Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang atas berkah dan rahmat-Nya, saya dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA”.
Dengan selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah
memberikan masukan-masukan kepada penulis.
Makalah ini disusun untuk para pembaca dapat memperluas pengetahuan tentang
"PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA" dan juga untuk memenuhi sebagian tugas PKn.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari
materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman
penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Terima
kasih.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Ideologi
B. Ideologi Pancasila
C. kedudukan pancasila sebagai ideologi
D. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka
E. Pancasila sebagai Pemersatuan Bangsa
F. Pancasila sebagai sumber nilai
G. Sikap Positif Terhadap Nilai-nilai Pancasila sebagai Ideologi Terbuka
H Sikap Selektif terhadap Pancasila
BAB III PENUTUP
A. kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Memahami latar belakang historis dan konseptual Pancasiladan UUD 1945 merupakan
suatu kewajiban bagi setiap warga negara sebelum melaksanakan nilai-nilainya dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kewajiban tersebut merupakan
konsekuensi formal dan konsekuensi logis dalam kedudukan kita sebagai warga negara.
Karena kedudukan Pancasila sebagai dasar negara (filsafat negara), maka setiap warga
negara wajib loyal kepada dasar negaranya.

B. Rumusan Masalah
(1). Bagaimana mengajak masyarakat untuk lebih memahami nilai-nilai pancasila?
(2). Bagaimana menerapkan nilai-nilai pancasila sebagai ideologi terbuka kepada
kehidupan masyarakat?

C. Tujuan
 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan ideologi
 Untuk mengetahui dan memahami pancasila sebagai ideologi terbuka bagi bangsa kita.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ideologi
a. Pengertian Ideologi
Kata ideologi berasal dari bahasa Latin (idea; daya cipta sebagai hasil kesadaran manusia
dan logos; ilmu). Ideologi mempunyai arti pengetahuan tentang gagasan gagasan,
pengetahuan tentang ide-ide, science of ideas atau ajaran tentang pengertian-pengertian
dasar. Dalam pengertian sehari-hari menurut Kaelan ‘idea’ disamakan artinya dengan cita-
cita.
b. Peran Ideologi
Cita-cita yang menjadi dasar bagi suatu sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan
bangsa yang bersangkutan pada hakikatnya suatu ideologi memiliki peranan sebagai
berikut.
(a) Sebagai jawaban atas kebutuhan akan citra atau jati diri suatu kelompok sosial,
komunitas, organisasi atau bahasa
(b) Untuk menjembatani founding fathers dan para generasi penerus
(c) Menanamkan keyakinan akan kebenaran perjuangan kelompok yang berpegang pada
ideologi
(d) Sebagai keyakinan para pendiri yang menguasai, mempengaruhi seluruh kegiatan social

c. Fungsi Ideologi
(a) membentuk identitas atau ciri pada suatu kelompo atau bangsa
(b) mempersatukan sesama kita
(c) membentuk solidaritas
(d) sebagai pemersatu masyarakat dan karenanya sebagai prosedur penyelesaian konflik
yang terjadi dalam masyarakat.

d. Sifat Ideologi
Ada tiga dimensi sifat ideologi, yaitu dimensi realitas, dimensi idealisme, dan dimensi
fleksibilitas.
(a). Dimensi Realitas: nilai yang terkandung dalam dirinya, bersumber dari nilai-nilai yang
hidup
dalam masyarakat, terutama pada waktu ideologi itu lahir, sehingga mereka betul-betul
merasakan dan menghayati bahwa nilai-nilai dasar itu adalah milik mereka bersama.
Pancasila mengandung sifat dimensi realitas ini dalam dirinya

(b). Dimensi idealisme: ideologi itu mengandung cita-cita yang ingin diicapai dalam berbagai
bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila bukan saja
memenuhi dimensi idealisme ini tetapi juga berkaitan dengan dimensi realitas.

(c).Dimensi fleksibilitas: ideologi itu memberikan penyegaran, memelihara dan memperkuat


relevansinya dari waktu ke waktu sehingga bebrsifat dinamis, demokrastis. Pancasila
memiliki dimensi fleksibilitas karena memelihara, memperkuat relevansinya dari masa ke
masa.
B. Ideologi Pancasila
Pancasila sebagai suatu Ideologi tidak bersifat tertutup dan kaku, tetapi bersifat
reformatif, dinamis dan terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa Ideologi pancasila besifat
aktual, dinamis, antisipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan
zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), serta dinamika perkembangan aspirasi
masyarakat. Sebagai suatu ideologi yang bersifat terbuka maka secara structural Pancasila
memiliki tiga dimensi sebagai berikut:

(1). Dimensi idealis. Merupakan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila bersifat
sistematis dan rasional yaitu hakikat nilai-nilai yang terkandung dalam lima sila Pancasila :
Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan.

(2). Dimensi normatif. Merupakan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila perlu
dijabarkan dalam suatu sistem normatif, sebagaimana terkandung dalam Pembukaan UUD
1945 yang memilki kedudukan tinggi yang di dalamnya memuat Pancasila dalam alinea IV.

(3). Dimensi realitas. Merupakan suatu Ideologi harus mampu mencerminkan realitas yang
hidup dan berkembang dalam masyarakat. Oleh karena itu, selain memiliki dimensi nilai-
nilai ideal dan normative, pancasila juga harus mampu dijabarkan dalam kehidupan
bermasyarakat secara nyata, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
penyelenggaraan Negara.
.
C. Kedudukan Pancasila sebagai Ideologi
1. Pancasila Sebagai Dasar Negara
Secara formal pancasila dapat dikatakan sebagai sebagai dasar negara. Dasar negara
merupakan alas atau fundamen yang menjadi pijakan dan mampu memberikan kekuatan
kepada berdirinya sebuah negara. Negara Indonesia dibangun juga berdasarkan pada suatu
landasan atau pijakan yaitu Pancasila. Pancasila, dalam fungsinya sebagai dasar negara,
merupakan sumber kaidah hukum yang mengatur negara Republik Indonesia, termasuk di
dalamnya seluruh unsur-unsurnya yakni pemerintah, wilayah dan rakyat. Pancasila dalam
kedudukannya seperti inilah yang merupakan dasar pijakan penyelenggaraan negara dan
seluruh kehidupan negara Republik Indonesia.
Suatu bangsa tidak akan dapat berdiri dengan kokoh tanpa dasar negara yang kuat dan
tidak dapat mengetahui dengan jelas kemana arah tujuan yang akan dicapai tanpa
Pandangan Hidup. Dengan adanya Dasar Negara, suatu bangsa tidak akan terombang
ambing dalam menghadapi permasalahan baik yang dari dalam maupun dari luar. Pancasila
Sebagai Dasar Negara tentunya memiliki fungsi yang sangat penting. Fungsi Pancasila Adalah
sebagai berikut:
Ø Jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, artinya Pancasila lahir bersama dengan lahirnya
bangsa Indonesia dan merupakan ciri khas bangsa Indonesia dalam sikap mental maupun
tingkah lakunya sehingga dapat membedakan dengan bangsa lain.
Ø Perjanjian Luhur artinya Pancasila telah disepakati secara nasional sebagai dasar negara
tanggal 18 Agustus 1945 melalui sidang PPKI (Panitia Persiapan kemerdekaan Indonesia).
Ø Sumber dari segala sumber tertib hukum artinya; bahwa segala peraturan perundang-
undangan yang berlaku di Indonesia harus bersumberkan Pancasila atau tidak bertentangan
dengan Pancasila.
Ø Cita- cita dan tujuan yang akan dicapai bangsa Indonesia, yaitu masyarakat adil dan
makmur yang merata materiil dan spiritual yang berdasarkan Pancasila.
2. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa dan Negara
Setiap manusia di dunia pasti mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup adalah
suatu wawasan menyeluruh terhadap kehidupan yang terdiri dari kesatuan rangkaian nilai-
nilai luhur. Pandangan hidup berfungsi sebagai pedoman untuk mengatur hubungan
manusia dengan sesama, lingkungan dan mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya.
Dalam hal ini Pancasila dipergunakan sebagai petunjuk hidup sehari-hari, dengan kata
lain Pancasila digunakan sebagai penunjuk arah semua kegiatan atau aktivitas hidup di
segala bidang. Tingkah laku dan tindakan perbuatan setiap warga negara Indonesia harus
dilandasi dari semua sila Pancasila, karena Pancasila adalah satu kesatuan dan tidak dapat
dilepas-pisahkan dari yang satu dengan yang lain.
Pancasila yang harus dihayati dan dijadikan pandangan hidup bangsa dan negara adalah
Pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945, dengan demikian jiwa
beragama (sila pertama), jiwa berperikemanusiaan (sila kedua), jiwa berkebangsaan (sila
ketiga), jiwa berkerakyatan (sila keempat), dan jiwa yang menjunjung tinggi keadaan sosial
(sila kelima).
3. Pancasila sebagai Ideologi Negara
Yang dimaksud dengan istilah Ideologi Negara adalah kesatuan gagasan-gagasan dasar
yang sistematis dan menyeluruh tentang manusia dan kehidupannya baik individual maupun
sosial dalam kehidupan kenegaraan. Ideologi negara menyatakan suatu cita-cita yang ingin
dicapai sebagai titik tekanannya dan mencakup nilai-nilai yang menjadi dasar serta
pedoman negara dan kehidupannya.

