Disusun Oleh:
Badrus sholeh
Lukmanul Hakim Hidayatulla
Penyusun
DAFTAR ISI
Artinya, “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat
tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.
Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
(QS. An-Nisa: 59).
Setidaknya ada dua nama yang sering dikaitkan kepada hukum islam, yaitu
syariah dan fiqih. Syariah secara bahasa memiliki arti jalan tempat keluarnya air
untuk minum. Kata ini kemudian dikonotasikan oleh bangsa Arab dengan jalan
lurus yang harus diturut. Syariah secara istilah adalah hukum-hukum dan tata aturan
yang Allah syariatkan bagi hambanya untuk diikuti.
Menurut Amir Syarifuddin sebagaimana yang dikutip oleh Kutbuddin Aibak,
Hukum Islam adalah seperangkat peraturan wahyu Allah dan Sunnah Rasul tentang
tingkah laku manusia mukalaf yang diakui dan diyakini berlaku mengikat untuk
semua yang beragama Islam. Kehendak atau titah Allah yang berhubungan dengan
perbuatan manusia, di kalangan ahli ushul disebut “hukum syara”, sedangkan bagi
kalangan ahli fiqh, “hukum syara” adalah pengaruh titah Allah terhadap perbuatan
manusia tersebut.
3) Ijtihad
Ijtihad ialah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memecahkan suatu
masalah yang tidak ada ketetapannya, baik dalam Al Qur‟an maupun Hadits,
dengan menggunkan akal pikiran yang sehat dan jernih, serta berpedoman
kepada cara-cara menetapkan hukum-hukum yang telah ditentukan. Hasil
ijtihad dapat dijadikan sumber hukum yang ketiga
4) Qiyas
Qiyas (analogi) adalah menghubungkan suatu kejadian yang tidak ada
hukumnya dengan kejadian lain yang sudah ada hukumnya karena antara keduanya
terdapat persamaan illat atau sebab-sebabnya. Contohnya, mengharamkan
minuman keras, seperti bir dan wiski. Haramnya minuman keras ini diqiyaskan
dengan khamar yang disebut dalam Al Qur‟an karena antara keduanya terdapat
persamaan illat (alasan), yaitu sama-sama memabukkan.
1. Hukum-hukum Akidah
2. Hukum-hukum Etika
.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hukum bahwa hukum Islam merupakan seperangkat norma atau peraturan yang
bersumber dari Allah SWT dan Nabi Muhammad saw. untuk mengatur tingkah laku
manusia di tengahtengah masyarakatnya. Dengan kalimat yang lebih singkat,
hukum Islam dapat diartikan sebagai hukum yang bersumber dari ajaran
Islam.Hukum Islam adalah hukum yang bersumber dan merupakan bagian dari
agama Islam. Berbeda dengan hukum lainnya, hukum Islam tidak hanya hasil
pemikiran manusia yang dipengaruhi oleh kebudayaannya, tetapi dasarnya
ditetapkan oleh Allah melalui wahyuNya dan dijelaskan oleh Rasulullah melalui
sunnahnya Perkembangan hukum islam mulai menunjukkan perkembangan
dinamisnya sejak kurun waktu yang relative lama. Dalam potret sejarah penetapan
hokum Islam, perkembangan pemikiran hokum Islam dalam realitas empiric dapat
diidentifikasi secara sistematis sejak periode Rasulullah SAW. Hingga era
kontemporer saat ini.Nabi Muhammad SAW Nabi Muhammad adalah orang yang
pertamakali memberikan fatwa fatwa ke pada manusia yang beragama islam, nabi
muhammad meberi kan fatwa ke pada umat muslim yang diterima dari malikat
jibril.
3.2 Saran
Membutuhkan arahan serta bimbingan dari berbagai pihak, terutama dosen dan
teman-teman serta pembaca yang lebih berwawasan serta berpengetahuan. Dalam
proses pengerjaan makalah ini, penulis menyadari banyak sekali kekurangan baik
dari segi pemahaman maupun referensi bacaan disamping minimnya pengalaman
dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, sumbangsih berupa saran dan kritik
sangat dibutuhkan agar dapat meningkatkan kemampuan dan menambah wawasan
penulis.
DAFTAR PUSTAKA
http://ulumuna.or.id/index.php/ujis/article/view/100