Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

AGAMA ISLAM DAN HUKUM ISLAM

Ditujukan Guna Memenuhi Tugas Mata kuliah agama islam


Dosen pengampu Horidatus Sa’adah, M.Pd

Disusun Oleh:
Badrus sholeh
Lukmanul Hakim Hidayatulla

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERISTAS BAKTI INDONESIA
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat allah SWT yang telah melimpahkan


rahmat serta hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini guna
untuk memenuhi tugas kelompok ini dari mata kuliah agama Islam dengan judul :
“agama Islam dan hukum Islam"
Pada keempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar –besarnya
kepada dosen mata kuliah agama Islam yang telah memberikan saya kepada kami
Saya jauh dari kata sempuna .Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya .Oleh karena itu,keterbatasan waktu dan kemampuan saya ,maka
kritik dan saran yang membangun senantias saya haraapkan semoga makalah ini
dapat berguna bagi saya pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada
umumnya

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................


DAFTAR ISI ................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................
1.1 Latar Belakang ...........................................................................
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................
1.3 Tujuan Penulisan .........................................................................
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................
2.1 Pengertian Islam .........................................................................
2.2 Pengertian Hukum Islam ............................................................
2.3 Sumber hukum hukum Islam ......................................................
2.4 Perkembangan Hukum Islam ......................................................
2.5 Macam Macam hukum islam ......................................................
2.6 Perkembangan Hukum islam ......................................................
2.7 Faktor Pendukung Perkembangan Hukum Islam ........................
BAB III PENUTUP .....................................................................................
3.1 Kesimpulan ................................................................................
3.2 Saran............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Islam adalah agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw dan
rasul sebagai utusan-Nya yang terakhir untuk menjadi pedoman hidup seluruh umat
manusia hingga akhir zaman. Yang berintikan tauhid atau keesaan Tuhan
dimanapun, yaitu sebagai rahmat, hidayat, dan petunjuk bagi manusian. Agama
Islam adalah satu-satunya agama yang di akui di sisi Allah swt. Ajaran dan
ketentuan-Nya yaitu Al-qur’an dan sunnah.
Hukum Islam merupakan hukum-hukum Allah yang diwahyukan kepada
Nabi Muhammad SAW baik yang berupa perkataan, perbuatan atau pengakuan
yang terkandung di dalam al-Qur’an maupun di dalam sunnah Nabi Muhammad
SAW untuk disampaikan kepada manusia. .

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Islam ?


2. Apa Pengertian Hukum Islam ?
3. Apa Sumber hukum hukum Islam ?
4. Apa Perkembangan Hukum Islam ?
5. Apa Macam Macam hukum islam ?
6. Apa Perkembangan Hukum islam ?
7. Apa Faktor Pendukung Perkembangan Hukum Islam ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Agar dapat mendeskripsikan Pengertian Islam


2. Agar dapat mendeskripsikan Pengertian Hukum Islam
3. Agar dapat mendeskripsikan Sumber hukum hukum Islam
4. Agar dapat mendeskripsikan Perkembangan Hukum Islam
5. Agar dapat mendeskripsikan Macam Macam hukum islam
6. Agar dapat mendeskripsikan Perkembangan Hukum islam
7. Agar dapat mendeskripsikan Faktor Pendukung Perkembangan Hukum
Islam
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Islam


