Oleh:
Kelompok
Dosen Pengampu:
JAKARTA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah kami tentang “Sumber-sumber
ajaran islam.” Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas mata kuliah STUDI ISLAM.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Mukhtar gozali M.Ag.
selaku dosen mata kuliah Studi Islam dan kepada semua pihak yang telah turut memberikan
kontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati
menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi
untuk pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sumber ajaran Islam yang pokok adalah al-Qur’an dan sunnah. Keduanya
memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan umat Islam. Walaupun banyak
terdapat perbedaan dari segi penafsirannya. Namun, setidaknya ulama tetap sepakat
bahwa keduanya harus dijadikan rujukan dan pedoman utama dalam ajaran islam.
Akan tetapi, terdapat perbedaan yang mendasar antara al-Qur’an dan Hadis. Untuk
al-Qur’an, semua periwayatan ayat-ayatnya berlangsung secara mutawatir, sedangkan
untuk Hadis sebagian periwayatannya berlangsung secara mutawatir dan sebagian
berlangsung secara ahad. Selain itu al-Qur’an sudah ditulis sejak zaman Rasulullah dan
ditugaskan langsung oleh rasulullah. Sedangkan, secara keseluruhan hadis belum ditulis
di zaman Nabi Muhammad saw, bahkan beliau dalam suatu kesempatan melarang sahabat
yang menulis hadis.
Sumber-sumber ajaran dalam islam secara keseluruhan dapat dibagi menjadi tiga
diantaranya Al-quran, sunnah dan ijtihad. Bagaimana bentuk-bentuk sumber ajaran islam
secara menyeluruh akan di urai dalam makalah singkat ini.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu sumber ajaran islam?
2. Apa saja yang termasuk sebagai sumber ajaran islam?
C. TUJUAN
1. Sumber ajaran islam sebagai kebhagiaan hidup manusia
2. Agar tidak salah dalam mengambil rujukan dan pedoman dalam kehidupan
beragama.
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi Al-Qur’an secara istilah yang lengkap dikemukakan oleh Khalaf yaitu firman
Allah Subhanahu wata'ala yang diturunkan melalui malaikat Jibril, ke dalam hati nabi
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan menggunakan bahasa Arab, disertai
dengan kebenaran dan dijadikan hujjah (argumentasi) dalam
Secara garis besar, isi dari kandungan Al-Qur’an mencakup hal-hal yaitu:
beribadah kepada Allah Subhanahu wata'ala dan berbuat baik kepada sesame manusia
3. Akhlak dan semua ruang lingkupnya, menghiasi diri dengan melakukan hal-hal
yang
4. Kisah-kisah umat manusia yang ada di masa lalu, seperti kisah para nabi terdahulu.
Sejarah mencatat ada dua cara yang diterapkan oleh Nabi Muhammad
Shallallahu‘Alaihi wa Sallam dalam memelihara Al-Qur’an, yaitu dengan cara
melalui “hafalan” dan melalui “catatan”. Dalam menyimpulkan kandungan ayat-ayat
Al-Qur’an sebagai sumber nilai dan norma termasuk hukum-hukum, muncullah
metode-metode penafsiran yang berkembang diantaranya metode tafsir tahlili, ijmali,
muqaran dan mashu’i.
Pembagian hadits yang ditinjau dari perawi terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Hadits mutawatir: Hadits yang diriwayatkan oleh sejumlah perawi yang menurut adat
mustahil mereka bermufakat dusta (4-40 perawi).
a. Hadits masyhur : Hadits yang diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih. Tetapi belum
b. Hadits ‘aziz : Hadits yang diriwayatkan oleh dua orang dari dua orang.
c. Hadits gharib : Hadits yang diriwayatkan oleh satu orang perawi saja.
