Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT. Atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada Dosen pengampu kami yaitu Bapak Sugeng
Wanto yang telah membimbing kami dalam menyusun makalah ini dan kami
ucapkan terima kasih kepada pihak pihak yang telah membantu dan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materi pada makalah ini.
Kelompok 5
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR .................................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN....................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................7
PEMBAHASAN......................................................................................................7
Pengertian Islam...................................................................................................7
Pengertian Iman....................................................................................................9
Pengertian Ihsan.................................................................................................16
BAB III..................................................................................................................22
KESIMPULAN......................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23
2
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Syaikh Abul Aziz bin Baz Islam mempunyai tiga tingkatan
seperti yang di jelaskan Rasulullah SAW. Tingkatan dapat diartikan juga derajat.
Agama ini mempunyai tiga tingkatan. Sebagian tingkatan lebih tinggi
dibandingkan tingkatan lainnya. Tingkatan pertama adalah islam, setelahnya ada
iman, kemudian ihsan. Islam mempunyai cangkupan paling luas, iman lebih
sempit dibandingkan islam, sedangkan ihsan lebih sempit lagi dibanding Iman.
Sebagaimana diriwayat kan oleh imam muslim didalam hadist Nabi SAW
bersabda:
َبْيَنَم ا َنْح ُن ُج ُلٌس ِع ْن َد َر ُس ْو ِل ِهللا َص َّلى هللا َع َلْي ِه َو: َعْن ُع َم َر َر ِض َي هللا َع ْنُه َاْيًض ا َقا ل
َس َّلَم َّ َذ ا ت ّيْو ٍم ِاْذ َطَلَع َع َلْيَنا َر ُج ٌل َش ِد ْيٌد َبَي اِض الِّثَي ا ِب َش ِد ْيُد َس َو اِد الدش ْع ِر َ َال ُي َر ى َع َلْي ِه َأَث ُر
الَّس َفِر َو َال َيْع ِر ُفُه ِم َّنا َأَح ٌد َح َّتى َج َلَس ِإَلى الَّنِبِّي صلى هللا عليه وسلم َفَأْس َنَد ُر ْك َبَتْي ِه ِإَلى ُر ْك َبَتْي ِه
َفَق اَل َر ُس وُل ِهللا صلى هللا عليه، َي ا ُم َح َّم ُد َأْخ ِب ْر ِني َع ِن اِإل ْس َالم: َوَو َض َع َك َّفْيِه َع َلى َفِخ َذ ْيِه َو َقاَل
، َو ُت ْؤ ِتَي الَّزَك اَة، َو ُتِقْيَم الَّص َالَة، (اِإل ْس َالُم َأْن َتْش َهَد َأْن َال ِإَلَه ِإَّال ُهللا َو َأَّن ُم َح َّم َد ًا َر ُس ْو ُل ِهللا:وسلم
، َفَعِج ْبَن ا َل ُه َيْس َأُلُه َو ُيَص ِّد ُقُه. َص َد ْقَت: َقاَل. َو َتُح َّج البْيَت ِإِن ِاْس َتَطعَت ِإلْيِه َس ِبْيًال، َو َتُصْو َم َر َم َض اَن
َو ُت ْؤ ِم َن، َو اْلَيْو ِم اَآلِخ ِر، َو ُكُتِبِه َوُرُسِلِه، َو َم الِئَك ِتِه، َأْن ُتْؤ ِم َن ِباِهلل: َقاَل، َفَأْخ ِبْر ِنْي َع ِن اِإل ْيَم اِن: َقاَل
