Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ahmad Fauzi

Kelas : A20
Mata Kuliah : Ushulut Tarbiyah

Jawaban
1. Surat al Baqarah: 151

ُ ُ ِّ َ ُ َ ْ ُ ِّ َ ُ َ َ َ ْ ُ ْ َ َ ُ ْ َ ْ ُ ْ ‫ُ ْ َ ُ ا‬
ُ‫كم‬ َ ْ ََْ َ َ
‫كما أرسلنا ِفيكم رسوًل ِمنكم يتلو عليكم آياتِنا ويزكيكم ويعلم‬
َ ََْ ُ ُ َ َ ُ ِّ َ ْ ْ َ َ َ ْ
‫اْلك َمة َو ُي َعل ُمك ْم َما ل ْم تكونوا تعل ُمون‬
ِ ‫كتاب و‬
ِ ‫ال‬
Artinya: Sebagaimana aku utus kepada kalian seorang utusan dari golongan kalian, ia
membacakan kepada kalian tentang ayat-ayatku, dan mensucikan diri kalian, kemudian ia
mengajarkan al kitab, hikmah dan ia mengajarkan apa yang kalian belum ketahui sebelumnya.

َ‫ فَأَ َق ْمنَا ِعنْ َد ُه ِع ْْشين‬،‫ون‬


َ ُ َ َ ُ ٌ َ َ َ ُ ْ َ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ َّ َ َّ َّ ُ ْ َ َ
2. Hadis Riwayar Bukhari dan Muslim

ِ ‫ارب‬ِ ‫أتيت انل ِِب صَّل اهلل علي ِه وسلم وَنن شببة متق‬
َ‫اشتَ َهيْنا‬ْ َ َّ َ َّ َ َّ َ َ ‫َ َّ ُ َ َ ْ َ َ َّ َ َ ا‬ ُ َُ َ َ ‫َ َا‬
‫ فلما ظن أنا ق ِد‬،‫هلل صَّل اهلل علي ِه وسلم ر ِفيقا‬ ِ ‫ َوَكن رسول ا‬،‫َلْلة‬
َ ُ ْ َ َ َ ُ َ ْ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ ْ َ َ ْ َّ َ َ َ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ
‫ «ار ِجعوا ِإَل‬:‫أه ِلينا واشتقنا سأنلا عمن تركنا بعدنا؟ فأخَبناه فقال‬
َ َْ َ ُ َْ َ َ َ َْ ََ ََ ْ ُ ُ ُ َ ْ ُ ُ ِّ َ َ ْ ُ ََ ْ ُ َْ
‫ وذكر أشياء أحفظها أو ًل‬- »‫يهم وعلموهم ومروهم‬ ِ ‫أه ِليكم فأ ِقيموا ِف‬
ْ‫كم‬ ُ َ ْ ِّ َ ُ ْ َ ُ َ َّ َ َ َ َ َ ِّ َ ُ ُ ُ ْ َ َ َ َ ُّ َ َ َ َُْ َ
‫وِن أصِّل ف ِإذا حَض ِت الصَلة فليؤذن ل‬ ِ ‫ «وصلوا كما رأيتم‬- ‫أحفظها‬
ُ‫ َو َر َواه‬،‫ َعن ابْن ُع َم َر‬،‫الصحيح‬ َّ ‫ك ْم» َر َو ُاه ُم ْسل ٌم ف‬ُ ُ َ ْ َ ْ ُ َّ ُ َ ْ َ ْ ُ ُ َ َ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫أحدكم وَلؤمكم أكَب‬
َّ َ ْ ْ َ ْ َ ‫ْ ُ َ ُّ َ ْ ُ َ َّ ْ ُ َ ى‬
‫اب‬ِ ‫ عن عب ِد الوه‬،‫ عن ُمم ِد ب ِن مثًّن‬،‫اري‬ ِ ‫اْلخ‬
Artinya: Aku (Malik bin al Huwairits) datang kepada Nabi SAW dan kami adalah para
pemuda sebaya. Maka kami tinggal bersama Nabi selama 20 malam. Dan Rasulullah
adalah seseorang yang sangat penyayang, maka ketika beliau menduga kami sudah mulai
ingin pulang dan rindu kepada keluarga kami, beliau menanyakan tentang orang-orang
yang kami tinggalkan, kemudian kami memberitahunya. Kemudian beliau bersabda:
“Kembalilah kalian pada keluarga-keluarga kalian, tinggallah bersama mereka, ajarilah
mereka dan perintahlah mereka (dan beliau menyebut beberapa hal yang aku hafal atau
tidak aku hafal) dan shalatlah kalian sebagaimana kalian melihatku shalat. Jika sudah
masuk waktu shalat maka adzanlah salah seorang di antara kalian, dan hendaknya yang
paling tua di antara kalian menjadi imam”.
HR. Muslim dari Ibnu ‘Umar dan HR. Bukhari dari Muhammad bin Mutasnna dari Abdul Wahhab.
3. Kaitan ayat di atas dengan metode pendidikan Islam adalah bahwa metode paling efektif agar
seorang anak dapat kita didik adalah dengan mengikuti tahapan-tahapan yang diajarkan oleh al
Quran yaitu tilawah, tazkiyah dan ta’lim.
a. Tilawah yaitu dengan membacakan materi kepada anak didik dengan baik dan benar. Jika kita
memahami term tilawah yang benar maka tilawah sebenarnya tidak hanya membaca tetapi
juga meresapi makna-makna dari apa yang kita baca.
b. Tazkiyah yaitu mensucikan diri. Konsep ini sebagai penguat bahwa ilmu itu adalah cahaya
Allah. Dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang-orang yang maksiat. Hal ini selaras
dengan apa yang terjadi kepada Imam Syafi’i saat mengadukan hafalannya yang berkurang
kepada gurunya yaitu Imam Waki’ al Jarrah:

