Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM


DI INDONESIA

Disusun Untuk Memenuhi Kurikulum dan Pembelajaran


Dosen pengampu : Dr.Rajaminsah, M.M.Pd

Disusun oleh :

Bunga Amanda Octaviani (12522.00027)


Neneng Siti Nurhaliza (12522.00025)
Nurbaiti Djafar( 12522.00046 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SABILI BANDUNG
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Peran Kepala
Sekolah Atau Madrasah Dalam Praktek Pengembangan Kurikulum Di Indonesia” Tak lupa
shalawat beserta salam semoga disampaikan Allah kepada Nabi Muhammad SAW , menjadikan
suri tauladan dalam setiap sikap dan tindakan kita sebagai seorang intelektual muslim.
Penulisan Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kurikulum dan
Pembelajaran Selain itu, penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat sekaligus
menambah wawasan bagi pembaca.Ucapan terima kasih saya tujukan kepada ibu Dr.Rajaminsah,
M.M.Pd
sebagai dosen pengampu mata kuliah, yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan
serta masukan-masukan yang bermanfaat dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan baik
dari segi isi maupun dari segi penggunaan bahasa yang jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat diharapkan agar memperbaiki kekurangan dan kelemahan
dalam makalah ini.

Bandung, Oktober 2023

Bunga Amanda O
Nurbaiti Djafar
Neneng Siti Nurhaliza

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................ii


DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I .......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 5
C. Tujuan Masalah .......................................................................................................... 5
BAB II ........................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 6
A. Kurikulum ................................................................................................................... 6
B. Hakikat Pengembangan Kurikulum......................................................................... 7
C. Kepala sekolah sebagai pengembang kurikulum .................................................... 8
D. Tanggung Jawab kepala sekolah dalam pengembangan kurikulum .................... 9
E. Peran dan Tugas Kepala Sekolah Dalam Pengembangam Kurikulum .............. 10
BAB III..................................................................................................................................... 14
KESIMPULAN ....................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan salah satu elemen penting dalam pembangunan suatu
negara, karena pendidikan memiliki peran yang sangat vital dalam pembentukan karakter
individu, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan mendorong pertumbuhan
ekonomi serta kemajuan sosial. Di Indonesia, pengembangan kurikulum menjadi salah satu
aspek utama dalam sistem pendidikan, yang bertujuan untuk menghasilkan kurikulum yang
relevan dengan kebutuhan masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan, dan tantangan
global.
Seiring perkembangan zaman yang sangat cepat dan modern membuat dunia
pendidikan semakin penuh dengan dinamika. Di Indonesia sendiri dinamika itu tampak
dari tidak henti-hentinya sejumlah masalah yang melingkupi dunia pendidikan.Kurikulum
yang berkualitas merupakan fondasi utama dalam meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia. Oleh karena itu, penting untuk memahami peran yang dimainkan oleh kepala
sekolah atau madrasah dalam pengembangan kurikulum.
Kepala sekolah atau madrasah memiliki posisi strategis dalam mengelola dan
memimpin lembaga pendidikan, termasuk dalam proses pengembangan kurikulum.
Kepemimpinan mereka dalam hal ini dapat mempengaruhi kualitas pendidikan yang
diselenggarakan di sekolah atau madrasah mereka.
Selain itu, Indonesia telah mengalami berbagai perubahan dalam pendekatan
pendidikan dan pengembangan kurikulum selama beberapa dekade terakhir. Reformasi
pendidikan, pergeseran paradigma pembelajaran, serta peningkatan akses dan inklusi
pendidikan adalah beberapa tren yang memengaruhi pengembangan kurikulum di
Indonesia. Dalam konteks ini, peran kepala sekolah atau madrasah menjadi semakin
penting, karena mereka harus mampu mengadaptasi dan mengimplementasikan berbagai
perubahan ini dengan efektif.

