Anda di halaman 1dari 43

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

Disusun Guna untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pancasila

Disusun oleh : Kelompok 7

Alfa Ihatuzzahroh (2210310051)

Silma Maulin Najwa(2210310069)

Alfiyatur Rohmaniyah(2210310064)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

FAKULTAS TARBIYAH
PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah


memberikan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah
ini.Atas rahmat dan hidayah –nya lah penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA
tepat waktu.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar besarnya kepada ibu


Dian Mustika M.Pd selaku dosen mata kuliah Pancasila.tugas yang
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang
yang ditekuni penulis.Penulis juga mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata


sempurnya.Oleh karena itu,kritik dan saran yang membangun akan
penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Kudus,20
September 2022
Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………... i

DAFTAR ISI……………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang………………………………………

B.Rumusan Masalah ………………………..................

C.Tujuan………………………………………………...

BAB II PEMBAHASAN

A.Definisi Ideologi Pancasila…………………………..

B.Dinamika Pancasila sebagai ideologi Negara………

C.Tantangan Pancasila sebagai Ideologi Negara…….

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan…………………………………………..
B.Saran …………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia secara resmi disahkan oleh
PPKI pada tanggal 18 agustus 1945,dan tercantum dalam pembukaan UUD
1945.Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang menjadi alas untuk berpijak
dan mampu memberikan kekuatan untuk berdiri menjadi negara yang kokoh.
Pancasila sebagai dasar negara berarti pancasila dijadikan sebagai dasar pedoman dan
petunjuk dalam mengatur kehidupan bersama serta mengatur penyelenggaran
pemerintahan negara.

Lahirnya Pancasila tidak serta merta hadir dalam masyarakat dan menjadi
pedoman bangsa Indoensia. Terdapat proses panjang dalam perumusan setiap butir
dari isi Pancasila, tidakhanya itu dalm perumusannya Pancasila membutuhkan
musyawarah antar para tokoh pendiri negara dan bangsa Indonesia. Dibutuhkan kerja
keras untuk pemikiran yang teliti demi terwujudnya cita-cita bangsa Indonesia.

Pancasila pada hakikatnya bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan atau
pemikiran seseorang atau kelompok orang sebagaimanaideologi-ideologi
laindidunia,namun Pancasiladiangkatdarinilai-nilai, adat-istiadat,nilai-
nilaikebudayaanserta nilai religiusyangterdapat dalampandangan hidup masyarkat
Indonesia sebelum membentuk Negara.
B. Rumusan Masalah
1. Apa perbandingan ideologi Pancasila dan ideologi lainnya?
2. Bagaimana dinamika dan tantangan pancasila sebagai ideologi
Negara?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami apa perbandingan ideologi
pancasila dan ideologi lainnya.
2. Untuk mengetahui dan memahami dinamika pancasila sebagai
ideologi negara.
3. Mengetahui serta memahami tantangan pancasila sebagai
ideologi negara.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Perbandingan ideologi pancasila dan ideologi lainnya


Ideologi secara harfiah merupakan kata yang berasal
dari bahasa Yunani yakni idea yang berarti gagasan, ide,
konsep serta cita-cita dan logos yang berarti ilmu, maka
dapat dikatakan ideologi merupakan pengetahuan tentang
ide atau ilmu tentang ide.
Namun, ada yang mengatakan bahwa ideologi
merupakan sistem kepercayaan, secara umum atau
terminologi ideologi merupakan sekumpulan gagasan, ide
yang berisi keyakinan dan kepercayaan yang menyeluruh
serta sistematis yang menyangkut dan mengatur segala
sesuatu yang terdapat dalam sebuah kelompok manusia
tertentu dalam bidang politik termasuk bidang pertahanan,
hukum, dan keamanan, bidang sosial, bidang keagamaan,
dan bidang kebudayaan serta bidang ekonomi.
Sehingga di dunia ini lahir dan berkembang berbagai
ideologi dalam sebuah negara seperti Pancasila yang
dipakai oleh Indonesia, Kapitalisme yang digunakan oleh
Amerika, Komunisme yang digunakan oleh Rusia serta
Ideologi sosialisme yang dianut oleh Vietnam dan fasisme
yang dulu semasa perang dunia pertama dan kedua di anut
oleh Italia dan Jerman. Ideologi-ideologi tersebut akan
dijelaskan sebagai berikut:
1.Pancasila 
Pancasila merupakan ideologi yang digunakan bangsa
Indonesia untuk mewujudkan cita-cita dan mencapai
tujuan bangsa Indonesia, Pancasila diresmikan sah sebagai
dasar negara pada sidang PPKI yang kedua pada tanggal
18 Agustus 1945. Pancasila merupakan kata yang berasal
dari bahasa sansekerta yang mempunyai arti panca artinya
lima dan syila artinya batu, sendi, alas, dan dasar. Secara
etimologis Pancasila dapat diartikan yaitu dasar yang
memiliki lima unsur. 

Pancasila merupakan Ideologi yang digunakan oleh


bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-cita serta
mencapai tujuan bangsa Indonesia. Pancasila digunakan
sebagai ideologi di Indonesia karena nilai-nilai yang
terkandung dalam sila Pancasila sesuai dengan nilai-nilai
luhur budaya bangsa Indonesia, nilai-nilai dalam Pancasila
juga cocok dengan bangsa Indonesia karena nilai-nilai
dalam Pancasila sudah ada dan digunakan sejak dahulu
dalam kehidupan sehari-hari. 
Oleh karena itu, Pancasila digunakan sebagai ideologi
karena nilai luhur yang diyakini kebenarannya serta
kebaikannya yang digunakan sebagai acuan atau pedoman
kehidupan bangsa Indonesia sehingga menimbulkan tekad
yang kuat dalam mewujudkannya dalam kehidupan nyata.
Dijadikannya pancasila sebagai ideologi bagi bangsa
Indonesia maka setiap permasalahannya keagamaan,
kenegaraan, ekonomi, kebudayaan, dan politik dapat
dijelaskan oleh ideologi pancasila. 

