Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

CIVIC EDUCATION
“ PANCASILA“

Makalah Ini Digunakan Untuk memenuhi tugas dari mata


kuliah Civic Education Pada Program Studi S1 Pendidikan
Agama Islam Ibnu Sina
Dosen Pengampuh:
Ali Hasmi, M. Pd

Di susun Oleh:
Vio Randika

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM IBNU SINA BATAM


2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT Tuhan Yang


Maha Esa,karena berkat Rahmat dan Karunia -nya lah tulisan ini
dapat tersusun dan diselesaikan tepat pada waktunya. Tidak lupa
sholawat beriringan salam selalu tercurah kan kepada baginda nabi
besar Muhammad SAW beliau lah yang membawa umat dari zaman
jahiliah sampai dengan zaman islamiah yang kita rasakan saat ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari
kekurangan dan terdapat kesalahan dalam penulisan,.Disebabkan
karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis
miliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca demi perbaikan penulisan selanjutnya menjadi lebih baik.
Penulis mengucapkan ribuan terimakasih kepada segala
pihak yang telah memberi bimbingan dan bantuan sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini,terutama kepada bapak dosen Ali
Hasmi, M.Pd selaku dosen pengampuh mata kuliah Civic Education
dan rekan-rekan Mahasiswa sekalian.

Batam, 1 Desember 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................4
B. Rumusan Masalah..........................................................4
C. Tujuan Pembahasan.......................................................5

BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian ideologi pancasila…………………............6
B. Nilai dan makna pada pancasila…………..….........…12
C. Hambatan dan tantangan berideologi pancasila…...…18

BAB III : PENUTUP


A. Kesimpulan..................................................................21

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila adalah dasar falsafah Negara Republik Indonesia
yang secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus
1945 dan tercantum dalam pembukaan UUD 1945, di Undangkan
dalam Berita Republik Indonesia tahun 11 No. 7 bersama-sama
dengan batang tubuh UUD 1945
Dalam perjalanannya, sejarah eksisitensi pancasila sebagai
dasar filsafat Negara Republik Indonesia mengalami berbagai
macam interpretasi dan menipulasi politik sesuai dengan
kepentingan penguasa demi kokoh dan tegaknya kekuasaan yang
berlindung di balik legitimasi ideology Negara pancasila dengan
kata lain pancasila hanya sebagai symbol formalitasnya saja namun
tidak difungsikan sebagaimana fungsi yang harus dijalankan dan
tidak lagi diletakkan sebagai dasar filsafat serta pandangan hidup.
Pada hal secara historisnya pancasila sudah melalui proses yang
panjang dan rumit terkait keberadaanya sebagai ideology nasional
dasar dalam kehidupan berpolitik bangsa kita.

B. Rumusan Masalah

4
1. Bagaimana pengertian ideology Pancasila ?
2. Bagaimana nilai dan makna yang terkandung dalam setiap sila
pancasila ?
3. Bagaimana hambatan dan tantangan dalam berideologi
pancasila ?

C. Tujuan
Makalah ini disusun selain untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Civic Education” juga bertujuan untuk :
1. Mengetahui pengertian ideology pancasila.
2. Mengetahui bagaimana nilai-nilai dan makna yang terkandung
dalam setiap sila pancasila.
3. Menegetahui hambatan dan tantangan dalam berideologi
pancasila.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ideologi Pancasila


1. Ideology
Secara etimologi istilah ideologi berasal dari kata idea
yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita, dan
logos yang berarti Ilmu dan kata idea berasal dari bahasa yunani
eidos yang artinya bentuk. Di samping itu ada kata idein yang
artinya melihat. Maka secara harfiah, ideologi adalah ilmu atau
pengertian-pengertian dasar.
Dalam pengertian sehari-hari, ide disamakan artinya
dengan cita-cita. Cita-cita yang dimaksud adalah cita-cita yang
bersifat tetap yang harus dicapai, sehingga cita-cita yang
bersifat tetap itu sekaligus merupakan dasar, pandangan atau
faham. Memang pada hakikatnya, antara dasar dan cita-cita itu

