Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

(Muslim Paripurna)

Disusun oleh :
Garryn Nugraha Megantara
Sendi ahmad Maulana
Dwiky Pratama
Riko Rian
Riki triana
Yayan Heryanto
Egi setiawan
Nyangnyang Abdul
Haikal nizar
Rizal Zaelani
Gaos Septian

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirobbil ‘aalamiin, segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam
atas segala karunia nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini
dengan sebaik-baiknya. Makalah yang berjudul “Muslim Paripurna” disusun untuk
memenuhi salah satu tugas agama.

Makalah ini berisi tentang bagaimana cara mengidentifikasi muslim paripurna .


Dalam penyusunannya penulis melibatkan berbagai pihak, baik dari dalam kampus
maupun luar kampus. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih
atas segala dukungan yang diberikan untuk menyelesaikan makalah ini.

Meski telah disusun secara maksimal oleh penulis, akan tetapi penulis sebagai
manusia biasa sangat menyadari bahwa makalah ini sangat banyak kekurangannya
dan masih jauh dari kata sempurna. Karenanya penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca.

Besar harapan penulis makalah ini dapat menjadi inspirasi atau sarana pembantu
masyarakat dalam mencari berbagai macam tumbuhan untuk diolah menjadi
ramuan atau obat herbal.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga para pembaca dapat mengambil
manfaat dan pelajaran dari makalah ini.
Bandung, 06 oktober 2019
penulis
Daftar Isi

HALAMAN JUDUL…………………………………………………
KATA PENGANTAR ………………………………………………
DAFTAR ISI ………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………..

A. Latar Belakang …………………………………………..


B. Rumusan Masalah ……………………………………..
C. Tujuan Penulisan ……………………………………….
D. Manfaat Penulisan …………………………………….

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………

BAB III PENUTUP ………………………………………………

A. Kesimpulan ………………………………………………..
B. Saran …………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penulisan masalah
Penyusunan Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas matakuliah
Agama islam. Tugas ini mempelajari tentang “Muslim Paripurna” yang dimana
materi ini akan menjadikan pelajaran kepada kita untuk mempelajari apa itu
muslim paripurna.

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuanya dibuat makalah ini untuk mendapatkan nilai dari mata kuliah
Agama islam dan menuntaskan kajian materi yang di berikan oleh dosen yaitu
tentang mempelajari apa itu muslim paripurna.

1.3 manfaat penulisan


manfaat dari materi ini yaitu kita dapat mempelajari islam paripurna dan
hikmah yang dapat di ambil dari islam paripurna dan bias digunakan untuk kegiatan
sehari hari.
BAB 2
PEMBAHASAN

Kelompok tekstualis menilai bahwa Islam kaffah atau paripurna atau


rahmatan lil ‘alamin adalah Islam yang hanya merujuk kepada Al-Qur’an dan
hadits dengan pemahaman yang leterlek. Sedang, kelompok substansialis menilai
bahwa Islam kaffah atau paripurna atau rahmatan lil ‘alamin adalah Islam yang
merujuk bukan hanya pada Al-Qur’an dan hadits an sich, namun juga ijma’ ulama,
qiyas, dan lain sebagainya. Pemahaman kelompok kedua ini terhadap Al-Qur’an
dan hadits pun bersifat kontekstual, dilihat dari asbabun nuzul dan asbabul wurud
teks tersebut. Bagi seorang salik Thariqah Qudusiyah, menjadi Muslim yang
paripurna adalah memahami dan menjalankan Agama Islam secara kaffah,
komprehensif, total, dan tidak setengah-setengah. Kaffah berarti menyeluruh,
meliputi seluruh aspek dan dimensinya, yaitu tiga rukun Ad-Diin: Islam, Iman, dan
Ihsan.