‫شكوت إَل وكيع سوء حفظي * فأرشدين إَل ترك املعاص‬

‫وأخَبِن بأن العلم نور * ونور اهلل ًليهدى لعاص‬


Artinya: aku mengadu kepada guruku al Waki’ atas hafalanku yang menurun, maka
beliau menasihatiku untuk meninggalkan maksiat-maksiat. Beliau juga
memberitahuku bahwa ilmu adalah cahaya dan cahaya Allah tidak akan diberikan
kepada orang yang bermaksiat,
Dengan demikian tazkiyah memiliki posisi yang sangat penting dalam metode
Pendidikan Islam.
c. Ta’lim yaitu proses tansformasi ilmu. Setelah melalui tahapan pertama dan kedua
diharapkan peserta didik dapat menerima ilmu yang disampaikan.
4. Kaitan hadis di atas dengan pendidikan Islam adalah pentingnya kita memahami keadaan
psikologis dari peserta didik. Sebagai pendidik kita tidak boleh egois. Kita tidak boleh memaksakan
kehendak kepada peserta didik. Peserta didik adalah manusia yang juga memiliki sifat capek dan
lelah. Maka semua pendidik harus mengerti bagaimana psikologi dari seorang anak. Oleh
karenanya sering kita temui di sekolah-sekolah terdapat guru bimbingan konseling sebagai
perantara untuk mengetahui psikologi dari seorang anak.
5. Resume Materi
METODOLOGI USHUL TARBIYAH
1. Pengertian Bayani, Irfani, dan Burhani dalam Islam
a. Ilmu Bayani adalah ilmu yang disandarkan pada keterangan-keterangan teks atau naskah.
Produk dari Ilmu bayani seperti: nahwu, balaghah, kalam dan fiqh. Imam Syafi’i dianggap
sebagai salah satu pencetus ilmu bayani melalui karangannya yaitu ar risalah tentang ushul
fiqh.
b. Ilmu Irfani adalah mengumpulkan pengetahuan yang diperoleh melalui proses riyadhoh dan
mujahadah, yang memusatkan diri pada aktivitas kebatinan. Ilmu ini dikembangkan oleh para
sufi dan syiah bathiniyah. Kasyf merupakan tingkatan tertinggi dalam ilmu ini.
c. ilmu burhani ini lebih menekankan pada kemampuan intelektual manusia, baik berupa Indra
pengalaman maupun daya rasional untuk memperoleh pengetahuan tentang semesta.
Setidaknya ada 3 hal penting dalam ilmu ini, yaitu: al Aqlaniyyah (rasionalisme), as Sababiyyah
(Kausalitas), dan al Mahalliyyah (esensialisme).
2. Epistimologi Bayani, Burhani, dan Irfani dalam Islam
a. Secara etimologis, term bayani mengendung beragam arti yaitu: kesinambungan (al-waslu):
keterpilahan (al-fashlu): jelas dan terang (al-zhuhur wa al-wudlhuh): dan kemampuan
membuat terang dan generik. Inti dari bayani adalah kajian dari sebuah teks sebagai otoritas
dalam memahami al Quran dan hadis. Dari kajian ini menghasilkan berbagai keilmuan Islam,
yang berkaitan dengan al kitab dan as sunnah. Untuk mendpat ilmu ini melalui tiga sumber
yaitu: nash (teks), logika (qiyas), tujuan syariat (maqashid syari’ah)
b. Secara etimologis, term Burhani juga dikenal dengan manthiq (silogisme) yaitu dengan
membandingkan antar premis (qadhiyyah) baik minor (shughra) maupun mayor (kubro). Dari
kedua permis tersebut diambil sebuah kesimpulan (natijah)
c. Secara etimologis, term irfani juga dikenal dengan tashawwuf yaitu sebuah proses yang
dijalani seorang salik hingga ia bisa sampai pada maqamat dalam tingkatan tashawwuf
seperti: taubat, wara’, tawakkul, ridha, kasyf dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai