BAB 1
PENDAHULUAN
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua sosok yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Ilmu adalah sumber teknologi yang mampu
memberikan kemungkinan munculnya berbagai penemuan rekayasa dan
ide-ide. Adapun teknologi adalah terapan atau aplikasi dari ilmu yang
dapat ditunjukan dalam hasil nyata yang lebih canggih dan dapat
mendorong manusia untuk berkembang lebih maju
lagi.
Dari segala dampak terburuk dari perkembangan IPTEK adalah dampak
terhadap prilaku dari manusia penciptanya. IPTEK telah membuat sang
penciptanya dihinggapi sifat over confidence dan superiotas tidak saja
terhadap alam melainkan pula terhadap sesamanya. Eksploitasi terhadap
alam dan dominasi pihak yang kuat (negara barat) terhadap negara yang
lemah (negara dunia ketiga) merupakan ciri yang melekat sejak lahirnya
revolusi industri.
Dalam pandangan islam, antara agama, ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni terdapat hubungan yang harmonis dan
dinamis yang terinteraksi kedalam suatu sistem yang di sebut Dinul Islam,
di dalamnya terkandung tiga unsur pokok yaitu akidah, syariah, akhlak
dengan kata lain iman, ilmu, dan amal shaleh. (Sumber : Sumarni, Andi,
Dkk, Pengembangan IPTEK, 2013 hal :1)
Manusia, menurut Al-Quran memiliki potensi untuk meraih ilmu dan
mengembangkannya dengan seizin Allah SWT. Oleh karma itu, tertebaranlah ayat
yabg memerintahkan manusia untuk menempuh berbagai cara dalam mewujudkan
hal tersebut.Dalam pandangan Al Quran, ilmu merupakan keistimewaan yang
menjadikan manusia unggul terhadap makhluk-makhluk lain guna menjalankan
fungsi kekhilafan. Tata cara dan sarana yang di gunakan untuk meraih pengetahuan
telah ada di dalamAl Quran. (Sumber : Mutmainah , M.S. Anwari, Pendidikan Agama
Islam untuk SMA dan MA Kelas XII, 2008 hal: 99)
Al Quran bukanlah buku ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), tetapi Al Quran
adalah himpunan firman allah, sebagai pedoman hidup bagi umat manusia agar
mereka memperoleh kesejahteraan di dunia dan di akhirat meskipun Al quran bukan
buku IPTEK , tetapi di dalamnya terdapat ayat ayat yang berkaitan dengan IPTEK. Hal
ini di maksudkan agar umat manusia mengadakan pengkajian, penelitian, dan
pengamatan tentang IPTEK untuk kesejahteraan umat manusia. (Sumber :
Syamsuri , Pendidikan Agama Islam untuk SMA XII, 2007 hal: 103)
Pada satu sisi, perkembangan dunia IPTEK yang demikian mengagumkan itu
memang telah membawa manfaat yang luar biasa bagi kemajuan peradaban umat
manusia. Meskipun ada dampak negatifnya atau kelemahan dari kemajuan IPTEK.
Namun hal ini seolah diabaikan oleh manusia, faktanya tidak dipungkiri lagi IPTEK
dikembangkan setiap waktu. (Sumber :.Http//:www. Ilmu Pengetahuan Alam dan
Teknologi Bagi Kehidupan Manusia.htm)
2.
Apa saja dampak positif dan dampak negatif dari perkembangan iptek?
3.
4.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan dari
makalah ini adalah :
Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara agama dengan iptek
Untuk mengetahui apa saja dampak positif dan dampak negatif dari perkembangan
iptek
Untuk mengetahui bagaimana pandangan Islam terhadap perkembangan Iptek
Untuk mengetahui tokoh Iptek dalam Islam
BAB II
PEMBAHASAN
Ada beberapa kemungkinan hubungan antara agama dan iptek: (a) berseberangan
atau bertentangan, (b) bertentangan tapi dapat hidup berdampingan secara damai,
(c) tidak bertentangan satu sama lain, (d) saling mendukung satu sama lain, agama
mendasari pengembangan iptek atau iptek mendasari penghayatan agama.
Pola hubungan pertama adalah pola hubungan yang negatif, saling tolak. Apa yang
dianggap benar oleh agama dianggap tidak benar oleh ilmu pengetahuan dan
teknologi. Demikian pula sebaliknya. Dalam pola hubungan seperti ini,
pengembangan iptek akan menjauhkan orang dari keyakinan akan kebenaran agama
dan pendalaman agama dapat menjauhkan orang dari keyakinan akan kebenaran
ilmu pengetahuan. Orang yang ingin menekuni ajaran agama akan cenderung untuk
menjauhi ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan oleh manusia. Pola
hubungan pertama ini pernah terjadi di zaman Galileio-Galilei. Ketika Galileo
berpendapat bahwa bumi mengitari matahari sedangkan gereja berpendapat bahwa
matahari lah yang mengitari bumi, maka Galileo dipersalahkan dan dikalahkan. Ia
dihukum karena dianggap menyesatkan masyarakat.
