Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI

NEGARA REPUBLIK INDONESI”


DOSEN PENGAMPU : DIAN PERMATAN, M.Pd

Disusun Oleh : Kelompok 3

• Adelia Bunga Agustin ( 2371010042 )

• Anggun Tri Agustin ( 2371010043 )

• Dinni Alif Kaarum ( 2371010037 )

• Sufiya Maryanah Nurul Maulida ( 2371010031 )

• Ubaidah Ananda Putra Salih ( 2371010034 )

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN INTAN LAMPUNG

BIOLOGI SAINTEK

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang "Pancasila Sebagai
Dasar Negara Republik Indonesia".

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
karya ilmiah ini.

Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.

Bandar Lampung, 20 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..............................................................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................................1
C. Tujuan................................................................................................................................................1
A. Pengertian Ideologi............................................................................................................................2
B. Peran Pancasila Sebagai Ideologi Negar............................................................................................2
C. Fungsi Pancasila Sebagai Ideologi......................................................................................................3
D. Makna Pancasila Sebagai Ideologi Negara.........................................................................................3
E. Konsep dan Urgensi Pancasila Sebagai Ideologi Negara RI................................................................4
F. Subjek dan Pelaksanaan Pancasila Sebagai Ideologi Negara RI.........................................................7
G. Hubungan Pelaksanaan Pancasilansecara Objektif dan Subjektif....................................................10
BAB III...........................................................................................................................................................11
PENUTUP......................................................................................................................................................11
A. Kesimpulan......................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila sebagai ideologi negara yang berarti Pancasila dijadikan ideologi
sebagai pedoman oleh masyarakat Indonesia dalam menjalankan kehidupan. Nilai-
nilai yang terkandung dalam kelima asas Pancasila menjadi landasan masyarakat
dalam bersosialisasi, kahidupan, beragama, hak asasi manusia, dan bekerja sama.
Ideologi memiliki posisi yang sangat penting bagi setiap bangsa. Ideologi memiliki
peran dalam mempersatukan keberagaman yang ada dalam masyarakat yang supaya
dapat terbentuknya kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik. Ideologi
Pancasila sendiri dirumusakan oleh panitia Sembilan berdasar atas pidato
Ir.Soekarnno pada tanggal 1 Juni 1945. Selain itu juga, Pancasila juga berfungsi
sebagai penunjuk arah dalam kehidupan bernegara Indonesia. Sama seperti kapal
tanpa kompas, yang tidak tahu akan kearah mana arus membawanya, Republik
Indonesia ini juga akan sama seperti itu apabila tidak adanya penunjuk arah, yaitu
Pancasila. Oleh karna itu Ideologi pancasila haruslah di lestarikan karna ideologi ini
merupakan ideologi yang mencerminkan kepribadian bansa ini.

B. Rumusan Masalah
i. Pancasila sebagai dasar negara
ii. Pancasila sebagai ideologi negara
iii. Nilai-nilai Pancasila sebagai Ideologi negara

C. Tujuan
i. Mengetahui Pancasila sebagai dasar negara
ii. Mengetahui Pancasila sebagi ideologi negara
iii. Mengetahui nilai-nilai ideologi negara

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ideologi
Ideologi berasal dari bahasa Yunani yang diambil dari 2 kata, idea dan logos. Idea
berarti ide, gagasan, buah pikir, atau konsep. Sedangkan logos berarti hasil pemikiran.
Jadi berdasarkan bahasa, ideologi adalah ilmu, juga hakikat buah pikir atau gagasan.

Ideologi juga disebut a system of ideas yang akan mengatur seluruh hasil pemikiran
tentan kehidupan, lalu melengkapinya dengan berbagai sarana juga kebijakan serta
strategi, yang dimana tujuannya ingin dicapai disesuaikan dengan nilai-nilai yang ada
dalam filsafat yang menjadi sumbernya.

