Anda di halaman 1dari 5

Pengembangan Potensi Desa Wisata Yang Terkendala,Yang

Seharusnya Menjadi Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Desa.


Pucang Rejo Wonosalam Jombang ,Jawa Timur
Oleh ;Rina Hardiana (20161113023)FKIP;Pend.Biologi (Kelompok 02)

Universitas Muhammadiyah Surabaya

Perkembangan pariwisata sangat tergantung pada jumlah kunjungan wisatawan


mancanegara maupun domestik. Jumlah kunjungan merupakan salah satu indikator untuk
mengukur keberhasilan pembangunan pariwisata (Damanik dan Teguh, 2012: 11). Makin banyak
kunjungan semakin besar peluang destinasi untuk mendapatkan devisa dari sektor industri jasa
ini. Banyak daerah di Indonesia yang menjadikan sektor pariwisata sebagai sumber pendapatan
pajak dan lapangan kerja. Pemerintah memacu pengembangan desa wisata untuk memeratakan
pembangunan melalui manfaat ekonomi pariwisata (Putra dan Pitana 2010).

Kabupaten Jombang adalah sebuah kabupaten yang terletak di bagian tengah Provinsi
Jawa Timur. Luas wilayahnya 1.159,50 km², dan jumlah penduduknya 1.201.557 jiwa, terdiri
dari 597.219 laki-laki, dan 604.338 perempuan. Kabupaten Jombang memiliki posisi yang sangat
strategis, karena berada di persimpangan jalur lintas utara, dan selatan Pulau Jawa (Surabaya-
Madiun-Solo-Yogyakarta), jalur Surabaya-Tulungagung, serta jalur Malang-Tuban.)

Jombang dikenal dengan sebutan Kota Santri, karena banyaknya sekolah pendidikan
Islam (pondok pesantren) di wilayahnya. Bahkan ada pameo yang mengatakan Jombang adalah
pusat pondok pesantren di tanah Jawa karena hampir seluruh pendiri pesantren di Jawa pasti
pernah berguru di Jombang. Di antara pondok pesantren yang terkenal adalah Tebuireng,
Denanyar, Tambak Beras, Pesantren Attahdzib (PA), dan Darul Ulum (Rejoso) dan masih
banyak lagi.

Selain disebut kota santri,jombang juga memiliki berbagai keindahan alam dan potensi
pariwisata lain yang menarik. Khususnya pada kecamatan Wonosalam saja banyak sekali
tempat-tempat wisata menarik yang Tampak sepi.
Wonosalam merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur,
Indonesia. Kecamatan ini terletak di kaki dan lereng Gunung Anjasmoro dengan ketinggian rata-
rata 500-600 mdpl. Kecamatan Wonosalam terletak 35 km sebelah tenggara Kabupaten
Jombang.

Wonosalam terkenal dengan Festival dan kontes Durian yang biasanya dilakukan rutin 1
tahun sekali. yang bertujuan untuk mengenalkan atau ajang promosi durian wonosalam saja.
Sangat disayangkan tujuan dari festival dan kontes durian tersebut hanya sebagai ajang promosi
berbagai jenis durian saja tidak sekaligus mengenalkan destinasi wisata yang ada dikecamatan
wonosalam yang seharusnya diketahui oleh pengunjung yang datang.Wonosalam sendiri
memiliki banyak tempat wisata yang menarik yang seharusnya berpotensi menjadi pendorong
pertumbuhan ekonomi desa.

Seperti contoh real ketika kami Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok 02 diKecamatan
Wonosalam Jombang, yang bertemakan “Pengembangan Desa Wisata Berbasis Kearifan Lokal”.
Pada saat itu kami berkesempatan mengembangkan desa wisata dikecamatan Wonosalam
tepatnya diDusun Pucang rejo. Didusun Pucang rejo ini kami Berkesempatan mengembangkan
destinasi wisata “Lembah Giri”.

Lembah Giri merupakan tempat wisata Religi yang masih alami. Lembah Giri memiliki
satu jalan utama yang menanjak membelah Lembah Giri menjadi dua bagian.Bagi pengunjung
yang baru masuk, kita harus melalui jalan ini untuk mengeksplorasi apa saja yang ada di sini..
Selain itu,ada dua kolam renang yang ada di Lembah Giri. Di balik bagian atas kolam renang
buatan terdapat penginapan berupa cottage yang tergabung dalam Villa Kampoeng City. Cottage
ini bisa disewa harian. Mengenai tarif bisa langsung nego ditempat. Suasana pedesaan semakin
kental dengan adanya kolam pancing yang didesain sedemikian natural.