Pola hubungan ke dua adalah perkembangan dari pola hubungan pertama. Ketika
kebenaran iptek yang bertentangan dengan kebenaran agama makin tidak dapat
disangkal sementara keyakinan akan kebenaran agama masih kuat di hati, jalan
satu-satunya adalah menerima kebenaran keduanya dengan anggapan bahwa
masing-masing mempunyai wilayah kebenaran yang berbeda. Kebenaran agama
dipisahkan sama sekali dari kebenaran ilmu pengetahuan. Konflik antara agama dan
ilmu, apabila terjadi, akan diselesaikan dengan menganggapnya berada pada
wilayah yang berbeda. Dalam pola hubungan seperti ini, pengembangan iptek tidak
dikaitkan dengan penghayatan dan pengamalan agama seseorang karena keduanya
berada pada wilayah yang berbeda. Baik secara individu maupun komunal,
pengembangan yang satu tidak mempengaruhi pengembangan yang lain. Pola
hubungan seperti ini dapat terjadi dalam masyarakat sekuler yang sudah terbiasa
untuk memisahkan urusan agama dari urusan negara/masyarakat.
Pola ke tiga adalah pola hubungan netral. Dalam pola hubungan ini, kebenaran
ajaran agama tidak bertentangan dengan kebenaran ilmu pengetahuan tetapi juga
tidak saling mempengaruhi. Kendati ajaran agama tidak bertentangan dengan iptek,
ajaran agama tidak dikaitkan dengan iptek sama sekali. Dalam masyarakat di mana
pola hubungan seperti ini terjadi, penghayatan agama tidak mendorong orang untuk
mengembangkan iptek dan pengembangan iptek tidak mendorong orang untuk
mendalami dan menghayati ajaran agama. Keadaan seperti ini dapat terjadi dalam
masyarakat sekuler. Karena masyarakatnya sudah terbiasa dengan pemisahan
agama dan negara/masyarakat, maka. ketika agama bersinggungan dengan ilmu,
persinggungan itu tidak banyak mempunyai dampak karena tampak terasa aneh
kalau dikaitkan. Mungkin secara individu dampak itu ada, tetapi secara komunal
pola hubungan ini cenderung untuk tidak menimbulkan dampak apa-apa.
Pola hubungan yang ke empat adalah pola hubungan yang positif. Terjadinya pola
hubungan seperti ini mensyaratkan tidak adanya pertentangan antara ajaran agama
dan ilmu pengetahuan serta kehidupan masyarakat yang tidak sekuler. Secara teori,
pola hubungan ini dapat terjadi dalam tiga wujud: ajaran agama mendukung
pengembangan iptek tapi pengembangan iptek tidak mendukung ajaran agama,
pengembangan iptek mendukung ajaran agama tapi ajaran agama tidak
mendukung pengembangan iptek, dan ajaran agama mendukung pengembangan
iptek dan demikian pula sebaliknya.(Sumber : http://alislams.blogspot.com/2008/11/iptek-dan-peradaban-islam.html).
Agama dan ilmu pengetahuan adalah dua sisi koin dari satu mata uang koin
yang sama. Keduanya saling membutuhkan, saling menjelaskan dan saling
memperkuat secara sinergis, holistik dan integratif.
Bila ada pemahaman atau
tafsiran ajaran agama Islam yang menentang fakta-fakta ilmiah, maka kemungkinan
yang salah adalah pemahaman dan tafsiran terhadap ajaran agama tersebut. Bila
ada ilmu pengetahuan yang menentang prinsip-prinsip pokok ajaran agama Islam
maka yang salah adalah tafsiran filosofis atau paradigma materialisme-sekular yang
berada di balik wajah ilmu pengetahuan modern
tersebut.
Karena alam
semesta yang dipelajari melalui ilmu pengetahuan, dan ayat-ayat suci Tuhan (AlQuran) dan Sunnah Rasulullah saw yang dipelajari melalui agama , adalah samasama ayat-ayat (tanda-tanda dan perwujudan/tajaliyat) Allah swt, maka tidak
mungkin satu sama lain saling bertentangan dan bertolak belakang, karena
keduanya berasal dari satu Sumber yang Sama, Allah Yang Maha Pencipta dan
Pemelihara seluruh Alam
Semesta.
(Sumber : http://ahmadsamantho.wordpress.com)
2.2 Dampak positif dan dampak negatif dari perkembangan iptek
Seperti juga pada bidang lain, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
mempunyai dampak positif dan negatif. Penilaian positif maupun negatif ini bersifat
subyektif, tergantung kepada siapa yang menilainya. Yang dinilai negatif oleh
bangsa Indonesia belum tentu juga dinilai negatif oleh bangsa Amerika, misalnya.
