2
tersebut, kelemahannya menjadikan bangunan
akan mudah rusak bahkan runtuh dengan
sendirinya. Dan apabila keluarga kuat, maka
akan menjadikan peradaban semakin kokoh dan
kuat.
Keluarga memiliki peranan yang sangat
penting untuk menjadi madrasah (pusat
pendidikan) bagi seluruh anggotanya. Bagi
seorang ayah, keluarga merupakan madrasah
pendidikan yang harus digunakan untuk
mengasah kepemimpinan. Seorang ayah harus
bisa mengayomi dan welas asih, berlaku adil
kepada seluruh anggota keluarga, serta
konsisten menjadi teladan kebaikan untuk istri
dan anak-anaknya. Seorang istri juga harus bisa
menjadikan keluarga sebagai wasilah untuk
mengasah sifat amanah, tanggungjawab, serta
ketaatan dalam perkara-perkara yang ma’ruf.
Perkara yang paling penting dalam keluarga,
adalah menjadikannya sebagai madrasah bagi
anak-anak. Keluarga harus bisa menjadi
miniatur peradaban mulia, mendidik anak-anak
untuk komitmen kepada kebenaran,
3
menghormati orang tua, serta kasih sayang
kepada sesama.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Islam memberikan arahan-arahan bagi
pemeluknya, terkait aktivitas di dalam keluarga.
Keluarga harus menjadi sarana menyemai
akhlak yang mulia. Rasulullah bersaba :
ْ َ ْ ُ ُْ َ َََ ْ َ ْ ُ ُْ َ ْ ُ ُْ َ
�ِ ﺧ��ﻢ ﺧ��ﻢ ﻷﻫ ِﻠ ِﻪ وأﻧﺎ ﺧ��ﻢ ﻷﻫ
4
saling memberikan kebaikan, akan menjadi
sebuah peradaban unggul dan bermartabat.
Keluarga harus komitmen pada nilai-nilai
kebenaran, Allah ber�irman:
َّ ۖ َّ ْ ْ ُ َ َّ َ ُ ٰ َ ُ ُ َ َ ُ َ ْ ُ َٰ ْ ُ َ َ ْ َ
� ◌ ِإن
ِ ﺮﺸك ِبٱ
ِ � و ِ�ذ ﻗﺎل ﻟﻘﻤﻦ ِلٱﺑ ِﻨ ِﻪۦ وﻫﻮ ﻳ ِﻌﻈﻪۥ ﻳﺒ� ﻻ
ٌلﺮﺸ َك ﻟَ ُﻈﻠْ ٌﻢ َﻋﻈﻴﻢ
ْ ِّ ٱ
ِ
“Dan ketika lukman menasehati anaknya,
wahai anakku janganlah engkau syirik kepada
Allah, sesungguhnya kesyirikan merupakan
kedholiman yang nyata.” (QS. Luqman :13)
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Dalam ayat ini Allah memberi contoh,
tentang seorang ayah yang mengajarkan tauhid
kepada anaknya. Walaupun objek pengajaran
tauhid dalam ayat ini, khusus tertuju kepada
anak, namun perintah pengajaran juga harus
ditujukan kepada yang lain termasuk istri.
Sebagaimana kaidah dalam memahami ayat
yang berbunyi Al-‘ibratu Bi ‘Umumil Lafdzi La Bi
Khushushi Assabab (yang menjadi patokan
adalah keumuman lafadz dan bukan sebab yang
5
khusus). Anggota keluarga yang konsisten
dengan nilai-nilai tauhid akan mewarnai
masyarakat disekitarnya, menjadi masyarakat
yang lebih tunduk, patuh, dan takut hanya
kepada Allah . Hal ini akan meminimalisir
penyimpangan-penyimpangan norma yang
dilakukan oleh anggota masyarakat.
Di dalam keluarga, Islam juga memberikan
arahan agar seluruh anggotanya, saling
mengingatkan dalam hal ibadah, kepada Sang
Pencipta Allah . Allah ber�irman :
َﺮﺒ َﻋﻠَﻴْﻬﺎ ْ ﺎلﺼ َﻼة َو
ْ اﺻ َﻄ َ َ ْ َ ْ َُْ
َّ ﻚ ﺑ
ِ ِ ِ وأمﺮ أﻫﻠ
“Perintahkanlah keluargamu untuk
mengerjakan Shalat, dan bersabar diatasnya,
(QS. Thaha : 132).
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Kedisiplinan anggota kelurga dalam
beribadah terutama Shalat, akan menjadikan
mereka terbiasa dengan aktivitas-aktivitas yang
produktif. Hikmah yang didapat dalam ritual
ibadah Shalat, adalah menjadikan orang lebih
6
disiplin dalam hal waktu, menjaga kebersihan,
menjaga penampilan dalam berpakaian, dan
santun dalam perkataan serta perbuatan.
Oleh karena itu, keluarga yang ideal menurut
Islam, yang di dalamnya penuh dengan nilai-nilai
kebaikan, komitmen dengan tauhid yang benar,
serta menjaga amanah untuk beribadah kepada
Allah , akan menjadi pondasi kebaikan bagi
peradaban manusia.