Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU

DESAIN PEMBELAJARAN PAI


MENGAJARI DAN MEMBIASAKAN KELUARGA AKAN
PENTINGNYA IBADAH
Untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester
Dosen Pengampu:
Dr. H. Hamzah, S.Ag., M.Ag.

Disusun oleh:
Nama : Tri Kurniawan
Kelas : 4A – PAI
NIRM : 1207.19.2252

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
IBNU SINA BATAM
2021
PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT. sebab karena limpahan rahmat serta
anugrah dari-Nya penulis mampu untuk menyelesaikan tugas individu membuat artikel
dengan judul “Mengajari Dan Membiasakan Keluarga Akan Pentingnya Ibadah” ini.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung kita, yaitu
Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk kepada Allah SWT.

Dengan adanya artikel tersebut, bahwasannya kita dapat mengetahui berbagai pengalaman
kehidupan sehari-hari kita. Maka dari itu, memperbanyaklah kita membaca dari sebuah artikel
apapun dan mengamati apa yang telah terjadi di hadapan kita sendiri.

Penulis berharap atas tugas individu ini sangat bermanfaat dan bisa memberikan kontribusi
akademik baik pada lingkup masyarakat umum maupun masyarakat yang ada di sekitar kita.

Demikian juga penulis mengharap masukan dan kritiknya, demi kesempurnaan artikel ini,
karena penulis hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan.

Demikian, Waallahul Muwafiq illa Aqwamiththoriq.


Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Batam, 5 April 2021


Penulis,

Tri Kurniawan
MENGAJARI DAN MEMBIASAKAN KELUARGA AKAN PENTINGNYA IBADAH

Keluarga adalah salah satu hal yang berharga dan penting bagi seorang manusia, ada
sebuah hadist yang. berbunyi
‫ك َعلَى ال ِهجْ َر ِة َو ْال ِجهَا ِد اَ ْبت َِغى‬ َ َ‫ص َّل هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَق‬
َ ‫ اُبَايِ ُع‬:‫ال‬ َ ِ‫ اَ ْقبَ َل َر ُج ٌل اِلَى َرسُوْ َل هللا‬:‫ض َي هللَا ُ َع ْنهُ قَا َل‬
ِ ‫ع َْن اَبِى هُ َر ْي َرةَ َر‬
‫ فَارْ ِج ْع اِلَى َوالِ َد ْيكَ فاَحْ ِس ْن صُحْ بَتَهُما َ (رواه مسلم‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬.‫ نَ َع ْم‬:‫ك اَ َح ٌد َح ٌّي؟ قَا َل‬
َ ‫ هَلْ ِم ْن َوالِ َد ْي‬:‫(اآلجْ َر ِمنَ هللاِ قَا َل‬
Artinya: “Dari Abu Hurairota r.a. berkata: Ada seorang laki-laki menghadap kepada
Rasulullah SAW lalu ia berkata : Saya berjanji kepada engkau, wahai Rasulullah untuk
berhijrah dan berjuang agar mendapatkan pahala dari Allah. Beliau bersabda: Apakah salah
seorang dari kedua orang tuamu masih hidup? Laki-laki itu menjawab: Ya, masih. Beliau
bersabda pula: Pulanglah kamu kepada kedua orang tuamu dan dampingilah keduanya
dengan baik." (H.R. Muslim).
Dalam hadist diatas dijelaskan bahwa seorang laki-laki yang ingin ikut berjuang Bersama
Rasul untuk hijrah, namun rasul melarangnya karena dia masih memiliki keluarga yang harus
diurus. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa keluarga sangatlah penting.

karena dianggap berharga dan penting, tentunya keluarga benar-benar dijaga dan
dipelihara dengan baik dan hati-hati, bahkan dengan keluarga sendiri pun seorang manusia
yang awalnya masuk neraka bisa diangkat ke surga, begitu juga sebaliknya. Allah S.W.T
berfirman :
َ‫ٰۤياَيُّهَا الَّ ِذ ۡينَ ٰا َمنُ ۡوا قُ ۡۤوا اَ ۡنفُ َس ُكمۡ َواَ ۡهلِ ۡي ُكمۡ نَارًا َّوقُ ۡو ُدهَا النَّاسُ َو ۡال ِح َجا َرةُ َعلَ ۡيهَا َم ٰلٓ ِٕٮ َكةٌ ِغاَل ظٌ ِشدَا ٌد اَّل يَ ۡعص ُۡونَ هّٰللا َ َم ۤا اَ َم َرهُمۡ َويَ ۡف َعلُ ۡون‬
َ‫َما ي ُۡؤ َمر ُۡون‬
Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan
keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka
dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. At-Tahrim : 6).
dalam ayat diatas dijelaskan pentingnya menjaga keselamatan keluarga dari api neraka, sebab
seorang manusia bisa masuk ke dalam neraka adalah karena dosa dan kurangnya ibadah,
dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa kepala keluarga memiliki kewajiban untuk menjaga
segenap keluarganya dari api neraka dengan membiasakan keluarganya akan pentingnya
ibadah yang merupakan cara untuk selamat dari api neraka.

Yang dimaksud mendidik atau mengajari keluarga bukan hanya anak saja, namun
juga istri, urgensi suami mendidik istrinya sangatlah tinggi, sebab, baik buruknya perilaku
anak sebagian besar merupakan hasil didikan ibu yang umumnya lebih sering Bersama anak
dalam sehari 24 jam. Rasulullah S.A.W bersabda :
‫ فََأقِي ُموا فِي ِه ْم َو َعلِّ ُموهُ ْم َو ُمرُوهُ ْم‬،‫ارْ ِجعُوا ِإلَى َأ ْهلِي ُك ْم‬
“Kembalilah ke istrimu, tinggallah di tengah-tengah mereka, ajarkanlah mereka, dan
perintahkanlah mereka.” (HR. Bukhari no. 631, 7246, dan Muslim no. 674).
Jelas isi dalam hadist diatas merupakan himbauan bagi seorang suami yang diperintahkan
untuk tinggal di tengah-tengah keluarga dan mendidik istrinya. Dalam hadist diatas ada
kalimat “‫”و َعلِّ ُموهُ ْم‬
َ yang artinya “Ajarkanlah mereka”; berkaitan dengan pengajaran (agama)
secara teoritis. Istri dididik dan diajarkan tentang kewajiban-kewajiban yang berkaitan
dengan perkara agama, misalnya perkara shalat, menutup aurat, adab berbicara dan keluar
rumah, mendidik anak sesuai syariat, dan perkara-perkara agama yang lainnya. Dalam hadist
tersebut juga terdapat kalimat “ ‫ ” َو ُم’ رُوهُ ْم‬yang artinya “Perintahkanlah mereka”; ini lebih
berkaitan dengan praktek (pengamalan) di dunia nyata. Karena tidak semua istri yang sudah
diajarkan secara teoritis kemudian mengamalkannya. Sehingga menjadi kewajiban suami
adalah mengingatkan, menegur dan memerintahkan istri ketika dia jumpai istrinya lalai dalam
melaksanakan perkara-perkara yang wajib baginya.

“Alah bisa karena biasa” begitu kira-kira kata pepatah, memang benar, manusia
adalah makhluk yang terbentuk oleh kebiasaan dan lingkungannya, dalam hal mendidik
keluarga, tentunya diperlukan pembiasaan dan terciptanya lingkungan yang mendukung.
Sebagai petua dalam keluarga, seorang ibu dan ayah dituntut untuk bisa menciptakan
kebiasaan yang baik dan lingkungan yang baik pula. Contoh didikan pembiasaan Pendidikan
agama dalam keluarga adalah menyediakan kotak infaq dalam rumah dan membiasakan
menyisihkan uang pribadi masing-masing termasuk anak untuk pembiasaan sedekah.
‫ك ِر ْزقًا نَّحْ نُ نَرْ ُزقُكَ َو ْال َعاقِبَةُ لِلتَّ ْق َوى‬
َ ُ‫صاَل ِة َواصْ طَبِرْ َعلَ ْيهَا اَل نَ ْسَأل‬ َ َ‫َوْأ ُمرْ َأ ْهل‬
َّ ‫ك بِال‬
Artinya: “Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu
dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki
kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (QS. Thaha : 132).
Dalam ayat diatas dijelaskan bahwa Allah memerintahkan kepada seluruh manusia untuk
mendidik keluarganya dengan sabar. Kata perintah untuk memerintahkan keluarga untuk
mendirikan sholat juga dapat dimaknai sebagai perintah untuk memerintah keluarga untuk
ibadah lainnya. Dalam dunia Pendidikan aspek yang paling berpengaruh pada manusia adalah
pembiasaan dan lingkungan, banyak sekali contoh di dunia ini manusia yang hancur karena
lingkungan, dan tak sedikit pula yang sukses karenanya. Sadar akan hal itu, kita dalam
keluarga, dalam posisi apapun kita sekarang, sebagai anak, ibu, ayah, ataupun lainnya,
tentunya harus mengambil peran besar dalam menciptakan kebiasaan dan lingkungan yang
mendukung terbentuknya pribadi yang baik. Perlu diingat, bahwa kebiasaan menciptakan
lingkungan, dan lingkungan membentuk individu di dalamnya.
Anggota keluarga yang umumnya terdiri dari ayah, ibu, anak tentunya memiliki peran
masing-masing dalam tercapainya keluarga dengan lingkungan dan kebiasaan baik, sebagai
kepala keluarga, seorang ayah dituntut untuk bisa menjadi leader di keluarganya yang
mengarahkan kepada kebaikan, tak kalah penting, ibu juga memiliki peran besar akan hal ini
mengingat ibu yang lebih sering di rumah, sedangkan sebagai seorang anak, tugasnya ialah
menjaga kebiasaan baik yang telah diajarkan oleh ayahnya, ibunya, atau siapapun itu selagi
itu baik dan mengamalkannya, dalam posisi sebagai anak yang paling tua diantara saudara-
sudaranya si-abang wajib menontrol dan mengingatkan adik-adiknya jika melakukan
kesalahan, tak lupa juga menjadi contoh yang baik bagi adiknya.
Para petua di keluarga tidak hanya dituntut untuk menciptakan kebiasaan baik, namun
juga dituntut untuk memberikan contoh kepada lainnya. Uswah Hasanah adalah aspek
penting dalam Pendidikan moral, sebab, jangankan anak, kita sendiri saja akan kesal jika ada
seseorang yang menyuruh atau menasehati kita namun ia tidak melakukan apa yang ia
ucapkan, Allah S.W.T berfirman :
۟ ُ‫َكبُ َر م ْقتًا ِعن َد ٱهَّلل ِ َأن تَقُول‬
َ‫وا َما اَل تَ ْف َعلُون‬ َ
Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu
kerjakan (QS. As-Shaff : 3)
Dari ayat diatas dapat kita pahami bahwa Allah bahkan murka pada orang-orang yang
menyuruh suatu perkara namun ia sendiri tidak melakukan hal tersebut. Menciptakan
kebiasaan atau lingkungan jangan sampai terkesan menyuruh atau memerintah, usahakan
semua itu berbentuk ajakan, maju maju Bersama, mundur mundur Bersama, bukan didorong
atau ditarik.
Dari semua penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa keluarga itu penting, bahkan
menguntungkan, namun bagi orang-orang yang tidak melindungi keluarganya dari api neraka
(dalam artian mendidiknya), maka keluarga kita dapat menjadi pisau bermata dua yang justru
dapat mencelakakan kita. Wallahu’alam.

Anda mungkin juga menyukai