Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

MENJADI PENDIDIK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kuliah

Mata Kuliah: Hadits Tarbawi

Dosen Pengampu : H. Ahmad Farhan, SS.,M.S

Kelompok 3

Nama Anggota :

1. Een Julisti
2. Nabilah Hidayatul Fitri
3. Deska Suci Wahyuni

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2022
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kami
karunia nikmat dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, dan terus
dapat menimba ilmu di Universitas Muhammadiyah Bengkulu.
Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata kuliah Hadits
Tarbawi. Adapun penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan pengetahuan
pada mata kuliah yang sedang dipelajari, agar kami semua menjadi mahasiswa yang
berguna bagi bangsa dan negara.
Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih banyak
terdapat kekurangan dan kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini kami sangat
berharap perbaikan, kritik dan saran yang sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan.
Demikian, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi kami sendiri umumnya para pembaca makalah
ini.

Terima Kasih,
Wassalamu’alaikum Wr Wb..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidik adalah orang yang memiliki tanggung jawab terhadap peserta didiknya.
Sementara itu secara khusus, pendidik dalam presfektif pendidikan islam adalah orang-
orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan
mengupayakan seluruh perkembangan potensi peserta didik baik perkembangan afektif,
kognitif, maupun perkembangan psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai ajaran-ajaran
islam. Sehubungan dengan pembahasan makalah disini yang akan dibahas bagian dari
syarat-syarat dan sifat-sifat dari pendidik. Untuk itu ada beberapa syarat seorang pendidik
diantaranya harus beriman, harus berilmu, harus mengamalkan ilmunya, harus adil dan
harus mempunyai niat yang ikhlas. Begitu pula dengan sifatnya, pendidik harus
mempunyai sifat sebagai berikut: lemah lembut dan mempunyai kasih sayang,
mengembalikan ilmu kepada Allah, memperhatikan peserta didik dan berlaku dan berkata
jujur.

B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian pendidik ?
b. Apa saja syarat-syarat pendidik ?
c. Apa sifat-sifat pendidik ?
d. Bagaimana kontroversi tentang pendidik ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian pendidik
2. Untuk mengetahui syarat-syarat pendidik
3. Untuk mengetahui sifat-sifat pendidik
4. Untuk mengetahui kontroversi tentang pendidik
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendidik Harus Beriman


Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab membimbing anak untuk mencapai
tujuan pendidikan, yaitu beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Agar tujuan tersebut
dapat tercapai,pendidik terlebih dahulu harus beriman.sehubungan dengan ini, terdapat
hadits sebagai berikut :
‫ث َأبِي‬
ِ ‫ت يا َ َرسُوْ ُل هللاِ قُلْ لِ ْي فِي اِإل ْسالَ ِم قَوْ الً الَ َأ ْسَأ ُل َع ْنهُ َأ َحدًا بَ ْعدَكَ ( َوفِي َح ِد ْي‬
ُ ‫عن سفيان بن عبد هللا الثقفي قال قُ ْل‬
‫ رواه مسلم وأحمد‬.‫ت باِهللِ فَا ْستَقِ ْم‬ ْ ُ
ُ ‫ال قلْ آ َمن‬ َ َ‫ق‬: )َ‫َسا َمةَ َغ ْي َرك‬ ‫ُأ‬

