KURIKULUM 2013
TUGAS MAKALAH
Disampaikan dalam Seminar Kelas Mata Kuliah Kurikulum PAI
Program Studi Strata S1 Pendidikan Agama Islam
Dosen Pengampuh:
Dr. H. Hamzah, S.Ag., M.Ag.
Oleh :
Tri Kurniawan (1207.19.2252)
Ramadhan (1207.19.
Nama : Ramadhan
Tempat/Tgl lahir :
No. Telepon :
Asal Sekolah :
Alamat :
Data Orang Tua Nirm : 1207.19.
Nama Ayah :
Nama Ibu :
No. Tlp Ayah/Ibu :
2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita sehingga
penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat dan salam
senantiasa kita panjatkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Karena
perjuangan Beliau lah kita dapat merasakan nikmat iman seperti yang kita rasakan
saat ini.
Dalam kesempatan kali ini, Penulis hendak mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. H. Hamzah, S.Ag., M.Ag. sebagai
Dosen Pengampu mata kuliah Kurikulum PAI, Karena atas bimbingan dan arahan
nya Penulis dapat terarah membuat makalah ini.
Terimakasih.
Pemakalah
3
BIODATA PEMAKALAH................................................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iv
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. RumusanMasalah...................................................................................................2
C. TujuanMasalah.......................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. OrganisasiIslam SebagaiPendukungPendidikan.....................................................3
B. Pendidikan Islam....................................................................................................6
C. PengaruhPenjajahanBelandaTerhadapPerjalananPendidikan Islam........................8
1. Pendidikan pada Masa Penjajahan Hingga Setelah Kemerdekaan....................10
2. KesimpulanpengaruhBelandake Indonesia.......................................................11
BAB III............................................................................................................................12
PENUTUP.......................................................................................................................12
A. Kesimpulan..........................................................................................................12
B. Saran....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................13
4
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Segala sesuatu tentunya perlu tujuan dan arahan, sebagaimana peta atau
petunujuk jalan, kurikulum datang sebagai pengarah, penuntun jalan
pembelajaran menuju tercapainya tujuan dari pembelajaran itu sendiri.
Kurikulum tidaklah semata-mata muncul begitu saja, kurikulum disusun oleh
orang yang berkompeten pada bidangnya demi terwujudnya kurikulum yang
baik dan benar.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah itu kurikulum?
2. Apa sajakah tuntutan pengembangan kurikulum?
3. Apakah itu KTSP?
4. Apakah itu Kurikulum 2013?
5. Apa sajakah tugas guru dalam implementasi Kurikulum 2013?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui Bagaimanakah Pengertian Kurikulum?
2. Untuk mengetahui Apa sajakah tuntutan pengembangan kurikulum?
3. Untuk mengetahui Apakah itu KTSP?
4. Untuk mengetahui apa sajakah tugas guru dalam implementasi Kurikulum 2013?
5
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
Secara etimologis, kurikulum berasal dari kata Bahasa latin curerer yaitu
pelari. Dan curere yang artinya tempat berlari. Pada awalnya kurikulum
adalah suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari mulai dari garis start
hingga garis finish. Kemudian pengertian kurikulum tersebut digunakan dalam
dunia Pendidikan, dengan pengertian sebagai rencana dan pengertian sebagai
rencana dan pengaturan tentang sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari
peserta didik dalam menempuh Pendidikan di Lembaga penddikan.
Kurikulum adalah sesuatu langkah-langkah yang mengantarkan peserta didik
menuju tercapainya tujuan pembelajaran1. PAI atau Pendidikan Agama Islam
tentunya memiliki kurikulum yang sedikit berbeda dengan Pendidikan Umum,
itu semua terjadi karena adanya perbedaan pada orientasi Pendidikan itu
sendiri. Dalam buku “at-tarbiyah wa at-ta’lim muqarrar lishaffi as-sadis”
dijelaskan bahwa kurikulum dalam Bahasa arab artinya “manhaj ad-dirasiy”
yang secara etimologi dapat diartikan sebagai “tujuan pembelajaran,
sedangkan definisi kurikulum itu sendiri adalah kumpulan dari pelajaran yang
wajib diikuti oleh peserta didik sepanjang tahun pembelajarannya di sekolah
yang bersangkutan, kurkulum atau manhaj ad-dirasiy juga dapat diartikan
sebagai segala hal yang dihasilkan oleh peserta didik selama tahun
pembelajarannya di sekolah.
Kurikulum juga memiliki arti yang sangat luas, yaitu mencakup komponen
yang lengkap terdiri dari rumusan tujuan Pendidikan suatu Lembaga sampai
dengan penjabarannya dalam bentuk satuan acara perkuliahan yang akan
dilakukan oleh seorang tenaga pengajar sehari-hari. Oleh karena itu, menurut
Oliver kurikulum merupakan keseluruhan program Pendidikan di Lembaga
1
Suryo Hartanto, Buku Pedoman Guru Based on Curiculum K13 (Batam: Unrika Press, 2019) Hlm. 2
6
Pendidikan yang meliputi (1) elemen program studi, (2) elemen pengalaman
belajar, (3) elemen pelayanan, dan (4) elemen kurikulum tersembunyi2.
Manusia adalah makhluk yang tidak pernah lepas dari perubahan, mulai
dari yang paling terlihat, yaitu fisik, saat lahir seluruh manusia tidak langsung
berukuran besar sebagaimana orang dewasa, manusia saat dilahirkan adalah
bayi kecil yang hanya bisa menangis, lalu makin tahun bayi ini akan menjadi
besar, tak hanya fisik, bayi ini juga mengalami perkembangan emosi, pikiran,
dan lain sebagainya. Perkembangan manusia yang tiada henti menyebabkan
segala hal yang berhubungan dengan manusia ikut berkembang secara tidak
langsung, seperti teknologi yang terus berkembang mengikuti kebutuhan
manusia yang kian beragam.
2
Hamzah, Kurikulum dan Pembelajaran (Batam: Pilar Nusantara, 2019) Hlm. 1
3
Filsuf Pendidikan Amerika
7
urgensi pengembangan kurikulum di mana-mana. Perbedaan kurikulum di tiap
penjuru dunia dan bahkan Indonesia sangat beragam juga karena perbedaan
tuntutan di daerah masing-masing. Peran daerah mempunyai posisi yang
cukup penting. Daerah bukan saja dapat berperan dalam pengembangan
kurikulum, yang selama ini belum pernah dilakukan, tetapi juga dapat
membantu satuan Pendidikan agar berpatisipasi sebaik-baiknya dalam
kegiatan pengembangan. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum oleh
daerah menuntut kesiapan pemerintah daerah melalui dinas
Provinsi/Kabupaten/Kota dalam mengembangkan kurikulum secara
professional di daerah masing-masing. Kesiapan bagi pengembangan
kurikulum merupakan kurikulum merupakan salah satu penentu peningkatan
kualitas atau mutu Pendidikan di daerah terkait.
Siswa harus dinilai melalui proses tes yang dibuat sesuai dengan standar
nasional dalam upaya melihat proses pencapaian kurikulum dalam upaya
8
melihat proses pencapaian kurikulum dan mencakup aspek-aspek kognitif,
afektif dan psikomotor. Sering terjadi kekeliruan, yang tampaknya kurang
berarti tetapi ternyata besar pengaruhnya. Kekeliruan tersebut adalah
perencanaan kurikulum yang langsung menentukan isinya atau materi
kurikulum. Penentuan materi itu didasari pada tersedianya buku/diktat
pelajaran tertentu. Kita lupa, bahwa materi/isi kurikulum yang disusun itu
adalah untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, bahwa kurikulum yang
direncanakan itu seharusnya mengikuti pola, organisasi tertentu.
9
menggunakan tes-tes objektif (yang sama untuk semua peserta didik). Setiap
guru harus memahami tujuan desain penilaian kelas dengan baik agar fungsi
yang telah disebutkan terlaksana. Jika dalam penilaian kelas, siswa jauh
sekali dari pencapaian tujuan intruksional maka diharapkan guru segera
mencari pemecahan masalahnya. Pedoman pembelajaran bisa digunakan guru
dalam pembentukan disiplin siswa di sekolah dan juga pembinaan disiplin
belajar siswa akan dapat tercipta melalui konsep yang jelas dan sistematis.
Berdasarkan teori yang telah dikembangkan, maka yang dimaksud dengan
KTSP adalah kurikulum yang dikembangkan sesuai dengan satuan
Pendidikan, potensi sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat setempat dan
karakteristik peserta didik.
D. Kurikulum 2013
10
pengetahuan
KTSP: lebih menekankan pada aspek pengetahuan
3. Kurikulum 2013: di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-VI
KTSP: di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-III
4. Kurikulum 2013: Jumlah jam pelajaran per minggu lebih banyak dan
jumlah mata pelajaran lebih sedikit dibanding KTSP
KTSP: Jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata pelajaran
lebih banyak dibanding Kurikulum 2013
5. Kurikulum 2013: Proses pembelajaran setiap tema di jenjang SD dan
semua mata pelajaran di jenjang SMP/SMA/SMK dilakukan dengan
pendekatan ilmiah (saintific approach), yaitu standar proses dalam
pembelajaran terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan,
Menyimpulkan.
KTSP: Standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi,
Elaborasi, dan Konfirmasi
6. Kurikulum 2013: TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bukan
sebagai mata pelajaran, melainkan sebagai media pembelajaran
KTSP: TIK sebagai mata pelajaran
7. Kurikulum 2013: Standar penilaian menggunakan penilaian otentik, yaitu
mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan
berdasarkan proses dan hasil.
KTSP: Penilaiannya lebih dominan pada aspek pengetahuan
8. Kurikulum 2013: Pramuka menjadi ekstrakuler wajib
KTSP: Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib
9. Kurikulum 2013: Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X untuk jenjang
SMA/MA
KTSP: Penjurusan mulai kelas XI
10. Kurikulum 2013: BK lebih menekankan mengembangkan potensi siswa
KTSP: BK lebih pada menyelesaikan masalah siswa
11
Penerapan kurikulum 2013 yang menitikberatkan pada penyederhanaan,
tematik-integratif mengacu pada kurikulum 2006 di mana ada beberapa
permasalahan di antaranya, (i) konten kurikulum yang masih terlalu padat, ini
ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang
keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia
anak; (ii) belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan
fungsi dan tujuan pendidikan nasional; (iii) kompetensi belum
menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan
pengetahuan; beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan
perkembangan kebutuhan (misalnya Pendidikan karakter, metodologi
pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan)
belum terakomodasi dalam kurikulum; (iv) belum peka dan tanggap terhadap
perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global;(v)
standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran
yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan
berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru; (iv) standar penialaian
belum mengarahkan pada penialaian berbasis kompetensi (proses dan hasil)
dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala; dan (vii)
dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak
menimbulkan multi tafsir.
4
Budaya sekolah (Bahasa inggris)
12
pembelajaran, patuh pada aturan, berdisiplin tinggi, sikap guru terhadap
siswa, dan gaya kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah sebagai figure
sentral harus menyadari bahwa terbentuknya kebiasaan, sikap, dan perilak
dalam konteks budaya sekolah sangat dipengaruhi oleh pribadi, gaya
kepemimpinan, dan cara dia melihat perkembangan yang bersifat visioner.
Perkembangan budaya sekolah yang lebih baik dan sehat harus dimulai dari
kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah yang mampu mengembangun
tim kerja, belajar dari guru, staf tata usaha dan siswa, terbuka untuk jalur
komunikasi dengan lingkungan luas, akses informasi akan mampu
mengembangkan budaya positif sekolah demi terwujudnya sekolah mandiri
yang berada di atas kemampuannya sendiri, hal tersebut terlaksana secara
optimal.
13
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan
14
DAFTAR PUSTAKA
15