Dampak positif kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dirasakan,
misalnya, dalam bidang teknologi komunikasi dan informasi. Ditemukannya
teknologi pesawat terbang telah membuat manusia dapat pergi ke seluruh dunia
dalam waktu singkat. Perjalanan haji yang dulu dilakukan selama beberapa minggu
melalui laut kini, dengan makin lancarnya transportasi udara, dapat dilakukan hanya
dalam waktu delapan jam saja.
Kemajuan di
bidang televisi satelit telah memungkinkan kita melihat Olimpiade Atlanta langsung
tanpa harus keluar rumah. Penemuan telepon genggam telah memungkinkan kita
untuk menghubungi seseorang di mana saja ia berada atau dari mana saja kita
berada. Kemajuan di bidang penyimpanan data telah memungkinkan kita memiliki
seluruh jilid Ensiklopedia Britanica dalam satu keping Compact Disk yang beratnya
kurang dari satu ons. Kemajuan di bidang komputer telah menciptakan jaringan
internet yang memungkinkan kita mendapatkan informasi dari perpustakaan di
seluruh dunia tanpa harus keluar dari kamar.
Kemajuan di bidang komunikasi juga telah membuat perdagangan internasional
menjadi semakin mudah dan cepat. Sekarang ini, lewat bursa saham, orang dapat
dengan mudah memiliki perusahaan di negara lain.
Singkat kata, kemajuan di bidang teknologi komunikasi dan informasi ini telah
membuat dunia terasa kecil dan batas antar negara menjadi hilang. Inilah yang
disebut sebagai globalisasi, suatu proses di mana orang tidak lagi berfikir hanya
sebagai warga kampung, kota, atau negara, melainkan juga sebagai warga dunia.
Dari sisi positifnya, proses ini membuat orang tidak lagi hanya berwawasan lokal.
Dalam usahanya memecahkan persoalan, ia akan melihat ke seluruh dunia guna
menemukan solusi. Dalam mencari pekerjaan atau ilmu pun, ia tidak lagi membatasi
diri pada pekerjaan atau lembaga pendidikan di kampungnya, kotanya, propinsinya,
atau negaranya saja. Seluruh permukaan bumi ini dapat menjadi kemungkinan
tempat ia bekerja atau mencari ilmu. ( Sumber :
http://al-islams.blogspot.com/2008/11/iptek-dan-peradaban-islam.html).
Bagi masyarakat sekarang IPTEK sudah merupakan suatu religion. Pengembangan
IPTEK dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang
bahkan memuja IPTEK sebagai liberator yang akan membebaskan mereka dari
kungkungan kefanaan dunia. IPTEK yakin akan memberi umat manusia kesehatan,
kebahagian dan imortalitas. Sumbangan IPTEK terhadap peradaban dan
kesejahteraan manusia tidak dapat di pungkiri namun manusia tidak bisa menipu diri
akan kenyataan bahwa IPTEK mendatangkan mala petaka dan kesengsaraan bagi
manusia. Dalam peradaban modern yang muda, terlalu sering manusia terhenyak
oleh disilusi dari dampak negarif IPTEK terhadap kehidupan umat
manusia.
Kalaupun IPTEK mampu mengungkap semua tabir rahasia
alam dan kehidupan, tidak berarti IPTEK sinonim dengan kebenaran. Sebab IPTEK
hanya mampu menampilkan kenyatan. Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih
dari sekedar kenyataan objektif. Kebenaran harus mencangkup pula unsur keadilan.
Tentu saja IPTEK tidak mengenal unsur kemanusiaan, oleh karna itu IPTEK tidak
pernah bisa menjadi standar kebenaran ataupun solusi dari masalah-masalah
kemanusiaan. Dari segala dampak terburuk dari perkembangan IPTEK adalah
dampak terhadap prilaku dari manusia penciptanya.
IPTEK telah membuat
sang penciptanya di hinggapi sikap sifat over confidence dan superiotas tidak saja
terhadap alam melainkan pula terhadap sesamanya. Eksploitasi terhadap alam dan
dominasi pihak yang kuat (negara barat) terhadap negara yang lemah (negara dunia
ketiga) merupakan ciri yang melekat sejak lahirnya revolusi industri. (Sumber :
Sumarni, Andi, Dkk, Pengembangan IPTEK, 2013 hal :5)
iklim dan cuaca dunia akibat pemanasan global yang disebabkan tingginya polusi
industri di negara-negara maju. Kehancuran ekosistem laut dan keracunan pada
penduduk pantai akibat polusi yang diihasilkan oleh pertambangan mineral emas,
perak dan tembaga, seperti yang terjadi di Buyat, Sulawesi Utara dan di Freeport
Papua, Minamata Jepang. Kebocoran reaktor Nuklir di Chernobil, Rusia, dan di India,
dll. Krisis Ekonomi dan politik yang terjadi di banyak negara berkembang dan negara
miskin, terjadi akibat ketidakadilan dan penjajahan (neo-imperialisme) oleh negaranegara maju yang menguasai perekonomian dunia dan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern.