Secara etimologi Islam berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata salima yang
mengandung arti selamat, Sentosa dan damai. Dari kata salima selanjutnya diubah
menjadi bentuk aslama yang berarti berserah diri masuk dalam kedamaian.
Secara terminologi pengertian Islam terdapat rumusan yang berbeda-beda.
Menurut Harun Nasution berpendapat bahwa Islam adalah agama yang ajaran-
ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat melalui Nabi Muhammad SAW
sebaagai Rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaranajaran yang bukan hanya
mengenal satu segi, tetapi mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia.
Adapun penjelasan mengenai sumber ajaran Islam tersebut dapat dikemukakan
sebagai berikut:
a. Al-Qur’an
Di kalangan para ulama dijumpai adanya perbedaan pendapat di sekitar
pengertian al-Qur’an, baik dari segi bahasa maupun istilahnya. Misalnya Imam
Asy-Syafi`i berpendapat bahwa al-Qur’an bukan berasal dari akar kata apapun,
danpula ditulis dengan memakai hamzah. Lafadz tersebut sudah lazim di
gunakan dalam pengertian kalamullah (firman Allah) yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW. Sementara itu al-Farra berpendapat bahwa lafadz al-
Qur’an berasal dari kata qarain jamak dari kata qarinah yang berarti kaitan,
karena dilihat dari segi makna dan kandungannya ayat-ayat al-Qur’an itu satu
sama lain saling berkaitan. Selanjutnya al-Asy’ari dan para pengikutnya
berpendapat bahwa lafadz al-Qur’an diambil dari akar kata qarn yang berarti
menggabungkan sesuatu atas yang lain, karena surah-surah dan ayat-ayat al-
Qur’an satu dan lainnya saling bergabung dan berkaitan.
b. Al-Sunnah
Al-Sunnah adalah merupakan sumber ajaran Islam utama yang kedua
setelah al-Qur’an. Menurut bahasa al-sunnah adalah cara atau jalan yang biasa
ditempuh, baik terpuji maupun tercela. Pengertian al-sunnah seperti ini sejalan
dengan makna hadis Nabi Muhammad SAW yang artinya: “ Barang siapa yang
membuat sunnah (jalan/kebiasaan) yang baik, maka baginya pahala atas jalan
yang ditempuhnya ditambah pahala orang-orang yang mengerjakannya sampai
hari kiamat. Dan barang siapa membuat sunnah/jalan yang buruk, maka atasnya
dosa karena jalan buruk yang ditempuhnya dan ditambah dosa orang-orang
yang mengerjakannya sampai hari kiamat”. (HR. Al-Bukhari).

2.2 Pengetian Hukum Islam


Hukum Islam adalah hukum yang bersumber dan menjadi bagian dari agama
Islam. Konsepsi hukum islam, dasar, dan kerangka hukumnya ditetapkan oleh
Allah. Hukum tersebut tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan manusia
dan benda dalam masyarakat, tetapi juga hubungan manusia dengan Tuhan,
hubungan manusia dengan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia
dengan manusia lain dalam masyarakat, dan hubungan manusia dengan benda alam
sekitarnya².hukum tersebut harus di taati.Sebagaimana Allah SWT berfirman;

‫الرسُو َل َوأُولِي أاْل َ أم ِر مِ أنكُ أم ۖ فَإِ أن تَنَازَ أعت ُ أم فِي َش أ‬


‫يءٍ ف َُردُّو ُه ِإلَى‬ َّ ‫َّللا َوأَطِ ي ُعوا‬
َ َّ ‫يا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا أَطِ ي ُعوا‬
‫اَّلل َو أاليَ أو ِم أاْلخِ ِر ۚ َٰذَلِكَ َخي ٌأر َوأَحأ َسنُ تَأأ ِويل‬
ِ َّ ِ‫الرسُو ِل إِ أن كُ أنت ُ أم تُؤأ مِ نُونَ ب‬ ِ َّ
َّ ‫َّللا َو‬

Artinya, “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat
tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.
Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
(QS. An-Nisa: 59).
Setidaknya ada dua nama yang sering dikaitkan kepada hukum islam, yaitu
syariah dan fiqih. Syariah secara bahasa memiliki arti jalan tempat keluarnya air
untuk minum. Kata ini kemudian dikonotasikan oleh bangsa Arab dengan jalan
lurus yang harus diturut. Syariah secara istilah adalah hukum-hukum dan tata aturan
yang Allah syariatkan bagi hambanya untuk diikuti.
Menurut Amir Syarifuddin sebagaimana yang dikutip oleh Kutbuddin Aibak,
Hukum Islam adalah seperangkat peraturan wahyu Allah dan Sunnah Rasul tentang
tingkah laku manusia mukalaf yang diakui dan diyakini berlaku mengikat untuk
semua yang beragama Islam. Kehendak atau titah Allah yang berhubungan dengan
perbuatan manusia, di kalangan ahli ushul disebut “hukum syara”, sedangkan bagi
kalangan ahli fiqh, “hukum syara” adalah pengaruh titah Allah terhadap perbuatan
manusia tersebut.