6
sebenarnya dapat merupakan satu kesatuan. Dasar ditetapkan
karena atas dasar landasan, asas atau dasar yang telah ditetapkan
pula. Dengan demikian ideologi mencakup pengertian tentang
idea-idea, pengertian dasar, gagasan-gagasan dan cita-cita.
Apabila ditelusuri secara historis istilah ideologi pertama
kali dipakai dan dikemukakan oleh seorang perancis, Destutt de
Tracy, pada tahun 1976. Seperti halnya Leibniz, de Tracy
mempunyai cita-cita untuk membanggun suatu sistem
pengetahuan. Apabila Leibniz menyebutkan impiannya sebagai
one great system of trunth dimana tergabung segala cabang ilmu
dan segala kebenaran ilmiah, mak De Tracy menyebutkan
ideologie yaitu scieence of ideas, suatu program yang
diharapkan dapat membawa perobahan Internasional dalam
masyarakat perancis. Namun Napoleon mencemoohkannya
sebagai khayalan belaka, yang tidak mempunyai arti praktis. Hal
semacam itu hanya impian belaka yang tidak akan menemukan
kenyataan.
Sedangkan secara terminologi, menurut Soerjanto
Poespowardjojo, ideologi adalah suatu pilihan yang jelas dan
membawa komitmen untuk mewujudkannya. Sejalan dengan
itu, Sastrapratedja mengemukakan bahwa ideologi memuat
orientasi pada tindakan. Ia merupakan pedoman kegiatan untuk
mewujudkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
2. Pancasila
Pancasila artinya lima dasar atau lima asas yaitu nama dari
dasar negara kita, Negara Republik Indonesia. Istilah Pancasila
telah dikenal sejak zaman Majapahit pada abad XIV yang

7
terdapat dalam buku Nagara Kertagama karangan Prapanca dan
buku Sutasoma karangan Tantular, dalam buku Sutasoma ini,
selain mempunyai arti “Berbatu sendi yang lima” (dari bahasa
Sangsekerta) Pancasila juga mempunyai arti “Pelaksanaan
kesusilaan yang lima” (Pancasila Krama), yaitu sebagai berikut:
a. Tidak boleh melakukan kekerasan
b. Tidak boleh mencuri
c. Tidak boleh berjiwa dengki
d. Tidak boleh berbohong
e. Tidak boleh mabuk minuman keras / obat-obatan terlarang
Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia
ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945.sebagai dasar negara
maka nilai-nilai kehidupan bernegara dan pemerintahan sejak
saat itu haruslah berdasarkan pada Pancasila, namun berdasrkan
kenyataan, nilai-nilai yang ada dalam Pancasila tersebut telah
dipraktikan oleh nenek moyang bangsa Indonesia dan kita
teruskan sampai sekarang.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Pancasila secara
formal yudiris terdapat dalam alinea IV pembukaan UUD 1945.
Di samping pengertian formal dalam arti formal menurut hukum
atau formal yudiris maka Pancasila juga mempunyai bentuk dan
juga mempunyai isi dan arti (unsur-unsur yang menyusun
Pancasila tersebut). Hal ini didasarkan pada interpretasi histories
dimana rumusan dalam alinea IV pembukaan UUD 1945 diberi
nama dengan bentuk istilah “Pancasila” sejak tanggal 1 Juni
1945. Pancasila diartikan sebagai ideologi yang mencerminkan
identitas, kepribadian bangsa sekaligus merupakan alat