Dalam agama pancasila jelas mengakui adanya agama dan


percaya terhadap keberadaan tuhan, hal tersebut mengacu
pada sila yang terdapat dalam pancasila yakni sila pertama
yang berbunyi “Ketuhanan yang Maha Esa” artinya
Pancasila mewajibkan warga negara Indonesia supaya
menganut agama atau kepercayaan seperti agama islam,
kristen, protestan, hindu, dan budha, dll, dengan demikian,
pandangan pancasila dalam konteks agama dan
kepercayaan sangat menentang adanya orang yang tidak
memiliki agama atau atheisme. 
Pancasila dengan sifatnya yang luwes memberikan
kebebasan setiap individu untuk memilih agama yang
dijadikan sebagai kepercayaan. Hubungan antara agama
dan negara juga cukup erat sehingga dalam Pancasila tidak
mengenal yang namanya sekuler atau menghilangkan
unsur-unsur agama dalam suatu kehidupan bermasyarakat.

Dalam bidang ekonomi Pancasila memandang bahwa


peran negara sangat penting dalam kegiatan perekonomian
karena apabila negara tidak ikut campur tangan terhadap
segala sesuatu yang berkaitan dengan ekonomi maka akan
dapat menimbulkan eksploitasi terhadap individu ataupun
alam serta dengan terlibatnya negara dalam ekonomi dapat
meminimalisir adanya tindak penipuan serta menghindari
segala bentuk monopoli yang dilakukan oleh pihak
swasta. 

Oleh karena itu, di Indonesia yang menganut ideologi


pancasila kegiatan ekonomi dibagi dalam kepemilikan
negara dan swasta karena dalam pancasila menjunjung
tinggi adanya keadilan sosial yang tertera pada sila kelima
dalam pancasila. Dalam sila kedua yang berbunyi
“kemanusiaan yang adil dan beradab” dalam konteks
ekonomi hal tersebut bermaksud bahwa Indonesia sangat
menjunjung prinsip humanis dan menolak segala bentuk
eksploitasi sumber daya manusia yang dapat merugikan
rakyat.

Dalam bidang kebudayaan khususnya pendidikan


Pancasila memandang bahwa semua rakyat berhak
merasakan pendidikan dari sekolah dasar sampai dengan
perguruan tinggi serta pancasila memberikan kebebasan
mengembangkan suatu ide dan mendapatkan ilmu serta
pengetahuan. Tujuan dari Pancasila dalam pendidikan
adalah membentuk suatu masyarakat yang bertanggung
jawab kepada Tuhan yang Maha Esa dan Negara serta
membentuk akhlak yang mulia yang sesuai dengan
kepribadian bangsa Indonesia.

Dalam bidang Politik dan juga Hukum, pancasila


menganut sistem politik yakni demokrasi pancasila
demokrasi yang didasarkan pada asas kekeluargaan serta
musyawarah untuk mufakat dalam mewujudkan
kesejahteraan rakyat. Sistem politik yang digunakan dalam
ideologi pancasila juga mengakui setiap kebebasan
individu tetapi harus dengan rasa tanggung jawab serta
dalam demokrasi pancasila tidak terdapat dominasi
mayoritas atas minoritas ataupun sebaliknya, dalam sistem
politik pancasila menjunjung tinggi hak asasi manusia dan
juga melindungi hak masyarakat yang menjadi minoritas. 

Di indonesia juga terdapat berbagai partai politik


walaupun tidak banyak jumlahnya yang mana partai
politik digunakan sebagai penyalur aspirasi masyarakat
terhadap pemerintah. Dalam bdiang hukum, pancasila
digunakan sebagai dasar dan sumber hukum dan konstitusi
yang terdapat di Indonesia karena pancasila merupakan
pedoman yang digunakan oleh warga negara Indonesia
dalam memutuskan dan menyelesaikan masalah. Selain
itu, dalam hukum pancasila menjunjung tinggi keadilan
sosial dan mengakui keberadaan individu dan masyarakat
untuk mendapatkan haknya.
Sebagai Ideologi pancasila mempunyai ciri khas yakni
hanya Indonesia yang menggunakan ideologi pancasila
untuk memandang suatu permasalahan bangsa, hal
tersebut membedakan dengan bangsa lain yang
menggunakan ideologi yang sama antar negara. Selain itu,
pancasila memiliki kekhasan mampu menyatukan
perbedaan baik etnis, ras, dan agama yang dituangkan
dalam sila ketiga yang berbunyi “persatuan indonesia”.

Pancasila dapat dikatakan sebagai ideologi yang sifatnya


terbuka karena pancasila memiliki sifat yang fleksibel
dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Selain
itu, pancasila merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam
masyarakat Indonesia serta keberadaan Pancasila sebagai
Ideologi bangsa Indonesia tidak dipaksakan kepada rakyat
Indonesia.
2.Kapitalisme-Liberalisme
Ideologi yang ada di dunia ini bermacam-macam salah
satunya adalah Kapitalisme. Kapitalisme merupakan
ideologi yang berkembang di Amerika Serikat, ideologi
ini dikembangkan oleh Adam Smith yang merespons
terhadap adanya paham merkantilisme, Adam Smith
menganggap bahwa merkantilisme kurang mendukung
perekonomian masyarakat pada waktu itu karena Adam
Smith menganggap bahwa tanah adalah hal yang penting
dalam proses produksi sehingga Adam Smith beranggapan
bahwa ada sistem yang tersembunyi dalam berjalannya
suatu perekonomian sehingga pasar harus bebas dari
segala campur tangan pemerintah. Sehingga pemerintah
hanya bertugas sebagai pengawas saja.

