Anda di halaman 1dari 12

KONSEP TADRIS DALAM AL-QUR’AN SURAH AL-A’RAF: 165-169,

SURAH AL-QALAM: 37, DAN SURAH SABA: 44


Disusun untuk memenuhi tugas pada :

Mata Kuliah: Tafsir Tarbawi


Dosen Pengampu : Drs. As’ad, MA.

Kelompok 5
Teguh Wibowo : (0301223131)
Nisa Tsaniatur Rahmah : (0301222098)
Nurul Afni : (0301223139)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Bissmillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahi Rabbil‘alamin, puji syukur kita sampaikan kepada Allah Subhanahu Wa


Ta’ala yang telah mengizinkan tertuntaskannya makalah kami ini dalam mata kuliah Hadist Tarbawi,
tidak lupa pula kita ucapkan Shalawat beriring salam semoga dengan membasahi kedua bibir kita
dengan shalawat di padang mahsyar kelak kita semua berkesempatan untuk mendapat Syafa’at dari
Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Amiin, Amiin Ya Rabbal ‘Alamin.

Hormat dan terimakasih kami, semoga tersampaikan ke dalam lubuk hati teman-teman dan
siapapun yang berkesempatan untuk membaca makalah ini terutama kepada Bapak dosen pengampu
Drs. As’ad, MA yang telah mengarahkan kami untuk mengerjakan tugas-tugas yang berkaitan erat
dengan Tafsir tentang pendidikan.

Kami menyadari kurangnya ilmu-ilmu kami terkait topik ini, karenanya kami amat terbuka
dengan kritik maupun saran yang membangun agar kam dapat menulis dan menjelaskan kepada
banyak orang dengan cara data dan penjelasan yang jauh lebih baik lagi kedepannya. Semoga
makalah yang kami tulis ini dapat menjadi pembuka pikiran dan dapat menambah wawasan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 1

C. Tujuan .................................................................................................................... 1

BAB II MEDIA PEMBELAJARAN .............................................................................. 2

A. Konsep Dasar Tadris ............................................................................................... 2

B. Tadris dalam Ayat-ayat Al-Qur’an ......................................................................... 3

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 8

A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 8

B. Saran ...............................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 9


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan kitab suci untuk seluruh umat yang telah diwahyukan Allah pada
Nabi Muhammad melalui perantara malaikat Jibril, Al-Qur’an merupakan kitab yang paling
lengkap pembahasannya, mulai dari ibadah hingga ke muamalah. Salah satu hal yang dapat
dirujuk kepada Al-Qur’an adalah seputar kependidikan

Islam telah memuat beberapa konsep dalam dunia pendidikan seperti tarbiyah, ta’lim, dan
tadris, adapun yang hal-hal tersebut sudah beberapa kali tersebut dalam Al-Qur’an contohnya
pada istilah tadris yang akaer katanya disebutkan seperti dalam Surah Al-A’raf ayat 169, Surah
Al-Qalam ayat 37, dan surah Saba ayat 44.

Maka dalam makalah ini akan membahas konsep tadris jika dilandaskan pada ayat-ayat
Alqur’an tersebut.

B. Rumusan Masalah

1) Apa Konsep Dasar Tadris ?

2) Ayat apa saja yang mengandungi istilah tadris ?

C. Tujuan Penulisan

1) Untuk memahami Konsep Dasar Tadris

2) Untuk memahami Ayat yang mengandungi istilah tadris


BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Tadris

Tadris )‫ (التدريس‬merupakan masdar yang berasal dari kata ‫ تَد ِّْر ْيسًا‬- ‫س‬
ُ ‫س – يُد َِّر‬
َ ‫ د ََّر‬berarti yang
pengajaran atau pembelajaran. Dalam Kamus Bahasa Indonesia pengajaran berarti proses, cara,
perbuatan mengajar. Dalam pengajaran adanya interaksi antara yang mengajar (muddaris) dan yang
belajar (mutadaris). Secara luas At-tadris adalah upaya menyiapkan murid agar dapat membaca,
mempelajari dan mengkaji sendiri, yang dilakukan dengan cara pengajar membacakan, menyebutkan
berulang-ulang dan bergiliran, menjelaskan, mengungkap dan mendiskusikan makna yang
terkandung di dalamnya sehingga murid mengetahui, mengingat, memahami, serta mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari dengan tujuan mencari ridha Allah. At-Tadris dalam Hadits: Al-Juzairi
memaknai tadarrusu dengan membaca dan menjamin agar tidak lupa, berlatih dan menjamin
sesuatu.1
Maka tadris adalah pengajaran atau pembelajaran yang dilakukan dengan cara membacakan,
menjelaskan dan mendiskusikan supaya peserta didik dapat memamahi serta mengamalkan dalam
kehidupan sehari-hari. Adapun perbedaannya tadris dengan istilah pendidikan yang lain seperti
tarbiyah dan ta’lim ialah, tarbiyah menekankan pembimbingan dalam mengembangkan potensinya
dan menumbuhkan kelengkapan dasarnya. Adapun ta’lim memfokuskan pada penyampain ilmu
pengetahuan secara baik dan benar untuk menanamkan pemahaman, pengertian, tanggung jawab
serta amanah dalam diri peserta didik. Maka dari itu ta’lim mencakup aspek pengetahuan dan
keterampilan serta pedoma perilaku seseorang. Adapun tadris merupakan proses pembelajaran atau
transfer ilmu baik dari proses membaca maupun mendengarkan sehingga dapat memahami apa yang
dipelajari dan dapat mengkajinya sendiri.
Adapun istilah tadris yang memiliki akar kata yang sama dengan darasa (belajar) beberapa kali
disebut dai dalam Al-Qur’an, seperti dalam Surah Al-A’raf ayat 169, Surah Al-Qalam ayat 37, dan
surah Saba ayat 44. Ayat- ayat tersebutlah yang menjadi topik pembahasan selanjutnya.