Ideologi merupakan hasil pemikiran yang mencakup nilai-nilai tertentu yang ingin
dicapai. Ideologi disebut juga sebagai identitas dari sebuah negara. Dikarnakan, ideologi
memiliki fungsi yang sangat penting untuk sebuah negara, yang dimananya ideologi
digunakan sebuah hal yang memperkuat identitas sebuah masyarakat negara.

B. Peran Pancasila Sebagai Ideologi Negar


Peran panacasila sebagai ideologi negara memberi sebuah bimbingan kepada
masyarakat Indonesia dalam menentukan sikap dan tingkah laku. Nilai-nilai yang
terkandung dalam kelima asas Pancasila dijadikan patokn aturan tentang moral. Oleh
sebab itu, pelaksanannya juga harus berdasarkan pada kekayaan dan kesadaran
penggunanya.

Apabila aturan Pencasila sebagai ideologi negara dilanggar, maka hukumannya


adalah beruoa sanksi moral dan sosial. Mereka yang melanggar dan tidak perpedoman
pada nilai-nilai Pancasila tidak akan terkena sanksi hukum. Ada baiknya mereka merasa
malu dengan segala sikap dan tingkah lakunya yang melanggar norma Pancasila.

Pancasila sebagai ideologi negara mengalam beberapa perkembangan. Seperti


Pancasila dimasa orde lama, Pancasila dimasa orde baru, Pancasila di era reformasi.
Berbagai pihak dan beberapa ahli sepakat apabila ideologi Pancasila merupakan
kumpulan gagasan yang disepakati bersama dan merupakan ciri khas bangsa Indonesia.
Hasil kesepakatan yang menyatak pancasila sebagai ideologi negara ini harus
dipertahankan dan dipraktikan dalam kehidupan bernegara yangn berbeda-beda suku
bangsanya.

2
Dengan Pancasila sebagai ideologi negara juga berperan dalam pembentukan
Undang-undang Dasar Negara 1945. Selain itu juga, Pancasila juga berperan sebagai
pedoman dalam pembuatan Undang-undang, baik itu pada tingkat daerah atau tingkat
nasional. Oleh sebab itu, dengan adanya Pancasila, maka setiap peraturan perundang-
undangan yang telah dibuat harus berdasarkan suara dari Rakyat serta cerminan dari
Bangsa Indonesia.

Pancasila juga digunakanagar bangsa Indonesia memiliki akar maupun dasar yang
kuat serta memiliki identitas yang jelas dan menjadi ciri khas yang membedakannya
dengan bangsa lain.

C. Fungsi Pancasila Sebagai Ideologi

1) Berfungsi untuk memberikan kepada masyarakat Indonesia agar bisa


mengembangkan sekaligus memelihara identitas bangsa Indoensia.

2) Memberikan pengawasan terhadap setiap perilaku masyarakat serta bersikap kritis


terhadap berbagai macam usaha agar cita-cita bangsa yang ada di dalam Pancasila
dapat terwujud.

3) Mengarahkan seluruh bangsa Indonesia supaya bisa mencapai tujuannya terutama


yang berkaitan dengan cita-cita bangsa dan negara Indonesia.

4) Memelihara, memperkuat, serta menyatukan semua bangsa Indonesia agar menjadi


satu kesatuan, sehingga persatuan bangsa Indonesia tetap terus terjaga dan
mengurangi terjadinya konflik antar anggota masyarakat.

5) Berfungsi untuk dijadikan sebagai pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara


bagi bangsa Indonesia, sehingga kehidupan bermasyarakat dapat dijalani denga
harmonis.

Dari beberapa fungsi Pancasila sebagai ideologi negara di atas dapat dikatakan bahwa
Pancasila memiliki fungsi utama berupa menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan
negara Indonesia.

D. Makna Pancasila Sebagai Ideologi Negara


Adapun makna Pancasila sebagai ideologi negara adalah sebagai berikut :

1) Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dijadikan acuan dalam mencapai


cita-cita yang berkaitan dengan aktivitas kehidupan bernegara.