َف ِإْن َلْم، َأْن َتْعُبَد َهللا َك َأَّنَك َتَر اُه: َقاَل، َفَأْخ ِبْر ِنْي َع ِن اِإل ْح َس اِن: َقاَل، َص َد ْقَت: ِبالَقَد ِر َخ ْيِر ِه َو َش ِّر ِه َقاَل
: َم ا اْلَم سُئُو ُل َع ْنَه ا ِب َأْع َلَم ِم َن الَّس اِئِل َق اَل: َق اَل، َفَأْخ ِبْر ِني َع ِن الَّساَع ِة: َتُك ْن َتَر اُه َفِإَّنُه َيَر اَك َقاَل
َو َأْن َت َر ى اْلُح َف اَة اْلُع َر اَة اْلَعاَل َة ِرَع اَء الَّش اِء، َأْن َتِل َد اَألَم ُة َرَّبَتَه ا: َق اَل،َفَأْخ ِبْر ِنْي َعْن َأَم اَر اِتَها
ُهللا َو َر ُس ْو ُلُه: َيا ُع َم ُر أَت ْد ِر ي َمِن الَّس اِئُل ؟ ُقْلُت: َيَتَطاَو ُلْو َن ِفي الُبْنَياِن ُثَّم اْنَطَلَق َفَلِبْثُت َم ِلَّيًا ُثَّم َقاَل
)( َر َو اُه ُم ْسِلم . َفِإَّنُه ِج ْبِر ْيُل َأَتاُك ْم ُيَعِّلُم ُك ْم ِدْيَنُك ْم: َقاَل، َأْع َلُم
Artinya : Dari Umar bin Al-Khathab radhiallahu ‘anh, dia berkata: ketika kami
tengah berada di majelis bersama Rasulullah pada suatu hari, tiba-tiba tampak
dihadapan kami seorang laki-laki yang berpakaian sangat putih, berambut
sangat hitam, tidak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan jauh dan
tidak seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Lalu ia duduk di hadapan
Rasulullah dan menyandarkan lututnya pada lutut Rasulullah dan meletakkan
3
tangannya diatas paha Rasulullah, selanjutnya ia berkata,” Hai Muhammad,
beritahukan kepadaku tentang Islam ” Rasulullah menjawab,”Islam itu engkau
bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Alloh dan sesungguhnya
Muhammad itu utusan Alloh, engkau mendirikan sholat, mengeluarkan zakat,
berpuasa pada bulan Romadhon dan mengerjakan ibadah haji ke Baitullah jika
engkau mampu melakukannya.” Orang itu berkata,”Engkau benar,” kami pun
heran, ia bertanya lalu membenarkannya Orang itu berkata lagi,” Beritahukan
kepadaku tentang Iman” Rasulullah menjawab,”Engkau beriman kepada Alloh,
kepada para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, kepada utusan-utusan Nya, kepada
hari Kiamat dan kepada takdir yang baik maupun yang buruk” Orang tadi
berkata,” Engkau benar” Orang itu berkata lagi,” Beritahukan kepadaku
tentang Ihsan” Rasulullah menjawab,”Engkau beribadah kepada Alloh seakan-
akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak melihatnya, sesungguhnya Dia
pasti melihatmu.” Orang itu berkata lagi,”Beritahukan kepadaku tentang
kiamat” Rasulullah menjawab,” Orang yang ditanya itu tidak lebih tahu dari
yang bertanya.” selanjutnya orang itu berkata lagi,”beritahukan kepadaku
tentang tanda-tandanya” Rasulullah menjawab,” Jika hamba perempuan telah
melahirkan tuan puterinya, jika engkau melihat orang-orang yang tidak beralas
kaki, tidak berbaju, miskin dan penggembala kambing, berlomba-lomba
mendirikan bangunan.” Kemudian pergilah ia, aku tetap tinggal beberapa lama
kemudian Rasulullah berkata kepadaku, “Wahai Umar, tahukah engkau siapa
yang bertanya itu?” Saya menjawab,” Alloh dan Rosul-Nya lebih mengetahui”
Rasulullah berkata,” Ia adalah Jibril, dia datang untuk mengajarkan kepadamu
tentang agama kepadamu.