4
Ketika kepala sekolah atau madrasah memiliki pemahaman yang baik tentang
prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang berkualitas, mereka dapat memastikan
bahwa kurikulum yang disusun sesuai dengan kebutuhan dan potensi siswa,
memungkinkan peningkatan mutu pendidikan secara berkelanjutan. Profesionalisme
tenaga pendidik dan tenaga kependidikan juga secara konsinten menjadi salah satu faktor
terpenting dari mutu pendidikan.
Oleh karena itu, makalah ini akan mengkaji peran kepala sekolah atau madrasah
dalam praktek pengembangan kurikulum di Indonesia, dengan tujuan untuk memahami
kontribusi mereka dalam meningkatkan kualitas pendidikan nasional dan menyelesaikan
tantangan-tantangan yang dihadapi dalam konteks perkembangan kurikulum.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Pengertian Kurikulum?
2. Apa itu Hakikat pengembangan Kurikulum?
3. Bagaimana Peran kepala sekolah/madrasah memengaruhi mutu pendidikan melalui
pengembangan kurikulum di Indonesia?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Apa itu Kurikulum?
2. Untuk Mengetahui Hakikat pengembangan Kurikulum?
3. Untuk Mengetahui Peran kepala sekolah/madrasah memengaruhi mutu pendidikan
melalui pengembangan kurikulum di Indonesia?

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kurikulum
Dalam mengertikan Kurikulum, setiap orang, kelompok masyarakat, atau ahli
pendidikan dapat mempunyai penafsiran yang berbeda tentang pengertian kurikulum.
Berdasarkan studi yang telah dilakukan oleh banyak ahli, dapat disimpulkan bahwa
pengertian kurikulum dapat ditinjau dari dua sisi yang berbeda, yakni menurut pandangan
lama dan pandangan baru.
Kurikulum berasal dari kata curir yang artinya pelari dan curere artinya tempat
berpacu atau tempat lomba. Di Indonesia Istilah “Kurikulum” boleh dikatakan menjadi
popular sejak tahun lima puluhan yang diopulerkan oleh mereka yang memperoleh
pendidikan di Amerika Serikat. Kini Istilah itu sudah dikenal orang diluar
pendidikan.Sebelumnya yang lazim digunakan ialah “rencana pelajaran”.
Menurut pandangan Lama, atau sering juga disebut pandangan Tradisional,
merumuskan bahwa kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh
peserta didik untuk memperoleh ijazah, dan mempunyai system penyampaian yang
digunakan oleh guru adalah system penuangan (imposisi).Pada hakikatnya kurikulum sama
artinya dengan rencana pelajaran. Menurut (Nasution, 1993) sebagaimana yang dikutip
dari buku Hilda Taba mengartikan kurikulum sebagai “a plan for learning” yakni sesuatu
yang direncanakan untuk pelajaran Anak.
(Indonesia, 2003) Kurikulum menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (19)
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu. Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan
Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada Tahun 2004 dan
KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara
terpadu.
6
B. Hakikat Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum pada hakikatnya adalah proses penyusunan rencana
tentang isi dan bahan pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa serta bagaimana cara
mempelajarinya. Dengan demikian persoalan mengembangkan isi dan pendekatan
pembelajaran ini adalah suatu proses yang panjang dan rumit, karena menentukan materi
dan metode pembelajarannya harus dimulai dari visi dan misi dari sebuah lembaga
pendidikan. Visi dan misi itu juga berkaitan dengan norma yang dianut oleh sebuah
masyarakat.
Hal ini berarti pengembangan kurikulum harus dimulai dari menentukan orientasi
kurikulum yaitu kebijakan umum dan tujuan pendidikan, pandangan tentang hakikat
belajar dan hakikat anak didik, pandangan tentang keberhasilan implementasi kurikulum,
metode yang digunakan dan daya dukung lainnya. Lebih lanjut orientasi pengembangan
kurikulum diarahkan kepada enam hal berikut ini:
1) Tujuan pendidikan yang meliputi arah lapangan kerja atau dapat melanjutkan
pendidikan. Jika seorang lulusan tidak mampu melanjutkan pendidikannya maka ada
stake holder yang dapat menggunakannya sebagai tenaga kerja.
2) Pandangan tentang anak didik: apakah anak didik dianggap sebagai unsur yang pasif
atau aktif .
3) Pandangan tentang proses pembelajaran: apakah pembelajaran itu dianggap sebagai
proses transformasi ilmu pengetahuan atau proses mengubah prilaku anak
4) Pandangan tentang lingkungan: apakah lingkungan belajar harus dikelola secara formal
atau bebas yang dapat memberikan kebebasan kepada anak untuk belajar.
5) Konsepsi tentang peranan guru: apakah guru harus berperan sebagai instruktur yang
bersifat autoriter atau guru dianggap sebagai fasilitator yang siap membimbing anak
didik untuk belajar.
6) Evaluasi belajar: apakah mengukur hasil belajar dengan menggunakan standar
ketuntasan minimal atau ditentukan oleh stake holder.
Melihat kepada aspek pengembangan kurikulum di atas maka pengembangan
kurikulum itu pada hakikatnya adalah pengembangan unsur-unsur yang membentuk sistem
kurikulum itu sendiri serta pengembangan unsur-unsur pembelajaran sebagai implementasi
kurikulum. Dengan demikian maka pengembangan kurikulum memiliki dua sisi yang sama

7
pentingnya yaitu sisi kurikulum sebagai pedoman yang kemudian membentuk kurikulum
tertulis dan sisi kurikulum sebagai implementasi suatu sistem pembelajaran.
C. Kepala sekolah sebagai pengembang kurikulum
Kepala sekolah sebagai pemimpin tertinggi di sekolahnya mempunyai peranan
yang penting dalam operasional sistem pendidikan di sekolahnya masing-masing. Ia
menerjemahkan perubahan kebutuhan masyarakat dan kebudayaan ke dalam kurikulum.
Ia memberikan dorongan dan bimbingan kepada guru-guru. Perubahan atau perbaikan
akan berjalan dengan dukungan dan dorongan kepala sekolah. Peranan kepala sekolah
lebih banyak berkaitan dengan implementasi kurikulum di sekolah. Kepemimpinannya
sangat mempengaruhi suasana sekolah dan pengembangan kurikulum (S., 2003)
Ada delapan kategori kepala sekolah yang dapat memberikan perubahan kepada
kurikulum sekolahnya, yaitu:
a) Kepala sekolah yang dapat memainkan peran dalam meningkatkan kesadaran
perlunya perbaikan sekolah dan pencapaian prestasi yang tinggi.
b) Kepala sekolah yang aktif dalam penciptaan perbaikan yang konkrit itu sendiri.
Kepala sekolah juga dapat mendatangkan pihak lain seperti para ahli keilmuan, ahli
kurikulum dan orang tua siswa.
c) Kepala sekolah yang dapat menciptakan sistem hadiah (penghargaan) untuk siswa
dan guru yang mendukung orientasi akademis dan merangsang keunggulan dalam
penampilan guru dan siswa.
d) Kepala sekolah yang efektif adalah yang mampu memonitoring perkembangan siswa,
khususnya seperti tercermin dalam nilai tes siswa setiap angkatan. Tindakan ini
secara instrinsik mencerminkan kesungguhan akan akademisnya seorang pimpinan.
e) Kepala sekolah yang dapat memperoleh sumber-sumber material dan personal yang
diperlukan untuk pengajaran yang efektif dan menggunakannya secara kreatif sesuai
dengan prioritas akademis.
f) Kepala sekolah yang mampu bertanggung jawab terhadap penciptaan lingkungan
yang tertib dan aman.
g) Kepala sekolah yang mampu memonitor faktor-faktor lain yang terkait dengan
perbaikan prestasi akademik sekolah.

8
h) Namun ciri utama kepala sekolah yang efektif adalah mampu mengamati guru dalam
kelas dan melakukan perbaikan terhadap mereka tentang cara menangani masalah dan
perbaikan pengajaran.
Kepala sekolah yang tidak mampu melaksanakan ke delapan hal di atas dapat dipastikan
ia tidak akan mampu melaksanakan pengembangan kurikulum, karena sesuai dengan
yang telah disebutkan sebelumnya bahwa pengembangan kurikulum adalah membuat
rancangan pendidikan yang dapat membentuk kepribadian, memberikan pengetahuan dan
melatih skill anak didik baik untuk masa sekarang maupun untuk masa akan datang.
D. Tanggung Jawab kepala sekolah dalam pengembangan kurikulum
Sebagai pengelola pendidikan berarti kepala sekolah bertanggung jawab terhadap
keberhasilan penyelenggaraan kegiatan pendidikan dengan cara melaksanakan
administrasi sekolah dengan seluruh substansinya. Disamping itu, kepala sekolah juga
bertanggung jawab terhadap kualitas sumber daya manusia yang ada agar mereka mampu
menjalankan tugas-tugas pendidikan. Sebagai pengelola, kepala sekolah memiliki tugas
untuk mengembangkan kinerja para personal (terutama para guru) kearah profesionalisme
yang diharapkan.
Sebagai pemimpin formal, kepala sekolah bertanggung jawab atas tercapainya
tujuan pendidikan melalui upaya menggerakkan para bawahan ke arah pencapaian tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini kepala sekolah bertugas melaksanakan
fungsi-fungsi kepemimpinan, baik fungsi yang berhubungan dengan pencapaian tujuan
pendidikan maupun penciptaan iklim sekolah yang kondusif bagi terlaksananya proses
belajar mengajar secara efektif dan efisien. Tanggung jawab atau amanah merupakan
beban yang harus dipikul dan melekat pada seorang kepala sekolah yang harus
dipertanggung jawabkan dalam organisasi dan dihadapan Allah kelak, sekaligus sebagai
peluang untuk beribadah kepada Allah serta memberikan manfaat bagi orang lain.
Tanggung jawab juga berkaitan dengan resiko yang dihadapi oleh seorang
pemimpin, baik berupa sanksi dari atasan atau pihak lain yang berhubungan dengan
perbuatan yang dilakukan, maupun yang dilakukan oleh bawahan, guru, karyawan dan
tenaga kependidikan Tanggung jawab seorang pemimpin harus dibuktikan bahwa kapan
saja dia harus siap untuk melaksanakan tugas. Dia harus tetap siaga bila ada perintah dari

