Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


Kewarganegaraan
pada semester gasal tahun 2019/2020

Disusun oleh :
KELOMPOK 5

M. HAFIYAN ZHAFIR NIM. 7141230041


M. SAMSUL ARIF NIM. 1741230089
NUNG SYAIFULLAH PRIBADI JNO NIM. 7141230016

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN PRODUKSI DAN PERAWATAN


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI MALANG
MALANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memberikan wawasan mengenai mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan,
dengan judul “ WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK
INDONESIA ”.

Dengan tulisan ini kami diharapkan mahasiswa mampu untuk memahami


makna dari wawasan nusantara, geopolitik, dan juga hubungan antara keduanya
yang menjadi suatu kesatuan yang diterapkan di Indonesia. Dengan demikian,
tulisan ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan
adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak, agar bisa
menjadi lebih baik lagi.

Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberi informasi yang berguna
bagi pembacanya, terutama mahasiswa, supaya kelak menjadi pribadi yang
berwawasan nusantara, karena kita adalah penerus Bangsa Indonesia.

Malang,05 November 2019

Penyusun

i
Daftar isi

KATA PENGANTAR .......................................................................................................................i


Daftar isi .......................................................................................................................................... ii
BAB I................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................................... 1
BAB II .............................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN............................................................................................................................... 2
2.1 Wilayah Sebagai Ruang Hidup ........................................................................................... 2
2.1.1 Pengertian Geopolitik .................................................................................................... 3
2.2.2 Teori – Teori Geopolitik................................................................................................ 3
2.2.3 Pandangan Geopolitik Bangsa Indonesia .................................................................... 5
2.2 Wawasan Nusantara............................................................................................................. 8
2.2.1 Pengertian Wawasan Nusantara .................................................................................. 8
2.1.2 Hakikat Wawasan Nusantara ....................................................................................... 9
2.1.3 Faktor Kewilayahan yang Mempengruhi Wawasan Nusantara ............................... 9
2.3 Unsur Dasar Wawasan Nusantara .................................................................................... 22
2.4 Penerapan Wawasan Nusantara dan Tantangan Implementasi
Wawasan Nusantara................................................................................................................. 23
2.4.1 Penerapan Wawasan Nusantara ................................................................................ 23
2.4.2 Tantangan Implementasi Wawasan Nusantara ........................................................ 24
BAB III ........................................................................................................................................... 30
PENUTUP ...................................................................................................................................... 30
A. Kesimpulan........................................................................................................................ 30
B. Saran .................................................................................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 31

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Secara konsepsional, wawasan nusantara (Wawasan) merupakan wawasan
nasionalnya bangsa Indonesia. Perumusan wawasan nasional bangsa Indonesia
yang selanjutnya disebut Wawasan Nusantara, itu merupakan salah satu konsepsi
politik dalam ketatanegaraan Republik Indonesia. Wawasan Nusantara sebagai
wawasan nasionalnya bangsa Indonesia dibangun atas pandangan geopolitik
bangsa. Pandangan bangsa Indonesia didasarkan pada konstelasi lingkungan
tempat tinggalnya yang menghasilkan konsepsi Wawasan Nusantara.jadi
Wawasan Nusantara merupakan penerapan dari teori geopolitik bangsa Indonesia.
Konsep geopolitik Indonesia berlandaskan pada pandangan kewilayahan dan
kehidupan bangsa.Sebagai Negara yang sangat luas dengan berbagai keragaman
di dalamnya, Indonesia memiliki Wawasan Nusantara sebagai dasar
pengembangan wawasan nasional. Tak hanya faktor geografi, wawasan nusantara
juga mengutamakan kepentingan masyarakat dalam aspek lain seperti sosial
budaya, politik, pertahanan dan keamanan, dan ekonomi.
Untuk mengetahui lebih jauh mengenai keterkaitan antara wawasan nusantara

dan geopolitik, penulis mencoba membahasnya melalui sebuah makalah yang


berjudul “WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA”.

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Wilayah Sebagai Ruang Hidup

Cara pandang suatu bangsa memandang tanah air dan beserta lingkungannya
menghasilkan wawasan nasional. Wawasan nasional itu selanjutnya menjadi
pandangan atau visi bangsa dalam menuju tuannya. Namun tidak semua bangsa
memiliki wawasan nasional Inggris adalah salah satu contoh bangsa yang
memiliki wawasan nasional yang berbunyi” Britain rules the waves”.

Ini berarti tanah inggris bukan hanya sebatas pulaunya, tetapi juga lautnya.
Adapun bangsa Indonesia memiliki wawasan nasional yaitu wawasan nusantara.
Sebagai Wawasan nasional dari bangsa Indonesia naka wilayah Indonesia
yang terdiri dari daratan, laut dan udara diatasnya dipandang sebagai ruang hidup
(lebensraum) yang satu atau utuh. Wawasan nusantara sebagai wawasan
nasionalnya bangsa Indonesia dibangunatas pandangan geopolitik bangsa.
Pandangan bangsa Indonesia didasarkan kepada konstelasi lingkungan tempat
tinggalnya yang menghasilakan konsepsi wawasan Nusantara. Jadi wawasan
nusantara merupakan penerapan dari teori geopolitik bangsa Indonesia.
Wawasan Nusantara berasal dari kata Wawasan dan Nusantara. Wawasan
berasal dari kata wawas (bahasa Jawa) yang berarti pandangan, tinjauan atau
penglihatan indrawi. Selanjutnya muncul kata mawas yang berarti memandang,
meninjau atau melihat. Wawasan artinya pandangan, tujuan, penglihatan, tanggap
indrawi. Wawasan berarti pula cara pandang, cara melihat.
Kedudukan wawasan nusantara adalah sebagai visi bangsa. Visi adalah
keadaan atau rumusan umum mngenai keadaan yang dinginkan. Wawasan
nasional merupakan visi bangsa yang bersangkutan dalam menuju masa depan.
Visi bangsa Indonesia sesuaidengan konsep wawasan Nusantara adalah menjadi
bangsa yang satu dengan wilayah yang satu dan utuh pula.

2
2.1.1 Pengertian Geopolitik

Kata geopolitik berasal dari kata geo dan politik.“Geo” berarti bumi dan
“Politik” berasal dari bahasa Yunani politeia, berarti kesatuan masyarakat yang
berdiri sendiri (negara) dan teia yang berarti urusan. Sementara dalam bahasa
Inggris, politics adalah suatu rangkaian asas (prinsip), keadaan, cara, danalat yang
digunakan untuk mencapai cita-cita atau tujuan tertentu. Dalam bahasa Indonesia,
politik dalam arti politics mempunyai makna kepentingan umum warga negara
suatu bangsa. Politik merupakan suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan,
cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang kita kehendaki.

2.2.2 Teori – Teori Geopolitik


Berikut beberapa pandangan-pandangan geopolitik dari ahli geopolitik :

1. Pandangan atau Ajaran Frederich Ratzel

Pada abad ke -19, frederich ratzel merumuskan untuk pertama kalinya ilmu
bumi politik sebagai hasil penelitiaannya yang ilmiah dan universal. Pokok
– pokok ajaran frederich sebagai berikut.
- Dalam hal – hal tertentu pertumbuhan Negara dapat dianalogikan
dengan pertumbuhan organisme yang memerlukan ruang lingkup,
melalui proses lahir, tumbuh, berkembang, mempertahankan hidup,
menyusut dan mati.
- Negara identik dengan suatu ruang yang di tempati oleh kelompok
politik dalam arti kekuatan. Makin luas potensi tersebut, makin
besar kemun gkinan kelompok politik itu tumbuh.
- Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak
lepas dari hokum alam.
2. Pandangan atau Ajaran Rudolf kjellen

Kjellen melanjutkan ajaran rathel tentang teori organism.

- Negara merupakan satuan biologis, suatu organisme hidup, yang


memiliki intelektual. Negara dimingkinkan untuk memperoleh
ruang yang cukup luasagar kemampuan dan kekuatan rakyatnya

3
dapat berkembang secara bebas.

- Negara merupakan suatu system politik/ pemerintahan yang


meliputi bidang – bidang: geopolitik, ekonomi politik, demo politik,
social politik, dan krato politik.
- Negara tidak harus bergantung pada sumber pembekalan luar.

3. Pandangan ajaran Karl Haushofer

Pandangan karl Haushofer berkembang di jerman ketika Negara ini


berada dibawah kekuasaan adolft hilter. Haushofer menganut teori/
pandangan klellen yaitu:
- Kehausan imperium daratan yang kompak akan dapat mengejar
kekuasaan imperium maritime untuk menguasai penguasaan laut.
- Beberapa Negara besar di dunia akan timbul dan akan menguasai
eropa, afrika, asia barat, serta jepang di asia timur.
4. Pandangan atau ajaran Sir Halford Mackinder

Teori ahli geopolitik ini pada dasarnya menganut “ konsep kekuatan”


dan mencetuskan wawasan benua yaitu konsep kekuatan di darat. Ajarannya
mengatakan: barang siapa dapat menguasai “ daerah jantung” yaitu Eurasia
(eropa asia), ia akan dapat menguasai pulau dunia.
5. Pandangan atau Ajaran Sir Walter Raleigh dan Alfred Thyer Mahan

Kedua ahli ini mempunyai gagasan “wawasan bahari” yaitu kekuatan


lautan. Ajarannya mengatakan bahwa barang siapa menguasai lautan akan
menguasai “perdagangan” menguasai perdagangan berart menguasai “
kekayaan dunia” Sehingga akhirnya menguasai dunia.
6. Pandangan atau Ajaran Wmithel, a Savesky, Giulio, dan Jhon Frederik
Charles Fuller
Keempat ahli geopolitik ini berpendapat bahwa kekuatan justru yang
paling menentukan. Mereka melahirkan teori “ wawasan dirgantara” yaitu
konsep kekuatan di udara. Kekuatan di udara hendaknya mempunyai daya
yang dapat di andalkan.
7. Ajaran Nicholas j. Spykman

4
Ajaran ini menghasilkan teory yang dinamakan teory daerah batas
(rimland), yaitu wawasan kombinasi yang menggabungakan kekuatan darat,
laut, dan udara.

2.2.3 Pandangan Geopolitik Bangsa Indonesia


Setelah mengenal konsep geopolitik yang pernah dipakai oleh negara-
negara di dunia, penting bagi kita untuk mengetahui dan memahami sejarah dan
konsep geopolitik yang dianut oleh bangsa kita sendiri, yaitu Bangsa Indonesia.
Geopolitik diartikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan dalam
wujud kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional
geografik (kepentingan yang titik beratnya terletak pada pertimbangan geografi,
wilayah atau territorial dalam arti luas) suatu Negara, yang apabila dilaksanakan
dan berhasil akan berdampak langsung kepada system politik suatu Negara.
Sebaliknya, politik Negara itu secara langsung akan berdampak pada geografi
Negara yang bersangkutan.
Geopolitik bertumpu pada geografi sosial (hukum geografis), mengenai
situasi, kondisi, atau konstelasi geografi dan segala sesuatu yang dianggap relevan
dengan karakteristik geografi suatu Negara.
Sebagai Negara kepulauan, dengan masyarakat yang berbhinneka, Negara
Indonesia memiliki unsur-unsur kekuatan sekaligus kelemahan. Kekuatannya
terletak pada posisi dan keadaan geografi yang strategis dan kaya sumber daya
alam. Sementara kelemahannya terletak pada wujud kepulauan dan
keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan dalam satu bangsa dan satu
tanah air, sebagaimana telah diperjuangkan oleh para pendiri Negara ini.
Dorongan kuat untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia
tercermin pada momentum sumpah pemuda tahun 1928 dan kemudian dilanjutkan
dengan perjuangan kemerdekaan yang puncaknya terjadi pada saat proklamasi
kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.
Penyelenggaraan Negara kesatuan Republik Indonesia sebagai sistem
kehidupan nasional bersumber dari dan bermuara pada landasan ideal pandangan
hidup dan konstitusi Undang-Undang Dasar 1945. dalam pelaksanaannya bangsa
Indonesia tidak bebas dari pengaruh interaksi dan interelasi dengan lingkungan
sekitarnya, baik lingkungan regional maupun internasional.

5
Dalam hal ini bangsa Indonesia perlu memiliki prinsipprinsip dasar sebagai
pedoman agar tidak terombang-ambing dalam memperjuangkan kepentingan
nasional untuk mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya. Salah satu pedoman
bangsa Indonesia adalah wawasan nasional yang berpijak pada wujud wilayah
nusantara sehingga disebut dengan wawasan nusantara.
Kepentingan nasional yang mendasar bagi bangsa Indonesia adalah upaya
menjamin persatuan dan kesatuan wilayah, bangsa, dan segenap aspek kehidupan
nasionalnya. Karena hanya dengan upaya inilah bangsa dan Negara Indonesia dapat
tetap eksis dan dapat melanjutkan perjuangan menuju masyarakat yang dicita-
citakan.
Pandangan geopolitik bangsa Indonesia yang didasarkan pada nilai-nilai
Ketuhanan dan Kemanusiaan yang luhur dengan jelas tertuang di dalam Pembukaan
UUD 1945. bangsa Indonesia adalah bangsa yang cinta damai, tetapi lebih cinta
kemerdeklaan. Bangsa Indonesia menolak segala bentuk penjajahan, karena tidak
sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.
Berdasarkan uraian di atas, konsepsi Wawasan Nusantara dibangun atas
geopolitik bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia memiliki pandangan sendiri
mengenai wilayah yang dikaitkan dengan politik/kekuasaan. Wawasan Nusantara
sebagai wawasan nasional dibentuk dan dijiwai oleh paham kekuasaan dan
geopolitik bangsa Indonesia (HAN, Sobana : 2005). Wawasan Nusantara dapat
dikatakan sebagai penerapan teori geopolitik dari bangsa Indonesia. (Chaidir Basrie
: 2002).
Oleh karena itu, bangsa Indonesia juga menolak paham ekspansionisme dan adu
kekuatan yang berkembang di Barat. Bangsa Indonesia juga menolak paham
rasialisme, karena semua manusia mempunyai martabat yang sama, dan semua
bangsa memiliki hak dan kewajiban yang sama berdasarkan nilai-nilai Ketuhanan
dan Kemanusiaan yang universal.
Dalam hubungan internasional, bangsa Indonesia berpijak pada paham
kebangsaaan atau nasionalisme yang membentuk suatu wawasan kebangsaan
dengan menolak pandangan Chauvisme. Bangsa Indonesia selalu terbuka untuk
menjalin kerjasama antar bangsa yang saling menolong dan saling menguntungkan.
Semua ini dalam rangka ikut mewujudkan perdamaian dan ketertiban dunia.