Beberapa pandangan ulama terkait hadist di atas, Qadhi ‘Iyaadh: “Hadis
ini maupun mewakili penjelasan mengenai segala unsur ibadah, baik yang
bersifat lahir maupun batin. Hadis ini juga mencakup penjelasan mengenai iman,
aktifitas fisik, keikhlasan batin, dan pemeliharaan diri dari unsur-unsur yang bisa
merusak nilai ibadah”. Imam An-nawai berkata: hadist ini menghimpun berbagai
macam ilmu pengetahuan, dan ajaran tentang nilai-nilai etis. Bahkan hadis
tersebut, merupakan hadis inti tentang islam. Seperti yang diriwayatkan dari
4
Qadhi ‘Iyaadh”. Ibnu Daqiqil al ‘Id: “Hadis ini seakan menjadi induk sebagai
sunnah, sebagaimana al-Fatihah dinamakan Ummul Qur’an, karena ia mencakup
seluruh nilai-nilai yang ada dalam al-Qur’an.”
Kelengkapan hadis ini, menjadikan beberapa ulama berpendapat bahwa
percakapan antara malaikat jibruil dan Rasulullah SAW ialah untuk mengajarkan
kepada para sahabat dan umumnya kepada umat nabi Muhammad Saw tentang
rukun agama, yaitu iman, islam, ihsan, dan hari akhir.
Dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai prinsip-prinsip
ajaran islam dan hal-hal yang berkaitan dengannya.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan dari masalah ini adalah
1. Apa itu prinsip-prinsip ajaran islam yaitu islam, iman, dan ihsan
2. Apakah pengertiandari islam dan dalil-dalil yang berkaitan dengannya
3. Apakah itu pengertian dari iman dan dalil-dalil yang berkaitan
dengannya
4. Apakah itu pengertian dari ihsan dan dalil-dalil yang berkaitan
dengannya
5
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Islam
Tingkatan pertama adalah islam, yaitu ikhlas untuk Allah semata.
Artinya, berserah diri kepada Allah dengan beribadah kepada-Nya,
mengkhususkan ibadah hanya kepada-Nya dan bukan kepada selain-Nya, serta
membebaskan diri dari kesyirikan dan pelakunya. apabila seseorang melakukan
hal itu, berarti dia telah merendahkan diri kepada Allah semata dengan
beribadah kepada-Nya bukan kepada selain-Nya erta membebaskan diri dari
kesyirikan dan pelakunya
Menurut Muhammad Abduh (2014: 84) menyebutkan bahwa islam berasal
dari bahsa arab adalah dalam bentuk masdar (اسالما- يسلم- )اسلمyang secara
etimologi mengandung makna “sejahtera, tidak cacat, selamat” sedangkan
menurut istilah yaitu penyerahan diri (kepatuhan, ketundukan, kepasrahan)
seseorang kepada tuhannya dengan senantiasa melaksanakan perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya.
Sedangkan Menurut syaikh abdul aziz bin abdullah bin Bazz bahwa islam
adalah ( )َاْس َلَم ِلْلَش ْي ٍء, yaitu patuh pada sesuatu. Demikian juga kata ( )َاْس َلَم َنْفَس ُه ِلْلَقْتِل,
yaitu jika tunduk dan menyerah dirinya untuk dibunuh, jadi kata ()َاْس َلَم َنْفَس ُه ِلْلِش ْي ء
artinya seseorang tunduk dan menyerahkan dirinya kepada sesuatu atau bisa
disebut juga bahwa Islam adalah ketundukan dan niat untuk Allah SWT 1.