9
yang lebih atas. Untuk itu, dia harus seorang pekerja keras (hard worker), berdedikasi
(dedicated employer), dan seorang saudagar (memiliki seribu akal).
E. Peran dan Tugas Kepala Sekolah Dalam Pengembangam Kurikulum
(Wahyosumidjo, 2002) mendefinisikan Kepala Sekolah sebagai seorang tenaga
fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan
proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi
pelajaran dan murid sebagai penerima pelajaran.
Menurut (Mulyasa, 2011), pengertian kepala sekolah adalah salah satu komponen
pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Kepala
Sekolah adalah penanggung jawab atas penyelenggaraan pendidikan, administrasi
sekolah, pembinaan tenaga pendidikan lainnya, pendayagunaan serta pemeliharaan sarana
dan prasarana juga sebagai supervisor pada sekolah yang dipimpinnya. Jika dilihat dari
syarat guru untuk menjadi Kepala Sekolah, Kepala Sekolah bisa dikatakan sebagai
jenjang karier dari jabatan fungsional guru.
Adapun tugas dan peran kepala sekolah dalam pengembangan kurikulum adalah
sebagai berikut:
1) Kepala sekolah sebagai leader (pemimpin)
Kepala sekolah sebagai leader harus mampu memberikan petunjuk dan
pengawasan terhadap warga sekolahnya khususnya team pengembang kuriklum.
Kemampuannya dalam memberikan petunjuk dapat lihat dari kemampuannya
menerjemahkan visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan dan
melaksanakan keputusan atau program untuk mewujudkan visi dan misi ke dalam
tindakan pengembangan kurikulum. Melaksanakan suatu pembaharuan atau
pengembangan adalah suatu hal yang berat, karena tidak semua orang mau dan mampu
bekerja untuk suatu pembaharuan. Oleh karena itu kadang-kadang kepala sekolah harus
bersifat autoriter, laissez-faire di samping sifat utamanya adalah demokrasi.
2) Kepala sekolah sebagai penanggungjawab
(Daryanto, 2006) Kepala sekolah merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap
kelancaran seluruh kegiatan sekolah. Ia memiliki wewenang dan tanggungjawab penuh
untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah yang
dipimpinnya. Ia juga bertanggungjawab terhadap relevansi antara kondisi dan