8
pemersatu seluruh bangsa untuk mencapai tujuan perjuangan
kemerdekaan.
Dalam masyarakat Indonesia yang majemuk, Pancasila
dapat diterima sebagai ideologi nasional karena sifatnya yang
menyatukan berbagai kelompok masyarakat, memberi arah dan
pedoman tingkah laku dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara serta menjadi prosedur penyelesaian konflik.
Pancasila memiliki dua pengertian yang pokok, yaitu
Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia dan
Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa.
a. Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
Pancasila dalam pengertian ini sering disebut Dasar Falsafat
Negara. Dengan kata lain, Pancasila digunakan sebagai
dasar negara untuk mengatur penyelenggaraan Negara.
Fungsi pokok daripada Pancasila adalah sebagai dasar
negara sesuai dengan pembukaan UUD 1945, dan yang pada
hakikatnya adalah sebagai sumber dari segal sumber hukum
atau sumber dari tertib hukum. Pengertian tersebut adalah
pengertian Pancasila yang bersifat yudiris kenegaraan. 
b. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia
Dalam hal ini Pancasila dipergunakan sebagai petunjuk
kehidupan sehari-hari (Pancasila diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari). Dengan kata lain, Pancasila
digunakan sebagai petunjuk arah semua kegiatan atau
aktivitas hidup dan kehidupan didalam segala bidang.
Pancasila sebagai norma fundamental, berfungsi sebagai

9
suatu cita-cita atau ide yang harus diwujudkan menjadi suatu
kenyataan.
Adapun wujud Pancasila secara konkret merupakan
perwujudan Pancasila itu dalam setiap perbuatan. Dilihat
dari kedudukannya, Pancasila mempunyai kedudukan yang
tinggi, yakni sebagai cita-cita dan pandangan hidup bangsa
dan negara republik Indonesia.
Pancasila sebagai Ideologi Terbuka
Pancasila sebagai ideologi bangsa adalah Pancasila
sebagai cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi basis
bagi suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat
dan bangsa Indonesia, serta menjadi tujuan hidup berbangsa
dan bernegara Indonesia.
Pancasila dijadikan ideologi terbuka dikarenakan,
Pancasila memiliki nilai-nilai falsafah mendasar dan 
rasional. Pancasila telah teruji kokoh dan kuat sebagai dasar
dalam mengatur kehidupan bernegara. Selain itu, Pancasila
juga merupakan wujud dari konsensus nasional karena
negara bangsa Indonesia ini adalah sebuah desain negara
modern yang disepakati oleh para pendiri negara Republik
Indonesia kemudian nilai kandungan Pancasila dilestarikan
dari generasi ke generasi.
Indonesia adalah sebuah negara dan sebuah negara
memerlukan sebuah ideologi untuk menjalankan sistem
pemerintahan yang ada pada negara tersebut, dan masing-
masing negara berhak menentukan ideologi apa yang paling
tepat untuk digunakan, dan di Indonesia yang paling tepat

10
adalah digunakan adalah ideologi terbuka karena di
Indonesia menganut sistem pemerintahan demokratis yang
di dalamnya membebaskan setiap masyarakat untuk
berpendapat dan melaksanakan sesuatu sesuai dengan
keinginannya masing-masing. Maka dari itu, ideologi
Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah yang paling tepat
untuk digunakan oleh Indonesia.
Faktor yang mendorong pemikiran mengenai
keterbukaan ideologi Pancasila yaitu :
Kenyataan dalam proses pembangunan nasional dan
dinamika masyarakat yang berkembang secara cepat.
a. Kenyataan menunjukkan, bahwa bangkrutnya
ideologi yang tertutup dan beku .
b. dikarenakan  cenderung meredupkan perkembangan
dirinya.
c. Pengalaman sejarah politik kita di masa lampau.
d. Tekad untuk memperkokoh kesadaran akan nilai-
nilai dasar Pancasila yang bersifat abadi dan hasrat
mengembangkan secara kreatif dan dinamis dalam
rangka mencapai tujuan nasional.
Walaupun demikian, keterbukaan ideologi Pancasila
ada batas-batasnya yang tidak boleh dilanggar, yaitu sebagai
berikut :
a. Stabilitas nasional yang dinamis.
b. Larangan terhadap ideologi marxisme, leninisme dan
komunisme.
c. Mencegah berkembangnya paham liberal.