Sebagaimana dalilnya :
﴿ ِاَّن الِّدْيَن ِع ْنَد ِهّٰللا اِاْل ْس اَل ُم ۗ َو َم ا اْخ َتَلَف اَّلِذ ْيَن ُاْو ُتوا اْلِكٰت َب ِااَّل ِم ْۢن َبْع ِد َم ا َج ۤا َء ُهُم اْلِع ْلُم َبْغ ًيۢا َبْيَنُهْم ۗ َو َم ْن َّيْكُف ْر
)19 :3/ ﴾ ( ٰا ل عمران١٩ ِبٰا ٰي ِت ِهّٰللا َفِاَّن َهّٰللا َس ِرْيُع اْلِحَس اِب
1
Penjelasan inti ajaran islam Hal 308
6
ayat-ayat Allah, sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan(-Nya). (Ali
'Imran/3:19
208 :2/ ﴾ البقرة٠٨ ﴿ ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنوا اْدُخ ُلْو ا ِفى الِّس ْلِم َك ۤا َّفًةۖ َّو اَل َتَّتِبُعْو ا ُخ ُطٰو ِت الَّشْيٰط ِۗن ِاَّنٗه َلُك ْم َع ُد ٌّو ُّم ِبْيٌن
Bahwa islam adalah agama perdamaian, dan dua jaran pokoknya, yaitu
keesaan Allah dan kesatuan atau persaudaraan uamat manusia menjadi bukti nyata
bahwa agama islam selaras dengan namanya . islam bukan hanya dikatakan
sebagai agama seluruh Nabi Allah, melainkan pula sesuatu yang secara tak sadar
tunduk sepenuhnya kepada undang-undang Allah, yang kita saksikan pada alam
semesta2.
2
Metodologi studi islam hal 64
3
Metodologi studi islam hal 66
7
Islam sebagai agama, maka tidak dapat terlepas dari adanya unsur-unsur
pembentuknya yaitu berupa rukun islam, yang isinya:
kelima rukun islam itu diriwayatkan dari Nabi Saw dalam sabdanya: Dari Abu
abdurrahman abdullah bin umar bin al-khattab radhiyallahu anhuma, ia
mengatakan bahwa ia mendengar rasulullah Saw bersabda: “ islam dibangun atas
lima perkara: bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah,
menunaikan shalat, membayar zakat, menunaikan haji (bagi yang mampu),
berpuasa di bulan ramadhan”4
Pengertian Iman
Ini adalah tingkatan ke dua. Orang-orang beriman itu sendiri juga
bertingkat-tingkat: ada al muqarrabun dan al abrar, al muqarrabun adalah mereka
yang berada pada tingkatan paling tinggi, sedamgkan al- abrar berada pada
tingkatan dibawahnya. Ada pula azh-zhalim li nafsihi (orang menganiaya diriya
sendiri) yaitu orang yang melakukan doda-dosa besar selain syirik, dia orang
4
HR. Bukhari no 8 dan Muslim no 16
8
mukmin yang fasik , atau orang mukmin yang kurang keimanannya. Di sebutkan
di dalam (Q.S Fathir:32)
﴿ ُثَّم َاْو َر ْثَنا اْلِكٰت َب اَّلِذ ْيَن اْص َطَفْيَنا ِم ْن ِعَباِد َنۚا َفِم ْنُهْم َظاِلٌم ِّلَنْفِسٖه ۚ َوِم ْنُهْم ُّم ْقَتِص ٌد ۚ َوِم ْنُهْم َس اِبٌۢق ِب اْلَخْيٰر ِت ِب ِاْذ ِن ِهّٰللا
32 :35/ٰۗذ ِلَك ُهَو اْلَفْض ُل اْلَك ِبْيُۗر ﴾ ( فاطر
32. Kemudian, Kitab Suci itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami
pilih di antara hamba-hamba Kami. Lalu, di antara mereka ada yang menzalimi
diri sendiri, ada yang pertengahan, dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat
kebaikan) dengan izin Allah. Itulah (dianugerahkannya kitab suci adalah) karunia
yang besar.
Iman adalah perkara yang berhubungan dengan hati, yaitu mempercayai
allah sebagai rabb semesta alam dan yang berhak diibadahi, mempercayai para
malaikat, kitab-kitab, para rasul, kebangkitan setelah kematian, surga dan neraka,
serta takdir yang baik dan yang buruk. Semua perkara ini berhubungan dengan
hati.