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara kaffah
(keseluruhan) dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. – Q.S. Al-
Baqarah [2]: 208”
Ketiga rukun ini dijabarkan oleh Rasulullah SAW di dalam sebuah hadits(1)
yang sangat populer dan memiliki makna yang begitu dalam. Di sana dijelaskan
pokok-pokok Agama Islam yang berdiri di atas tiga pilar besar:
1.Aspek Islam,
yakni syari’at dan amal perbuatan. Di dalam hadits tersebut, Rasulullah SAW
menjabarkan "Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada ilah (tuhan yang
disembah) selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, engkau
mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan pergi haji jika
mampu." Oleh karena itu, memahami syari’at secara benar, lalu menegakkan dan
menyempurnakannya, mengetahui apa yang dihalalkan dan yang diharamkan,
memahami larangan dan perintah-Nya merupakan kewajiban yang harus dipenuhi
oleh seorang salik di thariqah mana pun.

2. Aspek Iman,
yakni terkait aqidah dan tauhid. Rasulullah SAW menjabarkan bahwa "Iman
adalah engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik
maupun yang buruk."
Iman pada hakikatnya merupakan cahaya (Q.S. Az-Zumar [39]: 22), atau biasa juga
disebut Nur Iman (Cahaya Iman).

َ َ َ َ َ َّ َ ْ َ َ ْ َ َ َ َ ْ ِّ ُ ْ َّ
‫ش أف َمن‬ ‫اس َي ِة ف َو ْيل ۚ ِّب ِهر ِّمن نور َع ىل فه َو ِل ِْل ْسَل ِم هصدر اللـه ح‬
ِ ‫ۚ الل ِـه ِذكر ِّمن قلوب ـهم للق‬
َ َ ُ َ َ
‫ُّم ِبي ضَلل ِ ِف أول ىـ ِئك‬

Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama
Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu
hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu
hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata. – Q.S. Az-
Zumar [39]: 22
Iman adalah cahaya yang memancar di hati (Q.S. Al Hujuraat [49]: 7, 14) pada
orang-orang yang dikehendaki Allah (Q.S. Yunus [10]: 100). Jadi, meski kita
mengatakan, "saya beriman!", namun bila Nur Iman itu tidak ada di hati kita,
tidaklah bisa dikatakan kita beriman. seperti diungkapkan dalam firman-Nya,

َ َ َْ َّ ْ َ ُ َ َ َ َ ْ َ ‫ق ُلوب ُك ْم ف ٱ ْْل‬
‫يم ىـن َيدخ ِل َولما أ ْسل ْمنا قول ٓوا َول ىـ ِكن تؤ ِمنوا ل ْم قل ۖ َء َامنا ٱْل ْع َراب قال ِت‬ ِ ِ ِ

Orang-orang Arab itu berkata: 'Kami telah beriman'. Katakanlah: 'Kamu belum
beriman, tapi katakanlah 'kami telah ber-Islam (berserah diri/tunduk)', karena
iman itu belum masuk ke dalam qalb-mu.' – (Q.S. Al-Hujuraat [49]: 14)

Oleh karena itu, Iman merupakan hak prerogatif Allah yang Dia sematkan ke
dalam qalb seorang hamba.
Iman Cahaya
Iman adalah cahaya yang memancar di hati (Q.S. Al Hujuraat [49]: 7, 14) orang-
orang yang dikehendaki Allah (Q.S. Yunus [10]: 100). Jadi, meski kita mengatakan,
"Saya beriman!", namun bila Nur Iman itu tidak ada di hati kita, tidaklah bisa
dikatakan kita beriman.
3. Aspek Ihsan,
yakni tasawuf (2) atau yang terkait dengan akhlak karimah dan budi pekerti.
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa "Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah
seakan-akan engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak melihatnya, maka Dia melihat
engkau."

Ihsan merupakan aspek yang sangat penting di dalam kerangka ajaran Agama
Islam karena terkait dengan "rasa batin" seorang hamba, dalam menghadapkan
setiap aspek kehidupannya kepada “wajah” Tuhannya. Aspek inilah yang
menahan seorang salik untuk berpakaian ala kadarnya ketika menghadap
Tuhannya di waktu shalat (meskipun pakaian tersebut adalah sah secara syari’at)
karena menyadari kepada siapa ia menghadap.
Aspek ini pulalah yang menghiasi istighfar berulang-ulang di malam hari dengan
penuh rasa sesal dan harap kepada Tuhannya. Aspek ini juga yang menjadikan
seorang salik bersungguh-sungguh mempersembahkan amal yang terbaik—
karena di sinilah sang salik dalam setiap degup jantungnya senantiasa
menyelaraskan langkah-langkah kehidupannya dengan kehendak Allah lantaran
"seakan-akan engkau melihat-Nya."

