Anda di halaman 1dari 15

TRANSISI KURIKULUM: DARI KTSP KE

KURIKULUM 2013

TUGAS MAKALAH
Disampaikan dalam Seminar Kelas Mata Kuliah Kurikulum PAI
Program Studi Strata S1 Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampuh:
Dr. H. Hamzah, S.Ag., M.Ag.

Oleh :
Tri Kurniawan (1207.19.2252)
Ramadhan (1207.19.

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
IBNU SINA BATAM
2020
BIODATA PENULIS

Nama : Tri Kurniawan


Tempat/Tgl lahir : Karimun, 15 September 2000
No. Telepon : 0823 8450 7636
Asal Sekolah : Pondok Modern Al-Gontory
Alamat : Kav.Swadaya blok F no.38-39,
Kel.Tanjung Piayu Kec.Sei Beduk
Data Orang Tua Nirm : 1207.19.2252
Nama Ayah : Karyono
Nama Ibu : Marsita
No. Tlp Ayah/Ibu : 0812 7002 7570

Nama : Ramadhan
Tempat/Tgl lahir :
No. Telepon :
Asal Sekolah :
Alamat :
Data Orang Tua Nirm : 1207.19.
Nama Ayah :
Nama Ibu :
No. Tlp Ayah/Ibu :

2
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita sehingga
penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat dan salam
senantiasa kita panjatkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Karena
perjuangan Beliau lah kita dapat merasakan nikmat iman seperti yang kita rasakan
saat ini.
Dalam kesempatan kali ini, Penulis hendak mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. H. Hamzah, S.Ag., M.Ag. sebagai
Dosen Pengampu mata kuliah Kurikulum PAI, Karena atas bimbingan dan arahan
nya Penulis dapat terarah membuat makalah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih


terdapat banyak kesalahan. Maka dari itu Penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca demi perbaikan dan penyempurnaan
makalah ini Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk acuan, petunjuk maupun
pedoman untuk menambah ilmu pengetahuan yang berguna bagi para pembaca.

Terimakasih.

Batam, 30 Oktober 2020

Pemakalah

3
BIODATA PEMAKALAH................................................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iv
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. RumusanMasalah...................................................................................................2
C. TujuanMasalah.......................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. OrganisasiIslam SebagaiPendukungPendidikan.....................................................3
B. Pendidikan Islam....................................................................................................6
C. PengaruhPenjajahanBelandaTerhadapPerjalananPendidikan Islam........................8
1. Pendidikan pada Masa Penjajahan Hingga Setelah Kemerdekaan....................10
2. KesimpulanpengaruhBelandake Indonesia.......................................................11
BAB III............................................................................................................................12
PENUTUP.......................................................................................................................12
A. Kesimpulan..........................................................................................................12
B. Saran....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................13

4
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Segala sesuatu tentunya perlu tujuan dan arahan, sebagaimana peta atau
petunujuk jalan, kurikulum datang sebagai pengarah, penuntun jalan
pembelajaran menuju tercapainya tujuan dari pembelajaran itu sendiri.
Kurikulum tidaklah semata-mata muncul begitu saja, kurikulum disusun oleh
orang yang berkompeten pada bidangnya demi terwujudnya kurikulum yang
baik dan benar.

Kurikulum di tiap-tiap negara tentunya berbeda-beda dan memiliki


kelebihan masing-masing di bidang tertentu karena disusun oleh orang yang
berbeda, di Indonesia sendiri kurikulum telah berganti beberapa kali, bukan
tanpa alasan, kurikulum ini direvisi demi menutup kekurangan kurikulum
yang ada sebelumnya. Pendidikan agama Islam adalah salah Pendidikan di
Indonesia yang disorot, salah satu faktor penyebabnya adalah karena Islam
adalah mayoritas di Indonesia, sekaligus mempengaruhi kurikulum yang kini
berorientasi perbaikan akhlaq yang diadopsi dari Pendidikan agama Islam.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah itu kurikulum?
2. Apa sajakah tuntutan pengembangan kurikulum?
3. Apakah itu KTSP?
4. Apakah itu Kurikulum 2013?
5. Apa sajakah tugas guru dalam implementasi Kurikulum 2013?

C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui Bagaimanakah Pengertian Kurikulum?
2. Untuk mengetahui Apa sajakah tuntutan pengembangan kurikulum?
3. Untuk mengetahui Apakah itu KTSP?
4. Untuk mengetahui apa sajakah tugas guru dalam implementasi Kurikulum 2013?

5
BAB II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum

Secara etimologis, kurikulum berasal dari kata Bahasa latin curerer yaitu
pelari. Dan curere yang artinya tempat berlari. Pada awalnya kurikulum
adalah suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari mulai dari garis start
hingga garis finish. Kemudian pengertian kurikulum tersebut digunakan dalam
dunia Pendidikan, dengan pengertian sebagai rencana dan pengertian sebagai
rencana dan pengaturan tentang sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari
peserta didik dalam menempuh Pendidikan di Lembaga penddikan.
Kurikulum adalah sesuatu langkah-langkah yang mengantarkan peserta didik
menuju tercapainya tujuan pembelajaran1. PAI atau Pendidikan Agama Islam
tentunya memiliki kurikulum yang sedikit berbeda dengan Pendidikan Umum,
itu semua terjadi karena adanya perbedaan pada orientasi Pendidikan itu
sendiri. Dalam buku “at-tarbiyah wa at-ta’lim muqarrar lishaffi as-sadis”
dijelaskan bahwa kurikulum dalam Bahasa arab artinya “manhaj ad-dirasiy”
yang secara etimologi dapat diartikan sebagai “tujuan pembelajaran,
sedangkan definisi kurikulum itu sendiri adalah kumpulan dari pelajaran yang
wajib diikuti oleh peserta didik sepanjang tahun pembelajarannya di sekolah
yang bersangkutan, kurkulum atau manhaj ad-dirasiy juga dapat diartikan
sebagai segala hal yang dihasilkan oleh peserta didik selama tahun
pembelajarannya di sekolah.

Kurikulum juga memiliki arti yang sangat luas, yaitu mencakup komponen
yang lengkap terdiri dari rumusan tujuan Pendidikan suatu Lembaga sampai
dengan penjabarannya dalam bentuk satuan acara perkuliahan yang akan
dilakukan oleh seorang tenaga pengajar sehari-hari. Oleh karena itu, menurut
Oliver kurikulum merupakan keseluruhan program Pendidikan di Lembaga

1
Suryo Hartanto, Buku Pedoman Guru Based on Curiculum K13 (Batam: Unrika Press, 2019) Hlm. 2

6
Pendidikan yang meliputi (1) elemen program studi, (2) elemen pengalaman
belajar, (3) elemen pelayanan, dan (4) elemen kurikulum tersembunyi2.

Pengertian kurikulum sebagai mata pelajaran dapat dilihat dari pengertian


kurikulum yang dikemukakan oleh Robert M. Hutchins3, dikutip Hamalik
(2003: 4), bahwa pengertian kurikulum sebagai mata pelajaran ini yaitu
sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik, dan
merupakan konsep kurikulum yang sampai saat ini banyak mewarnai teori-
teori dan praktik Pendidikan. Sementara dalam konsep kurikulum sebagai
pengalaman belajar erat kaitannya dengan usaha untuk mendapatkan ijazah-
ijazah yang pada sarasnya menggambarkan kemampuan dan pengalaman
belajar. Artinya apabila siswa telah berhasil mendapatkan ijazah berarti ia
telah menguasai pelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

B. Tuntutan Pengembangan Kurikulum

Manusia adalah makhluk yang tidak pernah lepas dari perubahan, mulai
dari yang paling terlihat, yaitu fisik, saat lahir seluruh manusia tidak langsung
berukuran besar sebagaimana orang dewasa, manusia saat dilahirkan adalah
bayi kecil yang hanya bisa menangis, lalu makin tahun bayi ini akan menjadi
besar, tak hanya fisik, bayi ini juga mengalami perkembangan emosi, pikiran,
dan lain sebagainya. Perkembangan manusia yang tiada henti menyebabkan
segala hal yang berhubungan dengan manusia ikut berkembang secara tidak
langsung, seperti teknologi yang terus berkembang mengikuti kebutuhan
manusia yang kian beragam.

Kurikulum sebagai guider dalam hal Pendidikan tentunya harus memiliki


tujuan yang sama dan berhubungan dengan tuntutan manusia yang terus
berkembang tiap waktu, inilah yang kemudian menjadi salah satu faktor

2
Hamzah, Kurikulum dan Pembelajaran (Batam: Pilar Nusantara, 2019) Hlm. 1
3
Filsuf Pendidikan Amerika

7
urgensi pengembangan kurikulum di mana-mana. Perbedaan kurikulum di tiap
penjuru dunia dan bahkan Indonesia sangat beragam juga karena perbedaan
tuntutan di daerah masing-masing. Peran daerah mempunyai posisi yang
cukup penting. Daerah bukan saja dapat berperan dalam pengembangan
kurikulum, yang selama ini belum pernah dilakukan, tetapi juga dapat
membantu satuan Pendidikan agar berpatisipasi sebaik-baiknya dalam
kegiatan pengembangan. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum oleh
daerah menuntut kesiapan pemerintah daerah melalui dinas
Provinsi/Kabupaten/Kota dalam mengembangkan kurikulum secara
professional di daerah masing-masing. Kesiapan bagi pengembangan
kurikulum merupakan kurikulum merupakan salah satu penentu peningkatan
kualitas atau mutu Pendidikan di daerah terkait.

Tuntutan kurikulum yang bersifat desentralistik, maka kurikulum standar


yang ditentukan secara nasional juga harus tetap dipelihara. Dalam hal ini
sekolah bertanggungjawab untuk mengembangkan kurikulum, baik standar
materi, maupun proses penyampaiannya. Melalui penjelasan bahwa materi itu
ada manfaat dan relevansinya terhadap siswa, sekolah harus menciptalan
suasana belajar yang menyenangkan serta menciptakan tantangan agar siswa
tumbuh dan berkembang secara intelektual dengan ilmu pengetahuan,
terampil, memiliki sikap arif bijaksana, karakter dan memiliki kematangan
emosional. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan ini:

1. Pengembangan kurikulum tersebut harus memenuhi kebutuhan siswa.


2. Bagaimana mengembangkan keterampilan pengelolaan untuk
menyajikan kurikulum tersebut kepada siswa sedapat mungkin secara
efektif dan efisien dengan memperhatikan sumber daya yang ada.
3. Pengembangan berbagai pendekatan yang mampu mengatur
perubahan sebagai fenomena alamiah di sekolah.

Siswa harus dinilai melalui proses tes yang dibuat sesuai dengan standar
nasional dalam upaya melihat proses pencapaian kurikulum dalam upaya

8
melihat proses pencapaian kurikulum dan mencakup aspek-aspek kognitif,
afektif dan psikomotor. Sering terjadi kekeliruan, yang tampaknya kurang
berarti tetapi ternyata besar pengaruhnya. Kekeliruan tersebut adalah
perencanaan kurikulum yang langsung menentukan isinya atau materi
kurikulum. Penentuan materi itu didasari pada tersedianya buku/diktat
pelajaran tertentu. Kita lupa, bahwa materi/isi kurikulum yang disusun itu
adalah untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, bahwa kurikulum yang
direncanakan itu seharusnya mengikuti pola, organisasi tertentu.

C. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

KTSP datang sebagai penyempurna dari kurikulum sebelumnya yakni


kurikulum 2004 (KBK). Penerapan KTSP adalah sebagai suatu proses
penerapan ide, konsep dan kebijakan KTSP dalam suatu aktivitas
pembelajaran pembelajaran sehingga peserta didik menguasai kompetensi
tertentu, sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang disusun secara
operasional dan dilaksanakan berdasarkan konsep standar nasional
Pendidikan. Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah memandirikan
dan memberdayakan satuan Pendidikan melalui pemberian kewenangan
(otonomi) kepada Lembaga Pendidikan dan mendorong sekolah untuk
melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam
mengembangkan kurikulum.
Kurikulum ini pada dasarnya sama dengan Kurikulum 2004. Perbedaan
menonjol terletak pada kewenangan dalam penyusunannya, yaitu mengacu
pada jiwa dari desentralisasi sistem pendidikan. Pada Kurikulum 2006,
pemerintah pusat menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Guru dituntut mampu mengembangkan sendiri silabus dan penilaian sesuai
kondisi sekolah dan daerahnya. Hasil pengembangan dari semua mata
pelajaran dihimpun menjadi sebuah perangkat dinamakan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP).
KTSP adalah upaya untuk meningkatkan kinerja dan pemberdayaan
peserta didik. Untuk tujuan ini, sangatlah sulit bila dilakukan dengan

9
menggunakan tes-tes objektif (yang sama untuk semua peserta didik). Setiap
guru harus memahami tujuan desain penilaian kelas dengan baik agar fungsi
yang telah disebutkan terlaksana. Jika dalam penilaian kelas, siswa jauh
sekali dari pencapaian tujuan intruksional maka diharapkan guru segera
mencari pemecahan masalahnya. Pedoman pembelajaran bisa digunakan guru
dalam pembentukan disiplin siswa di sekolah dan juga pembinaan disiplin
belajar siswa akan dapat tercipta melalui konsep yang jelas dan sistematis.
Berdasarkan teori yang telah dikembangkan, maka yang dimaksud dengan
KTSP adalah kurikulum yang dikembangkan sesuai dengan satuan
Pendidikan, potensi sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat setempat dan
karakteristik peserta didik.

D. Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang berbasis kompetensi yang


pernah digagas dalam rintisan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) 2004,
tapi belum terselesaikan karena desakan untuk segera mengimplementasikan
kurikulum tingkat satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Rumusannya berdasarkan
pada sudut pandang yang berbeda dengan kurikulum berbasis materi,
sehingga sangat dimungkinkan terjadi perbedaan persepsi tentang bagaimana
kurikulum seharusnya dirancang.
perbedaan kurikulum 2013 dan KTSP :
1. Kurikulum 2013: SKL  (Standar Kompetensi Lulusan) ditentukan
terlebih dahulu, melalui Permendikbud No 54 Tahun 2013. Setelah itu
baru ditentukan Standar Isi, yang bebentuk Kerangka Dasar Kurikulum,
yang dituangkan dalam Permendikbud No 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013
KTSP: Standar Isi ditentukan terlebih dahulu melaui Permendiknas No
22 Tahun 2006. Setelah itu ditentukan SKL (Standar Kompetensi
Lulusan) melalui Permendiknas No 23 Tahun 2006
2. Kurikulum 2013: Aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skills
dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan

10
pengetahuan
KTSP: lebih menekankan pada aspek pengetahuan
3. Kurikulum 2013: di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-VI
KTSP: di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-III
4. Kurikulum 2013: Jumlah jam pelajaran per minggu lebih banyak dan
jumlah mata pelajaran lebih sedikit dibanding KTSP
KTSP: Jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata pelajaran
lebih banyak dibanding Kurikulum 2013
5. Kurikulum 2013: Proses pembelajaran setiap tema di jenjang SD dan
semua mata pelajaran di jenjang SMP/SMA/SMK dilakukan dengan
pendekatan ilmiah (saintific approach), yaitu standar proses dalam
pembelajaran terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan,
Menyimpulkan.
KTSP: Standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi,
Elaborasi, dan Konfirmasi
6. Kurikulum 2013: TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bukan
sebagai mata pelajaran, melainkan sebagai media pembelajaran
KTSP: TIK sebagai mata pelajaran
7. Kurikulum 2013: Standar penilaian menggunakan penilaian otentik, yaitu
mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan
berdasarkan proses dan hasil.
KTSP: Penilaiannya lebih dominan pada aspek pengetahuan
8. Kurikulum 2013: Pramuka menjadi ekstrakuler wajib
KTSP: Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib
9. Kurikulum 2013: Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X untuk jenjang
SMA/MA
KTSP: Penjurusan mulai kelas XI
10. Kurikulum 2013: BK lebih menekankan mengembangkan potensi siswa
KTSP: BK lebih pada menyelesaikan masalah siswa

11
Penerapan kurikulum 2013 yang menitikberatkan pada penyederhanaan,
tematik-integratif mengacu pada kurikulum 2006 di mana ada beberapa
permasalahan di antaranya, (i) konten kurikulum yang masih terlalu padat, ini
ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang
keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia
anak; (ii) belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan
fungsi dan tujuan pendidikan nasional; (iii) kompetensi belum
menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan
pengetahuan; beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan
perkembangan kebutuhan (misalnya Pendidikan karakter, metodologi
pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan)
belum terakomodasi dalam kurikulum; (iv) belum peka dan tanggap terhadap
perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global;(v)
standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran
yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan
berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru; (iv) standar penialaian
belum mengarahkan pada penialaian berbasis kompetensi (proses dan hasil)
dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala; dan (vii)
dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak
menimbulkan multi tafsir.

E. Tugas Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013


Dalam implementasi kurikulum 2013, setidaknya ada 3 (tiga) hal yang
bisa dilakukan guru. Pertama, perubahan mindset/pola pikir, kedua, tindakan
konstruksif dan inovatif, ketiga, sikap teladan guru. Tiga hal tersebut adalah
tiga poin penting yang dapat guru lakukan dalam implementasi kuriukulum
2013.
Dalam kurikulum 2013 ini, paling tidak sekolah harus memiliki school
culture4. Budaya sekolah dipengaruhi oleh banyak factor, antara lain antusias
guru dalam mengajar dan penguasaan materi dalam segala model

4
Budaya sekolah (Bahasa inggris)

12
pembelajaran, patuh pada aturan, berdisiplin tinggi, sikap guru terhadap
siswa, dan gaya kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah sebagai figure
sentral harus menyadari bahwa terbentuknya kebiasaan, sikap, dan perilak
dalam konteks budaya sekolah sangat dipengaruhi oleh pribadi, gaya
kepemimpinan, dan cara dia melihat perkembangan yang bersifat visioner.
Perkembangan budaya sekolah yang lebih baik dan sehat harus dimulai dari
kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah yang mampu mengembangun
tim kerja, belajar dari guru, staf tata usaha dan siswa, terbuka untuk jalur
komunikasi dengan lingkungan luas, akses informasi akan mampu
mengembangkan budaya positif sekolah demi terwujudnya sekolah mandiri
yang berada di atas kemampuannya sendiri, hal tersebut terlaksana secara
optimal.

13
BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada dasarnya kurikulum di Indonesia telah 11 kali melakukan pergantian,


bukan tanpa alasan, tapi karena kurikulum dinilai urgent untuk melakukan
pergantian yang disebabkan oleh tuntutan dunia saat ini. KTSP yang diberlakukan
sejak tahun 2006 kemudian diganti dengan K13 adalah salah satu bukti nyata
bahwa kurikulum Pendidikan di Indonesia memang perlu terus dilakukan revisi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Tim Litbang Kurikulum KMI Pondok Modern Darussalam Gontor. 2011.


Ushulu At Tarbiyah Wa At Ta’lim Muqarrar Lishaffi At Tsalist. Ponorogo:
Darussalam Press.

Tim Litbang Kurikulum KMI Pondok Modern Darussalam Gontor. 2011.


Ushulu At Tarbiyah Wa At Ta’lim Muqarrar Lishaffi Ar Rabi’. Ponorogo:
Darussalam Press.

Hartanto, Suryo. 2019. Buku Pedoman Guru Based on Curiculum K13.


Batam: Unrika Press.

Hamzah. 2019. Kurikulum dan Pembelajaran. Batam: Pilar Nusantara.

15

Anda mungkin juga menyukai