11
d. Larangan terhadap pandangan ekstrim yang
mengelisahkan kehidupan
masyarakat.
e. Penciptaan norma yang baru harus melalui
konsensus.

B. Nilai-nilai dan Makna yang Terkandung dalam Sila-sila


Pancasila
Diterimanya Pancasila sebagai ideologi membawa konsekuensi
logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus dijadkan sebagai landasan
pengaturan serta penyelenggaraan negara.

1. Sila Pertama
Sila pertama berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa. Nilai
dari sila pertama ini memiliki arti keyakinan dan pengakuan
yang diekspresikan dalam bentuk perbuatan terhadap Zat yang
maha Tunggal tiada duanya. Ekspresi dari nilai Ketuhanan Yang
Maha Esa menuntut manusia Indonesia berpandangan hidup
“taat” dan “taklim” kepada Tuhan. Nilai Ketuhanan Yang Maha
Esa memberikan kebebasan kepada pemeluk agama sesuai
dengan keyakinannya, tak ada paksaan, dan antar penganut
agama yang berbeda harus saling hormat menghormati dan
bekerjasma. Ini juga sejalan dengan pasal 29 UUD 1945 ayat (2)
yang bunyinya : Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamaya masing-masing dan
beibadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

12
Ada beberapa ayat dala Al-Qur’an yang maknaya sama
dengan Sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Pada sila
pertama ini mengandung ajaran ketauhidan dan keimanan kepada
Tuhan Yang Maha Esa, sebagaimana tercermin dalam surat Al-
Baqarah ayat 163 :

}163{ ‫من الَّ َر ِح ْي ُم‬


ُ ْ‫اح ٌد اَّل ِإلهَ اِاَّل هُ َو الرَّح‬
ِ ‫َواِلهُ ُك ْم اِلهٌ َو‬
Terjemahan :
“dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak ada Tuhan
melainkan Dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” (Qs.
Al-Baqarah : 163)
2. Sila Kedua
Sila kedua berbunyi Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
bermakna kesadaran sikap dan perilaku yang sesuai dengan nila
moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan mutlak hati
nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana
mestinya. Manusia harus diakui dan diperlakukan dengan adil
atas hak dan kewajiban asasinya. Jika ada manusia yang
berperilaku semena-mena terhadap manusia lain berarti perilaku
manusia tersebut tidak sesuai dengan nilai sila kedua ini.
Pada sila kedua ini mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan
serta untuk selalu bersikap adil dan manusia yang beradab.
Dalam alqur’an hal ini di singgung pada surat al-Maidah ayat 8.
Disini dijelaksan bahwa islam juga selalu mengajarkan kepada
umatnya untuk selalu bersikap adil dalam segala hal , baik pada
diri sendiri maupun keapda orang lain dan alam.

13
ِ ‫يَأيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ا َمنُوْ ا ُكوْ نُوْ ا قَ َّوا ِم ْينَ هللِ ُشهَدَا ِء بِ ْالقِس‬
‫ْط َواَل يَجْ ِر ِم ْن ُك ْم‬
‫ب لِلتَّ ْق َوى َواتَّقُوْ هللاَ اِ َّن‬|ُ ‫ََئان قَوْ ٍم َعلَى َأاَّل تَ ْع ِد لُوْ ا اَ ْع ِدلُوْ اهُ َواَ ْق َر‬
ُ ‫َشن‬
}8{ َ‫هللاَ خَ بِ ْي ٌر بِ َما تَ ْع َملُوْ ن‬
Terjemahan :
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-
orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah,
menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk
Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat
kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Qs. Al-
Maidah : 8)
3. Sila Ketiga
Sila ketiga Persatuan Indonesia mengandung arti usaha ke
arah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina
Nasionalisme dalam negara. Indonesia kaya akan perbedaan,
baik dari bahasa, kebudayaan, adat-istiadat, agama, maupun
suku. Walaupun banyak perbedaan itu harusnya bukan
menjadikan kita warga Indonesia untuk berselisih sesuai dengan
semboyan “Bhineka Tunggal Ika”
Pada pancasila sila ke tiga ini memberikan dasar untuk
Negara Indonesia agar bersatu menjadi satu peratuan. Di dalam
islam pun juga telah dijelaskan pula bahwa umat islam sudah
seharusnya untuk selalu bersatu dan menjaga persatuan serta
kesatuan. Penjelasan ini disebutkan dala surat Ali Imran ayat
103 :