2.3 Sumber Hukum Islam


1) Al-Qur‟an
Al Qur‟an berisi wahyu-wahyu dari Allah SWT yang diturunkan secara
berangsur-angsur (mutawattir) kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat
jibril. Al Qur‟an merupakan sumber hukum Islam yang utama. Setiap muslim
berkewajiban untuk berpegang teguh kepada hukum-hukum yang terdapat di
dalamnya agar menjadi manusia yang taat kepada Allah SWT, yaitu mengikuti
segala perintah Allah dan menjauhi segala larangannya.
2) Hadits
Hadits merupakan segala tingkah laku Nabi Muhammad SAW baik berupa
perkataan, perbuatan, maupun ketetapan (taqrir). Hadits merupakan sumber hukum
Islam yang kedua setelah Al Qur‟an. Allah SWT telah mewajibkan untuk menaati
hukum-hukum dan perbuatan-perbuatan yang disampaikan oleh nabi Muhammad
SAW dalam haditsnya. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT Dalam surah Al-
hasyr ayat 7;

‫ع أنهُ فَا أنتَ ُه أو ۚا‬ َّ ‫َو َما ٓ َٰا َٰتىكُ ُم‬


َ ‫الرس أُو ُل فَ ُخذُ أوهُ َو َما نَهَٰ ىكُ أم‬
ِ ‫َّللا َش ِد أيدُ أال ِعقَا‬
‫ب‬ َ ‫ََ واتَّقُوا ه‬
َ ‫َّللا ۗاِنَّ ه‬
Artinya: “ Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia, dan apa yang
dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah, …” (QS Al Hashr : 7)

3) Ijtihad
Ijtihad ialah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memecahkan suatu
masalah yang tidak ada ketetapannya, baik dalam Al Qur‟an maupun Hadits,
dengan menggunkan akal pikiran yang sehat dan jernih, serta berpedoman
kepada cara-cara menetapkan hukum-hukum yang telah ditentukan. Hasil
ijtihad dapat dijadikan sumber hukum yang ketiga

4) Qiyas
Qiyas (analogi) adalah menghubungkan suatu kejadian yang tidak ada
hukumnya dengan kejadian lain yang sudah ada hukumnya karena antara keduanya
terdapat persamaan illat atau sebab-sebabnya. Contohnya, mengharamkan
minuman keras, seperti bir dan wiski. Haramnya minuman keras ini diqiyaskan
dengan khamar yang disebut dalam Al Qur‟an karena antara keduanya terdapat
persamaan illat (alasan), yaitu sama-sama memabukkan.

2.4 Macam Macam Hukum Islam

1. Hukum-hukum Akidah

Hukum yang berhubungan dengan sesuatu yang harusyakin oleh manusia


tentang Allah SWT, malaikat, Kitab-kitab dan Rasul-rasul-Nya serta Hari Akhir.

2. Hukum-hukum Etika

Hukum yang berhubungan dengan sesuatu keutamaan yang digunakan oleh


manusia untuk menghias dirinya atau membahas semua masalah amal perbuatan
seperti,kejujuran dan kedermawanan, dan menghilangkan sifat-sifat yang jelek
pada dirinya, seperti dusta dan bakhil.