Adapun negara yang menganut ideologi kaptilasime ini di


antaranya adalah Belanda, Amerika Serikat, Inggris,
Spanyol, Prancis, dan Australia, dan lain-lain. Negara-
negara tersebut menggunakan ideologi kapitalisme untuk
mewujudkan cita-cita bangsa serta mencapai tujuan,
negara tersebut yakin bahwa ideologi kapitalisme sesuai
dengan kehidupan yang terdapat dalam masyarakat,
karena dulu di negara barat pada abad ke 18 dominasi
gereja terhadap aspek kehidupan sangat besar sehingga
muncullah ideologi kapitalisme karena merasa kehidupan
masyarakat dikekang oleh dogma-dogma gereja akibatnya
muncul reaksi dalam masyarakat yang sebelumnya
tersiksa hingga pada akhirnya menimbulkan gerakan
perlawanan terhadap para feodal, raja, dan tirani.
Masyarakat menuntut adanya liberty, fraternity, dan
egality. Dengan adanya hal tersebut maka lahirlah ideologi
liberalisme. 
Keterkaitan antara liberalisme dengan kapitalisme cukup
erat karena ideologi ini sama-sama menginginkan
kebebasan dan menolak segala campur tangan negara
dalam kehidupan bermasyarakat.

Dalam kapitalisme dan liberalisme sangat menjunjung


tinggi sekularitas sehingga dalam sebuah negara yang
menganut ideologi ini cenderung memisahkan antara
urusan agama dengan pemerintahan atau negara. 
Dalam kehidupan bermasyarakat setiap individu dapat
beragama ataupun tidak beragama, negara tidak ikut
mengurusi individu dalam bidang keagamaan artinya
terdapat sebuah kebebasan dalam menentukan agama
apakah seseorang menganut Islam ataupun menjadi
seorang ateis hal tersebut di negara yang menganut
ideologi kapitalisme-liberalisme merupakan hal yang sah
dan legal.

Sementara itu, dalam bidang ekonomi kapitalisme sering


dikatakan merupakan wujud dari ideologi liberalisme
dalam sektor ekonomi, perekonomian dalam liberalisme
dan kapitalisme sebenarnya hampir sama yakni menekan
setiap individu dalam kebebasan, dalam liberalisme dan
kapitalisme menentang adanya campur tangan pemerintah
dalam suatu perdagangan atau sektor perekonomian,
menurut individu yang menganut ideologi ini
perekonomian akan terbentuk dengan sendirinya melalui
mekanisme pasar tanpa intervensi oleh pemerintah. Dalam
negara yang menganut ideologi ini kepemilikan
didasarkan atas kepemilikan individu swasta. 

Dalam sektor pendidikan negara yang menganut ideologi


liberalisme-kapitalisme sangat menekankan kepada
kebebasan berpikir dan berpendapat pada setiap individu,
dengan demikian negara tidak membatasi individu dalam
urusan pengembangan iptek sehingga akibat adanya
kebebasan tersebut membuat ilmu pengetahuan di negara
yang menganut ideologi liberalisme-kapitalisme cepat
berkembang. 
Selain itu, dalam kapitalisme identik dengan uang
sehingga pendidikan dalam negara yang menganut
kapitalisme-liberalisme memiliki tujuan dan orientasi
dalam masa depan supaya bisa mencetak uang yang
banyak serta menjadi individu yang terampil dan
profesional yang nantinya dapat membantu sistem
kapitalisme terus berlangsung. 
Oleh karena itu, pada negara kapitalisme-liberalisme
pendidikan sangat terjamin bahkan didanai oleh
pemerintah sebagai investasi supaya nantinya sistem
kapitalisme berlangsung cukup baik.

Dalam bidang politik dan hukum, ideologi kapitalisme dan


juga liberalisme yang berkembang di negara di dunia ini,
umumnya dalam sebuah negara yang menganut ideologi
tersebut akan terdapat banyak sekali partai yang bersaing
dalam pemilu karena setiap individu mempunyai
kebebasan untuk mendirikan partai politik untuk ikut
berpartisipasi dalam kontestasi pemilihan umum,
banyaknya partai politik dalam negara yang menganut
ideologi liberalisme-kapitalisme karena sistem demokrasi
berkembang pesat di negara yang menganut ideologi
tersebut. 

Dalam bidang hukum negara yang menggunakan ideologi


liberalisme-kapitalisme pada umumnya mempunyai
negara bagian dalam suatu wilayah negara federal
sehingga setiap negara bagian mempunyai peraturan
berbeda-beda, dalam bidang hukum liberalisme dan
kapitalisme memberikan kebebasan yang seluas-luasnya
kepada individu akan tetapi tetap patuh dan bertanggung
jawab kepada hukum, negara juga memberi kepastian
hukum kepada setiap individu.
Sebagai ideologi liberalisme-kapitalisme memiliki ciri
yang khas yaitu kepemilikan segala sesuatu khususnya
dalam bidang ekonomi adalah kepemilikan berdasarkan
individu atau swasta serta menolak adanya campur tangan
pemerintah dalam mekanisme pasar sehingga alat-alat
produksi dimiliki oleh para swasta. Ideologi liberalisme
juga memiliki kekhasan dalam hal kebebasan, ideologi ini
menentang segala bentuk intervensi pemerintah kepada
warga negara karena hal tersebut merupakan bentuk
pengekangan dan tidak mencirikan kebebasan.
Ideologi liberalisme dan kapitalisme dapat dikatakan
sebagai ideologi yang terbuka karena memberikan
kebebasan dalam setiap aktivitas warga negara. Selain itu,
dalam ideologi liberalisme-kapitalisme menghargai
keberadaan pluarisme. 
3. Komunisme
Komunis merupakan salah satu ideologi yang terdapat di
dunia ini dan sekarang masih terdapat negara yang
menganut ideologi tersebut seperti Kuba dan Rusia.
Komunisme merupakan ideologi yang pertama kali
dicetuskan oleh Karl Marx yang merupakan seorang filsuf
yang berasal dari Jerman. Komunisme lahir sebagai akibat
dari adanya sistem kapitalisme yang terjadi di Inggris pada
saat terjadinya revolusi Industri pada abad ke 18.Karl
Marx melihat adanya eksploitasi terhadap para pekerja
yang kala itu disebut sebagai kaum proletar, yang bekerja
untuk menghasilkan uang bagi para pengusaha atau
disebut sebagai borjuis, bagi Karl Marx hal tersebut
merupakan sebuah penindasan sehingga Karl Marx
berpikir supaya tidak ada penindasan seperti yang
dilakukan oleh kapitalisme maka lebih baik jika semua
alat produksi negaralah yang memegang kendali supaya
tidak ada masyarakat yang tersekat pada kelas-kelas
tertentu seperti pekerja dengan pengusaha.