Negara-negara yang berpenduduk mayoritas Muslim, saat ini pada umumnya adalah
negara-negara berkembang atau negara terkebelakang, yang lemah secara ekonomi
dan juga lemah atau tidak menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan sainsteknologi. Karena nyatanya saudara-saudara Muslim kita itu banyak yang masih
bodoh dan lemah, maka mereka kehilangan harga diri dan kepercayaan
dirinya. Beberapa di antara mereka kemudian menjadi hamba budaya dan pengikut
buta kepentingan negara-negara Barat. Mereka menyerap begitu saja nilai-nilai,
ideologi dan budaya materialis (matre) dan sekular (anti Tuhan) yang dicekokkan
melalui kemajuan teknologi informasi dan media komunikasi Barat. Akibatnya krisiskrisis sosial-moral dan kejiwaan pun menular kepada sebagian besar bangsa-bangsa
Muslim.
Kenyataan memprihatikan ini sangat ironis. Umat Islam yang mewarisi ajaran suci
Ilahiah dan peradaban dan Iptek Islam yang jaya di masa lalu, justru kini terpuruk di
negerinya sendiri, yang sebenarnya kaya sumber daya alamnya, namun miskin
kualitas sumberdaya manusianya (pendidikan dan Ipteknya). Ketidakadilan global ini
terlihat dari fakta bahwa 80% kekayaan dunia hanya dikuasai oleh 20 % penduduk
kaya di negara-negara maju. Sementara 80% penduduk dunia di negara-negara
miskin hanya memperebutkan remah-remah sisa makanan pesta pora bangsabangsa negara maju.
Ironis bahwa Indonesia yang sangat kaya dengan sumber daya alam minyak dan gas
bumi, justru mengalami krisis dan kelangkaan BBM. Ironis bahwa di tengah
keberlimpahan hasil produksi gunung emas-perak dan tembaga serta kayu hasil
hutan yang ada di Indonesia, kita justru mengalami kesulitan dan krisis ekonomi,
kelaparan, busung lapar, dan berbagai penyakit akibat kemiskinan rakyat. Kemana
harta kekayaan kita yang Allah berikan kepada tanah air dan bangsa Indonesia ini?
Mengapa kita menjadi negara penghutang terbesar dan terkorup di dunia?
Kenyataan menyedihkan tersebut sudah selayaknya menjadi cambuk bagi kita
bangsa Indonesia yang mayoritas Muslim untuk gigih memperjuangkan kemandirian
politik, ekonomi dan moral bangsa dan umat. Kemandirian itu tidak bisa lain kecuali
dengan pembinaan mental-karakter dan moral (akhlak) bangsa-bangsa Islam
sekaligus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilandasi keimanantaqwa kepada Allah SWT. Serta melawan pengaruh buruk budaya sampah dari Barat
yang Sekular, Matre dan hedonis (mempertuhankan kenikmatan hawa nafsu).
Akhlak yang baik muncul dari keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT Sumber
segala Kebaikan, Keindahan dan Kemuliaan. Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah
SWT hanya akan muncul bila diawali dengan pemahaman ilmu pengetahuan dan
pengenalan terhadap Tuhan Allah SWT dan terhadap alam semesta sebagai tajaliyat
(manifestasi) sifat-sifat KeMahaMuliaan, Kekuasaan dan Keagungan-Nya.
Islam, sebagai agama penyempurna dan paripurna bagi kemanusiaan, sangat
mendorong dan mementingkan umatnya untuk mempelajari, mengamati,
memahami dan merenungkan segala kejadian di alam semesta. Dengan kata lain
Islam sangat mementingkan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berbeda dengan pandangan dunia Barat yang melandasi pengembangan Ipteknya
hanya untuk kepentingan duniawi yang matre dan sekular, maka Islam
mementingkan pengembangan dan penguasaan Iptek untuk menjadi sarana ibadahpengabdian Muslim kepada Allah SWT dan mengembang amanat Khalifatullah
(wakil/mandataris Allah) di muka bumi untuk berkhidmat kepada kemanusiaan dan
menyebarkan rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan lil Alamin). Ada lebih dari 800
ayat dalam Al-Quran yang mementingkan proses perenungan, pemikiran dan
pengamatan terhadap berbagai gejala alam, untuk ditafakuri dan menjadi bahan
dzikir (ingat) kepada Allah. . ( Sumber :
http://al-islams.blogspot.com/2008/11/iptek-dan-peradaban-islam.html).
