mencerdaskan rakyat dan
memahami politik, tidak hanya menjadikan rakyat sebagai sarana mencapai tujuan pribadi
ataupun golongan

Anda mungkin juga menyukai