14
ِ ‫َص ُموا بِ َحب ِْل هَّللا ِ َج ِميعًا َواَل تَفَ َّرقُوا ۚ َو ْاذ ُكرُوا نِ ْع َمتَ هَّللا‬ ِ ‫َوا ْعت‬
‫َعلَ ْي ُك ْم ِإ ْذ ُكنتُ ْم َأ ْعدَا ًء فََألَّفَ بَ ْينَ قُلُوبِ ُك ْم فََأصْ بَحْ تُم بِنِ ْع َمتِ ِه ِإ ْخ َوانًا‬
‫ار فََأنقَ َذ ُكم ِّم ْنهَا ۗ َك ٰ َذلِكَ يُبَي ُِّن هَّللا ُ لَ ُك ْم‬
ِ َّ‫َو ُكنتُ ْم َعلَ ٰى َشفَا ُح ْف َر ٍة ِّمنَ الن‬
َ‫آيَاتِ ِه لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْهتَ ُدون‬
Terjemahan :
“dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah,
dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat
Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah)
bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu
menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang
bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu
Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat
petunjuk.” (Qs. Ali-Imran : 103)
4. Sila Keempat
Sila keempat mengandung makna : suatu pemerintahan
rakyat dengan cara melalui badan-badan tertentu yang dalam
menetapkan sesuatu ditempuh dengan cara musyawarah
mufakat. Kerakyatan, berasal dari kata rakyat, berarti
sekelompok manusia yang berdiam dalam satu wilayah terentu.
Kerakyatan berarti bahwa kekuasaan tertingi berada ditanan
rakyat, disebut juga kedaulatan rakyat (rakyat yang berdaulat
dan berkuasa) atau demokrasi (rakyat yang memerintah).
Hikmat kebijaksanaan, berarti penggunaan pikiran yang sehat
dengan selalu mempertimbangkan perstuan, kesatuan bangsa,
kepentingan rakyat yang dilaksanakan secara sadar, jujur, dan

15
bertanggung jawab. Permusyawaratan, artinya suatu tata cara
yang khas sebgai kepribadian Indonesia untuk merumuskan
sesuatuhal berdasarkan kehendak rakyat sehingga tercapai
keputusan yang berdasarkan kemuakatan. Perwakilan, artinya
suatu system dalam arti tata cara untuk mengusahakan turut
sertanya rakyat mengambil bagian dalam kehidupan bernegara,
antara lain dilakukan melalui perwakilan. Rakyat dalam NKRI
menjalankan keputusannya dengan jalan musyawarah yang
dipimpin oleh pikiran yang sehat dan penuh tangung jawab dari
pemimpin yang proesional, baik kepada Tuhan yang Maha Esa,
maupun kepada rakat yang diwakilinya . Nilai filosofis yang
terkandung di dalam pancasila adalah bahwa hakikat Negara
adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai
makhluk sosial. Hakikat rakyat adalah merupakan sekelompok
manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa yang bersatu,
yang bertujuan mewujudkan harkat dan martabat manusia dalam
suatu wilayah negara. Rakyat adalah merupakan subjek
pendukung pokok negara.
Negara adalah dari oleh dan untuk rakyat, oleh karena itu
rakyat adalah merupakan asal mula kekuasaan negara. Oleh
karena itu didalam pancasila terkandung nilai-nilai kerakyatan,
antara lain:
Kedaulatan negara adalah ditangan rakyat, Pemimpin
kerakyatan adalah hikmat kebijaksnaan yang dilandasi akal
sehat, Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga
masyarakat Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewjiban
yang sama, Musyawarah untuk mufakat dicapai dalam

