PANCASILA
Oleh: Kelompok 1
Nama Anggota:
1. Ni Made Utami Ramsi Sinarta (02/ 2302022929)
2. Ida Ayu Kade Suryani (05/ 2302022934)
3. I Gst. Ag. Pt. Nanda Putri Ayuningtyas (06/ 2302022937)
4. Ketut Rika Nova Prayanti (13/ 2302022948)
5. Dwi Manik Pradnyani (16/ 2302022952)
PRODI AKUNTANSI
substansi hukum, struktur hukum maupun kultur hukum yang akan dibangun,
kesejahteraan dan keadilan sosial dengan menempatkan Pancasila, mulai dari nilai,
tujuan sampai dengan aktualisasi kepada berbagai bidang hukum yang ada, baik
hukum pidana, perdata, tata usaha negara dan lain-lain, serta internalisasi pada
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap Negara pasti mempunyai politik hukumnya sendiri-sendiri baik, negara maju
ataupun bukan, tidak ada politik hukum negara satu berlaku untuk negara lain, tapi tidak
menutup kemungkinan negara satu dapat mempengaruhi negara lain untuk membentuk
hukum menurut negaranya, meratifikasi, menjadikan konvensi Internasional menjadi
UndangUndang di negaranya. Begitupula Indonesia mempunyai politik hukumnya sendiri.
Politik hukum baru yang berisi pembaruan hukum menjadi keharusan bagi Indonesia sebagai
negara merdeka semenjak diproklamirkan demi mewujudkan cita-cita dan tujuan negara
Indonesia.
Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 membawa perubahan
besar dalam semua aspek kehidupan bangsa Indonesia, termasuk penyelenggaraan
hukumnya. Dalam menata kerangka dan struktur dasar organisasi negara di sahkanlah
Undang-Undang Dasar 1945 (sekarang Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
1945) yang di dalam batang tubuh Pasal 1 (3) dinyatakan.
Negara Indonesia adalah negara hukum. Oleh karena itu menuntut pembaruan atau
penggantian hukum dari hukum penjajah menjadi hukum nasional dimana perubahan itu
perlu dan menjadi bagian penting dari politik hukum nasional, sehingga dapat mewujudkan
cita hukum yang diinginkan bangsa Indonesia. Pemilihan judul di atas dilatarbelakangi oleh
pengamatan penulis sebagai bangsa Indonesia yang merasakan pasang surutnya Pancasila
sebagai satusatunya asas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, baik dalam pembahasan
maupun dalam tataran penerapannya bahkan politik hukumnya.
Politik hukum di negara kita cenderung tidak lagi mewakili falsafah tertinggi kita
yaitu Pancasila. Pancasila sebagai landasan politik hukum jika di masukkan dalam
determinasi politik dan hukum, maka dalam hal ini akan difokuskan pada hukum deterninan
atas politik karena setiap agenda politik harus tunduk pada hukum, hukum dalam hal ini
diartikan sebagai UndangUndang atau Peraturan tertulis yang dibuat dan ditetapkan oleh
pihak yang berwenang, bukan hukum dalam arti lain misalnya putusan pengadilan bahkan
yang hidup di masyarakat. Akibatnya produk hukum perundang-undangan tidak lagi
merefleksikan keadilan publik tetapi lebih pada kemenangan kepentingan partai politik yang
menang. Nilai-nilai Pancasila tidak dikembangkan lagi, tidak sungguh-sungguh diterapkan.
Tidak mengherankan kalau nilai-nilai spiritual Pancasila makin luntur dimana hal itu
diperparah dengan tumbangnya Orde Baru yang diidentikkan dengan berakhirnya Pancasila.