6
Oleh karena itu, wawasan nusantara adalah geopolitik Indonesia. Hal ini
dipahami berdasarkan pengertian bahwa dalam wawasan nusantara terkandung
konsepsi geopolitik Indonesia, yaitu unsur ruang, yang kini berkembang tidak saja
secara fisik geografis, melainkan dalam pengertian secara keseluruhan (Suradinata;
Sumiarno: 2005).
Salah satu kepentingan nasional Indonesia adalah bagaimana menjadikan
bangsa dan wilayah ini senantiasa satu dan utuh. Kepentingan nasional itu
merupakan turunan lanjut dari cita-cita nasional, tujuan nasional maupun visi
nasional. Cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana tertuang dalam
pembukaan UUD 1945 alinea II adalah untuk mewujudkan Negara Indonesia, yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
Adapun tujuan nasional Indonesia sebagaimana tertuang dalam pembukaan
UUD 1945 alinea IV, salah satunya adalah melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia.
Visi nasional Indonesia menurut ketetapan MPR No. VII/MPR/2001
tentang Visi Indonesia Masa Depan adalah adalah terwujudnya masyarakat
Indonesia yang religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil, sejahtera, maju,
mandiri, serta baik dan bersih dalam penyelenggaraan negara.
Sejalan dengan hal tersebut, bangsa Indonesia berkepentingan untuk
mewujudkan hal-hal di atas. Upaya untuk terus membina persatuan dan keutuhan
wilayah adalah dengan mengembangkan wawasan nasional bangsa. Wawasan
nasional bangsa Indonesia itu adalah Wawasan Nusantara.
Setelah mengenal konsep geopolitik yang pernah dipakai oleh negara-
negara di dunia, penting bagi kita untuk mengetahui dan memahami sejarah dan
konsep geopolitik yang dianut oleh bangsa kita sendiri, yaitu Bangsa Indonesia.
Prinsip geopolitik Indonesia sebagaimana tersebut di atas menandakan
bahwa dalam hal wilayah, bangsa Indonesia tidak ada semangat untuk mempeluas
wilayah sebagai ruang hidup (lebensraum). Secara historis, kesepakatan para
pendiri negara Republik Indonesia adalah wilayah Indonesia merdeka hanyalah
wilayah bekas jajahan Belanda atau eks Hindia Belanda. Wilayah yang bangsanya
memiliki “Le desir d’etre ensemble dan Character-gemeinschaft” – menurut
Soekarno – itulah yang harus kita satukan dan pertahankan. Upaya membangun

7
kesadaran untuk bersatunya bangsa dalam satu wilayah adalah dengan konsepsi
Wawasan Nusantara.

Ciri nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme yang tidak chauvisnisme


dan juga bukan kosmopolitanisme. Nasionalisme Indonesia tumbuh dalam
internasionalisme, mengembangkan hubungan baik dengan bangsa lain secara
sederajat.
Sejalan dengan hal tersebut, bangsa Indonesia berkepentingan untuk
mewujudkan hal-hal di atas. Upaya untuk terus membina persatuan dan keutuhan
wilayah adalah dengan mengembangkan wawasan nasional bangsa. Wawasan
nasional bangsa Indonesia itu adalah Wawasan Nusantara.

2.2 Wawasan Nusantara


2.2.1 Pengertian Wawasan Nusantara
Secara etimologis, Wawasan Nusantara berasal dari
kata Wawasan danNusantara. Wawasan berasal dari kata Wawas (bahasa jawa)
yang berarti pandangan, tinjauan dan penglihatan indrawi. Jadi wawasan adalah
pandangan, tinjauan, penglihatan, tanggap indrawi. Wawasan berarti pula cara
pandang dan cara melihat. Nusantara berasal dari kata nusa dan antara. Nusa
artinya pulau atau kesatuan kepulauan. Antara artinya menunjukkan letak antara
dua unsur. Jadi Nusantara adalah kesatuan kepulauan yang terletak antara dua
benua, ian yaitu benua Asia dan Australia, dan dua samudra, yaitu samudra Hindia
dan Pasifik. Berdasarkan pengertian modern, kata “nusantara” digunakan sebagai
pengganti nama Indonesia.
Sedangkan terminologis, Wawasan menurut beberapa pendapat sebagai
berikut :

a. Menurut prof. Wan Usman, “Wawasan Nusantara adalah cara pandang


bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai Negara kepulauan
dengan semua aspek kehidupan yang beragam.”

b. Menurut GBHN 1998, Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan


sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, dengan dalam

8
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

c. Menurut kelompok kerja Wawasan Nusantara untuk diusulkan


menjadi tap. MPR, yang dibuat Lemhannas tahun 1999, yaitu “cara pandang
dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba
beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehipan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional”.

d. Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, secara sederhana wawasan


nusantara berarti cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan
lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah
dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.

2.1.2 Hakikat Wawasan Nusantara

Kita memandang bangsa Indonesia dengan Nusantara merupakan


satu kesatuan. Jadi, hakikat Wawasan Nusantara adalah keutuhan dan
kesatuan wilayah nasional. Dengan kata lain, hakikat Wawasan Nusantara
adalah “persatuan bangsa dan kesatuan wilayah.
Dalam GBHN disebutkan bahwa hakikat Wawasan Nusantara
diwujudkan dengan menyatakan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan
politik, ekonomi, social budaya, dan pertahanan keamanan.

2.1.3 Faktor Kewilayahan yang Mempengruhi Wawasan Nusantara


A. Wilayah(Geografi)

A. Asas Kepulauan (Archipelagic Principle)

Kata archipelago dan archipelagic berasal dari kata Italia archipelagos.


Akar katanya adalah archi berarti terpenting, terutama, dan pelages berarti laut
atau wilayah lautan. Jadi, archipelago dapat diartikan sebagai lautan
terpenting.

9
Istilah archipelago antara lain terdapat dalam naskah resmi perjanjian
antara Republik Venezza dan Michael Palaleogus pada tahun 1268. Perjanjian
ini menyebut “Arc(h) Pelago” yang maksudnua adalah “Aigaius Pelagos” atau
Laut Aigia yang dianggap sebagai laut terpenting oleh Negara-negara yang
bersangkutan. Pengertian ini kemudian berkembang tidak hanya laut Aigaia
tetapi termasuk pulau-pulau didalamnya. Istilah archipelago adalah wilayah
lautan dengan pulau-pulau di dalamnya. Arti ini kemudian menjadi pulau-
pulau saja tanpa menyebut unsure lautnya sebagai akibat penyerapan bahasa
Barat, sehingga archipelago selalu diartikan kepulauan atau kumpulan pulau.