Sufyan bin Abdullah Al-Saqafiy meriwayatkan bahwa ia berkata kepada Rasulullah


: Ya Rasulullah! Katakanlah kepada saya sesuatu tentang islam yang tidak akan saya
tanyakan lagi sesudah Engkau! Nabi berkata : Katakanlah! Saya beriman kepada Allah lalu
tetapkanlah pendirianmu.
Hadits ini menunjukkan bahwa iman kepada Allah dan istiqamah dengan
pengakuan keimanan itu merupakan suatu hal yang sudah cukup dan memadai bagi
seseorang muslim. Oleh karena itu, para pendidik harus berusaha agar peserta didik
memiliki iman yang kuat dan teguh pendirian dalam melaksanakan tuntutan iman tersebut.
Segala aktivitas kependidikan agar diarahkan menuju terbentuknya pribadi-pribadi yang
beriman. Bila yang diinginkan adalah peserta didik yang beriman kepada Allah, maka
terlebih dahulu pendidik harus beriman. Tidak mungkin orang yang tidak beriman mampu
membina orang menjadi orang beriman. Orang yang tidak memiliki tidak akan mampu
memberi.
B. Pendidik Harus Berilmu
Sehubungan dengan ini ditemukan hadits sebagai berikut :
َ‫ يَقُو ُل ِإ َّن هَّللا َ ال‬- ‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫ْت َرسُو َل هَّللا‬ ُ ‫ال َس ِمع‬ ِ ‫ع َْن َع ْب ِد هَّللا ِ ب ِْن َع ْم ِرو ْب ِن ْال َع‬
َ َ‫اص ق‬
، ‫ْق عَالِ ًما‬ ِ ‫ َحتَّى ِإ َذا لَ ْم يُب‬، ‫ْض ْال ُعلَ َما ِء‬
ِ ‫ َولَ ِك ْن يَ ْقبِضُ ْال ِع ْل َم بِقَب‬، ‫ يَ ْنت َِز ُعهُ ِمنَ ْال ِعبَا ِد‬، ‫يَ ْقبِضُ ْال ِع ْل َم ا ْنتِ َزاعًا‬
‫ رواه البخارى‬.‫ضلوا‬ ُّ ‫َأ‬
َ ‫ضلوا َو‬ُّ َ َ‫ ف‬، ‫ فََأ ْفتَوْ ا بِ َغي ِْر ِع ْل ٍم‬، ‫اتَّ َخ َذ النَّاسُ ُر ُءوسًا ُجهَّاالً فَ ُسِئلُوا‬
Abdullah Ibn ‘Amru Ibn Al-‘Ash meriwayatkan bahwa ia mendengar Rasulullah
SAW. bersabda : Sesungguhnya Allah tidak menarik ilmu pengetahuan kembali dengan
mencabutnya hati sanubar manusia, akan tetapi dengan mewafatkan orang-orang
berpengetahuan (ulama). Apabila tidak ada lagi orang alim yang tersisa, manusia akan
mengangkat orang bodoh menjadi pemimpin yang dijadikan tempat bertanya. Lalu orang-
orang bodoh itu ditanya dan mereka berfatwa tanpa ilmu mengakibatkan mereka sesaat dan
menyesatkan.
Ibnu Hajar menjelaskan bahwa hadis ini berisi anjuran menjaga ilmu, peringatan
bagi pemimpin yang bodoh, peringatan bahwa yang berhak mengeluarkan fatwa adalah
pemimpin yang benar-benar mengetahui, dan larangan bagi orang berani mengeluarkan
fatwa tanpa berdasarkan ilmu pengetahuan. Hadis ini juga dijadikan alasan oleh jumhar
ulama untuk engatakan, bahwa pada zaman sekarang ini tidak ada lagi seorang mujtahid.
Dari hadis di atas dapat dipahami bahwa orang yang berfatwa dan mengajar harus
berilmu pengetahuan. Termasuk dalam hal ini adalah pendidik, guru. Bila pendidik tidak
berilmu pengetahuan, maka murid-murid yang diajarnya akan sesat atau dalam bahasa
kependidikan bila guru tidak profesional akan mengakibatkan proses pembelajaran akan
sia-sia. Dalam undang-undang guru dan dosen Republik Indonesia, salah satu syarat bagi
guru adalah profesional. Sehubungan dengan ini, Rasulullah SAW. Bersabda :
‫ رواه أبو داو‬.ُ‫ َم ْن أ ْفتى بِ َغي ِْر ِع ْل ٍم َكانَ ِإ ْث ُمهُ َعلَى َم ْن َأ ْفتَاه‬,‫عن َأبى هُ َر ْي َرةَ يَقُو ُل قَا َل َرسُو ُل هَّللا ِ صلى هللا عليه وسلم‬
Dari Abi Hurairah, Rasulullah Saw. bersabda, Siapa yang berfatwa tanpa ilmu,
maka dosanya akan dipukul oleh orang yang berfatwa itu.
Dalam hadis ini Rasulullah SAW. Menyebut, siapa yang berfatwa. Berfatwa adalah
memberikan ilmu kepada orang lain. Mengajar dan mendidik juga memberikan ilmu
kepada orang lain. Dengan demikian, keduanya sama. Berfatwa dan mendidik, mengajar
tanpa ilmu akan menyesatkan orang lain. Karena, Rasulullah SAW. Melarang keras
berfatwa bila seseorang tidak memiliki ilmu.