Menurut syaikh Abdul Aziz bin Baz iman itu berjumlah lebih dari tujuh
puluh cabang. Sebagaimana di sebutkan didalam sabda Nabi Saw
ْاِإليمان ِبْض ٌع َو َس ْبُعْو َن َأْو ِبْض ٌع َو ِس ُّت وَن ُش ْع َب ًة َف َأ ْف َض ُلَه ا َق ْو ُل َال ِإَل َه ِإَّال ُهللا َو َأْد َن اَه ا ِإَم اَط ُة ْاَألذى َع ْن
ااَّط ِر يِق
Iman itu berjumlah tujuh puluh tiga sampai tujuh puluh sembilan atau
enam puluh tiga sampa enam puluh sembilan cabang . cabang yang paling utama
adalah ucapan (syahadat) sedangkan yang paling rendah ialah menyingkirkan
gangguan dari jalan5
Kata iman berasal dar bahasa arab yaitu ايمانا- يؤمن- امنyang mengandung
beberapa arti yaitu, percaya, tunduk, tentram, tenang. Imam Al-Ghazali
memaknakannya dengan Tashdiq yang berarti “pembenaran”. Pengertian iman
adalah membenarkan dengan hati, diikrarkan dengan lisan dan dilakukan dengan
perbuatan.
5
Penjelasan ini ajaran islam hal 377
9
Definisi iman secara syariat
Menurut pengertian syariat, iman adalah ucapan dan perbuatan (qaul wa
‘amal) yaitu ucapan hati (qaulul qalbi), amalan hati ( ‘amalul qalbi), ucapan lisan
(qaulul lisan), amalan lisan (‘amalul lisan), dan amalan anggota badan (‘amalul
jawarih), bisa bertambah dengan bertambahnya ketaatan dan bisa berkurang
dengan melakukan kemaksiatan. Inilah definisi iman yang benar menurut ayat-
ayat Al-quran. As-Sunnah dan kesepakatan seluruh ulama ahlus sunnah ijma’)
Dengan demikian, iman adalah gabungan dari lima unsur.
6
Mizanul muslim hal 258
10
Unsur-unsur ini harus terpenuhi, agar imannya benar, sah, sempurna. Berikut ini
kutipan dari beberapa ulama ahlus sunnah yang menjelaskan definisi iman
َو اْعَلُم ْٓو ا َاَّن ِفْيُك ْم َر ُسْو َل ِهّٰللاۗ َلْو ُيِط ْيُع ُك ْم ِفْي َك ِثْيٍر ِّم َن اَاْلْم ِر َلَعِنُّتْم َو ٰل ِكَّن َهّٰللا َح َّبَب ِاَلْيُك ُم اِاْل ْيَم اَن َو َزَّيَنٗه ِفْي ُقُلْو ِبُك ْم
َو َكَّر َه ِاَلْيُك ُم اْلُك ْفَر َو اْلُفُسْو َق َو اْلِع ْص َياَن ۗ ُاوٰۤل َك ُهُم الّٰر ِش ُد ْو َۙن
ِٕى
7
Mizanul muslim hal 259
11
۞ َقاَلِت اَاْلْع َر اُب ٰا َم َّن اۗ ُق ْل َّلْم ُتْؤ ِم ُن ْو ا َو ٰل ِكْن ُقْو ُل ْٓو ا َاْس َلْم َنا َو َلَّم ا َي ْدُخ ِل اِاْل ْيَم اُن ِفْي ُقُل ْو ِبُك ْم ۗ َوِاْن ُتِط ْيُع وا َهّٰللا
َو َر ُسْو َلٗه اَل َيِلْتُك ْم ِّم ْن َاْع َم اِلُك ْم َش ْئًـاۗ ِاَّن َهّٰللا َغ ُفْو ٌر َّر ِح ْيٌم
14. Orang-orang Arab Badui berkata, “Kami telah beriman.” Katakanlah (kepada
mereka), “Kamu belum beriman, tetapi katakanlah, ‘Kami baru berislam’ karena
iman (yang sebenarnya) belum masuk ke dalam hatimu. Jika kamu taat kepada
Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikit pun (pahala) amal
perbuatanmu.” Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
12
cepat. (Dia ciptakan) matahari, bulan, dan bintang-bintang tunduk pada
perintah-Nya. Ingatlah! Hanya milik-Nyalah segala penciptaan dan urusan.