Lahirnya asas archipelago mengandung pengertian bahwa pulau-pulau


tersebut selalu dalam kesatuan utuh, sementara tempat unsur perairan atau
lautan antara pulau-pulau berfungsi sebagai unsure penghubung dan bukan
unsure pemisah. Asas dan wawasan kepulauan ini dijumpai dalam pengertian
The Indian Archipelago. Kata archipelago pertama kali dipakai oleh John
Crawford dalam bukunya The History of Indian Archipelago (1820). Kata
Indian Archipelagos diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda Indische
Archipel, yang semula ditafsirkan sebagai wilayah kepulauan Andaman
sampai Marshanai.

B. Kepulauan Indonesia

Bagian wilayah Indische Archipel yang dikuasai Belanda dinamakan


Nederlandsch Oost Indische Archipelago. Itulah wilayah jajahan Belanda
yang kemudian menjadi wilayah Negara Republik Indonesia. Sebagai sebutan
untuk kepulauan ini sudah banyak nama dipakai, yaitu “Hindia Timur”,
“Insulinde” oleh Multaluti, “Nusantara”,”Indonesia” dan “Hindia Belanda”
pada masa penjajahan Belanda. Bangsa Indonesia sangat mencintai nama
Indonesia meskipun bukan dari bahasanya sendiri, tetapi ciptaan orang barat.
Dalam bahasa Yunani, “Indo” berarti India dan “nesos” berarti pulau.
Indonesia mengandung makna spiritual, yang didalamnya terasa ada jiwa
perjuangan menuju cita-cita luhur, Negara kesatuan, kemerdekaan dan
kebesaran.

10
Konsepsi tentang Wilayah Lautan

Dalam perkembangan hokum laut intrenasional dikenal beberapa


konsepsi mengenai pemilikan dan penggunaan wilayah laut sebagai
berikut:

a. Res Nullius, menyatakan bahwa laut itu tidak ada yang memilikinya.

b. Res Cimmunis, menyatakan bahwa laut itu adalah milik masyarakat


dunia karena itu tidak dapat dimiliki oleh masing-masing Negara.

c.Mare Liberum, menyatakan bahwa wilayah laut adalah bebas untuk


semua bangsa.

d.Mare Clausum (The Right and Dominion Of the Sea), menyatakan


bahwa hanya laut sepanjang pantai saja yang dapat dimiliki oleh suatu
negara sejauh yang dapat dikuasai dari darat.

e.Archipelagic State Principles (asas Negara Kepulauan) yang


menjadikan dasar dalam Konvensi PBB tentang hukum la

Sesuai dengan Hukum Laut Internasional, secara garis besar


Indonesia sebagai Negara kepulauan memiliki Laut Teritorial, Perairan
Pedalaman, Zone Okonomi Eksklusif, dan Landas Kontinen.

1. Negara kepulauan adalah suatu Negara yang seluruhnya terdiri dari


satu atau lebih kepulauan dan dapat mencakup pulau-pulau lain.
2. Laut Teritorial adalah satu wilayah laut yang lebarnya tidak
melebihi 12 mil laut diukur dari garis pangkal, sedangkan garis
pangkal adalah garis air surut terendah sepanjang pantai, seperti
yang terlihat pada peta laut skala besar yang berupa garis yang
menghubungkan titik-titik terluar dari dua pulau dengan batas-batas

11
tertentu sesuai konvensi. Kedaulatan suatu Negara pantai mencakup
daratan, perairan pedalaman dan laut territorial tersebut.
3. Perairan Pedalaman adalah wilayah sebelah dalam daratan atau
sebelah dalam dari garis pangkal.
4. Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE) tidak boleh melebihi 200 mil laut
dari garis pangkal. Di dalam ZEE negara yang bersangkutan
mempunyai hak berdaulat untuk keperluan eksplorasi, eksploitasi,
konservasi dan pengelolaan sumber kekayaan alam hayati dari
perairan.
5. Landas Kontinen suatu negara berpantai meliputi dasar laut dan
tanah dibawahnya yang treletak di luar laut teritorialnya sepanjang
merupakan kelanjutan alamiah wilayah daratannya. Jaraknya 200
mil laut dari garis pangkal atau dapat lebih 100 mil dari itu dengan
tidak melebihi 350 mil, tidak boleh melebihi 100 mil dari garis batas
kedalaman dasar laut sedalam 2500 m.
6. Karakterisrik Wilayah Nusantara

Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)

Pengumuman Pemerintah Negara tentang Zona Ekonomi


Eksklusif terjadi pada 21 Maret 1980. Batas ZEE adalah selebar 200 mil
yang dihitung dari garis dasar laut wilayah Indonesia. Aalasan-alasan
yang mendorong Pemerintah mengumumkan ZEE adalah:

a) Persediaan ikan yang semakin terbatas.

b) Kebutuhan untuk pembangunan nasional Indonesia.

c) ZEE mempunyai kekuatan hokum internasional

Karasteristik Wilayah Nusantara

Nusantara berarti Kepulauan Indonesia yang teletak diantara


benua Asia dan benua Australia dan diantara samudra Pasifik dan
samudra Indonesia, yang terdiri dari 17.508 pulau besar maupun kecil.

12
Jumlah pulau yang sudah memiliki nama adalah 6.044 buah. Kepulauan
Indonesia terletak pada batas-batas astronomi sebagai berikut:

Utara : + 60 08’LU

Selatan : + 110 15’ LS

Barat : + 940 45’ BT

Timur : + 1410 05’ BT

Luas wilayah Indonesia seluruhnya adalah 5.193.250 km2, yang


terdiri dari daratan seluas 2.027.087 km2 dan perairan seluas 3.166.163
km2. Luas wilayah daratan Indonesia jika dibandingkan dengan Negara-
negara Asia Tenggara merupakan yang terluas. Sedangkan jika
dibandingkan dengan Negara-negara di dunia, maka luas wilayah
daratan Indonesia menempati urutan ke-14.

B. Geopolitik dan Geostrategi

1. Geopolitik

Geopolitik memaparkan dasra pertimbangan dalam menentukan


alternative kebiajakan national untuk mewujudkan tujuan tertentu. Prinsip-
prinsip dalam geopolitik menjadi perkembangan suatu wawasan nasional.
Pengertian geopolitik telah diperaktikkan sejak abad XIX, namun
pengertiannya baru tumbuh pada awal abad XX sebagai ilmu
penyelengggaraan Negara yang setiap kebijakannya dikaitkan dengan
masalah-masalah geografi wilayah yang menjadi tempat tinggal suatu
bangsa.

Pandangan Geopolitik bangsa Indonesia yang didasarkan pada


nilai-nilai Ketuhanan dan Kemanusiaan yang luhur dengan jelas dan tegas
tertuang di dalam Pembukaan UUD 1945. Bangsa Indonesia adalah
bangsa yang cinta damai, tetapi lebih cinta kemerdekaan. Bangsa

13
Indonesia menolak segala bentuk penjajahan, karena tidak sesuai dengan
peri kemanusiaan dan peri keadilan.

Oleh karena itu bangsa Indonesia juga menolak paham


spansionisme dan adu kekuatan yang berkembang di barat. Bangsa
Indonesia juga menolak paham rasialisme, karena semua manusia
mempunyai martabat yang sama, dan semua bangsa memiliki hak dan
kewajiban yang sama berdasarkan nilai-nilai Ketuhanan dan Kemanusiaan
yang universal.

Dalam hubungan Internasional, bangsa Indonesia berpijak pada


paham kebangsaan yang membentuj suatu wawasan kebangsaan dengan
menolak pandangan Chauvisme. Bangsa Indonesia delalu terbuka untuk
menjalin kerjasama antar bangsa yang saling menolong dan saling
menguntungkan. Semua ini dalam rangka ikut mewujudkan perdamaian
dan ketertiban dunia yang abadi.

2. Geostrategi

Strategi adalah politik dalam pelaksanaan, yaitu upaya bagauimana


mencapai tujuan atau sasran yang ditetapkan sesuai dengan keinginan
politik. Karena strategi merupakan upaya pelaksanaan, maka strategi
pada hakikatnya merupakan suatu seni yang implementasinya didasari
oleh intuisi, perasaan dan hasil pengalaman. Startegi juga dapat
merupakan ilmu, yang langkah-langkahnya selalu berkaitan dengan data
dan fakta yang ada. Sni dan ilmu digunakan sekaligus untuk membina
atau mengelola sumber daya yang dimiliki dalam suatu rencana dan
tindakan.

Strategi biasanya menjangkau masa depan, sehingga pada


umumnya strategi disusun secara bertahap dengan memperhitungkan
factor-faktor yang mempengaruhinya. Dengan demikian geostrategic
adalah perumusan strategi nasional dengan memeprhitungkan kondisi
dan konstelasi geografi sebagai factor utamanya. Disamping itu dalam

14
merumuskan strategi perlu pula memperhatikan kondisi social, budaya,
penduduk, sumber daya alam, lingkungan regional maupun
internasional.

C. Perkembangan Wilayah Indonesia dan Dasar Hukum

1. Sejak 17 Agustus 1945 sampai dengan 13 Desember 1957

Wilayah Negara Republik Indonesia ketika merdeka meliputi


wilayah bekas Hindia Belanda berdasarakan ketentuan dalam
“Territoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonatie” tahun 1939 tentang
batas wilayah laut territorial Indonesia. Ordonansi tahun 1939 tersebut
menetapkan batas wilayah laut territorial sejauh 3 mil dari garis pantai
ketika surut, dengan asas pulau demi pulau secara terpisah-pisah.
Sebagian besar wilayah perairan dalam pulau-pulau merupakan
perairan bebas. Hal ini tentu tidak sesuai dengan kepentingan
keselamatan dan keamanan Negara Kesatuan RI.

2. Dari Deklarasi Juanda

Pada tanggal 13 Desember 1957 dikeluarkan deklarasi Juanda


yang dinyatakan sebagai pengganti Ordonansi tahun 1939 dengan
tujuan sebagai berikut:

a) Perwujudan bentuk wilayah NKRI yang ututh dan bulat.

b) Penentuan batas-batas wilayah Negara Indonesia disesuaikan


dengan asas Negara kepulauan.

c) Pengaturan lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin


keselamatan dan keamanan NKRI.

Kemudian Laut teritorial diukur sejauh 12 mil dari titik-titik


pulau terluar yang saling dihubungkan. Sehingga merupakan satu
kesatuan wilayah yang utuh dan bulat. Semua perairan di antara pulau-

15
pulau Nusantara menjadi laut territorial Indonesia. Tiga perliam
wilayah Indonesia berupa perairan atau lautan. Oleh karena itu Negara
Indoensia dikenal sebagai Negara maritime.

Untuk mengatur lalu lintas perairan maka dikeluarkan


Peraturan Pemerintah No.8 tahun 1962 tentang lalu lintas damai di
perairan pedalaman Indonesia yang meliputi:

a) Semua pelayaran dari laut bebas ke suatu pelabuhan Indonesia.

b) Semua pelayaran dari pelabuhan Indonesia ke laut bebas.

c) Semua pelayaran dari dank e laut bebas dengan melintasi perairan


Indonesia.

Pengaturan tersebut sesuai dengan salah satu tujuan Deklarasi


Juanda tersebut diatas dalam rangka menjaga keselamatan dan
keamanan RI.

3. Dari 17 Februari 1969 (Deklarasi Landas Kontinen)

Deklarasi tentang landas kontinen Negara RI merupakan


konsep politik yang berdasarkan konsep wilayah. Deklarasi ini
dipandang pula sebagai upaya untuk mengesahkan Wawasan
Nusantara. Disamping dipandang sebagai upaya untuk mewujudkan
pasal 33 ayat 3 UUD 1945. Konsekuensinya bahwa sumber kekayaan
alam dalam landas kontinen Indonesia adalah milik ekesklusif Negara
RI.

Asas-asa pokok yang termuat di dalam Deklarasi tentang


landas kontinen adalah sebagai berikut:

a) Segala sumber kekayaan alam yang terdapat dalam landas kontinen


Indonesia adalah milik eksklusif Negara RI.

16
b) Pemerintah Indonesia bersedia menyelesaikan soal garis batas
landas kontinen dengan negar-negara tetangga melalui perundingan.

c) Jika tak ada garis batas, maka landas kontinen adalah suatu garis
yang ditarik di tengah-tengah antara pulau terluar Indonesia dengan
wilayah terluar Negara tetangga.

d) Claim tersebut tidak memepengaruhi sifat serta status dari perairan


diatas landas kontinen Indonesia maupun udara diatasnya.

Demi kepastian hokum dan untuk mendukung kebijaksanaan


Pemerintah, asas-asas pokok tersebut dituangkan dalam Undang-
Undang No. 1 tahun 1973 tentang Landas Kontinen Indonesia. Di
samping itu UU No.1/1973 juga memberi dasar bagi pengaturan
eksplorasi serta penyelidikan ilmiah atas kekayaan alam di landas
kontinen dan masalah-masalah yang ditimbulkannya.

D. Batas Wilayah Negara Indonesia

Batas Wilayah Indonesia – Jika diperhatikan dari keadaan yang ada, maka
setiap negara yang ada di dunia ini pasti mempunyai batas wilayah. Batas wilayah
ini berguna sebagai tanda wilayah kekuasaan dan kepemerintahan, sehingga tidak
akan jelas mana yang termasuk wilayah negaranya dan mana yang bukan
termasuk negaranya.

Setiap negara dan daerah yang ada di dunia ini memiliki banyak ragam
tanda, baik itu berupa gapura, tugu, sungai, laut, pagar dan lain sebagainya.
Contohnya adalah Negara Indonesia. Negara Indonesia merupakan negara
maritim (yang dibatasi oleh laut) yang mana sepertiga wilayah negara ini berupa
lautan.

Indonesia sendiri mempunyai garis pantai seluas 81.900 km. Sebagaimana


yang dikatakan di atas bahwa Indonesia mempunyai batas maritim. Namun, bukan
berarti bahwa Indonesia tidak mempunyai batas darat. Indonesia juga mempunyai
batas darat sebab m

17
Batas Wilayah Indonesia

Jika ditinjau lebih lanjut, batas laut Indonesia memiliki hubungan dengan tiga
negara. Secara Letak Geografis dan Letak Astronomis, Indonesia terletak diantara
2 benua dan dua samudra. lebih tepatnya dihapit diantara Benua Asia dan Benua
Australia dan terletak diantara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.