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua sosok yang tidak dapat
dipisahkan satu sama.ilmu adalah sumber teknologi yang mampu memberikan
kemungkinan munculnya berbagai penemuan rekayasa dan ide-ide. Adapun
teknologi adalah terapan atau aplikasi dari ilmu yang dapat ditunjukan dalam hasil
nyata yang lebih canggih dan dapat mendorong manusia untuk berkembang lebih
maju lagi.sebagai umat kita harus menyadari bahwa dasar dasar filosofis untuk
mengembangkan ilmu dan teknologi itu bisa dan digali dalam Alquran sebab kitab
suci ini banyak mengupas keterangan keterangan mengenai ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Peran islam dalam perkembangan iptek adalah bahwa Syariah islam harus dijadikan
standar pemanfaatan iptek.ketentuan halal_haram(hukum hukum Syariah islam)
wajib dijadikan tolak ukur dan pemanfaatan iptek, bagaimana pun juga bentuknya.
Iptek yang boleh dimanfaatkan adalah hal yang telah dihalalkan oleh Syariah islam.
Sedangkan iptek yang tidak boleh dimanfaatkan adalah yang telah diharamkan.
Akhlak yang baik muncul dari keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT sumber
segala kebaikan,keindahan, dan kemuliaan. Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah
SWT hanya akan muncul diawali dengan pemahaman ilmu pengetahuan dan
pengenalan terhadap Allah SWT dan terhadap alam semesta sebagai tajaliyat
(manifestasi) sifat-sifat ke Maha muliaan ,kekuasaan dan keagunganNya. . (Sumber : Sumarni, Andi, Dkk, Pengembangan IPTEK, 2013 hal :3).
Memergunakan akal pikiran untuk memerhatikan kejadian yang ada dilangit dan
dibumi.
Keadaan bumi yang terdiri dari gurun pasir, lembah yang luas, dataran yang
subur yang menumbuhkan tanaman, pohon-pohonan dengan buah-buahan yang
beraneka ragam bentuk dan rasanya. Dibumi hidup dengan bermacam-macam
hewan dengan warna dan bentuk yang berbeda, yang demikian itu terdapat tandatanda keesaan dan kekuasaan Allah SWT bagi orang-orang yang berpikir dan yang
yakin kepada Pencipta-Nya. (Sumber : Mutmainah , M.S. Anwari, Pendidikan Agama
Islam untuk SMA dan MA Kelas XII, 2008 hal: 99)
dan pengkisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi.
Sungguh (terdapat) tanda-tanda (kebesaran dan keesaan Allah) bagi kaum yang
memikirkan. (Q.S AL-Baqarah, 2:164). (Sumber : Mutmainah , M.S. Anwari,
Pendidikan Agama Islam untuk SMA dan MA Kelas XII, 2008 hal: 101).
Kesimpulan isi atau kandugan Surah Al Baqarah ayat 164 adalah : orangorang yang menggunakan aklnya untuk memikirkan alam Ciptaan tuhan (makhluk)
tentu akan memperoleh dalil-dalil sebagai bukti tentang adanya kekuasaan dan
kebesaran Allah SWT.
Dalil-dalil tersebut antara lain :
Allah SWT menciptakan langit, yang kita saksikan ketinggiannya, keindahannya,
keluasannya, dan apa yang ada dilangit (ruang alam) yakni 100 miliar galaksi,
dimana setiap satu galaksi terdiri dari 100 miliar bintang.
Allah SWT menciptakan bumi, yang kita saksikan dan kita ambil manfaatnya, dan
segala apa yang ada dibui seperti : lembah-lembahnya, gunung-gunungnya, hutan
belantara, berbagai macambarang tambang yang terkandung dalam bumi, dan
padang saharanya.
Allah SWT telah menjadikan laut tunduk kepada manusia, sehingga manusia dapat
memanfaatkan laut sebagai sarana transportasi untuk menghubungkan antara pulau
dan pulau, benua dan benua menggunakan kapal layar atau kapal laui dan juga
sebagai saran mata pencaharian bagi manusia.
AllahSWT telah menjadikan dibumi ini adanya pergantian waktu, yakni silih
bergantinya malam dengan siang yang manfaat telah dirasakan oleh umat manusia
(lihat Q.S Yasin, 36: 40).