1. Hadits shahih : Hadits yang tingkatnya tertinggi dari penerimaan suatu hadits.
2. Hadits hasan : Hadits ini hampir sama tingkatannya dengan shahih. Tetapi perbedaannya
2. Hadits dha’if Hadits ini bahkan tidak menyamai tingkatan hadits hasan.
dayanya dalam berusaha. Dan secara istilah atau secara terminologi, ijtihad berarti
pengerahan segenap kemampuan oleh mujtahid dalam memutuskan sesuatu perkara yang
tidak dibahas di didalam Al-Qur’an dengan menggunakan pemikiran yang sehat dan
Para ulama bersepakat ahwa ijtihad dibenarkan jika dilakukan oleh yang memenuhi
persyaratan dan dilakukan di medannya, yakni majadul ijtihad. Medan ijtihad meliputi hal-
1. Masalah-masalah baru yang hukumnya belum ditegaskan oleh nash Al-Qur’an dan
Sunnah secara jelas.
2. Nash-nash zany dan dalil-dalil hukum yang masih diperselisihkan.
3. Hukum Islam yang ta’aqquly atau yang kausalitas hukumnya atau illat-nya diketahui
mujtahid.
Ijtihad hanyalah diperbolehkan bagi orang-orang yang telah memenuhi syarat sebagai
seorang mujtahid. Syarat-syarat tersebut yaitu:
1. Telah menguasai bahasa Arab untuk dapat memahami Al-Qur’an dan hadits yang
bertuliskan bahasa arab.
2. Sudah mengetahui isi dan sistem dari hukum Al-Qur’an serta ilmu-ilmu untuk
memahami Al-Quran.
3. Mengetahui hadits-hadits dan ilmu hadits yang berkenaan dengan pembentukan
hukum.
4. Telah menguasai sumber-sumber hukum islam dan cara menarik garis-garis hukum
dari sumber hukum islam.
5. Mengetahui dan menguasai kaidah-kaidah fikih (qawa’id al fiqhiyyah).
6. Mengetahui rahasia dan tujuan-tujuan dari hukum Islam.
7. Menjadi seseorang yang jujur dan ikhlas.
Dalam berijtihad, metode-metode yang disepkati oleh kebanyakan para ulama adalah ijmak
dan qiyas. Ijmak atau consensus/kesepakatan adalah kesesuaian pendapat para ahli mengenai
suatu masalah pada suatu tempat tertentu masa, sedangkan qiyas dari segi bahasa adalah
menyamakan sesuatu dengan hal yang lain. Dan secara istilah berarti menyamakan hukum
suatu hal yang tidak disebut oleh nash dengan sesuatu yang sudah disebut karena persamaan
illat-nya. Metode ijtihad yang masih diperselisihkan adalah istihsan (memandang dan
(mencapai kebaikan menolak kerusakan), urf (kebiasaan mayoritas umat) dan sebagainya.
Disamping istilah ijtihad, ada juga beberapa istilah yang terkait dengan ijtihad, yaitu:
1. Taqlid: Taqlid adalah beramal bedasarkan pendapat orang lain tanpa bedasarkan dalil atau
2. Ittiba’: Ittiba’ adalah mengamalkan pendapat orang lain dengan mengetahui daililnya.
Menurut beberapa ulama, istilah ini termasuk dikategori Taqlid.
3. Talfiq: Talfiq adalah beramal dalam suatu maslah yang atas berdasarkan hukum yang
terdiri atas gabungan dua mazhab atau lebih. Menurut sebagian ulama, kategori ini
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Sumber ajaran Islam adalah sumber nilai dan norma-norma yang terkandung
didalam agama Islam, bukan hanya “sumber hukum dalam Islam” saja. Hukum hanyalah
sebuah sebagian dari norma-norma atau kaidah-kaidah yang terkandung didalam agama
Islam selain kaidah yang lainnya seperti norma sosial dan masyarakat. Sumber nilai dan
norma yang terkandung di dalam agama Islam ada dua, yakni sumber yang berasal dari
Al-Qur’an dan As-Sunnah. Di samping dari kedua hal tersebut, ada pula sumber
tambahan, yaitu Ijtihad. Ijtihad adalah sebuah usaha yang bersungguh-sungguh yang
sebenarnya usaha ini bisa dilaksanakan oleh siapa saja yang sudah berusaha mencari ilmu
yang tidak dibahas didalam Al-Qur’an maupun Hadits dengan menggunakan akal yang
sehat dan pertimbangan yang matang.