Dilembah Giri, ada sebuah bukit yang terkesan sakral. Bukit Doa Gunung Kuncung
namanya. Dibukit ini terdapat makam Wali Wono Segoro. Makam ini berada disamping
bangunan Joglo yang di bawahnya terdapat patung Presiden pertama Republik Indonesia, Ir.
Soekarno. Di sampingnya gapura makam terdapat papan yang menjelaskan silsilah wali Wono
Segoro untuk mempermudah pengunjung memahami asal muasal beliau.

Ketika kami observasi langsung dan Bernegoisasi tentang apa saja yang harus
dikembangkan sesuai program kerja dengan pihak pemilik, pada saat wawancara pihak pemilik
menyatakan bahwa “Tempat wisata tersebut tidak boleh diubah atau tidak boleh ada perubahan”
jadi kami hanya memandang dari sisi kebersihan tempat dan tidak adanya petunjuk jalan ketika
menuju tempat wisata Lembah Giri” Dihari berikutnya kami langsung membuat dan memasang
plat-plat petunjuk arah menuju wisata Lembah Giri,memasang banner-banner yang berisi
himbauan peduli lingkungan(buang sampah pada tempatnya) dan Banner utama yang dipasang
dijalan utama sebagai petunjuk bahwa didaerah tersebut terdapat Wisata Religi yaitu “Lembah
Giri”.

Selain tidak boleh adanya perubahan pada tempat wisata Lembah Giri, kendala yang
dihadapi adalah Perkembangan Desa Wisata yang belum didukung oleh pemerintah setempat
dan kurangnya kerjasama pihak swasta . Perkembangan daya tarik desa wisata tanpa dukungan
pemerintah dan fasilitas yang kurang memadai akan sulit untuk di kembangkan serta kurangnya
sosialisasi terhadap masyarakat setempat tentang pariwisata khususnya desa wisata.Selain belum
adanya campur tangan pemerintah setempat dan kurangnya daya tarik serta fasilitas yang kurang
memadai,kendala yang sangat berpengaruh adalah kurangnya promosi atau pengenalan tempat-
tempat wisata yang ada diWonosalam karna masyarakat atau pihak yang mengelola kurang
pengetahuan tentang teknologi (internet). Sebernarnya Banyak hal yang bisa dilakukan dalam
mempromosikan desa wisata melalui internet contohnya membuat paket tour wisata, menjalin
hubungan dengan para travel agent, dan promosi secara online (web,instagram,facebook,twitter
dan lain-lain).

Kurangnya pengetahuan tentang teknologi dan kerjasama antar pemerintah dengan


masyarakat setempat sebenarnya menjadi masalah utama dalam mengembangkan tempat-tempat
wisata didaerah atau desa tersebut.karena terlihat Fakta yang ada dilapangan adalah Sepinya
pengunjung dan kurangnya kerjasama pemerintah dengan masyarakat yang untuk
mengembangkan desa wisata sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi desa dikecamatan
Wonosalam.

Padahal perkembangan pariwisata sangat bergantung pada jumlah pengunjung yang


datang Namun faktanya Tampak sepi.Jika pemerintah dan pihak pengelola setempat lebih
berkerjasama dalam sosialisasi serta mengenalkan dan mempromosikan tempat-tempat wisata
yang ada dikecamatan Wonosalam secara otomatis Berdampak positif bagi masyarakat setempat
serta menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi didesa-desa yang terdapat dikecamatan
Wonosalam tersebut.Untuk mewujudkan desa wisata, perlu kerja keras dan keinginan yang kuat
dari seluruh pihak.

Dari kendala-kendala yang dihadapi,kami memberikan solusi sebagaimana mestinya


Desa Wisata harus berkembang dan menjadi Sebuah pendorong pertumbuhan ekonomi
desa.Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah : karna Belum adanya program-progam desa
wisata, jadi Harus menyusun master plan pengembangan desa wisata dengan melakukan
musyawarah koordinasi dengan pemerintah, aparat desa, pengelola serta masyarakat. Kondisi
dan kualitas lingkungan yang kurang bersih, sehingga harus menumbuhkan kesadaran untuk
Menjaga dan memelihara kualitas lingkungan sehingga perlu melakukan pengawasan
pembuangan sampah di sekitar Desa Wisata.selain itu Tata ruang untuk Desa Wisata yang belum
baik sehingga harus Menetapkan tata ruang desa wisata dengan melakukan koordinasi tentang
tata ruang desa seta Melaksanakan sosialisasi atau penyuluhan mengenai tata ruang Desa Wisata
khususnya desa yang ada dikecamatan Wonosalam.

Dari kendala dan solusi yang kami kemukakan Besar harapan kami agar solusi yang kami
berikan dapat menjadikan Desa-desa yang ada dikecamatan Wonosalam dapat mengembangkan
destinasi-destinasi wisata yang ada sehingga menjadi sebuah pendorong pertumbuhan ekonomi
desa dan dikenal masyarakat luar. Melalui kerja sama pemerintah setempat dan dengan promosi-
promosi yang giat melalui media social.

Anda mungkin juga menyukai