10
kebutuhan masyarakat di sekitar sekolah dengan kurikulum sekolahnya. Selalu kreatif
untuk mengembangkan kurikulum sekolahnya dengan berpedoman kepada landasan-
landasan pengembangan kurikulum. Dengan cara seperti ini tuntutan masyarakat di
sekitar sekolah akan dapat terpenuhi.
3) Kepala sekolah sebagai manajer
Manajemen pada hakikatnya merupakan suatu proses merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin dan mengendalikan dan
mendayagunakan setiap unsur dalam sebuah organisasi dalam rangka mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Dengan demikian sebagai manajer di sekolah, pertama kepala
sekolah harus memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama baik antar
elemen di sekolah maupun luar sekolah dalam rangka mewujudkan visi dan misi
sekolah yang telah tertuang dalam kurikulum. Kedua kepala sekolah harus menciptakan
program-program up-grading kualitas atau memberikan kesempatan kepada para
tenaga kependidikan di sekolahnya untuk meningkatkan profesinya (inservice training)
sesuai dengan kurikulum yang sedang dilaksanakannya. Ketiga mendorong
keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam setiap kegiatan sekolah (partisipatif).
Sebagai landasan dalam melaksanakan hal ini ia boleh berpedoman kepada asas tujuan,
asas keunggulan, asas mufakat, asas kesatuan dan persatuan, asas empirisme, asas
kekeluargaan dan asas integritas.
4) Kepala sekolah sebagai administrator
Sebagai administrator kepala sekolah memiliki peranan yang besar terhadap
berbagai aktivitas pengelolaan administrasi sekolah. Pengembangan kurikulum adalah
sangat berkaitan dengan administrasi pendidikan, karena kurikulum yang
dikembangkan itu harus sesuai dengan administrasi anak didik, personalia, sarana,
keuangan, bimbingan dan konselling dan daya dukung lainnya. Dengan demikian
kepala sekolah harus mampu mengembangkan secara serentak antara tujuan yang harus
dicapai oleh anak didik dengan pengelolaan semua potensi sekolah secara keseluruhan,
karena ketidakmampuan pengelolaan daya dukung lainnya akan menghalangi
pencapaian tujuan pendidikan. Jika hal ini terjadi maka kepala sekolah atau pimpinan
sebuah lembaga pendidikan dapat disalahkan.
5) Kepala sekolah sebagai innovator

11
Dalam rangka melaksanakan perannya sebagai innovator, kepala sekolah harus
mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan pihak-pihak lain seperti pusat
pengembangan kurikulum, lembaga penelitian, perguruan tinggi, lembaga-lembaga
ilmu pengetahuan, perusahaan-perusahaan swasta baik dalam negeri maupun luar
negeri untuk mencari ide-ide baru, model-model pembelajaran baru yang
memungkinkan untuk dikembangkan atau diadaptasikan di sekolahnya. Di samping itu
ia harus mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan dalam usaha
pengembangan tersebut. Hal terakhir ini sangat diperlukan, karena biasanya memulai
suatu yang baru adalah berat, oleh karena perlu kepada pengawasan, reward bahkan
punishment jika diperlukan. Meskipun demikian pengawasan, reward dan punishment
tidak akan mampu meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja ke tingkat maksimum
tanpa dibarengi dengan up-grading kemampuan dan pembinaan mental. Sifat inovatif
kepala sekolah ini akan terlihat dalam pekerjaannya yang konstruktif, kreatif, delegatif,
rasional dan objektif, pragmatis, keteladanan, disiplin, adaptable dan fleksibel.
6) Kepala sekolah sebagai edukator (pendidik)
Kepala sekolah pada dasarnya adalah seorang pendidik. Ia memiliki strategi
tersendiri untuk dapat meningkatkan kualitas seko- lahnya. Hal ini terutama dapat
dilakukan melalui pengembangan kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum
kepala sekolah sebagai pendidik dapat melakukan empat hal berikut:
a. Pembinaan mental; yaitu membina para tenaga kependidikan tentang sikap
(semangat kerja) agar melaksanakan tugas dengan penuh tanggungjawab.
b. Pembinaan moral; yaitu membina tenaga kependidikan tentang hal-hal yang
berkaitan dengan ajaran (baik dan buruk) dari suatu perbuatan.
c. Pembinaan fisik; yaitu membina tenaga kependidikan tentang hal-hal yang
berkaitan dengan kesehatan jasmani melalui kegiatan-kegiatan olahraga, karena
olahraga juga dapat memberikan semangat kerja yang baik.
d. Pembinaan artistik; yaitu membina tenaga kependidikan dengan hal-hal yang
berkaitan dengan seni dan keindahan. Hal ini dapat dilakukan dengan karyawisata
setiap akhir tahun dan harus berkaitan dengan pengayaan pendidikan atau
pembelajaran.
7) Kepala sekolah sebagai motivator