3
2) Nilai-nilai yang ada dalam Pancasila adalah nilai yang berupa kesepakatan
bersama, dan menjadi sarana pemersatu bangsa.

Pancasila sebagai ideologi negara sekaligus menjadi tujuan atau cita-cita terwujudnya
kehidupan bernegara tertuang dalam ketetapan MPR tentang visi Indonesia di masa
depan, yaitu:

• Visi ideal, merupakan cita-cita luhur bangsa Indonesia seperti yang tercantum
dalam UUD 1945.

• Visi antara, merupakan visi bangsa Indonesia hingga tahun 2020.

• Visi lima tahunan, seperti yang telah tercantum dalam GBHN.

Mewujudkan Pancasila sebagai cita-cita bangsa Indonesia, berarti sekaligus


menciptakan bangsa yang taat beragama, penuh kemanusiaan, demokratis, penuh
persatuan, adil serta sejahtera. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Pancasila ini
merupakan panduan bagi bangsa dan negara Indonesia dalam menjaga keutuhan,
persatuan, dan kesatuan Republik Indonesia.

E. Konsep dan Urgensi Pancasila Sebagai Ideologi Negara RI


1. Konsep pancasila sebagai ideologi negara RI

Pancasila adalah ideologi negara Indonesia yang memiliki lima dasar atau pilar
utama. Konsep Pancasila sebagai ideologi negara mengandung prinsip-prinsip dasar
yang mengatur nilai-nilai yang harus dipegang oleh masyarakat dan pemerintah
Indonesia. Kelima pilar utama Pancasila adalah:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa: Prinsip ini menekankan kepercayaan kepada Tuhan
yang maha esa, walaupun mengakui keberagaman agama.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Mengedepankan prinsip keadilan sosial,
penghormatan terhadap hak asasi manusia, serta mempromosikan budaya
beradab.
3. Persatuan Indonesia: Mendorong persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia di
tengah keragaman suku, agama, budaya, dan bahasa.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan: Prinsip demokrasi yang mengutamakan
partisipasi rakyat dalam pembuatan keputusan negara melalui musyawarah dan
perwakilan.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Mengupayakan distribusi yang
adil dari sumber daya ekonomi dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

4
Pancasila, sebagai ideologi negara, menjadi dasar bagi penyusunan undang-undang,
kebijakan, dan tindakan pemerintah, serta pedoman bagi perilaku warga negara
Indonesia. Ideologi ini mencerminkan semangat persatuan dan kesatuan dalam
keberagaman yang khas bagi Indonesia.

Definisi dan teori ideologi dari beberapa tokoh pemikir Indonesia serta tokoh
internasional yaitu sebagai berikut:

Definisi yang diberikan oleh Sastraprataja, Soerjanto, dan Mubyarto


menggarisbawahi bahwa ideologi adalah kumpulan gagasan atau pemikiran yang
diorganisasi menjadi sistem teratur dan berfungsi sebagai pedoman tindakan atau
perjuangan untuk mencapai tujuan masyarakat atau bangsa. Ini mencerminkan
kompleksitas ideologi sebagai kerangka pemikiran yang memengaruhi perilaku individu
dan kelompok dalam masyarakat.

Definisi i yang dijelaskan oleh Martin Seliger tentang ideologi sebagai sistem
kepercayaan yang terdiri dari ideologi fundamental dan ideologi operatif
memperlihatkan bagaimana ideologi dapat mencakup aspek moral dan teknis yang
saling terkait.

Definisi yang dijelaskan oleh Alvin Gouldner bahwa ideologi muncul sebagai respons
terhadap perubahan dalam wacana politik, yang dapat melibatkan otoritas, tradisi, atau
retorika emosi. Dia juga menekankan pentingnya memisahkan ideologi dari kesadaran
mitis dan keagamaan, dan bahwa ideologi seharusnya dipahami sebagai tindakan yang
didukung oleh nilai-nilai logistik dan dipengaruhi oleh kepentingan sosial.

Definisi yang dijelaskan Paul hirts : ideologi sebagai realasi sosial, Ideologi sebagai
sistem gagasan politik yang digunakan dalam perhitungan politik menunjukkan
bagaimana ideologi dapat berfungsi sebagai alat untuk memahami dan memengaruhi
dinamika politik dalam masyarakat. Hirst juga menyoroti kompleksitas praktik sosial dan
sistem perwakilan yang terkait dengan ideologi, menunjukkan bahwa istilah “ideologi”
tidak hanya memiliki dimensi teoretis, tetapi juga memiliki implikasi politis yang
signifikan. Ini menggarisbawahi pentingnya pemahaman terhadap ideologi dalam
konteks relasi sosial dan politik yang lebih luas.pandangan ini memberikan perspektif
tambahan tentang bagaimana ideologi memengaruhi interaksi sosial dan politik dalam
masyarakat.

2. Urgensi pancasila sebagai ideologi negara RI

Urgensi Pancasila sebagai ideologi negara dalam menghadapi tantangan globalisasi.


Globalisasi, dengan segala dampak positif dan negatifnya, telah mengubah lanskap

5
sosial, budaya, dan politik di berbagai negara, termasuk Indonesia. Dalam konteks ini,
Pancasila memegang peran penting.

Berikut beberapa alasan mengapa Pancasila tetap relevan dan penting:

1) Pengakuan terhadap Keanekaragaman: Pancasila mendorong pengakuan terhadap


identitas dan keanekaragaman masyarakat dalam berbagai kelompok dengan
pluralisme etnis dan agama. Ini sesuai dengan karakteristik kebudayaan global
yang juga menghargai keanekaragaman. Pancasila mempromosikan persatuan
dalam keragaman.
2) Penghormatan terhadap Nilai-nilai Universal: Pancasila mencakup nilai-nilai hak
asasi manusia (HAM), kebebasan, dan demokrasi. Nilai-nilai ini diakui secara global
dan menjadi landasan bagi kebudayaan global. Pancasila mengamankan
tempatnya dalam menghayati nilai-nilai ini dengan perspektif lokal.
3) Sistem Nilai yang Menyelaraskan: Meskipun masyarakat memiliki ideologi dan
sistem nilai yang berbeda-beda, Pancasila dapat berfungsi sebagai kerangka yang
menyelaraskan nilai-nilai tersebut untuk mencapai kesepakatan dan kerjasama
yang produktif dalam lingkup global.
4) Mempertahankan Identitas Bangsa: Dalam era globalisasi, menjaga identitas
bangsa menjadi penting. Pancasila memegang peran kunci dalam
mempertahankan identitas Indonesia di tengah pengaruh dan interaksi global yang
semakin intens.

Dengan demikian, Pancasila sebagai ideologi negara memberikan kerangka kerja


yang kuat dan relevan untuk menghadapi tantangan globalisasi. Ini memungkinkan
Indonesia untuk tetap terbuka terhadap dunia, sambil menjaga integritas dan nilai-nilai
yang menjadi dasar bangsa.

Fase-fase perkembangan globalisasi dan dampaknya terhadap ideologi Pancasila.