3. Hukum-hukum Amaliyah atau kebohongan syariah

Hukum-hukum yang berhubungan dengan manusia dalam bentuk ucapan,


pekerjaan, kontrak dan beberapa usaha. Hukum ini berisidua macam yaitu;
• Pertama: Hukum-hukum ibadah, misalnya salat, puasa, zakat, haji Saya,
nadadzar, sumpah dan yang lainnya dari bentukbentuk ibadah yang
bertujuan untuk mengatur hubunganmanusia dengan Tuhannya.

• Kedua: Hukum-hukum muamalat, misalnya kontrak kerja, hukuman,


pidana dan lainnya, yang berkaitan dengan aturan hubungan manusia
yang satu dengan yang lain.Apakah bersifat pribadi entahlah secara
kelompok. Hukum-hukum ini mencakup hal-hal sebagai berikut:

4. Hukum-hukum pernikahan dan talak (hal-ihwal)


Yang berkenaan dengan swasta. Hukum tersebut mengatur keluarga, mulai
dari terbentuknya keluarga hingga perjalanan berkeluarga. Menjelaskan kewajiban
antara suami-istri dan kerabat Satu dengan yang lain. Terdapat 70 ayat di dalam Al-
Quran'sebuah, salah satunya surah Al-Baqarah: 221
”Dan janganlah kamu nikahi perempuan musyrik, sebelumnya mereka beriman.
Sungguh, hamba sahaya perempuan yang beriman akan lebih baik dari pada
perempuan musyrik meskipun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamunikahkan
orang (laki-laki) musyrik (dengan perempuan yang beriman) Sebelum mereka
beriman”.

2.5 Perkembangan Hukum islam


Perkembangan hukum islam mulai menunjukkan perkembangan dinamisnya
sejak kurun waktu yang relative lama. Dalam potret sejarah penetapan hokum
Islam, perkembangan pemikiran hokum Islam dalam realitas empiric dapat
diidentifikasi secara sistematis sejak periode Rasulullah SAW. Hingga era
kontemporer saat ini.Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad adalah orang yang
pertamakali memberikan fatwa fatwa ke pada manusia yang beragama islam, nabi
muhammad meberi kan fatwa ke pada umat muslim yang diterima dari malikat
jibril. pada saat khulafa urasidin Pada saat nabi muhammad wafat ,nabi
muhammada tidak meninggal kan wasiat ke pada para sahabat untuk siapa yang
akan menjadi pemipin selanjut nya. Di kalangan sahabat nabi yang paling terkenal
di zaman nabi adalah Abu bakar As-Sidiq dan banyak juga yang lain nya tapi yang
terpilih menjadi khalifah pertama adalah abu bakar lah yang terpilih menjadi
khalifah pertama setelah nabi muhammad wafat ,yang di lanjutkan oleh Umab bin
Khatab sebagai khalifah ke dua,kemudian Ustman bin Affan sebagai khalifah ke
tiga, dan oleh Ali Bin Abi Thalib sebagai khalifah ke empat.Masa khulafaurasidin
harus ditiru dan dicontoh oleh generasi selanjutnya karena sangat penting dalam
perkembangan hukum islam maka harus di jadikan contoh.

2.6 Faktor Pendukung Perkembangan Hukum Islam


Adapun faktor faktor yang menjadi pendukung perkembangan Hukum islam
kedudukan hukum islam, penganut yang mayoritas, ruang lingkup hukum islam
yang luas, serta dukungan aktif organisasi kemasyarakatan islam. Kedudukan
hukum islam sejajar dengan hukum yang lain.Faktor lain, kenyataan bahwa islam
merupakan agama dengan penganut mayoritas merupakan aset yang menjanjikan.
Dengan modal mayoritas ini, umat islam ke berbagai lembaga pemerintahan, baik
eksekutif,legislatif, maupun yudikatif, yang mempunyai kewenangan menetapkan
politik hukum. Logikanya, semakin banyak populasi muslim, maka semakin
banyak pula aspirasi yang masuk dan terwakili. Namun realitas ini tidak serta merta
menjadi menjadi niscaya, karena sangat tergantung pada bagaimana keinginan dan
upaya umat islam mengimplementasikannya.
Faktor pendukung lain terletak pada cakupan bidang hukum yang luas. Dengan
keluasan bidangnya, hukum islam merupakan alternatif utama dalam pembentukan
tata hukum,karena mampu mengakomodasi berbagai kebutuhan hukum
masyarakat. Pelaksanaannya dapat dilakukan dengan mengambil nilai-nilai islam
yang bersifat universal (sebagai norma abstrak) untuk dijadikan sebagai konsep
teoritis guna dituangkan dalam peraturan perundang-undangan. Faktor keempat
yang juga penting adalah peran aktif lembaga atau organisasi islam. Secara
struktural keberadaan organisasi-organisasi islam dalam sistem politik Indonesia
menjadi pengimbang bagi kebijakan pemerintah. Kontribusi nyata dari berbagai
organisasi islam setidaknya menjadi daya tawar dalam pengambilan berbagai
keputusan yang menyangkut kepentingan umum.
Sekalipun hukum Islam memiliki akar sejarah yang panjang serta mayoritas
penduduknya muslim, akan tetapi penegakan dan penerapan hukum Islam memiliki
banyak hambatan-hambatan sehingga hukum Islam terkesan sangat lambat
khususnya dalam bidang jinayat (pidana Islam).
Topo Santoso menjelaskan faktorfaktor yang mengahambat penegakan dan
penerapan hukum Islam adalah sebagai berikut:
1. Kendala kultural atau sosiologis, yakni adanya umat Islam yang masih
belum bisa menerima
2. Kendala fikrah (pemikiran), yakni banyaknya pandangan negatif terhadap
hukum pidana Islam dan kurang yakin dengan efektifitasnya.
3. Kendala filosofis berupa tuduhan bahwa hukum itu tidaka adil bahkan
kejam dan ketinggalan zaman serta bertentangan dengan cita-cita hukum
nasional.
4. Kendala yuridis yang tercermin dari belum adanya ketentuan hukum pidana
yang bersumber dari syariat islam.
5. Kendala konsulidasi yakni belum berte munya para pendukung
pemberlakuan hukum Islam (dari berbagai kalangan) yang masih
menonjolkan dalil (argumen) dan metode penerapannya masing-masing.
6. Kendala akademis, terlihat dari belum meluasnya pengajaran hukum pidana
Islam di sekolah atau kampus-kampus.
7. Kendala perumusan yang terlihat dari belum adanya upaya yang sistematis
untuk merumuskan hukum pidana sesuai syariat Islam sebagai persiapan
mengganti hukum pidana barat.
8. Kendala ilmiah; tercermin dari kurang banyaknya literatur ilmiah yang
mengulas hukum pidana Islam