C. Pendidik Harus Mengamalkan Ilmunya


Selain berilmu, pendidik harus mengamalkan ilmunya. Berkaitan dengan ini
terdapat hadis :
‫ار َف َي ُدو ُر َك َما‬ ‫َأ‬
ِ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ي َُجا ُء ِبالرَّ ج ُِل َي ْو َم ْالقِ َيا َم ِة َفي ُْل َقى فِي ال َّن‬
ِ ‫ار َف َت ْن َدل ُِق ْق َتا ُب ُه فِي ال َّن‬ َ ِ ‫َعنْ ُِأ َسا َم َة َقا َل َرسُو ُل هَّللا‬
‫ت َتْأ ُم ُر َنا ِب ْال َمعْ رُوفِ َو َت ْن َها َنا َعنْ ْال ُم ْن َك ِر‬ َ ‫ك َألَي‬
َ ‫ْس ُك ْن‬ َ ‫ون َأيْ فُالَنُ َما َشْأ ُن‬ َ ُ‫ار َعلَ ْي ِه َف َيقُول‬ ‫َأ‬
ِ ‫َي ُدو ُر ْال ِح َما ُر ِب َر َحاهُ َف َيجْ َت ِم ُع هْ ُل ال َّن‬
‫ رواه البخارى‬.ِ‫ت آ ُم ُر ُك ْم ِب ْال َمعْ رُوفِ َوالَ آتِي ِه َوَأ ْن َها ُك ْم َعنْ ْال ُم ْن َك ِر َوآتِيه‬ ُ ‫َقا َل ُك ْن‬

Usamah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW. Bersabda, “Seseorang akan


didatangkan pada hari kiamat dan dilemparkan ke neraka. Maka usus-ususnya keluar di
neraka. Ia pun berputar sebagaimana berputarnya keledai di penggilingan. Para penghuni
neraka berkumpul kepadanya dan bertanya, wahai fulan! Ada apa denganmu? Bukanlah
engkau dahulu memerintahkan kami untuk melakukan yang ma’ruf dan melarang kami
dari perbuatan munkar? Ia menjawab, ‘Dahulu aku memerintahkan kamu kepada yang
ma’ruf tetapi aku tidak melakukannya,dan aku melarang kamu dan perbuatan mungkar
tetapi aku mengerjakannya.”
Hadis di atas menjelaskan siksaan Allah yang bakal dieterima oleh orang yang
mengajarkan kebaikan ( Al-Amr bi Al-Ma’ruf) tetapi ia sendiri tidak mengajarkannya, dan
orang yang menasihati orang agar meninggalkan yang jelek ( Al-Nahy ‘an Al-Munkar)
tetapi ia sendiri mengajarkannya. Jadi guru harus mengamalkan ilmu yang diajarkannya
kepada peserta didiknya agar terhindar dari siksa Allah.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa :
1. Syarat-syarat menjadi seorang pendidik yang berkompeten yaitu :

a. Pendidik harus beriman


b. Pendidik harus berilmu
c. Pendidik harus mengamalkan ilmunya
d. Pendidik harus mempuyai keadilan
e. Pendidik harus mempunyai niat yang ikhlas
f. Pendidik harus berlapang dada ( Sabar)
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai