Anda di halaman 1dari 6

KURIKULUM PAI

TUGAS RESUME
Disampaikan dalam Seminar Kelas Mata Kuliah Kurikulum PAI
Program Studi Strata S1 Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampuh:
Dr. H. Hamzah, S.Ag., M.Ag.

Oleh :
Tri Kurniawan
(1207.19.2252)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
IBNU SINA BATAM
2020
DESKRIPSI MATA KULIAH
KURIKULUM PAI
OLEH : TRI KURNIAWAN (NIRM: 1207.19.2252)

A. Pengertian Kurikulum
Secara etimologis, kurikulum berasal dari kata Bahasa latin curerer yaitu pelari. Dan
curere yang artinya tempat berlari. Pada awalnya kurikulum adalah suatu jarak yang
harus ditempuh oleh pelari mulai dari garis start hingga garis finish. Kemudian pengertian
kurikulum tersebut digunakan dalam dunia Pendidikan, dengan pengertian sebagai
rencana dan pengertian sebagai rencana dan pengaturan tentang sejumlah mata pelajaran
yang harus dipelajari peserta didik dalam menempuh Pendidikan di Lembaga penddikan.
Kurikulum adalah sesuatu langkah-langkah yang mengantarkan peserta didik menuju
tercapainya tujuan pembelajaran. PAI atau Pendidikan Agama Islam tentunya memiliki
kurikulum yang sedikit berbeda dengan Pendidikan Umum, itu semua terjadi karena
adanya perbedaan pada orientasi Pendidikan itu sendiri. Dalam buku “at-tarbiyah wa at-
ta’lim muqarrar lishaffi as-sadis” dijelaskan bahwa kurikulum dalam Bahasa arab artinya
“manhaj ad-dirasiy” yang secara etimologi dapat diartikan sebagai “tujuan pembelajaran,
sedangkan definisi kurikulum itu sendiri adalah kumpulan dari pelajaran yang wajib
diikuti oleh peserta didik sepanjang tahun pembelajarannya di sekolah yang
bersangkutan, kurkulum atau manhaj ad-dirasiy juga dapat diartikan sebagai segala hal
yang dihasilkan oleh peserta didik selama tahun pembelajarannya di sekolah.

B. Tujuan Mata Kuliah Kurikulum PAI


Kurikulum sesuai dengan definisnya berfungsi untuk pedoman atau acuan, bagi guru
kurikulum sendiri menjadi pedoman dalam melaksanakan pembelajaran, kurikulum juga
berfungsi sebagai acuan dalam melakukan supervisi atau pengawasan. Kurikulum berisi
racana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan pelajaran serta metode yang
digunakan, sebagai pedoman dalam kegiatan proses belajar mengajar untuk mencapai
tujuan Pendidikan. Mata kuliah kurikulum PAI tentunya berorientasi pada pembentukan
tenaga pendidik yang mampu menyusun, merencanakan serta menjalankan kurikulum
khususnya Pendidikan agama Islam.

C. Tujuan Pembelajaran Mata Kuliah Kurikulum PAI


Tujuan pribadi penulis mempelajari mata kuliah kurikulum PAI adalah agar dapat
menjadi tenaga pendidik yang mumpuni dalam pengembangan dan pembentukan

2
kurikulum, hingga berpotensi membangun Pendidikan yang berkualitas. Mata kuliah
kurikulum PAI ini pun dinilai sangat penting, karena dengan menguasai mata kuliah
kurikulum PAI ini, kita dapat mengetahui kelemahan suatu kurikulum dan mampu
menambal kekurangan dalam kurikulum tersebut.

D. Identifikasi Tujuan Pembelajaran


Menurut Benjamin S. Bloom, seorang psikolog Pendidikan berkebangsaan Amerika,
tujuan Pendidikan terdiri dari tiga sisi, yakni sisi kognitif, sisi afektif, dan juga sisi
psikomotor. Pendapat Benjamin S. Bloom inilah yang kemudian menjadi asal muasal
terbentuknya tiga cabang Pendidikan, yakni Pendidikan akal atau pikiran, Pendidikan
tangan atau keterampilan dan juga Pendidikan hati.

E. Analisis Pembelajaran
Analisis pembelajaran adalah langkah awal yang harus dilakukan sebelum melakukan
pembelajaran. Langkah sistematis pembelajaran secara keseluruhan terdiri atas analisis
kebutuhan pembelajaran, menentukan tujuan pembelajaran, memilih dan mengembangjan
bahan ajar, memilih sumber ajar yang relevan dan memilih dan merencanakan sistem
evaluasi dan tindak lanjut. Tahap ini dilakukan terutama untuk menetukan tujuan
pembelajaran.

F. Identifikasi Perilaku Awal dan Karakteristik Pembelajaran


Mengidentifikasi perilaku dan karakteristik siswa sebelum bermulanya pembelajaran
dinilai sangat penting, karena banyak sekali kasus di Indonesia dimana pembelajaran
dimulai tanpa pandang dan ukur kemampuan siswa, al hasil siswa yang cenderung lebih
paham akan merasa tidak belajar apa-apa dan bosan, sedangkan anak-anak yang dinilai
kurang justru malah seperti ketinggalan kereta.
Salah satu cara identifikasi siswa yang paling sering ditemui adalah dengan
diadakannya seleksi, mengelompokkan kelas, dan lain-lain. Mengelompokkan kelas
sesuai kadar kemampuan peserta didik memang dinilai ampuh, itu terbukti dari sistem
yang telah berjalan sekarang, dimana kita dikelompokkan per kelas sesuai tingkatan kita
di sekolah-sekolah, pada dasarnya pendapat ini menimbulkan pertanyaan dan bantahan
dari berbagai pihak, seperti “kan kalau yang pinter dan yang bodoh dipisah justru malah
yg pinter tambah pinter, tapi yg bodoh malah makin bodoh dikarenakan tertular
temannya”. Pada dasarnya pendapat tadi memang tidak sepenuhnya salah, namun mari

3
kita kembalikan ke poin awal dimana tujuan pengklasifikasian peserta didik berdasarkan
kemampuan ini agar pengajar atau pendidik dapat menentukan metode yang tepat dalam
penyampaian materi di kelas, karena penyampaian materi kepada peserta didik memiliki
metode yang beragam tergantung kemampuan peserta didik itu sendiri.

G. Merumuskan Tujuan Pembelajaran Khusus


Tujuan pembelajaran. Khusus adalah rumusan pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang akan dicapai oleh peserta didik di akhir pembelajaran, dalam artian, TPK adalah
target dari jalannya pembelajaran. Tujuan pembelajaran khusus sendiri dalam Bahasa
arab disebut “ghardhu al-khas” , ghardhu al-khas inilah yang kemudian tertera dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau yang biasa kita kenal dengan RPP.

H. Mengembangkan Butir-butir Tes


butir-butir tes adalah komponen yang digunakan sebagai tolak ukur kemampuan anak
didik selama bersekolah atau mengenyam Pendidikan di Lembaga yang bersangkutan.
Butir-butir tes itu sendiri terbagi menjadi pilihan ganda atau uraian, keduanya tentu
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, namun tetap keduanya berfungsi
sebagai tolak ukur kemampuan peserta didik.
Soal yang diberikan kepada peserta didik oleh sang guru tentulah harus relevan
dengan hal yang diajarkan di kelas selama tatap muka, terlebih untuk tingkatan awal
Pendidikan seperti Taman Kanak-kanak atau Sekolah Dasar yang nalar atau kesadarn
untuk belajar sendirinya masih kurang dan juga sangat kesulitan jika belajar sendiri
materi yang belum pernah disampaikan, berbeda dengan mahasiswa yang harus mau tidak
mau menjawab pertanyaan atau bahkan mempresentasikan materi yang belum pernah
disampaikan sebelumnya, karena di level Pendidikan tingkat menegah keatas, peserta
didik dilatih untuk mandiri dan bahkan dilatih untuk menjadi guru serta mampu
mempelajari sendiri materi yang belum pernah disampaikan, sehingga tugas dosen
sebagai tenaga pendidik adalah memperbaiki dan menambah apa yang perlu disampaikan,
secara tidak langsung pun terbentuklah lingkungan belajar dengan budaya “tutor sebaya”.

I. Mengembangkan Strategi Pembelajaran


Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan digunakan oleh pengajar untuk
menyampaikan materi kepada peserta didik. Metode pengajaran adalah sebuah langkah
atau step by step pengajaran atau penyampaian materi kepada peserta didik, sedangkan

4
Teknik lebih seperti gaya mengajar yang sudah pasti tiap guru akan berbeda, berbeda
dengan metode yang akan cenderung sama dengan satu guru dengan yang lainnya, Teknik
adalah yang membuat pengajar lebih diingat oleh murid, karena masing-masing guru
punya cara mengajar yang khas.
Sebagai tenaga pendidik, kita benar-benar dituntut untuk selalu kreatif dalam
menyusun strategi pembelajaran, entah itu menghadapi peserta didik dengan pemahaman
lemah atau sebaliknya, oleh karena itu sering kita lihat di sekolah-sekolah untuk anak-
anak seperti Taman Kanak-kanak ataupun Sekolah Dasar dimana tenaga pendidiknya
dipaksa kreatif dengan menyisipkan pelajaran dalam lagu, gambar, gerakan, ataupun film,
inilah yang kemudian disebut dengan media pembelajaran. Startegi pembelajaran terbagi
sebagai berikut :
1. Strategi pembelajaran langsung (direct instruction)
2. Strategi pembelajaran tidak langsung (indirect instruction)
3. Startegi pembelajaran interaktif (interactive instruction)
4. Strategi belajar melalui pengalaman (experiental instruction)
5. Strategi belajar mandiri (independent study)

J. Memilih dan Mengembangkan Materi


Dalam buku “at-tarbiyatu wa at-ta’lim muqarrar lishaffi al-khamis” dijelaskan
bahwa materi adalah pengetahuan yang akan disampaikan pengajar kepada murid atau
peserta didik ataupun murid yang menemukannya sendiri, karena tidak menutup
kemungkinan murid bisa mendapatkan materi sendiri diluar kegiatan belajar mengajar.
Sebelum memilih materi, ada beberapa langkah yang mesti dilewati oleh tenaga pendidik,
yakni :
1. Materi yang disampaikan benar dan bukan mengada-ada
2. Pemberian materi sesuai tingkatan peserta didik
3. Materi yang diberikan pun harus berhubungan dengan kehidupan peserta didik
dan juga dengan lingkungan dimana dia hidup
4. Timing atau penempatan waktunya harus tepat, jangan terlalu lama karena
pengajar belum selesai menjelaskan, jangan pula terlalu cepat karena pengajar
menjelaskan terlalu cepat
5. Bagian dalam pelajarannya mesti berurutan sesuai dengan urutan pembelajaran

5
6. Dibaginya materi per beberapa bulan, dan alangkah lebih baiknya materi tersebut
diurutkan dari yang termudah hingga yang tersulit
7. Materi baru harus berhubungan dengan materi sebelumnya

K. Melakukan Evaluasi Formatif


Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan oleh guru selama dalam
perkembangan atau dalam kurun waktu proses pelaksanaan suatu program pengajaran.
Sebelum melangkah lebih jauh, alangkah baiknya jika kita mengetahui apa itu evaluasi,
evaluasi dalam Bahasa inggris disebut evaluation yang artinya penaksiran, sedang dalam
Bahasa arab disebut imtihan. Evaluasi sendiri dinilai urgent untuk menaksir, mengira dan
mengetahui kadar kemampuan hasil selama belajar dan mengenyam Pendidikan di
Lembaga bersangkutan.

L. Merevisi Pembelajaran
Revisi pembelajaran adalah perbaikan yang dilakukan guna menutupi atau
memperbaiki kelemahan dari suatu rancangan pembelajaran, setelah melakukan evaluasi
dan mengetahui kelemahan dan kekurangan kemampuan anak murid atau peserta didik,
tenaga pendidik mesti cerdik dalam melihat akar permasalahan serta penyebab dari
kelemahan tersebut. Pimpinan Pondok Modern Darussalam Al-Gontory, Ust.Taten
Rustandi, S.Th.I.,M.Pd.I mengatakan bahwa “jika dalam suatu kelas saat ujian hasil
evaluasinya beragam, dari yang memuaskan hingga sebaliknya, maka yang salah ada
pada individu peserta didik yang bersangkutan, dan jika dalam evaluasi hampir semuanya
kurang memuaskan, maka yang salah ada pada metode mengajarnya”.

Anda mungkin juga menyukai