AllahSWT telah menurunkan air hujan dari langit yang manfaatnya dapat dirasakan
umat manusia, seperti membuat subur tanah yang tandus, dan
mengembangbiakkan berbagai jenis binatang (lihat Q.S Yasin, 36: 33-36)
Allah SWT telah menciptakan pengisaran angin, yang ada kalanya membawa rahmat
dan ada kalanya membawa bencana. (Sumber : Syamsuri , Pendidikan Agama Islam
untuk SMA XII, 2007 hal: 107)
Ayat-ayat Al Quran selain Surah Yunus 101 dan Al Baqarah 164, yang berkaitan
dengan iptek antara lain :
Yang berkaitan dengan geologi ( ilmu pengetahuan, tentang bagaiman bentuk
terjadinya bumi) Surah Al-Anabiya, 21 :30. Surah Fussilat, 41 :9 dan 11-12, Surah AlMuluk, 67 : 3-5
Yang berhubungan dengan geografi ( ilmu bumi) Surah Yasin, 36: 38-40 dan Surah
Yunus, 10 : 5. (Sumber : Syamsuri , Pendidikan Agama Islam untuk SMA XII, 2007
hal: 103)
Ibnu Rosydi (Averoes, Benroyst, Liversoy) (1926 1198 M), kelahiran corvoda,
beliau mengupas dan menganalisa Filsafat Aristoteles yang paling mendalam, hingga
mendapat julukan Sang Komentator. Aliran Filsafat nya disebut Averoisme inilah
yang mengantarkan Eropa ke pintu gerbang Renaissance (adad 15 16).
Imam Al Ghozali (1058 1109) mendapat gelar Hujjatul Islam, karna ahli dalam
bidang Fiqh (Fisafat dan Tashawwuf). Aliran Filsafat Al Ghozali banyak bertentangan
dengan aliran Filsafat masa itu. Karyanya banyak diterjemahkan kedalam bahasa
latin, prancis, inggris, dan digunakan oleh gereja atau kristen sebagai resensi dalam
mempertahankan diri dari gelombang Filsafat Aviroisme yang menguasai alam
fikiran eropa pada saat itu.
Ibnu Khaldun (1332 1406 M), ahli filsafat sejarah. Alkindi (Alchendius 873 M)
dan lain lain.
Arrozi, (Rhoses, 805 925 M), 200 jilid buku telah ditulisnya, yang paling terkenal
adalah Al Hawi tentang kedokteran. Tahun 1297 M, diterjemahkan kedalam
bahasa latin dengan judul LIBER CONTINENS, atas perintah Raja Charles I, dan
diterjemahkan kedalm bahasa inggris sampai 40 kali cetak
Ibnu Sina (Avicenna, 980 1037 M). Al Qonun fit Thib (Conon of medicine0,
diterjemahkan dalam berbagai bahasa di Eropa dan Al Qonun fit Thib ini menjadi text
book utama dari ilmu kedokteran Eropa (prancis dan italy) sampai abad 16 M.
Ibnu Rusydi (Averrous wafat 1198 M). Ahli filsafat yang mengantar eropa ke pintu
gerbang renaissance. Buku kedokterannya Kulliyat fit Thib.
saja, al-Khawarizmi (780-850) yang menemukan angka nol dan namanya diabadikan
dalam cabang ilmu matematika, Algoritma (logaritma). Ada Ibnu Sina (980-1037)
yang membuat termometer udara untuk mengukur suhu udara. Bahkan namanya
tekenal di Barat sebagai Avicena, pakar Medis Islam legendaris dengan karya
ilmiahnya Qanun (Canon) yang menjadi referensi ilmu kedokteran para pelajar Barat.
Tak ketinggalan al-Biruni (973-1048) yang melakukan pengamatan terhadap
tanaman sehingga diperoleh kesimpulan kalau bunga memiliki 3, 4, 5, atau 18 daun
bunga dan tidak pernah 7 atau 9.
Pada abad ke-8 dan 9 M,
negeri Irak dihuni oleh 30 juta penduduk yang 80% nya merupakan
petani. Hebatnya, mereka sudah pakai sistem irigasi modern dari sungai Eufrat dan
Tigris. Hasilnya, di negeri-negeri Islam rasio hasil panen gandum dibandingkan
dengan benih yang disebar mencapai 10:1 sementara di Eropa pada waktu yang
sama hanya dapat 2,5:1.
Kecanggihan teknologi masa ini juga terlihat dari
peninggalan-peninggalan sejarahnya. Seperti arsitektur mesjid Agung Cordoba; Blue
Mosque di Konstantinopel; atau menara spiral di Samara yang dibangun oleh
khalifah al-Mutawakkil, Istana al-Hamra (al-Hamra Qasr) yang dibangun di Seville,
Andalusia pada tahun 913 M. Sebuah Istana terindah yang dibangun di atas bukit
yang menghadap ke kota Granada.
Kekhilafahan Abbasiyah dengan kegemilangan ipteknya kini hanya tercatat dalam
buku usang sejarah Islam. Tapi jangan khawatir, someday Islam akan kembali jaya
dan tugas kita semua untuk mewujudkannya.Dinasti Abbasiyiah membawa Islam ke
puncak kejayaan. Saat itu, dua pertiga bagian dunia dikuasai oleh kekhalifahan
Islam. Tradisi keilmuan berkembang pesat.