Selain terlepasnya keadilan sebagai sukma hukum yang bersumber dari etika dan moral
Pancasila masalah lain yang kita hadapi adalah hubungan antara hukum dan politik sebagai
dua subsistem kemasyarakatan. Dalam hal penting tertentu hukum lebih banyak didominasi
oleh politik sehingga sejalan dengan melemahnya dasar etik dan moral. Pembuatan dan
penegakan hukum banyak diwarnai oleh kepentingan-kepentingan politik kelompok dominan
yang sifatnya tekhnis, tidak substansial dan bersifat jangka pendek.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya rumusan masalah di atas ialah sebagai
berikut :
➢ Bagi Penyusun
Dengan adanya makalah ini diharapkan penyusun dapat lebih memahami tentang
bagaimana pancasila memainkan perannya sebagai paradigma kehidupan dalam
Masyarakat, berbangsa dan bernegara, dan dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
➢ Bagi pembaca
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan pembaca
tentang pancasila sebagai paradigma kehidupan dalam masyarakat berbangsa dan bernegara,
dan dapat menjadi pedoman dalam menjalankan kehidupan berbangsadan bernegara
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Pancasila
Pancasila adalah sebuah dasar negara yang dimiliki oleh negara Republik Indonesia,
Pancasila juga dikenal sebagai dasar falsafah negara dan juga ideologi negara. Dalam
penggunaanya, Pancasila merupakan sebuah dasar dalam pemerintahanan negara
RepublikIndonesia. Pancasila juga digunakan sebagai dasar dalam mengatur seluruh
penyelnggaraan negaraRebublik Indonesia. Dalam pembukaan UUD 1945 Aliena ke-4 jelas
digambarkan jika Pancasilaadalah dasar negara Republik Indonesia, berikut adalah bunyi dari
Pembukaan UUD 1945 Alienake-4 tersebut :
“Kemudian dari pada itu untuk dapat membentuk suatu pemerintahan negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia serta seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukankesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut
dalam melaksanakan ketertibandunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
serta keadilan sosial maka disusunlahkemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang suatu Dasar NegaraIndonesia yang berbentuk dalam suatu susunan negara
Republik Indonesia yang berkedaulatanrakyat dengan berdasarkan kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adilserta beradab, Persatuan Indonesia,
serta Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaandalam permusyawaratan
perwakilan, serta untuk mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
Sebagai dasar negara Republik Indonesia, Pancasila digunakan agar mampu untuk
mengatur segala tatanan kehidupan negara Republik Indonesia.
Yang dimaksud dalam hal ini adalah semua yang memiliki hubungan dengan
pelaksanaan kenegaraan harus selalu berlandaskan Pancasila. Selain itu dalam seluruh
pembentukan suatu peraturan dan juga peraturan yang telah berlaku di negara Republik
Indonesia juga harus belandaskan kepada Pancasila. Jadi dapat dikatakan pancasila
merupakan landasan/yang mengatur berbagai aspek tak terkecuali dalam aspek
perkembangan Etika Politik, yang bertujuan dalam perkembangannya Etika Politik tidak
melanggar nilai-nilai sila pancasila yang merupakan sebuah dasar negara Republik Indonesia.
Pancasila memiliki fungsi utama sebagai sumber dari segala sumber hukum di negara
Repbulik Indonesia, yang membuat peraturan perundang-undangan yang ada di
negara Republik Indonesia haruslah berlandaskan kepada Pancasila dan tidak boleh
bertentangan dengan Pancasila. Adapun fungsi-fungsi lain dari Pancasila adalah sebagai
berikut:
❖ Sebagai asas kerohanian tertib hukum bagi negara Republik Indonesia
❖ Sebagai suasana kebatinan dari Undang Undang Dasar
❖ Merupakan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara Republik
Indonesia
❖ Merupakan pandangan hidup bagi masyarakat Indonesia
❖ Merupakan jiwa dari bangsa Indonesia
Pengertian Paradigma
Istilah “Paradigma” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI) adalah 1 daftar
semua bentukan dari sebuah kata yang memperlihatkan konjugasi dan deklinasi kata tersebut
2 model dalam teori ilmu pengetahuan 3 kerangka berpikir.
Sedangkan menurut Thomas S.Khun dalam bukunya yang berjudul The Structure of
Scientific Revolution (1970:49), paradigma merupakan suatu asumsi-asumsi dasar dan
asumsi-asumsi teoritis yang umum (merupakan suatu sumber nilai), sehingga merupakan
suatu sumber hukum-hukum, metode, serta penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga
sangat menentukan sifat, ciri serta karakter ilmu pengetahuan itu sendiri.
Ilmu pengetahuan sifatnya sangat dinamis, hal ini disebabkan oleh semakin
banyaknya hasilhasil penelitian manusia, sehingga dalam berkembangnya terdapat suatu
kemungkinan yang sangat besar ditemukannya kelemahan-kelemahan pada teori yang telah
ada, dan jikalau demikian maka ilmuwan akan kembali pada asumsi-asumsi dasar serta
asumsi teoritis sehingga dengan demikian perkembangan ilmu pengetahuan kembali
mengkaji paradigma dari ilmu pengetahuan tersebut atau dengan lain perkataan ilmu
pengetahuan harus mengkaji dasar antologis dari ilmu itu sendiri. Misalnya dalam ilmu-ilmu
sosial manakala suatu teori yang didasarkan pada suatu hasil penelitian ilmiah yang
mendasarkan pada metode kuantitatif yang mengkaji manusia dan masyarakat berdasarkan
pada sifat-sifat parsial, terukur, korelatif dan positivistik maka ternyata hasil dari ilmu
pengetahuan tersebut secara epistemologis hanya mengkaji satu aspek saja dari objek ilmu
pengetahuan yaitu manusia.