2.7 Implementasi perkembangan Hukum islam


Hukum Islam sebagai hukum yang hidup dalam masyarakat dapat dari sisi
penerapan atau perilaku hukum di masyarakat khusus nyah yang berkaitan dengan
masalah individu dan keluarga. Pembentukan hukum Islam di Indonesia erat
kaitannya dengan faktor historis yang diwariskan kerajaan Islam di nusantara
sebelum datangnya VOC dengan munculnya dua teori perkembangan hukum Islam,
yaitu penerimaan hukum Islam sebagai sumber persuasif yakni hukum Islam al
Qur’an dan al sunnah. Penerimaan itu tertuang dalam Piagam Jakarta yang ditanda
tangani tanggal 22 Juni 1945 yang berlangsung sampai tanggal 5 Juli 1959.
Penerimaan hukum Islam sebagai sumber autoritif yakni sumber hukum yang telah
dianut oleh semua imam mazhab.
Pada awal kedatangan VOC tahun 1602 M pelaksanaan hukum IslamTelah
dilaksanakan ini dapat dilacak dengan ditemukan beberapa buku sebagai pegangan
penerapan hukum Islam misalnya didaerah Mataram disebut”Pengadilan
Surambi”,karena diselenggarakan diserambi Masjid Agung, diBanten pengadilan
dipimpin oleh seorang qadhitunggal, diCirebon pengadilan dilaksanakan oleh tujuh
orang menteri yang mewakili sultan, di Sulawesi ada kitab ammana gappa, di Aceh
ada kitab Sirathal Mustaqimkarangan Nuruddin al-Raniry (1628).
Melihat perkembangan hukum Islam tersebut, VOC menyusun suatu buku
Compendium (buku ringkasan) yang dikenal Compendium Freijer yang memuat
hukum perkawinan dan kewarisan Islam (1760),sesudah Blanda
mengefektifkankekuasaan di Indonesia (1816-1942) beberapa aturan dikeluarkan
misalnya Vanden Berg (1845-1927) mengelurkan teori Receptioin
Complexubahwa hukum mengikuti agama yang dianut. Kemudian Cristian Snouck
Hurgronje (1857-1936) mengeluarkan teori Receptiobahwa hukumIslam yang
hendak diberlakukan terlebih dahulu diresepsi oleh hukum adat7

.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hukum bahwa hukum Islam merupakan seperangkat norma atau peraturan yang
bersumber dari Allah SWT dan Nabi Muhammad saw. untuk mengatur tingkah laku
manusia di tengahtengah masyarakatnya. Dengan kalimat yang lebih singkat,
hukum Islam dapat diartikan sebagai hukum yang bersumber dari ajaran
Islam.Hukum Islam adalah hukum yang bersumber dan merupakan bagian dari
agama Islam. Berbeda dengan hukum lainnya, hukum Islam tidak hanya hasil
pemikiran manusia yang dipengaruhi oleh kebudayaannya, tetapi dasarnya
ditetapkan oleh Allah melalui wahyuNya dan dijelaskan oleh Rasulullah melalui
sunnahnya Perkembangan hukum islam mulai menunjukkan perkembangan
dinamisnya sejak kurun waktu yang relative lama. Dalam potret sejarah penetapan
hokum Islam, perkembangan pemikiran hokum Islam dalam realitas empiric dapat
diidentifikasi secara sistematis sejak periode Rasulullah SAW. Hingga era
kontemporer saat ini.Nabi Muhammad SAW Nabi Muhammad adalah orang yang
pertamakali memberikan fatwa fatwa ke pada manusia yang beragama islam, nabi
muhammad meberi kan fatwa ke pada umat muslim yang diterima dari malikat
jibril.

3.2 Saran

Membutuhkan arahan serta bimbingan dari berbagai pihak, terutama dosen dan
teman-teman serta pembaca yang lebih berwawasan serta berpengetahuan. Dalam
proses pengerjaan makalah ini, penulis menyadari banyak sekali kekurangan baik
dari segi pemahaman maupun referensi bacaan disamping minimnya pengalaman
dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, sumbangsih berupa saran dan kritik
sangat dibutuhkan agar dapat meningkatkan kemampuan dan menambah wawasan
penulis.
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Abror Sodik, M. ( Januari 2020 ). Pengantar Studi Islam. ASWAJA


PRESSINDO Anggota IKAPI No. 071/DIY/2011 Jl. Plosokuning V/73,
Minomartani,Sleman, Yogyakarta, viii + 208.

http://ulumuna.or.id/index.php/ujis/article/view/100

Suntana, I. From Internalization To Formalization; Islamic Law Development in


Indonesia. The Islamic Quarterly: The Islamic Quarterly, Volume 64, hal 115-126
https://www.academia.edu
https://ejurnal.iainpare.ac.id/index.php/latihan/article/view/1567/769
Josept Schacht, An Introduction to Islamic Law (London: Oxford University Press,
1971), 1
https://journal.stiba.ac.id/index.php/bustanul/article/view/285/177

Anda mungkin juga menyukai