Dalam konteks beragama individu yang hidup dalam


negara yang menggunakan ideologi komunis adalah
individu tetap berhak memeluk agama yang diyakini tetapi
dalam praktiknya hal tersebut sangat dibatasi kebebasan
untuk memeluk agama yang diyakini dengan keberadaan
individu yang beragama diatur oleh negara untuk
mengikuti ideologi dari negara. Komunis dalam hubungan
antara negara dengan agama dapat dikatakan bersifat
sekuler artinya agama dipisahkan dalam kegiatan
bernegara dan pengambilan keputusan sehingga agama
tidak memberikan pengaruh apa pun terhadap
negara.Dalam negara yang menganut ideologi komunisme
sering sekali menemukan individu yang tidak percaya
adanya keberadaan tuhan atau dewa dan dewi karena
dalam negara komunis pemerataan ekonomi serta materi
lebih penting terhadap keberadaan agama itu sendiri.

Dalam ideologi komunis khususnya dalam sektor


ekonomi, kepemilikan alat produksi oleh individu atau
swasta sangat ditentang oleh ideologi ini sesuai dengan
apa yang di cita-cita kan oleh Karl Marx kepemilikan alat
produksi oleh individu atau swasta hanya akan membawa
ke dalam masyarakat yang terdapat stratifikasi atau kelas,
dengan adanya kelas menurut Marx dapat menimbulkan
penindasan kepada golongan yang lebih lemah yakni para
pekerja sehingga dalam negara yang menganut ideologi
komunis sejatinya menggunakan sistem ekonomi yang
terpusat atau komando, semua alat produksi dikuasai oleh
negara sehingga tidak terdapat kelas dalam sebuah
masyarakat. 

Peran negara dalam ekonomi dalam ideologi komunisme


sangat besar, negara sangat mengintervensi kegiatan
warga negara dalam sektor ekonomi, dalam negara
komunis sektor produksi dikuasai oleh negara sehingga
pemenuhan bahan mentah sampai proses pendistribusian
hasil produksi dikendalikan oleh negara. Akibat dari
sistem komunis yang terjadi adalah banyak individu yang
tidak bekerja sesuai dengan keahliannya karena individu
harus patuh terhadap perintah pemerintah.
Dalam bidang pendidikan ideologi komunisme diajarkan
dan ditanamkan secara intensif kepada warga negara
supaya nantinya warga negara dapat patuh terhadap
perintah negara. 

Dalam negara komunisme pendidikan yang sebelumnya


swasta akan dinasionalisasikan langkah tersebut diambil
supaya sistem pendidikan di negara komunis dapat
dikontrol sepenuhnya oleh negara. Demi menjamin hak
warga negara dalam memperoleh pendidikan setiap warga
negara berhak untuk mengenyam pendidikan secara gratis
tetapi harus tetap tunduk dan taat kepada negara, hal
tersebut dicontohkan oleh Kuba yang sampai sekarang
masih menganut sistem komunis.
Dalam bidang politik serta hukum, komunisme sebagai
ideologi yang digunakan oleh beberapa negara di belahan
dunia pada umumnya mempunyai satu partai saja dalam
sebuah negara yang menganut komunis, tentu saja setiap
warga negara hanya mempunyai satu partai pilihan saja,
sehingga dalam bidang politik kebebasan mengemukakan
pendapat sangat dibatasi oleh pemerintah komunis,
sehingga dapat dikatakan apabila negara komunis kurang
menjunjung nilai-nilai hak asasi manusia. 

Dalam bidang hukum negara yang menganut ideologi


komunis memiliki sumber hukum yakni keputusan
tertinggi yang dibuat oleh penguasa dan harus ditaati oleh
setiap warga negara. Dalam negara yang menganut
komunis setiap kebebasan individu dalam melakukan
aktivitas khususnya melakukan kritik terhadap pemerintah
akan dikenakan hukum yang tegas secara langsung,
sehingga dalam negara komunis dapat dikatakan
kebebasan berpendapat sangat dibatasi oleh hukum yang
telah dibuat oleh penguasa. Komunisme berada di atas
hukum sehingga pelaksanaan hukum hanya untuk
mementingkan dan melanggengkan sistem komunisme.

Ideologi komunis mempunyai kekhasan yaitu segala


sektor ekonomi dan alat produksi diatur dan dikuasai oleh
negara. Komunis menolak adanya sistem kelas dalam
masyarakat sehingga keberadaan pengusaha dan pekerja
yang menyebabkan kesenjangan sangat ditentang. Oleh
karena itu, dalam sistem komunisme setiap aktivitas dalam
segala bidang mendapatkan intervensi dari negara.

Komunisme sebagai ideologi dapat dikatakan sebagai


ideologi yang tertutup karena dalam praktiknya yang
terjadi setiap negara yang menganut komunisme apabila
melihat sejarah selalu terjadi revolusi yang mengakibatkan
pertumpahan darah sehingga hadirnya komunisme dalam
sebuah negara terkesan dipaksakan oleh pihak yang
menjadi pemenang dalam perjuangan untuk merebut
kekuasaan. Selain itu, banyak negara di luar Eropa yang
menganut paham komunisme hal tersebut jelas berbeda
secara nilai-nilai luhur dari sebuah bangsa atau negara
yang menganut komunisme sehingga dapat dikatakan
komunisme bukan merupakan suatu cita-cita dan tujuan
suatu negara.
4. Sosialisme 
Sosialisme merupakan ideologi yang muncul sebagai
respons atas kemunculan ideologi liberal dan kapitalis
pada akhir abad-18 sampai dengan awal abad-19 Masehi
di wilayah benua Eropa seperti halnya komunisme,
sosialisme pun muncul saat terjadinya revolusi industri di
Inggris yang mana pada waktu itu terjadi perbedaan kelas
antara burjois dengan proletar karena para burjois atau
majikan melakukan eksploitasi kepada kaum proletar atau
buruh untuk kepentingannya sehingga para proletar
mendapatkan gaji yang kecil dan tinggal di kawasan
kumuh dan jauh dari kata sejahtera sehingga hal tersebut
menimbulkan revolusi sosial yang di gerakan oleh Karl
Marx serta Fredierch Engels dan lahirlah ideologi baru
yakni Sosialisme. 

Dalam ideologi sosialisme erat kaitannya dengan


kebersamaan dan rasa solidaritas yang tinggi antar
masyarakat sehingga terjadi pemerataan dalam kehidupan
masyarakat dan tidak terjadi kesenjangan seperti yang
terjadi dalam masyarakat liberal-kapitalis. Adapun negara
yang menganut ideologi sosialisme yakni Laos.

Dalam konteks agama sosialis menganggap bahwa setiap


individu berhak memeluk agama yang diyakini setiap
individu tetapi dalam sosialisme juga menganggap hal
yang sah dan lumrah apabila individu tidak menganut
agama serta tidak percaya dengan keberadaan tuhan atau
ateisme. Dalam pemerintahan untuk menjalankan sebuah
negara, Sosialisme memiliki sifat yang sekuler yakni tidak
melibatkan agama dalam urusan yang menyangkut dengan
negara seperti pembuatan keputusan maupun kebijakan
pengaruh agama dihilangkan.

Sosialisme memandang ekonomi seharusnya setiap


individu tidak menciptakan kesenjangan dalam kehidupan
bermasyarakat artinya antar individu harus rela untuk
berbagi antar sesama sehingga terjadi pemerataan.
Hubungan sosialisme dengan pemerintahan dalam sektor
ekonomi adalah pemerintah menjadi pengendali dalam
sektor ekonomi yang terjadi dalam masyarakat dan
mengharuskan setiap individu untuk saling membantu
sehingga dapat menciptakan kesejahteraan yang dapat
dirasakan secara bersama-sama, pemerintah juga ikut
intervensi dalam membentuk harga yang terjadi dalam
mekanisme pasar. Segala bentuk alat produksi dikuasai
oleh negara sehingga peran individu atau swasta sangat
dibatasi atau kecil. 

Dalam negara yang menganut ideologi sosialis dalam


bidang pendidikan peran pemerintah sangat diperlukan
karena dalam negara sosialis dalam pendidikan akan
melakukan doktrinisasi dan juga pengabdian secara total
kepada negara sehingga dalam negara sosialis para pelajar
kelak nantinya tidak akan pernah lupa terhadap nilai-nilai
yang terdapat dalam sosialisme dengan melakukan
doktrinisasi dalam dunia pendidikan menurut negara yang
menganut sistem sosialis akan dapat membentuk individu
yang setia dan taat pada negara. 
Dalam negara sosialis setiap individu wajib untuk
mendapatkan hak belajar sesuai waktu yang ditentukan
oleh setiap negara yang menganut sistem sosialisme.
Negara juga menyediakan fasilitas dan biaya pendidikan
yang gratis untuk mengenyam pendidikan di negara
sosialis.
Dalam bidang politik dan hukum, sosialisme menganut
pada demokrasi dengan kolektivitas atau kebersamaan
karena persamaan antar individu dalam masyarakat
sosialis sangat dijunjung tinggi dengan persamaan maka
demokrasi akan dapat terlihat secara nyata dengan
menggunakan prinsip yang terdapat dalam sosialisme,
dalam negara yang menganut sistem sosialis pada
umumnya akan mempunyai partai tunggal dalam sebuah
negara artinya warga negara hanya mempunyai satu
pilihan partai saja. 

Dalam bidang hukum negara sosialis menggunakan


penguasa negara sebagai sumber hukum dalam sebuah
negara, hukum di negara sosialis diutamakan untuk
kepentingan umum bukan kepentingan individu. Hukum
dalam negara sosialis digunakan untuk melanggengkan
prinsip-prinsip yang ada pada sosialisme. Sehingga dalam
negara yang menganut ideologi sosialisme hak setiap
individu cenderung dibatasi dan individu tidak
mempunyai kesempatan untuk memperjuangkan
kepentingan pribadinya karena bertentangan dengan
hukum yang ada pada ideologi sosialis.

Sosialisme memiliki ciri yang khas yaitu kebersamaan


antar masyarakat, individu yang harus saling membantu
antar individu lainnya supaya tidak terjadi kesenjangan
dan merasakan kesejahteraan secara bersama-sama
sehingga masyarakat yang hidup dalam sosialisme sangat
menjunjung tinggi adanya solidaritas.Sosialisme
merupakan ideologi yang sifatnya tertutup karena
penggunaan ideologi sosialisme yang menuntut
masyarakat untuk mempunyai kesetiaan yang total dan
berkorban untuk ideologi tersebut.
B. Dinamika Pancasila sebagai Ideologi Negara
Dinamika Pancasila sebagai ideologi negara dalam sejarah bangsa
Indonesia memperlihatkan adanya pasang surut dalam pelaksanaan
nilai-nilai Pancasila karena tercampur dengan ideologi komunisme
dalam konsep Nasakom, sehingga harus diperkenalkan kepada
seluruh warga negara dan dapat menjaganya hingga nanti.

Pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia adalah visi atau arah


dari penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara di
Indonesia. Pancasila sebagai ideologi negara dalam masa
pemerintahan Presiden Soekarno, sebagaimana diketahui bahwa
Soekarno termasuk salah seorang perumus Pancasila, bahkan
penggali dan memberi nama untuk dasar negara.Dalam hal ini,
Soekarno memahami kedudukan Pancasila sebagai ideologi
negara.Pengertian pancasila menurut Ir. Soekarno adalah isi jiwa
bangsa Indonesia yang turun temurun sekian abad lamanya
terpendam bisu oleh kebudayaan barat.

Dalam penerapan Pancasila di masa awal kemerdekaan banyak


sekali banyak permasalahan yang terjadi ketika Pancasila menjadi
ideologi negara, diantaranya:
1. Pemberontakan PKI (Partai komunis Indonesia) di Madiun
pada 18 september 1948.Tujuan utamanya untuk mendirikan
negara soviet dengan ideologi komunis.
2. Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia.
Pemberontakan ini bertujuan untuk menggantikan Pancasila
dengan syariat islam sebagai dasar negaranya.
3. Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS).
Pemberontakan ini bertujuan untuk mendirikan negara
sendiri.
4. Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) atau
Perjuangan Rakyat semesta (Permesta) sebagai bentuk
gerakan protes ke pemerintah pusat.

Berbeda lagi dengan masa orde lama,penerapan Pancasila sebagai


ideologi negara pada masa orde lama sekitar tahun 1959 hingga
1966 terkenal sebagai demokrasi terpimpin. Pada masa ini
penerapan Pancasila diperlukan proses adaptasi karena sebagian
masyarakat ada yang merasa setuju dan sebagian lain merasa
keberatan.

Sementara pada masa orde baru saat Soeharto menjadi presiden


Republik Indonesia.Dalam masa pemerintahan yang presiden
Soeharto pimpin kala itu. Presiden Soeharto berupaya untuk
memulihkan kembali beberapa kekacauan yang terjadi di
Indonesia. Upaya yang dilakukan oleh Presiden Soeharto adalah
dibuatnya repalita atau rencana pembangunan lima tahun, dan
diadakannya PEMILU, serta kedudukan Presiden Soeharto yang
sangat kuat adalah pengeluaran TAP MPR No. II/1978 tentang
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4). Pada
masa Soeharto ini pula, ideologi Pancasila menjadi asas tunggal
bagi semua organisasi politik (Orpol) dan organisasi masyarakat
(Ormas).

Pada masa reformasi, Presiden Soeharto mengundurkan diri


jabatannya dan digantikan oleh B.J.Habibie. Dalam masa
pemerintahannya Presiden B.J.Habibie berusaha untuk
memperbaiki perekonomian di Indonesia, mereformasi bidang
politik dan hukum, serta mengeluarkan UU Nomor 9 Tahun 1998
tentang kemerdekaan menyatakan pendapat di muka umum, dan
lain-lain. Pada masa reformasi, Pancasila sudah mulai dimengerti
oleh kalangan masyarakat sehingga upaya penggantian ideologi
Pancasila mulai berkurang.

Pada masa sekarang yaitu era globalisasi. Pancasila kembali diuji


karena banyaknya ideologi alternatif yang dapat dijangkau melalui
media informasi oleh seluruh anak bangsa.Namun Pancasila adalah
ideologi terbuka dalam menyerap nilai-nilai baru yang bermanfaat
bagi keberlangsungan kehidupan bangsa dan disisi lain kita harus
tetap mewaspadai terhadap ideologi baru yang dapat merasuki
masyarakat karena masyarakat cenderung ikut arus ideologi luar
dan mulai melupakan ideologi asli bangsa Indonesia.

Tokoh utama filsafat Alfred North Whitehead, berpandangan


bahwa semua realitas dalam alam mengalami proses atau
perubahan, yaitu kemajuan, kreatif dan baru. Realitas itu dinamik
dan suatu proses yang terus menerus menjadi walaupun unsur
permanensi realitas dan identitas diri dalam perubahan tidak boleh
diabaikan. Sifat alamiah itu dapat pula dikenakan pada ideologi
Pancasila sebagai suatu realitas.
Moerdiono (1995/1996) menunjukkan adanya 3 tataran nilai dalam
ideologi Pancasila, yaitu :
1. Nilai dasar
Nilai dasar adalah suatu nilai yang bersifat amat abstrak dan
tetap, yang terlepas dari pengaruh perubahan waktu. Yang
artinya nilai dasar merupakan prinsip, yang bersifat amat
abstrak, bersifat amat umum, tidak terikat oleh waktu dan
tempat,dengan kandungan kebenaran yang bagaikan aksioma
dari segi kandungan nilainya,maka nilai dasar berkenaan
dengan eksistensi sesuatu, yang mencakup cita-cita,tujuan,
tatanan dasar dan ciri khasnya. Nilai dasar Pancasila ditetapkan
oleh para pendiri negara. Nilai dasar Pancasila tumbuh baik dari
sejarah perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan yang
telah menyengsarakan rakyat, maupun dari cita-cita yang
ditanamkan dalam agama dan tradisi tentang suatu masyarakat
yang adil dan makmur berdasarkan kebersamaan, persatuan dan
kesatuan seluruh warga masyarakat.
2. Nilai instrumental
Nilai instrumental adalah suatu nilai yang bersifat kontekstual.
Yang artinya nilai instrumental merupakan penjabaran dari nilai
dasar tersebut, yang merupakan arahan kinerjanya untuk kurun
waktu tertentu dan untuk kondisi tertentu. Nilai instrumental ini
dapat dan bahkan harus disesuaikan dengan tuntutan
zaman.Namun nilai instrumental haruslah mengacu pada nilai
dasar yang dijabarkannya.Penjabaran itu bisa dilakukan secara
kreatif dan dinamik dalam bentuk-bentuk baru untuk
mewujudkan semangat yang sama, dalam batas-batas yang
dimungkinkan oleh nilai dasar itu.dari kandungan nilainya,
maka nilai instrumental merupakan kebijaksanaan, strategi,
organisasi, sistem, rencana, program, bahkan juga proyek-
proyek yang menindaklanjuti nilai dasar tersebut. Lembaga
negara yang berwenang menyusun nilai instrumental ini adalah
MPR, Presiden, dan DPR.
3. Nilai praksis, yaitu nilai yang terkandung dalam kenyataan
sehari-hari, berupa cara bagaimana rakyat melaksanakan
(mengaktualisasikan) nilai Pancasila. Nilai praksis terdapat
pada demikian banyak wujud penerapan nilai-nilai Pancasila,
baik secara tertulis maupun tidak tertulis, baik oleh cabang
eksekutif, legislatif, maupun yudikatif,oleh organisasi kekuatan
sosial politik, oleh organisasi kemasyarakatan, oleh badan-
badan ekonomi, oleh pimpinankemasyarakatan, bahkan oleh
warga negara secara perorangan. Dari segi kandungan nilainya,
nilai praksis merupakan gelanggang pertarungan antara
idealisme dan realitas. Jika ditinjau dari segi pelaksanaan nilai
yang dianut, maka sesungguhnya pada nilai praksis lah
ditentukan tegak atau tidaknya nilai dasar dan nilai instrumental
itu.