Ketiga aspek tersebut merupakan fondasi dasar, yakni pilar-pilar utama dari apa
yang disebut sebagai pemahaman dan pengamalan Agama Islam yang
menyeluruh. Oleh karena itu, tidaklah menjadi Muslim yang paripurna bila
seorang salik mengesampingkan salah satu dari ketiga pilar itu.
Tidak mungkin seorang salik memasuki Islam secara paripurna bila ia hanya ber-
tasawuf saja (Aspek Ihsan) tanpa mengerjakan syariat-syariat (Aspek Islam) sesuai
apa yang telah diajarkan Rasulullah SAW. Di sisi lain, tidak jugalah sempurna
seorang Muslim ber-Islam secara paripurna bila hanya berpijak di atas Syari’at
saja tanpa adanya Cahaya Iman dan pemahaman Aspek-Aspek Ihsan dalam
kehidupannya. Oleh karena itu, ketiga dimensi tersebut, yakni: beriman,
mengerjakan syariat, dan berakhlak karimah serta berbudi pekerti luhur (tasawuf)
tidak dapat dipisah-pisahkan dalam upaya menjalani keberislaman secara penuh,
menyeluruh, kaffah.

Aspek Ihsan adalah satu aspek yang akhir-akhir ini kerap dikesampingkan di setiap
pembahasan tentang Agama Islam dan banyak kalangan lebih menitik-beratkan
pada terminologi "Iman-Islam", padahal "Ihsan" juga telah menjadi salah satu
pilar besar yang tak terpisahkan dari ajaran Rasulullah SAW. Salah satu topik
sentral dalam Aspek Ihsan yang kerap menjadi perdebatan di banyak kalangan
adalah tentang zuhud.
Jamaah
Tidak mungkin seorang salik memasuki Islam secara paripurna bila ia hanya ber-
tasawuf saja (Aspek Ihsan) tanpa mengerjakan syariat-syariat (Aspek Islam) sesuai
apa yang telah diajarkan Rasulullah SAW.

BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Warisan Islam sejak dahulu kala adalah kelembutan dan kasih sayang antar sesama
manusia. Satu contoh diantaranya adalah Islam mengarahkan umat berdakwah
dengan hikmat dan memberi nasihat dengan cara yang baik, santun dan bijaksana.
Bahkan untuk setiap masalah yang terjadi, Islam menyarankan dilakukan dialog
yang baik dan tidak menyakiti siapapun.
Islam yang indah dan damai itu selalu nampak dalam kepribadian Nabi Muhammad
SAW. Saat perang pun, setiap Muslim diajarkan cara-cara menghormati musuh dan
dilarang menyakiti anak-anak, wanita dan orang tua.

Semua itu adalah cerminan bahwa cara-cara kekerasan itu bukan Islam. Apalagi
tindakan itu menimbulkan korban jiwa. Jadi tak ada hubungan Islam dengan aksi-
aksi terorisme. Karena sesungguhnya Islam mengajarkan konsep rahmatan li al-
‘alamin atau rahmat bagi alam semesta. Inilah inti ajaran Islam.

Oleh karena itu, muslim Indonesia mesti memperkuat pemahaman tentang makna
Islam yang sebenarnya. Itu bisa dilakukan dengan belajar dari ulama, baik melalui
pesantren atau lembaga pendidikan yang ada, terutama bagi generasi muda.
SARAN
Jadilah islam yang baik dimana rasulullah ajarkan karena islam yang mengikuti
sunah rasul adalah islam yang baik dan mempunyai aturan yang jelas
DAFTAR PUSTAKA
https://www.qudusiyah.org/id/ajaran/muslim-paripurna/
https://suaramuslim.net/menjadi-muslim-paripurna/
https://abiubaidah.com/1766-islam-agama-sempurna-dan-paripurna.html
http://www.jateng.pks.id/home/detail/3409/Islam-Sempurna-dan-Paripurna
https://www.islampos.com/bukti-islam-paripurna-bercandapun-ada-aturannya-
65873/

Anda mungkin juga menyukai