Maha Berlimpah anugerah Allah, Tuhan semesta alam.
1. Mut’aththilah
Mengingkari seluruh asma’ wasifat allah atau mengingkari sebagainnya
dengan menganggap bahwa menetapkan asma’ wa sifat untuk allah berarti
menyerupakan allah ta’ala dengan Makhluk-Nya. Anggapan ini jelas batil.
2. Musyabbibah
13
Menetapkan asma’ dan sifat’ namun menyerupakan Allah Ta’ala dengan
makhluk-Nya. Menganggap bahwa cara ini sesuai dengan maksud dan
petunjuk nash, karena allah Ta’ala menyeru hamba-hamba-nya dengan
ungkapan yang bisa mereka pahami.
14
﴿ ۞ ِاَّنٓا َاْو َح ْيَنٓا ِاَلْيَك َك َم ٓا َاْو َح ْيَنٓا ِاٰل ى ُنْو ٍح َّوالَّنِبّٖي َن ِم ْۢن َبْع ِد ٖۚه َو َاْو َح ْيَنٓا ِآٰلى ِاْبٰر ِهْيَم َوِاْس ٰم ِع ْيَل َوِاْس ٰح َق
:4/ۤا ءZَو َيْع ُقْو َب َو اَاْلْس َباِط َوِع ْيٰس ى َو َاُّي ْو َب َو ُي ْو ُنَس َو ٰه ُرْو َن َو ُس َلْيٰم َن ۚ َو ٰا َتْيَن ا َداٗو َد َزُب ْو ًر ۚا ﴾ ( النس
)163
1. Mengimani bahwa risalah mereka itu benar dari Allah Ta’ala (Q.S Asy-
syu’ara’:105)
2. Mengimani nama-nama rasul yang kita ketahui(yang kita tdiak tahu maka
mengimani nya secara global). Dalil nya: (Q.S Ghafir:78)
3. Membenarkan berita-berita dari mereka yang shahih
4. Mengamalkan syariat dari orang yang di utus kepada kita sebagai penutup
para rasul. Dalil nya: (Q.S An-Nisa:65)
15
Beriman kepada qada dan qadar.
Mengimani semua yuang terjadi di alam ini, baik itu kebaikan maupun
keburukan, kekafiran maupun keimanan, nikmat maupun siksa, lapang
maupun sempit, sakit maupun sehat, serta hidup maupun mati, semua yang
terjadi di alam ini telahg ditakdir kan bukan karena kebetulan atau terjadi
tanpa di dahului oleh takdir. Dalil Nya: (Q.S Al-Hadid:22)
Pengertian Ihsan
Ini adalah tingkatan ke tiga, yaitu ihsan. Ihsan berarti seorang hamba
selalu berbuat baik dalam urusan antara dirinya dengan Allah yaitu dalam
beribadah kepada Allah
Menurut Raghib Al-Asfani ihsan adalah suatu kebaikan. Akan tetapi ihsan
itu lebih tinggi dari keadilan. Keadilan adalah keseimbangan antara orang yang
memberi dan orang yang mengambil. Sedangkan ihsan adalah memberi lebih
banyak dan mengambil lebih sedikit. Artinya, berbuat kebaikan dengan ukuran
lebih dari yang telah dilakukan orang lain. Ihsan adalah satu sifat yang
menjadikan pemiliknya memperlaukan pihak lain dengan baik meskipun pihak
lain memperlakukannya dengan buruk. Karenanya, ihsan adalah sebuah kebaikan
yang lahir dari kesadaran batin terdalam. Ihsan adalah perwujud an keinginan
berbuata lebih baik atas apa yang ada didalam dirinya.