Bagaimana perkembangan globalisasi telah membawa tantangan terhadap ideologi
negara, termasuk Pancasila, dan bagaimana ideologi tersebut harus beradaptasi dengan
perubahan dalam tatanan dunia?. Berikut adalah beberapa point dari fase-fase
perkembangan globalisasi:

Fase-fase Awal dan Pembentukan Negara-Negara Modern:

1. Fase-fase awal globalisasi, seperti fase embrio dan pertumbuhan, berfokus pada
pembentukan negara-negara modern di Eropa. Ini menciptakan paradigma negara
kesatuan yang kemudian memengaruhi pemikiran tentang kedaulatan dan
kewarganegaraan, yang relevan dengan ideologi Pancasila.
2. Munculnya Negara-Negara Non-Eropa: Fase lepas landas mencatat masuknya
negara-negara non-Eropa ke dalam masyarakat internasional. Ini menciptakan

6
tantangan dan peluang bagi ideologi Pancasila dalam konteks hubungan
internasional yang semakin kompleks.
3. Perjuangan Hegemoni dan Ideologi: Fase perjuangan hegemoni menunjukkan
bagaimana konflik ideologi seperti kapitalisme dan sosialisme memengaruhi dunia.
Pancasila sebagai ideologi negara harus menavigasi dalam lingkungan ideologis
yang berubah ini.
4. Masa Depan dan Kebudayaan Global: Fase-fase selanjutnya, termasuk fase akan
datang dan fase kebudayaan global, menggambarkan perkembangan dunia yang
semakin kompleks dan terhubung. Pancasila perlu tetap relevan dalam
menghadapi perubahan ini, mempertahankan nilai-nilai intinya sambil beradaptasi
dengan dinamika global.

Dengan memahami fase-fase ini, pemerintah dan masyarakat Indonesia dapat lebih
siap dalam menghadapi tantangan dan peluang yang timbul akibat globalisasi. Penting
untuk menjaga kekuatan identitas ideologi Pancasila sambil tetap terbuka terhadap
pengaruh global yang terus berubah.

F. Subjek dan Pelaksanaan Pancasila Sebagai Ideologi Negara RI

Pancasila merupakan ideologi negara Indonesia yang menjadi landasa negara dan
masyarakat di Indonesia. Pancasila penting bagi warga negara Indonesia karna
berfungsi sebagai jiwa dan identitas bangsa juga mempunyai nilai integratif bagi bangsa
dan negaranya. Hal ini memberikan landasan bagi masyarakat dalam memandang dunia
serta memberikan wawasan, makna dan tujuan bagi masyarakat Indonesia. Pancasila
diterapkan dalam berbagai aspek, diantaranya politik, ekonomi, dan kehidupan sosial.

Notonagoro menunjukan ada dua jenis jalur pelaksanaan Pancasila, yakni


pelaksanaan objektif dan subjektif, keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan.

1. Pelaksanaan Objektif

Pelaksanaan objektif adalah pelaksanaan yang bentuk realisasunya nilai-nilai


Pancasila dalam aturan hukum [erundang-undangan setiap aspek penyelenggaraan,
baik dibidang legislatif, eksekutif, yudikatif, dan semua bidang keneggaraan terutama
realisasinya dalam bentuk undang-undang negara Indonesia. Penyelesaian masalah
khususnya dalam bidang negara muncul tiga pendirian. Pertama, pandangan bahwa
manusia dalam bernegara sepenuhnya terlepas dalam hubungan asal mula (Tuhan)
sebagai universum artinya sifat manusia dalam bernegara hanya sebagai diri pribadi
dasar atas kekuasaan dirinya sendiri.Sifat diri pribadinya manusia sebagai makhlik
individu. Kedua, pandangan yang berpendirian bahwasannya sifat diri pribadi manusia

7
dalam bernegara hanya sebagai makhluk sosial. Ketiga, pandangan berpendirian bahwa
manusia dalam sifat diri pribadinya mempunyai sifat keduanya dalam kesatuan
dwitunggal.

Penyelesaian permasalahan khusus dalam bidang hukum telah memunculkan dua


pendapat. Pertama, pandangan yang berpendirian bahwa di dalam negara hanya ada
satu hukum yang mengikat ialah hukum positif yang diadakan oleh negara dan yang
berlaku atas kuasa negara. Kedua, pandangan yang berpendirian bahwa ada hukum lain
di samping atau di atas hukum positif, yaitu hukum etis (hukum susila), hukum filosofis
yang sifatnya abstrak, hukum kodrat yang tertanam pada diri manusia, dan hukum yang
diberikan oleh Tuhan (Notonagoro, 1955: 10).

Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 terdiri atas
empat bagian. Bagian pertama merupakan pernyataan hak segala bangsa atas
kemerdekaan, bagian kedua merupakan pernyataan tentang berhasilnya perjuangan
kemerdekaan Indonesia, bagian ketiga merupakan pernyataan kemerdekaan rakyat
Indonesia, dan bagian keempat mengikrarkan pernyataan pembentukan pemerintahan
negara dengan dasar kerohanian lima sila yang disebut Pancasila.

Penjelasan resmi tentang isi Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia tahun 1945 termuat dalam Berita Republik Indonesia tahun II nomor 7,
seluruhnya mengenai bagian Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945 yang keempat tersebut. Penjelasan yang resmi itu menyebutkan,
bahwa Undang-Undang Dasar suatu negara ialah hanya sebagian dari hukum dasar
negara itu. Undang-Undang Dasar ialah hukum dasar yang tertulis, sedang di samping
Undang-Undang Dasar itu berlaku juga hukum dasar yang tidak tertulis ialah aturan-
aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara,
meskipun tidak tertulis.

Hakikat dan kedudukan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia


tahun 1945 adalah : Pertama, Pembukaan memuat dasar-dasar pokok kerohanian
negara (dalam bagian-bagian pertama, kedua, dan ketiga). Kedua, daerah negara.
Ketiga, asas kerohanian Pancasila. Keempat, ketentuan tentang asas politik berupa
bentuk negara (bagian keempat). Kelima, saat mulai berlakunya adalah pada waktu
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 ditetapkan
oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 mempunyai hubungan


hirarkhis dan organis dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
mempunyai kedudukan di bawah dan di dalam lingkungan Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 merupakan isi penjelmaan asas
kerohanian negara, asas politik negara, dan tujuan negara. Pancasila telah mempunyai

8
bentuk dan isi formal maupun material untuk menjadi pedoman hidup kenegaraan dan
hukum Indonesia. Seluruh hidup kenegaraan dan tertib hukum Indonesia didasarkan
atas, ditujukan kepada, dan diliputi oleh Pancasila, asas politik, dan tujuan negara yang
tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945 (Notonagoro, 1971: 171-175).

Pelaksanaan Pancasila secara objektif ini menurut Notonagoro meliputi:

a. Tafsir Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, harus dilihat dari
sudut pancasila
b. Pelaksanaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 dalam undang-
undang harus mengingat dasar dasar pokok pikiran yang tercantum dalam pancasila
c. Interprestasi dan pelaksanaan Undang-Undang harus mengingat unsur unsur yang
tercantum dalam pancasila
d. Interprestasi dan pelasanaan undang-undang harus lengkap dan menyeluruh
meliputi semua bidang dan tingkat penguasa, dari pusat sampai daerah
e. seluruh hidup kenegaraan dan tertib hukum indonesia didasarkan atas dan
ditujukan kepada, serta diliput oleh asas filsafat dan asas politik serta tujuan negara
yang terkandung dalam pokok-pokok pikiran pembukaan UUD NRI 1945.

Realisasi pelaksanaan pancasila secara konkret harus tercermin dalam setiap


penentuan kebijaksanaan di bidang kenegaraan, antara lain :

a. Hukum dan perundang-undangan dan peradilan


b. Pemerintahan
c. Politik dalam dan luar negeri
d. Keselamatan, keamanan dan pertahanan
e. Kesejahteraan
f. Kebudayaan
g. Pendidikan, dan lain-lain

2. Pelaksaan Subjektif

Pelaksanaan pancasila jenis kedua adalah pelaksaan subjektif, artinya pelaksaan dalam
pribadi setiap warga negara, setiap individu, setiap penduduk, setiap penguasa dan
setiap orang indonesia, Notonagoro menjelaskan, bahwa pelaksanaan pancasila secara
subjektif ini memegang peranan sangat penting, karena sangat menentukan
keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan pancasila.