12
Sebagai motivator kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk
meyakinkan dan motivasi para tenaga kependidikan bahwa usaha pengembangan
kurikulum mutlak diperlukan. Semua unsur harus memiliki komitmen untuk
menjadikan ide pengembangan itu terwujud. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui
intrinsic (dari dalam) maupun extrinsic (dari luar) seperti pengaturan lingkungan fisik,
pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif dan
penyediaan berbagai sumber belajar melalui pengembangan Pusat Sumber Belajar
(PSB).
8) Kepala sekolah sebagai supervisor (penyelia)
Sebagai supervisor seharusnya kegiatan supervisi itu bersifat independen, hal ini
penting untuk dapat memberikan penilaian, perbaikan dan pengendalian secara tepat.
Supervisi yang dilakukan di sekolah adalah bersifat klinis, yaitu memberikan bantuan
kepada guru dengan membahas secara bersama-sama dengan guru, bukan memberikan
perintah dan sanksi hukum. Supervisi juga dilakukan secara berkelanjutan untuk dapat
mengetahui tindak balasnya. Supervisi seperti ini dianggap tepat digunakan oleh kepala
sekolah dalam upaya pengembangan kurkulum, artinya sejauh mana kurikulum baru
itu dapat dilaksanakan.
(Taba, 1962) menjelaskan bahwa seorang kepala sekolah dalam pengembangan
kurikulum harus:
a. mampu melakukan analisis yang jelas dalam semua aspek yang berkaitan
dengan pengembangan kurikulum, oleh karena itu ia harus membentuk team
work dalam aspek-aspek tertentu yang dibutuhkan. Misalnya kepala sekolah
perlu membentuk team yang mampu menganalisa situasi (situational analysis:
lingkungan, kemampuan dan kebutuhan) masyarakat pengguna sekolah.
b. mampu memahami aspek-aspek psikologis dan teknik memberikan pelayanan
terhadap orang-orang yang tergabung dalam pengembangan kurikulum.
c. mampu memberikan bantuan pemikiran yang diperlukan oleh setiapteam
work, karena mungkin saja setiap team work menghadapi masalah yang
berbeda.

13
d. mampu melahirkan suatu pandangan baru, baik dalam pengembangan anatomi
kurikulum maupun dalam membentuk strategi kerja setiap team meskipun
harus berkonsultasi dengan konsultan dari luar sekolah.

BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan dari pernyataan ini adalah bahwa kurikulum memegang peranan yang sangat
strategis dalam sistem pendidikan, dan pengembangan kurikulum merupakan suatu keniscayaan
dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Kepala sekolah memiliki peranan yang penting
dalam pengembangan kurikulum di sekolahnya. Mereka berperan sebagai pemimpin,
penanggungjawab, manajer, inovator, edukator, motivator, dan supervisor dalam konteks
pengembangan kurikulum.
Kepala sekolah harus mampu mengarahkan seluruh elemen di sekolah untuk mewujudkan
visi dan misi pendidikan sekolah. Mereka juga harus dapat mengelola semua aspek yang berkaitan
dengan kurikulum, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan, serta memiliki kemampuan dalam
mendorong perbaikan dan perubahan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Kepala
sekolah juga perlu menjalin hubungan yang harmonis dengan berbagai pihak, termasuk lembaga
pendidikan, lembaga penelitian, dan perusahaan swasta, untuk mendukung pengembangan
kurikulum yang inovatif.
Dalam hal ini, kepala sekolah memiliki tanggung jawab besar terhadap penyelenggaraan
pendidikan di sekolahnya dan harus memastikan bahwa kurikulum yang dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat, norma yang dianut, dan visi pendidikan sekolah. Kepala sekolah
juga perlu memotivasi tenaga kependidikan di sekolahnya untuk berkomitmen terhadap
pengembangan kurikulum yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
Dengan peran dan tanggung jawab yang komprehensif ini, kepala sekolah menjadi agen utama
dalam pengembangan kurikulum yang relevan dan berkualitas di sekolah mereka, sehingga dapat
mempersiapkan anak didik untuk masa depan yang lebih baik.

14
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. (2006). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.


Indonesia, P. R. (2003). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN
2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL.
Mulyasa. (2011). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nasution, S. (1993). Pengembangan Kurikulum. Bandung: Citra Aditya Bakti.
S., N. (2003). Asas-Asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.
Taba, H. (1962). Curriculum Development Theory and Analysis. New York: court, Brace &
World, Inc.
Wahyosumidjo. (2002). Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Grafindo Persada.

15

Anda mungkin juga menyukai