Ihsan secara bahasa berasal dari bahasa arab dari kata kerja -يحسن-احسن
انZZ احسartinya perbuatan baik. Sedangkan menurut istilah, Rasulullah sudah
menjelaskan arti ihsan yang terdapat dalam hadits terma’tub di kitab matan
Arba”in An-Nawawi:
َقاَل َأْن َتْع ُبَد أَهلل َك َاَّنَك َتَر اُه َفِإْن َلْم َلْم َتُك ْن َتَر اُه َفِإَّنه َيَر اَك، َقاَل َفَأْخ ِبْر ِني َع ِن ِال ْح َس اِن
Artinya: ‘beritahukan aku tentang ihsan, lalu beliau bersabda : ihsan adalah engkau
beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak
melihatnya maka dia melihat engkau”8
8
Matan Hadits Arbain An-Nawawi Hal 12-14 (Hadits riwayat muslim)
16
a. Ihsan adalah kesempurnaan dalam beramal sambil menjaga keikhlasan dan
jujur dalam beramal
b. Ihsan adalah senantiasa memaksimalkan amalan-amalan sunnah yang dapat
mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Ihsan yang disebutkan dalam hadits adalah dalam ibadah. Adapun ihsan
diluar ibadah, maknanya kita bawa ihsan tersebut dalam segala kehidupan kita,
dimana saja , dan kapan saja selalu ingat bahwa di awasi oleh Allah Swt.
Fungsi ihsan
1. Pendorong
Memotivasi manusia menghormati hidup nya beribadah dan beramal
sholeh sebatas menambah keimanan dan ketakwaan seseorang
2. penyalur
Agar manusia bisa berkembang secara oktimal dalam aktifitas kehidupan
sehari-hari dengan menggunakan tuntunan agama islam sebatas diri nya
sabar dengan Allah Swt.
3. Pengendalian
Manusia bisa mengendalikan perbuatan nya ketika melakukan perbuatan
yang di larang Allah Swt
4. Penyesuaian
Sadar dengan diri nya ciptaan Allah Swt yang tidak ada tenaga dan tidak
ada kekuatan dibandingkan dengan Allah yang maha pencipta dan maha
kuasa
9
Syarah hadits Arba’in An-Nawawi hal 42
17
Perkara ihsan merupakan masalah yang berhubungan dengan spiritualitas,
kemudian pelajaran spiritualitas terbaik dapat ditemukan di dalam Al-Qur’an.
Dikutip dari buku Morality and Spirituality in Islam menyebutkan peran penting
Al-Qur’an dalam pengajaran spiritualitas pada kehidupan manusia yaitu : “The
Holy Book of Muslims teaches a number of spiritual and moral values to anyone
who believe in it, and makes them strong and downright in facing those injustices.
The Qur’an teaches patience and fortitude when facing test and trials, hard-work,
and honesty when working, gratitude when grandted amenities, not arrogant and
caring to unlucky people, and so forth”. Artinya yaitu “Kitab Suci umat Islam
mengajarkan sejumlah nilai spiritual dan moral kepada siapa saja yang
mengimaninya, serta menjadikan mereka kuat dan tegar dalam menghadapi
ketidakadilan tersebut. Al-Qur’an mengajarkan kesabaran dan ketabahan saat
menghadapi ujian dan cobaan, kerja keras, dan kejujuran saat bekerja, bersyukur
saat mensyukuri kemudahan, tidak sombong dan peduli terhadap orang yang
kurang beruntung, dan lain sebagainya”
Bentuk-Bentuk Ihsan
Salah satu karya ulama yang menjelaskan tentang bentuk ihsan secara jelas
adalah Kitab Syajaratul Ma’arif wal Ahwal wa Shalihi Aqwal wa-a’Amal yang
ditulis oleh Syekh Izuddin bin Abdussalam. Beliau menjelaskan Ihsan secara
syariat terbagi kebeberapa macam yaitu Ihsan dalam bentuk fardhu ‘ain, ihsan
dalam bentuk fardhu kifayah, ihsan dalam bentuk sunnah ‘ain, ihsan dalam bentuk
sunnah kifayah.
18
فصل في اإلحسان العام
10
Syajaratul ma’rif hal 333,347,375,379,405
19
mengerjakan keburukan meskipun sekecil biji sawi niscaya ia akan
mendapati (balasan) nya (al-Zalzalah: 8)
2. Ihsan dengan harta
Hal ini dalam ibadah yang hanya dapat terlaksana dengan harta seperti
membantu pelaksana haji dengan bekal perjalanan dan kendaraan,
membantu nafkah keluarga yang ditinggalkan sejak pergi sampai pulang
haji. Demikian juga mmbantu tentara perang dengan perisai, senjata,
kendaraan, dan seluruh alat-alat perang, menafkahi tentara dan
kelaurganya sejak pergi berperang hingga Kembali ke negerinya. Begitu
juga dnegan membantu ulama dengan kertas, tinta, dan alat pembelajaran
lainnya. Begitu juga membantu pelaksanaan zakat, kafarat, nazar harta dari
orang-orang yang wajib baginya, kemudia yang tidak mampu
menunaikannya. Dalam hal ini, ihsa bagi yang wajib melaksanakan dan
yang berhak menerimanya.
3. Ihsan kepada tetangga
Hal itu dengan meminta izin Ketika membangun di bagian yang biasa
dilalui tetanga (meskipun itu tanah miliknya sendiri), tidak meninggikan
bangunan sehingga menghalangi pemandangan tetangga sekitarnya
4. Ihsan dalam membantu para pemimpin
Membantu para pemimpin dalamkebijakan mereka, dan para gubernur
dalam kinerja mereka, serta para hakim dan wakil mereka dalam pelaksaan
hukum mereka merupakan kbijakan yang nyata.
5. Ihsan kepada orang sakit
Menjenguknya tanpa berlama-lama, menanyakan keadaanya tanpa
membuatnya bosan, mengobatinya, dengan ruqyah (yang berguna dan
sesuai syariat) dan obat mujarab, bersikpa lembut di segalam keadaannya,
mendoakan kesembuhan dan Panjang umur, memotivasinya untuk
bertobat, berwasiat sesuai syariat jika dikhawatirkan kematiannya, dan
berbaik sangka kepada Allah, serta menuntunnya baca syahadat saat
mengahadapi kematiannya.
20
BAB III
KESIMPULAN
Islam, Iman dan Ihsan adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu
dengan lainnya. Islam adaalah satu-satunya agama yang diakui Allah di sisi-
Nya, sedangkan Iman adalah keyakinan yang menjadi dasar akidah Islam.
Keyakinan tersebut kemudian diwujudkan melalui pelaksanaan kelima rukun
Islam. Sedangkan pelaksanaan rukun Islam dilakukan dengan cara Ihsan,
sebagai upaya pendekatan diri kepada Allah dan barometer tingkat keimanan
dan ketaqwaan seorang hamba. Maka Islam tidak sah tanpa Iman, dan iman
pun tidak sempurna tanpa ihsan. Sebaliknya, ihsan adalah mustahil tanpa iman,
dan iman pun tidak akan terwujud tanpa adanya Islam.
21
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad isa anshory (2010) Penjelasan Inti Ajaran Islam. Jawa tengah:
Markaz Al-Urwah Al-Wutsqa
Syekh Izzuddin bin Abdussalam. (2020). Syajaratul Ma’arif. (Dedi Slamet Riyadi
dan Kaserun AS. Rahman, Terjemahan). Jakarta Selatan: PT Qaf Media Kreativa.
22