9
Pandangan ini mengacu pada Penjelasan UUD NRI 1945 dinyatakan “Yang penting
dalam pemerintahan dan dalam hal hidupnya negara ialah semangat, semangat para
penyelenggara negara, semangat para pemimpin pemerintahan. Meskipun dibikin
Undang-Undang Dasar yang menurut kata-katanya bersifat kekeluargaan, tetapi
pelaksana atau penguasanya bersifat perseorangan, maka Undang-Undang Dasar tadi
tentu tidak ada artinya dalam praktik. Sebaliknya, meskipun Undang-Undang Dasar itu
tidak sempurna, akan tetapi jikalau semangat para penyelenggara pemerintahan baik,
karena bersifat kekeluargaan, maka Undang-Undang Dasar itu tentu tidak akan
merintangi jalannya negara. Jadi yang paling penting ialah semangat”.

Pelaksanaan subjektif ini menurut Notonagoro dibentuk secara berangsur-angsur


secara berjenjang melalui proses pendidikan, baik pendidikan formal, non formal,
maupun informal di lingkungan keluarga dan masyarakat. Hasil yang akan diperoleh
berupa jenjang pengetahuan, kesadaran, ketaatan, kemampuan dan kebiasaan,
mentalitas, watak dan hati nurani yang dijiwai oleh Pancasila.

Pengetahuan yang didapat berupa pengetahuan biasa, pengetahuan ilmiah,


pengetahuan filsafati, kiranya perlu ditambah lagi yaitu pengetahuan ideologis.
Pengetahuan yang memadai diharapkan akan menumbuhkan kesadaran untuk
melaksanakan Pancasila. Jenjang kesadaran akan mengantarkan manusia pada
ketaatan, taat di sini berarti taat hukum, taat moral dan taat religius. Jika ketaatan
sudah diresapi manusia, maka diharapkan akan muncul kebiasaan, dan kebiasaan yang
baik akan menjadikannya sebagai mental, watak, dan merasuk ke hati nurani.

G. Hubungan Pelaksanaan Pancasilansecara Objektif dan Subjektif


Perundang-undangan sebaik apapun, jika tidak dilaksanakan oleh penyelenggara
negara yang baik mentalnya, maka tidak ada artinya, begitupun sebaliknya sebaik apa
pun sikap dan mentalnya penyelenggara negara namun tidak didukung penyelenggara
negara namun tidak didukung oleh sistem dan strukturnya yang kondusif, maka tidak
menghasilkan sesuatu yang maksimal.

Pelaksanaan Pancasila secara objektif sebagai Dasar Negara membawa implikasi


wajib hukum, yang artinya ketidaktaatan pada Pancasila artian ini dapat dikenain sanksi
yang tegas secara hukum. Pelaksanaan Pancasila secara subjektif sebagai Pandangan
Hidup bangsa membawa implikasi wajib normal. Artinya sansi yang muncul sebagai
sanksi dari hati nurani atau masyarakat.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pancasila sebagai ideologi negara adalah Pancasila sebagai dasar sistem penyelenggaraan
negara bagi seluruh warga indonesia berdasarkan pada cita-cita leluhur bangsa. Pemikiran
yang berorientasi pada tindakan dan diorganisir menjadi suatu sistem yang teratur.

11
DAFTAR PUSTAKA

Yusuf, Aris Mochamad, 2022, https://artikel/www.gramedia.com/literasi/makna-pancasila-


sebagai-ideologi-negara/, Yogyakarta
Wati Efrida,2022, https://artikel/www.iqipedia.com/menelusuri-konsep-dan-urgensi-
pancasila-sebagai-ideologi/ , Bandung

12

Anda mungkin juga menyukai