16
permusyawaratan wakil-wakil rakyat, Nilai kerakyatan ini
diliputi dan dijiwai sila ketuhanan, kemanusiaan, dan persatuan,
serta meliputi dan menjiwai sila keadilan.
Pada sila ke empat ini selaras dengan apa yang digariskan
dalam al-qur’an dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Islam selalu mengajarkan untuk selalu bersikap
bijaksana dalam mengatasi segala permasalahan kehidupan. Hal
ini diterangkan dalam al qur’an surat Shaad ayat 20

ِ ‫َو َش َد ْدنَا ُم ْل َكهُ َوآتَ ْينَاهُ ْال ِح ْك َمةَ َوفَصْ َل ْال ِخطَا‬
‫ب‬
Terjemahan :
“dan Kami kuatkan kerajaannya dan Kami berikan kepadanya
hikmah dan kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan.”
(Qs. Shad : 20)
5. Sila Kelima
Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam
masyarakat dalam segenap bidang kehidupan, baik material
maupun spiritual. Seluruh rakyat Indonesia, artinya setiap orang
yang menjadi rakyat Indonesia baik yang tingal di Indonesia
ataupun dinegara lain. Jadi setiap warga Indonesia mendapat
perlakuan yang adil dan seimbang dalam bidang hukum, politik,
sosial, ekonomi dan kebudayaan. Dalam sila kelima terkandung
nilai-nilai yang merupakan tujuan negara dan nilai-nilai
keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama
(kehidupan sosial). Maka konsekuensinya adalah nilai-nilai
keadilan yang harus terwujud dalam hidup adalah :
 Keadilan distribusif, yaitu suatu hubungan keadilan antara
Negara terhadap warganya

17
 Keadilan legal, yaitu suatu hubungan keadilan antara warga
Negara terhadap negara, dan dalam hal ini pihak wargalah
yang wajib memnuhi
 keadilan dalam menaati peraturan perundang-undangan
yang berlaku dalam Negara
 Keadilan komutatif, yaitu suatu hubungan keadilan antara
warga yang satu dengan yang lainnya secara timbal balik.  
Pada sila yang ke lima ini menggambarkan untuk bahwa
masyarakat Indonesia harus berlaku yang adil, makmur, aman
dan damai. Keadan masyarakat seperti ini sudah dianjurkan
dalam al-qur’an surat An Nahl ayat 90:

‫ِإ َّن هَّللا َ يَْأ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َواِإْل حْ َسا ِن َوِإيتَا ِء ِذي ْالقُرْ بَ ٰى َويَ ْنهَ ٰى َع ِن‬
َ‫ْالفَحْ َشا ِء َو ْال ُمن َك ِر َو ْالبَ ْغ ِي ۚ يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُون‬
Terjemahan :
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan
berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah
melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan.
Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat
mengambil pelajaran.” (Qs. An-Nahl : 90)

C. Hambatan dan Tantangan dalam Berideologi Pancasila


Dalam masyarakat majemuk seperti di Indonesia, terdapat
potensi konflik yang besar mengingat adanya berbagai nilai-
nilai yang dianut oleh berbagai kelompok masyarakat, dan hal
ini dapat pula bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila. Untuk itu perlu diketengahkan di sini

18
hambatan dan tantangan, baik itu dari negara sendiri maupun
dari luar negeri.
1. Hambatan
Hambatan muncul karena adanya perbedaan aliran
pemikiran, misalnya :
a. Paham individualistis. Negara adalah masyarakat hukum
yang disusun atas kontrak semua individu dalam
masyarakat. Disini kepentingan harkat dan martabat
manusia dijunjung tinggi. Hak kebebasan individu hanya
dibatasi oleh hak yang sama yang dimiliki individu  
lain, bukan oleh kepentingan masyarakat.
b. Paham golongan. Negara adalah suatu susunan golongan
(kelas) untuk menindas kelas  lain. Paham ini
berhubungan dengan paham materialisme sejarah (suatu
ajaran yang bertitik tolak pada hubungan-hubungan
produksi dan kepemilikan sarana produksi serta
berakibat pada munculnya dua kelas yang bertentangan,
kelas buruh dan kelas majikan dan semua itu terjadi dan
berada dalam sejarah kehidupan manusia.
c. Isu, penyebaran berita bohong dan fitnah atau desas
desus dengan tujuan tertentu.
d. Gejala-gejala negative, antara lain pola hidup konsumtif,
sikap mental individualistis, pemaksaan kehendak,
kemalasan, penurunan disiplin dan lain lain. 

19
2. Tantangan
Tantangan dari dalam negeri
a. Tantangan disintegrasi, adanya perpecahan-perpecahan
yang disebabkan tidak puasnya sikap daerah
menimbulkanpermasalahan-permasalahan yang dapat
menghancurkan  persatuan dan kesatuan NKRI, seperti
lepasnya Timor Timur pada tahun 1999.
b. Pemberontakan-pemberontakan sejak jaman Revolusi
c. Tantangan dari masalah agama : adanya usaha-usaha
yang timbul karena keinginan untuk  mengganti
Pancasila dengan symbol keagamaan, antara lain:
Gerakan Republik Maluku Selatan (RMS)
d. Tantangan dari masalah SARA : adanya perpecahan
yang mengatas namakan SARA menyebabkan beberapa
peristiwa yang dapat menghancurkan Pancasila antara
lain:  Peristiwa Poso, Peristiwa Tanjung Periok,
Peristiwa Mei 1998, dan masih banyak lagi.
Tantangan dari Luar Negeri
a. Adanya tantangan dari ideologi lain yang ingin
mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi lain.
b. Adanya intervensi dari negara lain untuk
menghancurkan NKRI contohnya privatisasi BUMN
atau campur tangan Amerika dalam penanganan hukum
dan keamanan di Indonesia.

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pancasila sebagai ideologi memiliki karakter utama sebagai
ideologi nasional. Ia adalah cara pandang dan metode bagi seluruh
bangsa Indonesia untuk mencapai cita-citanya, yaitu masyarakat
yang adil dan makmur. Pancasila adalah ideologi kebangsaan
karena ia digali dan dirumuskan untuk kepentingan membangun
negara bangsa Indonesia. Pancasila yang memberi pedoman dan
pegangan bagi tercapainya persatuan dan kesatuan di kalangan
warga bangsa dan membangun pertalian batin antara warga negara
dengan tanah airnya. Pancasila juga merupakan wujud dari
konsensus nasional karena negara bangsa Indonesia ini adalah
sebuah desain negara moderen yang disepakati oleh para pendiri
negara Republik Indonesia dengan berdasarkan Pancasila.

21
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. M. Habib Mustopo dkk. 2007. Sejarah SMA Kelas XII.
Jakarta: Yudhistira
Mbem, lucky.2012.PANCASLA DALAM AL QUR’AN.
http://luckymbem.blogspot.com/2012/04/pancasila-dalam-al-
quran.html
Mushaf Al Qur’an Terjemah . Kementrian Agama RI. Bandung:
Insan Kamil.1987
http://id.wikipedia.org/wiki/Ideologi
http://ideologipancasila.wordpress.com/

22

Anda mungkin juga menyukai