Masa kejayaan Islam, terutama
dalam bidang ilmu pengetahun dan teknologi, kata Ketua Kajian Timur Tengah
Universitas Indonesia, Dr Muhammad Lutfi, terjadi pada masa pemerintahan Harun
Al-Rasyid. Dia adalah khalifah dinasti Abbasiyah yang berkuasa pada tahun 786.Saat
itu, kata Lutfi, banyak lahir tokoh dunia yang kitabnya menjadi referensi ilmu
pengetahuan modern. Salah satunya adalah bapak kedokteran Ibnu Sina atau yang
dikenal saat ini di Barat dengan nama Avicenna.
Sebelum Islam datang, kata Luthfi, Eropa berada
dalam Abad Kegelapan. Tak satu pun bidang ilmu yang maju, bahkan lebih percaya
tahyul. Dalam bidang kedoteran, misalnya. Saat itu di Barat, jika ada orang gila,
mereka akan menangkapnya kemudian menyayat kepalanya dengan salib. Di atas
luka tersebut mereka akan menaburinya dengan garam. Jika orang tersebut
berteriak kesakitan, orang Barat percaya bahwa itu adalah momen pertempuran
orang gila itu dengan jin. Orang Barat percaya bahwa orang itu menjadi gila karena
kerasukan setan, jelas Luthfi.
Pada saat itu tentara Islam juga berhasil membuat senjata bernama manzanik,
sejenis ketepel besar pelontar batu atau api. Ini membuktikan bahwa Islam mampu
mengadopsi teknologi dari luar. Pada abad ke-14, tentara Salib akhirnya terusir dari
Timur Tengah dan membangkitkan kebanggaan bagi masyarakat
Arab.
Lain lagi pada masa
pemerintahan dinasti Usmaniyah di Barat disebut Ottoman yang kekuatan
militernya berhasil memperluas kekuasaan hingga ke Eropa, yaitu Wina hingga ke
selatan Spanyol dan Perancis. Kekuatan militer laut Usmaniyah sangat ditakuti Barat
saat itu, apalagi mereka menguasai Laut
Tengah.
Kejatuhan Islam ke
tangan Barat dimulai pada awal abad ke-18. Umat Islam mulai merasa tertinggal
dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi setelah masuknya Napoleon
Bonaparte ke Mesir. Saat itu Napoleon masuk dengan membawa mesin-mesin dan
peralatan cetak, ditambah tenaga ahli.Dinasti Abbasiyah jatuh setelah kota Baghdad
yang menjadi pusat pemerintahannya diserang oleh bangsa Mongol di bawah
pimpinan Hulagu Khan. Di sisi lain, tradisi keilmuan itu kurang berkembang pada
kekhalifahan Usmaniyah.
Salah langkah diambil saat
mereka mendukung Jerman dalam perang dunia pertama. Ketika Jerman kalah,
secara otomatis Turki menjadi negara yang kalah perang sehingga akhirnya wilayah
mereka dirampas Inggris dan
Perancis.
Tanggal 3 Maret 1924, khilafah
Islamiyah resmi dihapus dari konstitusi Turki. Sejak saat itu tidak ada lagi negara
yang secara konsisten menganut khilafah Islamiyah. Terjadi gerakan sekularisasi
yang dipelopori oleh Kemal At-Taturk, seorang Zionis Turki.
Kini 82 tahun berlalu, umat Muslim tercerai berai. Akankah Islam kembali mengalami
zaman keemasan seperti yang terjadi di 700 tahun awal
pemerintahannya?
Ketua MUI, KH Akhmad Kholil Ridwan
menyatakan optimismenya bahwa Islam akan kembali berjaya di muka bumi. Ridwan
menyebut saat ini merupakan momen kebangkitan Islam kembali. Seperti janji
Allah, 700 tahun pertama Islam berjaya, 700 tahun berikutnya Islam jatuh dan
sekarang tengah mengalami periode 700 tahun ketiga menuju kembalinya
kebangkitan Islam, ujarnya.Meskipun saat ini umat Islam banyak ditekan, ujar
Ridwan, semua upaya ini justru semakin memperkuat eksistensi Islam. Ini sesuai
janji Allah yang menyatakan bahwa meskipun begitu hebatnya musuh menindas
Islam namun hal ini bukannya akan melemahkan umat Islam. Ibaratnya paku,
semakin ditekan, Islam akan semakin menancap dengan
kuat,ujarnya.
Sementara itu, Luthfi menyatakan sistem khilafah Islamiyah masih
relevan diterapkan pada zaman sekarang ini asal dimodifikasi. Ia mencontohkan
konsep pemerintahan yang dianut Iran yang menjadi modifikasi antara teokrasi
(kekuasaan yang berpusat pada Tuhan) dan demokrasi (yang berpusat pada
masyarakat).