Ada beberapa batas wilayah Indonesia dengan negara tetangga yang


mencakup batas darat dan laut. Berikut ini akan saya jelaskan batas – batas
wilayah Indonesia dari berbagai arah mata angin.

a. Batas Wilayah Daratan

Wilayah daratan adalah merupakan daerah di permukaan


bumi pada batas-batas tertentu pada tanah permukaan bumi.
Untuk menentukan batas wilayah pada daratan, biasanya
dilakukan dengan negara yang berbatasan langsung di darat.

Batas-batas tersebut dapat dibuat dengan sengaja atau dapat


pula ditandai dengan benda-benda alam seperti gunung, hutan,
dan sungai.

Negara Indonesia memiliki wilayah daratan yang


berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia (Serawak
dan Sabah), Papua Nugini, dan Timor Leste. Selain itu
penentuan secara pasti tentang batas wilayah antara dua negara
tidak akan menjadi masalah jika sudah ada kepastian dan
persetujuan.

• Bagian utara

Pada Pulau Kalimantan Indonesia berbatasan langsung


dengan Malaysia (Malaysia bagian timur). Berarti Malaysia ini
berbatasan dengan wilayah daratan Negara Indonesia.

18
• Bagian Timur

Pada bagian timur Indonesia Pulau Papua berbatasan


langsung dengan daratan Negara Papua Nugini dan perairan
Samudera Pasifik. Supaya Indonesia dan Papua Nugini tidak
bingung mana batas negara mereka, kedua negara ini
menyepakati hubungan bilateral tentang batas wilayah darat
maupun laut.

• Bagian Selatan

Kemudian pada bagian selatan Indonesia berbatasan


langsung dengan wilayah darat Negara Timor Leste. Negara
tersebut adalah bekas wilayah Negara Indonesia yang telah
memisahkan diri menjadi negara sendiri pada tahun 1999.
Dahulu wilayah ini dikenal dengan wilayah Provinsi Timor
Timur.

• Bagian Barat

Terakhir di bagian sebelah barat wilayah Indonesia


berbatasan langsung dengan Samudera Hindia dan Perairan
Negara India. Daratan Indonesia terpisah jauh dengan daratan
India, namun keduanya memiliki batas wilayah pulau. Dimana
pada pulau tersebut terdapat titik tertentu di sekitar Samudera
Hindia dan laut Andaman. Pulsu yang dimaksud adalah Pulau
Ronde di Aceh dan Pulau Nicobar di India.

b. Batas Wilayah Perairan

Lautan atau bisa disebut perairan teritorial merupakan


bagian wilayah dari suatu negara. Dalam menentukan perbatasan
laut biasanya menggunakan metode penarikan garis bagian

19
pantai yang paling rendah, ketika surut sampai beberapa mil ke
depan.

• Batas Laut Teritorial

Batas teritorial adalah batas laut yang ditarik dari sebuah


garis dasar dengan jarak 12 mil (19,3 km) kearah laut lepas.
Yang dimaksud garis dasar disini adalah garis yang ditarik pada
pantai saat air laut surut. Di dalam batas laut teritorial ini Negara
Indonesia mempunyai hak kedaulatan sepenuhnya.

Negara lain yang ingin dapat berlayar pada wilayah ini


harus atas izin pemerintah Indonesia. Luas laut teritorial yang
dimiliki Negara Indonesia adalah 282.583 km2.

• Batas Landasan Kontinen (Benua)

Batas landasan kontinen adalah dasar laut yang jika


dilihat dari segi geologi maupun geomorfologinya, merupakan
kelanjutan dari kontinen atau Benua. Landas kontinen atau
landasan benua mempunyai kedalaman kurang dari 200 meter.

Oleh sebab itu, wilayah laut dangkal dengan kedalaman


200 meter, merupakan bagian dari wilayah negara yang berada
di kawasan laut tersebut. Batas landas kontinen ini diukur dari
garis dasar pantai ke arah luar dengan jarak paling jauh adalah
200 mil. Indonesia mempunyai luas landas kontinen 2.749.001
km2.

c. Wilayah Udara

Wilayah udara disini meliputi daerah yang berada di atas


wilayah negara, atau di atas wilayah darat serta wilayah laut
teritorial pada suatu negara. Dalam forum internasional belum

20
terjadi kesepakatan tentang kedaulatan suatu negara atas wilayah
udara.

Pada pernyataan Pasal 1 Konvensi Paris 1919 yang


sekarang sudah berganti Konvensi Chicago 1944, bahwa setiap
negara memiliki kedaulatan eksklusif dan utuh di wilayah
udaranya.

 Teori Negara Berdaulat di Udara.

Teori Pengawasan : Kedaulatan suatu negara ditentukan oleh


kemampuan negara dalam mengawasi wilayah udaranya
(Cooper 1951).

Teori Udara : Dalam wilayah udara meliputi suatu ketinggian


dari kemampuan udara untuk mengangkat atau mengapungkan
balon pesawat udara.

Teori Keamanan : Negara memiliki kedaulatan terhadap


udaranya, termasuk juga untuk menjaga keamanan wilayah
udaranya. Fauchili mengemukakan teori tersebut tahun 1901
serta menentukan ketinggian wilayah udara yaitu 1.500 meter.
Namun di tahun 1910 ketinggian tersebut diturunkan menjadi
500 meter.

 Teori Udara Bebas.

Kebebasan Udara Terbatas : Teori ini untuk memelihara


keamanan dan keselamatan, setiap negara berhak mengambil
suatu tindakan tertentu. Suatu negara hanya memiliki hak
sebatas wilayah udara di atas wilayah teritorialnya.

Kebebasan Udara Tanpa Batas : Tidak ada negara yang memiliki


hak dan kedaulatan pada ruang udara. Sehingga ruang udara
tersebut bebas dan boleh digunakan oleh siapapun.

21
2.3 Unsur Dasar Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara, sebagai cara pandang bangsa Indonesia terhadap
dirinya mengandung tiga unsur dasar, yaitu wadah (contour), isi (content), dan
tata laku (conduct). Ketiga unsur dasar tersebut dapat dijelaskan di bawah ini:

1) Wadah (contour)

Wadah sebagai ruang kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara


meliputi seluruh wilayah Indonesia yang memiliki sifat serba nusantara
dengan kekayaan alam dan penduduk serta aneka ragam budaya. Setelah
melembaga sebagai sebuah negara dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia, bangsa Indonesia memiliki organisasi kenegaraan yang merupakan
wadah berbagai kegiatan kenegaraan dalam wujud supra struktur politik,
sedangkan sebagai wadah kehidupan bermasyarakat adalah berbagai
kelembagaan dalam wujud infrastruktur politik.

2) Isi (content)

“Isi” adalah keinginan bersama yang berkembang di masyarakat sebagai


bentuk aspirasi bangsa dan cita-cita serta tujuan nasional yang terdapat dalam
Pembukaan UUD 1945. Untuk mencapai aspirasi yang berkembang di
masyarakat maupun cita-cita dan tujuan nasional seperti tersebut di atas,
bangsa Indonesia harus mampu menciptakan persatuan dan kesatuan dalam
kebhinnekaan dalam kehidupan nasional yang berupa politik, ekonomi, sosial
budaya, dan hankam. Oleh karena itu, “isi” menyangkut dua hal yang esensial,
yaitu:

a) Realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama dan


perwujudannya, pencapaian cita-cita dan tujuan nasional;

b) Persatuan dan kesatuan dalam kebhinnekaan yang meliputi semua aspek


kehidupan nasional.

22
3) Tata Laku (conduct)

Tata laku merupakan hasil interaksi antara “wadah” dan “isi” yang terdiri
dari tata laku batiniah dan lahiriah. Tata laku batiniah mencerminkan jiwa,
semangat, dan mentalitas yang baik dari bangsa Indonesia. Adapun tata laku
lahiriah tercermin dalam tindakan, perbuatan, dan perilaku dari bangsa
Indonesia, yang keduanya akan mencerminkan identitas jati diri atau
kepribadian bangsa Indonesia berdasarkan kekeluargaan dan kebersamaan
yang memiliki rasa bangga dan cinta terhadap bangsa dan tanah airnya
sehingga menimbulkan nasionalisme yang tinggi dalam semua aspek
kehidupan nasional.

2.4 Penerapan Wawasan Nusantara dan Tantangan Implementasi


Wawasan Nusantara
2.4.1 Penerapan Wawasan Nusantara

Implementasi atau penerapan wawasan nusantara harus tercermin pada


pola pikir, pola sikap, dan pola tindak yangsenantiasa mendahulukan kepentingan
bangsa dan negara daripada kepentingan pribadi atau kelompok. Dengan kata lain,
wawasan nusantara menjadi pola yang mendasari cara berpikir, bersikap, dan
bertindak dalam rangka menghadapi berbagai masalah menyangkut kehidupan
bermayarakat, berbangsa dan bernegara. Implementasi wawasan nusantara
senantiasa berorientasi pada kepentingan rakyat dan wilayah tanah air secara utuh
dan menyeluruh.
Implementasi Wawasan Nusantara

1. Wawasan Nusantara sebagai Pancaran Falsafah Pancasila Falsafah


Pancasila

Diyakini sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yang sesuai


dengan aspirasinya. Konsep wawasan nusantara berpangkalan dasar
Ketuhanan YME sebagai sila pertama Pancasila yang kemudian
melahirkan hakikat misi manusia Indonesia yang menjabarkan sila-sila
berikutnya. Wawasan nusantara sebagai aktualisasi falsafah Pancasila

23
menjadi landasan dan pedoman bagi pengelolaan kelangsungan hidup
bangsa Idonesia.

2. Wawasan Nusantara dalam Pembangunan Nasional


a. Perwujudan kedaulatan nusantara sebagai satu kesatuan politik.
b. Perwujudan kedaulatan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi.
c. Perwujudan kedaulatan nusantara sebagai satu kesatuan sosial budaya.
d. Perwujudan kedaulatan nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan
keamanan.
3. Penerapan Wawasan Nusantara
a. Salah satu manfaat paling nyata dari penerapan wawasan nusantara,
khususnya di bidang wilayah, adalah diterima konsepsi Nusantara di
forum internasional, sehingga terjaminlah integritas wilayah teritorial
bangsa Indonesia.
b. Pertambahan luas wilayah sebagai ruang hidup tersebut menghasilkan
sumber daya alam yang cukup besar untuk kesejahteraan bangsa
Indonesia.
c. Pertambahan luas wilayah tersebut dapat diterima oleh dunia
international termasuk negara-negara tetangga.
d. Penerapan Wawasan nusantara dalam pembangunan negara di berbagai
bidang tampak pada berbagai proyek pembangunan sarana dan prasarana
komunikasi dan transportasi.
e. Penerapan di bidang sosial budaya terlihat pada kebijakan untuk
menjadikan bangsa Indonesia yang satu tetap merasa sebangsa, setanah
air, senasib sepenanggungan dengan asas Pancasila.
f. Penerapan wawasan nusantara di bidang Pertahanan Keamanan terlihat
pada kesiapsiagaan dan kewaspadaan seluruh rakyat melalui Sistem
Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta untuk menghadapi berbagai
ancaman bangsa dan negara.

2.4.2 Tantangan Implementasi Wawasan Nusantara

Dewasa ini kita menyaksikan bahwa kehidupan individu dalam


bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sedang mengalami perubahan. Dan kita

24
juga menyadari bahwa faktor utama yang mendorong terjadinya proses perubahan
tersebut adalah nilai-nilai kehidupan baru yang di bawa oleh negara maju dengan
kekuatan penetrasi globalnya. Apabila kita menengok sejarah kehidupan manusia
dan alam semesta, perubahan dalam kehidupan itu adalah suatu hal yang wajar,
alamiah.

Dalam dunia ini, yang abadi dan kekal itu adalah perubahan. Berkaitan
dengan wawasan nusantara yang syarat dengan nilai-nilai budaya bangsa
Indonesia dan di bentuk dalam proses panjang sejarah perjuangan bangsa, apakah
wawasan bangsa Indonesia tentang persatuan dan kesatuan itu akan terhanyut
tanpa bekas atau akan tetap kokoh dan mampu bertahan dalam terpaan nilai global
yang menantang Wawasan Persatuan bangsa. Tantangan itu antara lain adalah
pemberdayaan rakyat yang optimal, dunia yang tanpa batas, era baru kapitalisme,
dan kesadaran warga negara.

a. Aspek Politik
Satu kesatuan politik, dalam arti satu UUD dan politik pelaksanaannya
serta satu ideologi dan identitas nasional.
Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik, yang
meliputi:
a. Kebulatan wilayah dengan segala isinya merupakan modal dan milik
bersama bangsa Indonesia
b. Keanekaragaman suku, budaya, dan bahasa daerah, serta agama yang
dianutnya tetap dalam kesatuan bangsa Indonesia
c. Secara psikologis, bangsa Indonesia merasa satu persaudaraan, senasib
dan seperjuangan, sebangsa dan setanah air dalam mencapai cita-cita
bangsa.
d. Pancasila merupakan dasar falsafah dan ideology yang dapat
mempersatukan bangsa Indonesia menuju tercapainya suatu cita-cita nasional.

b. Aspek Ekonomi
Satu kesatuan ekonomi dengan berdasarkan atas asas usaha bersama dan
asas kekeluargaan dalam satu sistem ekonomi kerakyatan.