Ringkasnya bukan pada rumusan abstrak, dan bukan juga pada


kebijaksanaan, strategi,rencana, program atau proyek itu sendiri
terletak batu ujian terakhir dari nilai yang dianut,tetapi pada
kualitas pelaksanaannya di lapangan. Bagi suatu ideologi, yang
paling penting adalah bukti pengamalannya atau aktualisasinya
dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara.
Suatu ideologi dapat mempunyai rumusan yang amat ideal
dengan ulasan yang amat logis serta konsisten pada tahap nilai
dasar dan nilai instrumentalnya. Akan tetapi, jika pada nilai
praksisnya rumusan tersebut tidak dapat diaktualisasikan, maka
ideologi tersebut akan kehilangan kredibilitasnya. Moerdiono
(1995/1996: 15) menegaskan bahwa tantangan terbesar bagi
suatu ideologi adalah menjaga konsistensi antara nilai dasar,
nilai instrumental, dan nilai praksisnya.
C. Tantangan Pancasila sebagai ideologi Negara
Pancasila sebagai ideologi negara artinya seluruh warga negara
Indonesia menjadikan pancasila sebagai dasar sistem kenegaraan.
Nilai-nilai yang ada pada setiap butir pancasila harus dijadikan
sebagai pedoman dasar dalam melangsungkan kehidupan
bernegara. Pada era globalisasi tantangan pancasila sebagai
ideologi negara adalah banyaknya ideologi alternatif melalui media
informasi yang mudah dijangkau oleh seluruh anak bangsa seperti
radikalisme, ekstremisme, konsumerisme.Hal tersebut juga
membuat masyarakat mengalami penurunan intensitas
pembelajaran Pancasila dan juga kurangnya efektivitas serta daya
tarik pembelajaran Pancasila.

Tantangan yang kedua adalah eksklusivisme,merupakan paham


yang mempunyai kecenderungan untuk memisahkan diri dari
masyarakat. Faktor-faktor yang menyebabkan eksklusivisme
adalah faktor kecemburuan sosial, perbedaan status dan peran
sosial,merasa kelompok sendiri adalah kelompok yang paling baik.
Eksklusivisme sosial yang terkait derasnya arus globalisasi yang
mengarah kepada menguatnya kecenderungan politisasi identitas,
gejala polarisasi dan fragmentasi sosial yang berbasis SARA.

Unsur-unsur yang mempengaruhi tantangan terhadap Pancasila


sebagai ideologi negara meliputi faktor eksternal dan internal.
Adapun faktor eksternal meliputi hal-hal berikut :
a. Pertarungan ideologis antara negara-negara super power
antara Amerika Serikat dan Uni Soviet antara 1945
sampai 1990 yang berakhir dengan bubarnya negara
Soviet sehingga Amerika menjadi satu-satunya negara
super power.
b. Menguatnya isu kebudayaan global yang ditandai dengan
masuknya berbagai ideologi asing dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara karena keterbukaan informasi.
c. Meningkatnya kebutuhan dunia sebagai akibat
pertambahan penduduk dan kemajuan teknologi sehingga
terjadi eksploitasi terhadap sumber daya alam secara
masif. Dampak konkritnya adalah kerusakan
lingkungan,seperti banjir, kebakaran hutan.
Adapun faktor internal meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Pergantian rezim yang berkuasa melahirkan kebijakan
politik yang berorientasi pada kepentingan kelompok
atau partai sehingga ideologi Pancasila sering terabaikan.
b. Penyalahgunaan kekuasaan (korupsi) mengakibatkan
rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap rezim yang
berkuasa sehingga kepercayaan terhadap
ideologimenurun drastis. Ketidakpercayaan terhadap
partai politik (parpol) juga berdampak terhadap ideologi
negara.

Dengan tantangan pancasila yang semakin berat, generasi bangsa


diharapkan mampu menjaga dan mempertahankan Pancasila
sebagai ideologi negara. Generasi bangsa dapat mempertahankan
ideologi Pancasila dengan cara konsisten mengamalkan nilai-nilai
pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Seperti sila yang pertama
Ketuhanan Yang Maha Esa dapat diwujudkan dengan toleransi
terhadap orang lain yang memiliki keyakinan yang berbeda. Sila
yang kedua Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dapat
diwujudkan dalam bentuk perilaku saling menghargai martabat
sesama manusia dan tidak melakukan diskriminasi. Sila yang
ketiga Persatuan Indonesia dapat diwujudkan dalam sikap gotong
royong dan usaha untuk menciptakan kerukunan. Sedangkan sila
yang keempat Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/perwakilan dapat
dilakukan dengan menyelesaikan masalah melalui musyawarah.
Sementara itu, sila yang kelima Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Rakyat Indonesia dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku
menghargai hak orang lain serta melaksanakan kewajiban sebagai
warga negara.

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan
1. Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia
merupakan sebuah pandangan, cita-cita, dan keyakinan
dari seluruh rakyat dan bangsa Indonesia tentang
terjadinya sejarah, hukum, dan nilai-nilai yang ada di
Indonesia. Keyakinan tersebut bersumber pada adat
istiadat, budaya, agama. Pancasila sebagai ideologi yang
diperoleh dari kekayaan rohani, moral, dan budaya
masyarakat, serta bersumber dari pandangan hidup bangsa
Indonesia membuat Pancasila adalah satu-satunya ideologi
di dunia yang mampu menyatukan warga sebuah negara.
Namun,di dunia ini lahir dan berkembang berbagai
ideologi dalam sebuah negara,seperti ideologi
kapatalisme-liberalisme,ideologi komunisme,ideologi
sosialisme,dan ideologi lainnya.
2. Untuk menghadapi dinamika dan tantangan Pancasila
sebagai ideologi negara dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan benegara adalah diperlukan suatu
keniscayaan, agar Pancasila tetap selalu relevan dalam
fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan
kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, agar loyalitas warga masyarakat
dan warga negara terhadap Pancasila tetap tinggi. Di sisi
lain, apatisme dan resistensi terhadap Pancasila bisa
diminimalisir.
3. Substansi dari adanya dinamika dalam aktualisasi nilai
Pancasila dalam kehidupan praksis adalah selalu
terjadinya perubahan dan pembaharuan dalam
mentransformasikan nilai Pancasila ke dalam norma dan
praktik hidup dengan menjaga konsistensi, relevansi, dan
kontekstualisasinya. Sedangkan perubahan dan
pembaharuan yang berkesinambungan terjadi apabila ada
dinamika internal (self-renewal) dan penyerapan terhadap
nilai-nilai asing yang relevan untuk pengembangan dan
pengayaan ideologi Pancasila dengan cara memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama
revolusi industri dan Pancasila harus menjadi fondasi
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang berkeindonesiaan. Upaya perubahan dan
pembaharuan dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila
adalah dapat terjaganya akseptabilitas dan kredibilitas
Pancasila oleh warga negara dan warga masyarakat
Indonesia.
B.Saran

1. Bagi pemerintah
Pemerintah hendaknya menanamkan kembali nilai-nilai
luhur Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara
melalui pendidikan formal maupun non formal. Agar
rakyat Indonesia tidak sekedar tahu tetapi juga dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Bagi sekolah
Semua sekolah dari tingkat dasar sampai menengah atas
hendaknya selalu memberikan pendidikan
kewarganegaraan secara mendalam khususnya pancasila
sebagai dasar negara.
3. Bagi Guru/Dosen
Hendaknya tidak bosan memberikan pemahaman secara
berlanjut kepada anak didik dan mahasiswa mengenai
Pancasila secara mendalam. Dan memberikan pemahaman
tentang nilai-nilai Pancasila serta cara pengamalannya
dalam kehidupan sehari-hari.
4. Bagi pembaca dan masyarakat
Masyarakat hendaknya ikut serta dalam pengamalan nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari serta wajib
menjadikan Pancasila sebagai pedoman berbangsa dan
bernegara

DAFTAR PUSTAKA

Laurensius Arliman S, Aswandi Aswandi, Firgi Nurdiansyah,


Laxmy Defilah, Nova Sari Yudistia, Ni Putu Eka, Viona Putri,
Zakia Zakia, Ernita Arief, Prinsip, Mekanisme Dan Bentuk
Pelayanan Informasi Kepada Publik Oleh Direktorat Jenderal
Pajak, Volume 17, No Nomor, 2020.

Larensius Arliman S, Koordinasi PT. Pegadaian (Persero)


Dengan Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumbar Dalam
Penimbangan Barang Bukti Penyalahgunaan Narkotika, UIR
Law Review, Volume 4, Nomor 2, 2020,
https://doi.org/10.25299/uirlrev.2020.vol4(1).3779.

Munir Misbahul. (2010). Keluarganegaraan kopertais wilayah


IV . Surabaya
Raditya,I N. 2021. Hakikat, Dimensi, Urgensi, dan Isi Pancasila
Sebagai Ideologi Negara. Www.Tirto.Id.

https://tirto.id/hakikat-dimensi-urgensi-isi-pancasila-sebagai-
ideologi-negara-gidP.

Pandu, R. 2021. Ideologi Pancasila dan Dinamika Tantangan


yang Terus Berkembang. Www.Antaranews.Com.

https://www.antaranews.com/berita/2186114/ideologi-
pancasila-dan-dinamika-tantangan-yang-terus-berkembang

Kaelan. (2002). Pendidikan Pancasila. Yogyakarta. Paradigma.


Kopertais IV Press.

Zulian,A. 2021. Dinamika dan Tantangan Pancasila Sebagai


Ideologi Negara. Www.Kompasiana.com.

https://www.kompasiana.com/
andreaszulian5831/607e439b3d68d5295c230222/dinamika-dan-
tantangan-pancasila-sebagai-ideologi-negara

Sunandar, M. 2021. Tantangan Pancasila Sebagai Ideologi


Bangsa dan Dasar Negara Pasca Reformasi. Www.Lughotuna.id
https://lughotuna.id/tantangan-pancasila-sebagai-ideologi-
bangsa-dan-dasar-negara-pasca-reformasi/

Widjojo, A. 2020. Pancasila di Tengah Era Globalisasi.


Lemhannas.go.id.

http://www.lemhannas.go.id/index.php/berita/berita-utama/844-
pancasila-di-tengah-era-globalisasi

Anda mungkin juga menyukai