Di Iran,
kekuasaan tertinggi tidak dipegang parlemen atau presiden, melainkan oleh
Ayatullah atau Imam, yang juga memiliki Dewan Ahli dan Dewan Pengawas. Sistem
pemerintahan Iran ini, menurut Luthfi, merupakan tandingan sistem pemerintahan
Barat. Tak heran kalau Amerika Serikat sangat takut dengan Iran karena mereka
bisa menjadi tonggak peradaban baru Islam.
Konsep khilafah Islamiyah, kata Luthfi, mengharuskan
hanya ada satu pemerintahan Islami di dunia dan tidak terpecah-belah berdasarkan
negara atau etnis. Untuk mewujudkannya lagi saat ini, sangat sulit, kata
dia.Sementara Kholil Ridwan menjelaskan ada tiga upaya konkret yang bisa
dilakukan umat untuk mengembalikan kejayaan Islam di masa lampau. Yang
pertama adalah merapatkan barisan. Allah berfirman dalam QS Ali Imran ayat 103
yang isinya Dan berpeganglah kalian semuanya dengan tali (agama) Allah, dan
janganlah kalian bercerai
berai.
Upaya lainnya adalah kembali kepada tradisi keilmuan dalam
agama Islam. Dalam Islam, jelasnya, ada dua jenis ilmu, yaitu ilmu fardhu ain dan
fardhu kifayah. Yang masuk golongan ilmu fardhu ain adalah Al-Quran, hadis, fikih,
tauhid, akhlaq, syariah, dan cabang-cabangnya. Sedangkan yang masuk ilmu fardhu
kifayah adalah kedokteran, matematika, psikologi, dan cabang sains
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Ada beberapa kemungkinan hubungan antara agama dan iptek: (a) berseberangan
atau bertentangan, (b) bertentangan tapi dapat hidup berdampingan secara damai,
(c) tidak bertentangan satu sama lain, (d) saling mendukung satu sama lain, agama
mendasari pengembangan iptek atau iptek mendasari penghayatan agama
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai dampak positif dan negatif.
Penilaian positif maupun negatif ini bersifat subyektif, tergantung kepada siapa yang
menilainya.
Peran islam dalam perkembangan iptek adalah bahwa Syariah islam harus dijadikan
standar pemanfaatan iptek.ketentuan halal_haram(hukum hukum Syariah islam)
wajib dijadikan tolak ukur dan pemanfaatan iptek, bagaimana pun juga bentuknya.
Dalam Islam, jelasnya, ada dua jenis ilmu, yaitu ilmu fardhu ain dan fardhu kifayah.
DAFTAR PUSTAKA
.
Mutmainah, Anwari, M.S, 2008.Pendidikan Agama Islam untuk SMA dan MA Kelas XII.
Jakarta
: PT Piranti Darma Kalokatama.
Sumarni, Andi, Dkk, 2013. Pengembangan IPTEK. Tanjung Lago : SMAN 1 Tanjung
Lago.
Syamsuri, 2007. Pendidikan Agama Islam untuk SMA XII. Jakarta : Erlangga
Sumber internet :
(Http//:www. Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi Bagi Kehidupan
Manusia.htm). ( diakses
14 Januari 2014, pukul 12.30)
(http://ahmadsamantho.wordpress.com). (diakses 14 Januari 2014, pukul 13.00)
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan
makalah Pendidikan Agama Islam Pengembangan Iptek ini dengan baik.
Pada kesempatan ini, Penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah Pendidikan Agama Islam ini.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat, berkah, imbalan, serta
karunia-Nya kepada semua pihak yang telah berjasa dalam memberikan bimbingan
dan bantuan yang sangat berharga kepada Penulis.
Penulis menyadari, bahwa dalam penulisan makalah Pendidikan Agama
Islam ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat Penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan tugas proyek
dikemudian hari.
Akhirnya, Penulis berharap agar makalah Pendidikan Agama Islam ini dapat
memberikan manfaat bagi diri Penulis sendiri, dan Pembaca, dalam hal menambah
wawasan dan pengetahuan.
Tanjung Lago,
Januari 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................. 1
1.3 Tujuan....................................................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................ 3
2.1 Hubungan antara Agama dan Iptek........................................................................
3
2.2 Dampak positif dan dampak negatif dari perkembangan iptek..............................
4
2.3 Pandangan Islam terhadap perkembangan Iptek....................................................
5
2.3.1 Al Quran Surah Yunus Ayat 101....................................................................... 7
2.3.2 Al Quran Surah Al baqarah Ayat 164................................................................. 7
2.4 Tokoh Iptek dalam Islam...................................................................................... 8
BAB III KESIMPULAN........................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................
13
Daftar Pustaka.............................................................................................................
14
DISUSUN OLEH
AGUS SALIM
GURU PEMBIMBING :
MARZUKI, S. Ag