Pancasila sebagai ideologi negara dengan tujuan segala sesuatu dalam bidang
pemerintahan ataupun semua yang berhubungan dengan hidup kenegaraan harus dilandasi
dalam hal titik tolak pelaksanaannya, dan diarahkan dalam mencapai tujuannya dengan
pancasila. Dengan menyatukan cita-cita yang ingin dicapai ini maka dasarnya adalah sila
kelima, ingin mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yang dijiwai oleh
sila-sila yang lainnya sebagai kesatuan.
Di dalam Pancasila telah tertuang cita-cita, ide-ide, gagasan-gagasan yang ingin dicapai
bangsa Indonesia. Oleh karena itu Pancasila dijadikan Ideologi Bangsa.
D. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka
Pancasila sebagai ideologi terbuka maksudnya adalah Pancasila bersifat aktual, dinamis,
antisipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan jaman. Sebagai
suatu ideologi terbuka, Pancasila memiliki dimensi :
(1). Dimensi idealistis, yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung dalam pancasila yang bersifat
sistematis dan rasional yaitu hakikat nilai yang terkandung dalam lima sila Pancasila.
(2). Dimensi normatif, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila perlu dijabarkan dalam
suatu sistem norma, sebagaimana terkandung dalam Pembukaan UUD 1945.
(3). Dimensi realistis, harus mampu mencerminkan realitas yang hidup dan berkembang
dalam masyarakat. Oleh karena itu Pancasila harus dijabarkan dalam kehidupan sehari-hari
sehingga bersifat realistis artinya mampu dijabarkan dalam kehidupan nyata dalam berbagai
bidang.
Keterbukaan Pancasila dibuktikan dengan keterbukaan dalam menerima budaya asing
masuk ke Indonesia selama budaya asing itu tidak melanggar nilai-nilai yang terkandung
dalam lima sila Pancasila. Misalnya masuknya budaya India, Islam, barat dan sebagainya.
E. Pancasila sebagai Pemersatuan Bangsa
Dalam kehidupan bangsa Indonesia yang beraneka ragam adat dan budaya, pada
dasarnya setiap adat budaya telah mengamalkan juga kelima unsur Pancasila sehingga
dapat dinyatakan berpancasila dalam adat budaya. Di samping itu, di dalam kehidupan
beragamapun telah mengamalkan juga kelima unsur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap agama di Indonesia pada dasarnya mengajarkan berketuhanan, mengajarkan juga
tentang kemanusiaan dan menumbuhkan rasa persatuan dan keadilan. Jadi semua bentuk
agama apapun di Indonesia telah mengamalkan Pancasila sehingga dalam kehidupan
beragama ada rasa persatuan dan saling menghormati antar umat beragama.
Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai macam-macam suku pun bukan menjadi
suatu pembeda bagi warga negara Indonesia, justru ini dijadikan nilai positif bagi Indonesia
sebagai negara yang beragam suku dan budaya. Semboyan Bhineka Tunggal Ika yang artinya
walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua adalah prinsip kuat bangsa Indonesia
walaupun Indonesia adalah bangsa majemuk yang multi agama, multi bahasa, multi budaya
dan multi ras.
F. Pancasila sebagai Sumber Nilai
Bagi bangsa Indonesia, sumber nilai dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa bernegara adalah Pancasila. Semua tolok ukur tentang baik buruk dan benar
salahnya sikap perbuatan serta tingkah laku bangsa Indonesia adalah nilai-nilai Pancasila.
Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai intrinsik yang kebenarannya dapat dibuktikan secara
objektif. Pancasilamengandung nilai-nilai universal, serta nilai subjektif yang menjadi dasar
pedoman hidup dengan dimensi waktu dan ruang.
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermanfaat, berguna bagi manusia. Selain itu nilai
juga berarti standar ukurantentang sesuatu berkualitas atau tidak berkualitas, bermanfaat
atau tidak bermanfaat. Nilai dapat dikelompokkan menjadi nilai materiil yaitu berguna atau
tidaknya bagi unsur jasmani maupun Nilai vital yaitu sesuatu yang berguna untuk aktivitas.
Nilai kerohanian yaitu sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
Berdasarkan uraian di atas, maka esensi pembahasan pada Pancasila sebagai sumber
bukan mengarah pada nilai material atau vital, melainkan berkaitan dengan nilai kerohanian
& tetap mengakui adanya keseimbangan antara nilai kerohanian, material, dan nilai vital.
Secara yuridis konstitusional Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yang
menjadidasar Negara Republik Indonesia adalah digali dari realitas nilai tata nilai budaya
masyarakat Indonesia. Nilai-nilai dasar tersebut telah hidup dan berkembang sejak awal
peradaban terutama meliputi berikut ini :
(1). Nilai religius, yang terdapat dalam sila ke-l Pancasila yaitu Ketuhanan yang Maha Esa.
(2). Dalam sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, terkandung nilai pengakuan dan
martabat manusia perlakuan yang adil terhadap sesama manusia.
(3). Dalam sila Persatuan Indonesia, memuat nila mengakui keberagaman masyarakat
Indonesia tidak mendeskriditkan perbudaan suku, agama, ras, maupun golengan,
(4). Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan memuat nilal kedaulatan rakyat, semua warga negara Indonesia memiliki
kedudukan, hak kewajiban yang sama.
(5). Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, nilai yang terkandung
dalam nilai ini meliputi keseimbangan antara hak dan kewajiban, keadilan bagi
masyarakat dan rakyat Indonesia.

G. Sikap Positif Terhadap Nilai-nilai Pancasila sebagai Ideologi Terbuka


Sikap positif warga negara terhadap Pancasila didasari oleh fungsi Pancasila. Dalam
bentuknya yang sekarang, Pancasila berfungsi sebagai dasar negara yang statis karena
merupakan landasan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia, tuntutan yang dinamis
karena Pancasila bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan dengan perubahan zaman (inilah
mengapa Pancasila dimaknai sebagai ideologi terbuka), serta alat pemersatu bangsa.
Sikap positif terhadap Pancasila pada dasarnya adalah sejauh mana kita memaknai nilai-
nilai yang terkandung dalam Pancasila, untuk selanjutnya diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Kita sering mendengar bahwa Pancasila perlu diamalkan dalarn kehidupan
bermasyarakat. berbangsa. dan bernegara. Pengamalan Pancasila dalam kehidupan
bernegara dapat dilakukan melalui cara sebagai berikut.
(1). Pengalaman secara Objektif
(2). Pengamalan secara Subjektif

H. Sikap Selektif terhadap Pancasila


1. KETUHANAN YANG MAHA ESA
(Sikap positif)
(a) Menjalankan ibadah secara taat sesuai kepercayaan yang dianut, karena Indonesia
mengakui adanya lima agama dan menjunjung tinggi kepercayaan Ketuhanan bukan lagi
dinamisme
(b) Selalu menghormati orang yang sedang melaksanakan ibadah
(c) Memberikan kebebasan orang lain memeluk agama dan keyakinan
(d) Tidak menghina pemeluk agama dan keyakinan orang lain
(e) Tidak melakukan penistaan agama (melecehkan, merendahkan, dsb)
(f) Toleransi dalam kehidupan beragama
(Sikap negatif)
(a) Menganggap agam lain rendah, sehingga cenderung melecehkan, bahkan dalam skala
ekstream menganggap agama lain kotor hanya agamanya sendiri yang suci dan agama lain
layak untuk di singkirkan
(b) Hanya mau bergaul dengan orang yang seagama
(c) Memisahkan atau meminoritaskan orang yang berbeda kepercayaan
(d) Menganggap sesat orang yang bereda keyakinan
(e) Tidak mau menerima pemberian bentuk apapun dari orang yang berbeda agama

2. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB


(Sikap positif)
(a) Mengakui dan menghargai keberadaan orang lain, bermasyarakat secara adil tanpa
membedakan golongan
(b) Menghargai harkat dan martabat manusia yang sederajat
(c) Keluhuran budi, sopan santun dan susila
(d) Tata pergaulan dunia yang universal, ini sesuai dengan nilai kesetaraan artinya setiap
manusia memiliki kesejahteraan, tanpa membedakan suku, ras dan agama
(Sikap negatif)
(a) Acuh terhadap tetangga yang kesusahan, menutup telinga dan tidak mau tahu urusan
mereka yang kesusahan dan sentiasa bersombong diri
(b) Memilih-milih dalam bergaul, hanya mau bergau dan bermasyarakan dengan orang-
orang yang dianggap sederajat sepangkat.

3. PERSATUAN INDONESIA
(Sikap positif)
(a) Saling ketergantungan satu sama lain, tolong menolong, bekerja sama dengan orang
demi kesejahteraan bersama.
(b) Menunjukkan kehidupan kebangsaan yang bebas, tidak memaksakan kehendak.
(c) Cinta tanah air dan bangsa, menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan, tidak
melakukan pemborosan, tidak merusak lingkungan, tidak mengambil hak orang lain
(mencuri), ikut usaha pembelaan negara sesuai profesi masing-masing.
(d) Pengakuan dan kebersamaan dalam keberagaman, tidak memaksakan agama lain,
merasa senasib sepenanggungan.
(e) Keseimbangan antara kepentingan pribadi dan golongan, kerja keras untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, tidak hanya memikirkan diri sendiri tetapi juga orang lain.
(Sikap negatif)
(a) Hanya mementingkan suatu suku atau golongannya sendiri
(b) Tidak memiliki rasa prihatin terhadap perpecahan bahkan menganggap acuh terhadap
masalah atau konlfik yang sedang terjadi di Indonesia
(c) Meremehkan suku atau golongan lain dan menganggap dirinya yang paling benar serta
pantas di sanjung

4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM


PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN
(Sikap positif)
(a) Kedaulatan rakyat, tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
(b) Hikmah kebijaksanaan melalui pikiran yang sehat, memusyawarahkan kepentingan
bersama dan tidak memihak
(c) Tanggung jawab berdasarkan hati nurani, ikhlas, dan amanah menjadi pejabat, pelayan
publik
(d) Mufakat atas kehendak rakyat bersama
(e) Asas kekeluargaan dalam musyawarah, selalu musyawarah dalam menyelesaikan
masalah, mengutamakan kepentingan bersama
(Sikap negatif)
(a) Otoriter dalam memimpin, selalu memandang buluh dan memihak terhadap suatu
golongan
(b) Mementingkan kepentingan golongan atau pribadi
(c) Pengambilan keputusan sepihak, tanpa membahas secara musyawarah
5. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
(Sikap positif)
(a) Perlakuan yang adil dalam berbagai kehidupan atau tidak diskriminasi
(b) Menghilangkan politik dinasti (kekuasaan turun menurun; dari orang tua ke anaknya)
(c) Kamakmuran masyarakat yang berkeadilan, meratakan keadilan tanpa memandang
status dan kepentingan
(d) Keseimbangan yang adil dalam antara kehidpan pribadi dan masyarakat
(e) keseimbangan yang adil antara kebutuhan jasmani dan rohani, materi dan spiritual
(Sikap negatif)
(a) Membedakan fasilitas umum antara pejabat dan rakyat biasa
(b) Keadilan hanya untuk golongan tertentu, dalam artian menindak suatu permasalahan
selalu tebang pilih dan menguntungkan pihak yang seharusnya salah
(c) Membeda-bedakan perhatian antar suku
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kata ideology berasal dari bahasa latin yaitu idea yang berati daya cipta sebagagai
hasil keseadaran manusia dan logos yang berarti ilmu. Bahwa suatu ideology pada
umumnya menunjukan pandangan khas tentang pentingnya kerja sama antar manusia
dalam kerja, hubungan manusian dengan kekuasaan dan tingkat kesederajatan antar
manusia.
Suatu ideology pada dasarnya merupakan hasil refleksi manusia atas kemampuanya
mengadakan distansi ( menjaga jarak ) dengan dunia kehidupannya. Dan pancasila
merupakan dasar negara Indonesia dan juga merupakan ideologi bangsa indonesia.
Sebagai ideologi nasional, pancasila telah tumbuh dan berkembang dari sosial –
budaya masyarakat Indonesia.
Pancasila sebagai ideologi terbuka, pancasila senantiasa mampu berinteraksi secara
dinamis. Nilai – nilai pancasila tidak boleh diubah , namun pelaksanaannya kita sesuaikan
dengan tantngan nyata yang kita hadapi.
Pancasila dalam dimensi ideologinya telah memenuhi syarat sebagai ideologi
terbukayang didalamnya mengandung dimensi realita, dimensi idealisme, dimensi
fleksibelitas. Sedangkan dalam perujudannya sebagai ideologi terbuka, pancasila
mengandung nilai dasar, nilai instrumental, nilai praksis.
DAFTAR PUSTAKA

“PancasilaSebagaiIdeologiNegara.” http://ahmadrocklee.blogspot.com/2007/08/pancasila-
sebagai-

ideologi-negara.html (diakses tanggal 11 Desember 2012)

Anonimous. “Pancasila Sebagai Ideologi.”

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pendidikan_pancasila/bab4-

pancasila_sebagai_ideologi.pdf (diakses tanggal 11 desember 2012)

http://sabynuzbunyw.blogspot.com/2012/10/fungsi-dan-kedudukan-pancasila.html

http://fb-tgs.blogspot.com/2013/06/makalah-pancasila-sebagai-sumber-nilai.html

http://aldilah-bagas-d.blog.ugm.ac.id/2012/06/17/pancasila-sebagai-sumber-nilai/

Anda mungkin juga menyukai