Oleh karena itu, kalangan ilmuwan sosial kembali mengkaji paradigma ilmu tersebut
yaitu manusia. Berdasarkan hakikatnya manusia dalam kenyataan objektivnya bersifat ganda
bahkan multidimensi. Atas dasar kajian paradigma ilmu pengetahuan sosial tersebut
kemudian dikembangkanlah metode baru berdasarkan hakikat dan sifat paradigma ilmu
tersebut yaitu manusia, yaitu metode kualitatif. Istilah ilmiah tersebut kemudian berkembang
dalam berbagai bidang kehidupan manusia serta ilmu pengetahuan lain misalnya politik,
hukum, ekonomi, budaya, serta bidang-bidang lainnya.
Fungsi etika politik dalam masyarakat terbatas pada penyediaan alat-alat teoritis
untuk mempertanyakan serta menjelaskan legitimasi politik secara bertanggung jawab. Jadi,
tidak berdasarkan emosi, prasangka dan apriori, melainkan secara rasional objektif dan
argumentative.
Etika politik tidak langsung mencampuri politik praktis. Tugas etika politik membantu
agar pembahasan masalah-masalah idiologis dapat dijalankan secara obyektif. Hukum dan
kekuasaan negara merupakan pembahasan utama etika politik. Hukum sebagai lembaga
penata masyarakat yang normatif, kekuasaan negara sebagai lembaga penata masyarakat
yang efektif sesuai dengan politik membahas hukum dan kekuasaan.
Prinsip-prinsip etika politik yang menjadi titik acuan orientasi moral bagi suatu
negara adalah adanya cita-cita the rule of law, partisipasi demokratis masyarakat, jaminan
ham menurut kekhasan paham kemanusiaan dan sturktur kebudayaan masyarakat masing-
masing dan keadaan sosial.
Lima Prinsip Dasar Etika Politik Pancasila
Pancasila sebagai etika politik maka mempunyai lima prinsip itu berikut ini disusun
menurut pengelompokan pancasila, karena pancasila memiliki logika internal yang sesuai
dengan tuntutan-tuntutan dasar etika politik modern.
1. Nilai toleransi,
2. Nilai transparansi hukum dan kelembagaan,
3. Nilai kejujuran dan komitmen (tindakan sesuai dengan kata),
4. Bermoral berdasarkan konsensus.
KESIMPULAN
Sebagai ideologi terbuka, Pancasila harus mampu menyesuaikan diridengan zaman. Tetapi,
tidak berarti bahwa nilai dasar Pancasila dapat diganti dengan nilai dasar lain. Dengan
meniadakan jati diri bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai ideologi terbuka mengandung makna bahwa nilai-nilai dasar Pancasila
dapat dikembangkan sesuai dengan dinamika kehidupan bangsa Indonesia dan tuntutan
perkembangan zaman secara kreatif, dengan memperhatikan tingkat kebutuhan dan
perkembangan masyarakat Indonesia sendiri.
Pancasila harus memberikan orientasi ke depan, mengharuskan bangsa Indonesia untuk selalu
menyadari situasi kehidupan yang sedang dan akan dihadapinya, terutama menghadapai
globalisasi dan keterbukaan. Ideologi Pancasila menghendaki agar bangsa Indonesia tetap
bertahan dalam jiwa dan budaya bangsa Indonesia dalam ikatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Kemudian peranan Pancasila dalam bidang Politik itu sendiri adalah sebagai dasar
kemanusiaan. Oleh karenanya, sistem politik yang berlaku dalam negara harus mampu
mewujudkan sistem yang menjamin tegaknya HAM. Para penyelenggara negara beserta elit
politik harus senantiasa memegang budi pekerti kemanusiaan, serta memegang teguh cita-cita
moral rakyat Indonesia.
Memposisikan rakyat Indonesia sebagai subjek dalam kehidupan politik dan tidak hanya
sekedar menjadikannya sebagai objek politik penguasa semata Mewujudkan tujuan Negara
demi meningkatkan harkat dan martabat manusia Indonesi. Mencerdaskan rakyat dan
memahami politik, tidak hanya menjadikan rakyat sebagai sarana mencapai tujuan pribadi
ataupun golongan