25
Perwujkudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi yang meliputi;
a. Kekayaan di wilayah nusantara secara potensial dan efektif menjadi
modal dan milik bersama bangsa Indonesia untuk memenuhi kebutuhan
pembangunan bangsa secara merata.
b.Tingkat perkembangan ekonomi harus seimbang dan serasi diseluruh daerah
dalam wilayah Indonesia.
c. Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah nusantara diselenggarakan sebagai
usaha bersama dengan asas kekeluargaan dalam system ekonomi kerakyatan
untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.
Aspek Ideologi
Secara ideologis-konstitusional, bangsa Indonesia berdasarkan pada nilainilai
Pancasila dan UUD 1945, yang secara subtantif (isinya), dapat memberi arah
pandang kemajemukan bangsa Indonesia pada prinsip persatuan dan kesatuan
bangsa.

a) Aspek Pertahanan Keamanan

Wawasan Nasional bangsa Indonesia adalah Wawasan Nusantara yang


merupakan pedoman bagi proses pembangunan nasional menuju tujuan
nasional. Sedangkan ketahanan nasional merupakan kondisi yang harus
diwujudkan agar proses pencapaian tujuan nasional tersebut dapat berjalan
dengan sukses. Oleh karena itu diperlukan suatu konsepsi Ketahanan Nasional
yang sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia. Dan dapat dikatakan
bahwa Wawasan Nusantara dan ketahanan nasional merupakan dua konsepsi
dasar yang saling mendukung sebagai pedoman bagi penyelenggaraan
kehidupan barbangsa dan bernegara agar tetap jaya dan berkembang
seterusnya.

b) Aspek Sosial Budaya

26
Untuk mempercepat tercapainya tujuan wawasan Nusantara,
disamping implementasi seperti yang telah disebutkan diatas, perlu juga
dilakukan pemasyarakatan materi Wawasan Nusantara kepada seluruh
masyarakat Indonesia. Pemasyarakatan Wawasan Nusantara tersebut dapat
dilakukan dengan cara berikut;

1. Menurut sifat atau cara penyampaian, yang dapat dilaksanakan sebagai


berikut:
a. Langsung yang terdiri dari ceramah, diskusi, dialog, tatap muka
b. Tidak langsung, yang terdiri dari media elektronik dan media cetak
2. Menurut metode penyampaian yang berupa :
a. Keteladanan. Melalui metode penularan keteladanan dalam sikap
perilaku kehidupan sehari-hari kepada lingkungannya serutama dengan
memberikan contoh-contoh berpikir, bersikap dan bertindak
mementingkan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
golongan sehingga timbul semangat kebangsaan yang selalu cinta tanah
air.
b. Edukasi, yakni melalui metode pendekatan formal dan informal.
Pendidikan formal ini dimulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai
perguruan tinggi, pendidikan karier di semua strata dan bidang profesi,
penataran, kursus dan sebagainya. Sedangkan pendidikan non-formal
dapat dilaksanakan di lingkungan keluarga, pemukiman, pekerjaan, dan
organisasi kemasyarakatan.
c. Komunikasi. Tujuan yang ingin dicapai dari sosialisasi wawasan
nusantara melalui metode komunikasi adalah tercapainya hubungan
komunikatif secara baik yang akan mampu menciptakn iklim saling
menghargai, menghormati, mawas diri, dan tenggang rasa sehingga
terciptanya kesatuan bahasa dan tujuan tentang wawasan nusantara.
d. Integrasi.tujuan yang ingin dicapai dari pemasyarakatan/sosialisasi
wawasan nusantara melalui metode ini adalah terjalinnya pemahaman
tentang wawasan nusantara akan membatasi sumber konflik di dalam
tubuh bangsa Indonesia baik pada saat ini maupun di masa mendatang dan
akan memantapkan kesadaran untuk mengutamakan kepentingan nasional

27
dan cita-cita tujuan nasional.
Dalam melaksanakan pemasyarakatan, lingkup materi wawasan nusantara
yang disampaikan hendaknya disesuaikan dengan tingkat, jenis, serta
lingkungan pendidikan agar materi yang disampaikan tersebut dapat
mengerti dan dipahami,semua komponen bangsa dengan pedoman
perwujudan wawasan nusantara sebagai berikut :

a. Kehidupan Politik

 Pelaksanaan politik diatur dalam UU partai politik, pemilihan


umum, pemilihan presiden dimana pelaksanaannya sesuai hukum
dan mementingkan persatuan bangsa. Misalnya dalam pemilihan
presiden, DPR, dan kepala daerah harus menjalankan prinsip
demokratis dan keadilan, agar tidak menghancurkan persatuan dan
kesatuan bangsa indonesia.
 Pelaksanaan kehidupa bermasyarakat dan bernegara harus sesuai
dengan hukum yang berlaku di Indonesia tanpa pengecualian.
 Mengembangkan sikap HAM dan pluralisme dalam mempersatukan
dan mempertahankan berbagai suku, agama, dan bahasa, sehingga
terciptanya dan menumbuhkan rasa toleransi.
 Memperkuat komitmen politik dalam partai politik dan pada
lembaga pemerintahan untuk meningkatkan kebangsaan, persatuan
dan kesatuan.
 Meningkatkan peran indonesia dalam dunia internasional dan
memperkuat korps diplomatik dalam upaya penjagaan wilayah
Indonesia khususnya pulau terluar dan pulau kosong.

b. Kehidupan Ekonomi

 Harus sesuai berorientasi pada sektor pemerintahan, perindustrian,


dan pertanian
 Pembangunan ekonomi harus memperhatikan keadilan dan
keseimbangan antara daerah, sehingga dari adanya otonomi daerah

28
dapat menciptakan upaya dalam keadilan ekonomi.
 Pembangunan ekonomi harus melibatkan partisipasi rakyat, seperti
dengan memberikan fasilitas kredit mikro dalam pengembangan
usaha kecil.

c. Kehidupan Sosial

 Mengembangkan kehidupan bangsa yang serasi antara masyarakat


yang berbeda, dari segi budaya, status sosial, maupun daerah.
 Pengembangan budaya Indonesia untuk melestarikan kekayaan
Indonesia, serta dapat dijadikan kegiatan pariwisata yang
memberikan sumber pendapatan nasional maupun daerah.

d. Kehidupan Pertahanan dan Keamanan

 Memberikan kesempatan kepada setiap warga negara untuk beperan


aktif karena merupakan kewajiban setiap warga negara seperti
meningkatkan kemampuan disiplin, memelihara lingkungan, dan
melaporkan hal-hal yang mengganggu kepada aparat dan belajar
kemiliteran.
 Membangun rasa persatuan dengan membangun rasa solidaritas dan
hubungan erat antara warga negara berbeda daerah dengan kekuatan
keamanan agar ancaman suatu daerah atau pulau menjadi ancaman
bagi daerah lain untuk membantu daerah yang diancam tersebut.
 Membangun TNI profesional dan menyediakan sarana dan
prasarana bagi kegiatan pengamanan wilayah indonesia, khususnya
pulau dan wilayah terluar Indonesia.

29
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Wawasan Nusantara adalah pandangan untuk menjadi bangsa yang


satu dan utuh dalam satu kesatuan republik Indonesia. Untuk mencapai tujuan
nasional maka diperlukan suatu paham geopolitik dan dikembangkan menjadi
wawasan nusantara dan diwujudkan sebagai satu kesatuan politik, ekonomi,
sosial budaya, pertahanan keamanan.Kesatuan wawasan nusantara ini
dilakukan dengan cara desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan.

B. Saran

30
DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/30165952/makalah_wawasan_nusantara_sebagai_geop
olitik_indonesia
http://tofacanchujitsuna.blogspot.co.id/2015/09/makalah-wawasan-nusantara-
sebagai.html
http://xcontohmakalah.blogspot.co.id/2013/10/wawasan-nusantara-sebagai-
geopolitik.html
-

31

Anda mungkin juga menyukai