1
D. Rosidin, Akar-akar Pendidikan Dalam Al-Qur’an an Hadist . (Bandung : Pustaka Umat, 23), h. 125.
B. Tadris dalam Ayat-ayat Alqur’an

1. Tadris dalam Q.S Al-A’raf ayat 165-169

‫ْس بِّ َما كَانُ ْوا‬ َ َ‫ع ِّن الس ْۤ ُّْوءِّ َوا َ َخذْنَا الَّ ِّذيْن‬
ٍۢ َ‫ظلَ ُم ْوا بِّعَذ‬
ٍۢ ‫اب بَـِّي‬ َ َ‫فَلَ َّما نَسُ ْوا َما ذُ ِّك ُر ْوا بِّهٖٓ ا َ ْن َج ْينَا الَّ ِّذيْنَ يَ ْن َه ْون‬
َ‫يَ ْفسُقُ ْون‬
“Maka setelah mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan
orang-orang yang melarang orang berbuat jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang
zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik.” :165.

َ‫ع ْنهُ قُ ْلنَا لَ ُه ْم كُ ْونُ ْوا ِّق َردَة ً ٰخ ِّس ِٕـيْن‬


َ ‫ع ْن َّما نُ ُه ْوا‬ َ ‫فَلَ َّما‬
َ ‫عت َْوا‬
“Maka setelah mereka bersikap sombong terhadap segala apa yang dilarang. Kami katakan
kepada mereka, “Jadilah kamu kera yang hina.” :166.

ِّ ِۖ ‫س ِّر ْي ُع ْال ِّعقَا‬


ٗ‫ب َواِّنَّه‬ ِّ ِۗ ‫علَ ْي ِّه ْم ا ِّٰلى يَ ْو ِّم ْال ِّق ٰي َم ِّة َم ْن يَّسُ ْو ُم ُه ْم سُ ْۤ ْو َء ْالعَذَا‬
َ َ‫ب ا َِّّن َربَّكَ ل‬ َ ‫َواِّذْ تَاَذَّنَ َربُّكَ لَيَ ْبعَث َ َّن‬
‫لَغَفُ ْو ٌر َّر ِّح ْي ٌم‬
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu memberitahukan, bahwa sungguh, Dia akan mengirim
orang-orang yang akan menimpakan azab yang seburuk-buruknya kepada mereka (orang Yahudi)
sampai hari Kiamat. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat siksa-Nya, dan sesungguhnya Dia Maha
Pengampun, Maha Penyayang.” :167.

ِّ ‫ت َوالس َِّّي ٰا‬


َ‫ت لَ َعلَّ ُه ْم يَ ْر ِّجعُ ْون‬ َ ‫ص ِّل ُح ْونَ َومِّ ْن ُه ْم د ُْونَ ٰذلِّكَ َِۖوبَلَ ْو ٰن ُه ْم ِّب ْال َح‬
ِّ ‫س ٰن‬ ّٰ ‫ض ا ُ َم ًم ۚا مِّ ْن ُه ُم ال‬
ِّ ‫اْل ْر‬ َّ َ‫َوق‬
َ ْ ‫ط ْع ٰن ُه ْم فِّى‬
“Dan Kami pecahkan mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; di antaranya ada
orang-orang yang saleh dan ada yang tidak demikian. Dan Kami uji mereka dengan (nikmat) yang
baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran).” :168.

ٗ‫ض مِّثْلُه‬ٌ ‫ع َر‬ َ ‫سيُ ْغف َُر لَن َۚا َوا ِّْن يَّأْتِّ ِّه ْم‬
َ َ‫ض ٰهذَا ْاْلَد ْٰنى َويَقُ ْولُ ْون‬ َ ‫ع َر‬َ َ‫ب يَأ ْ ُخذُ ْون‬ َ ‫ف َّو ِّرثُوا ْال ِّك ٰت‬ ٌ ‫ف مِّ ٍۢ ْن بَ ْع ِّد ِّه ْم خ َْل‬َ َ‫فَ َخل‬
ٰ ْ ‫َّار‬
‫اْلخِّ َرة ُ َخي ٌْر‬ ُ ‫ّٰللا ا َِّّْل ْال َح َّق َودَ َرسُ ْوا َما فِّ ْي ِۗ ِّه َوالد‬
ِّ ّٰ ‫علَى‬ َ ْ‫يَأ ْ ُخذُ ْو ِۗهُ اَلَ ْم يُؤْ َخذ‬
ِّ ‫علَ ْي ِّه ْم ِّم ْيثَاقُ ْال ِّك ٰت‬
َ ‫ب ا َ ْن َّْل يَقُ ْولُ ْوا‬
َ‫لِّلَّ ِّذيْنَ َيتَّقُ ْو ِۗنَ اَفَ ََل ت َ ْع ِّقلُ ْون‬
“Maka setelah mereka, datanglah generasi (yang jahat) yang mewarisi Taurat, yang
mengambil harta benda dunia yang rendah ini. Lalu mereka berkata, “Kami akan diberi ampun.” Dan
kelak jika harta benda dunia datang kepada mereka sebanyak itu (pula), niscaya mereka akan
mengambilnya (juga). Bukankah mereka sudah terikat perjanjian dalam Kitab (Taurat) bahwa
mereka tidak akan mengatakan terhadap Allah, kecuali yang benar, padahal mereka telah
mempelajari apa yang tersebut di dalamnya? Negeri akhirat itu lebih baik bagi mereka yang
bertakwa. Maka tidakkah kamu mengerti?” :169.

Dari kisah yang dimuat pada ayat Qur’an diatas, adapun yang menjadi pokok bahasan utama
ialah ayat ke169, dimana didalamnya tersebut kata ‫ دَ َرسُ ْوا‬yang memiliki akar kata yang sama dengan
tadris. Dalam firman ini dibahas dua masalah, yaitu:
َ َ‫" أَلَ ْم يُؤْ َخذ‬Bukankah perjanjian Taurat sudah
Pertama: Firman Allah SWT ‫علَ ْي ِّهم ِّم ْيثَاقُ الكتب‬
diambil dari mereka," adalah bentuk penekanan akan kewajiban menyampaikan kebenaran di dalam
syariat dan hukum Allah. Selain itu, juga sebagai larangan kepada para hakim dan para pengadil
untuk tidak mengambil uang suap yang menyebabkan dirinya bertindak tidak adil dan berpihak pada
salah satu orang.
Menurut saya (Al Qurthubi), kewajiban yang harus dilakukan oleh mereka itu. Selain itu,
perjanjian yang diambil dari mereka untuk menyampaikan setiap kebenaran, juga diwajibkan kepada
kita, umat Nabi Muhammad SAW. Perintah ini banyak sekali terdapat di dalam Al Qur'an dan sunnah
Nabi SAW, seperti yang telah kami jelaskan dalam pembahasan surah An-Nisaa' yang lalu. Untuk
hal ini memang tidak ada perbedaan pada setiap syariat yang diturunkan oleh Allah.
Kedua: Firman Allah SWT َ‫اْلخِّ َرة ُ َخي ٌْر لِّلَّ ِّذيْنَ يَتَّقُ ْو ِۗنَ اَفَ ََل ت َ ْع ِّقلُ ْون‬
ٰ ْ ‫َّار‬
ُ ‫“ َودَ َرسُ ْوا َما فِّ ْي ِۗ ِّه َوالد‬Padahal
mereka telah mempelajari apa yang tersebut di dalamnya? Dan kampung akhirat itu lebih baik bagi
mereka yang bertakwa. Maka apakah kamu sekalian tidak mengerti?" Makna dari kata ‫َودَ َرسُ ْوا‬
adalah mereka yang membaca Kitab Taurat dan mempelajarinya.
Ibnu Zaid berkata, "Apabila pembaca Kitab Taurat itu didatangi oleh seorang pendakwa yang
sesat yang menawarkan uang suap untuk membela mereka, maka pembaca Taurat itu akan
mengeluarkan kitab yang mereka tulis dengan tangan mereka sendiri dan menetapkan hukuman
sesuai dengan keinginan orang yang memberi uang suap itu kepadanya."
ِّ ‫ّٰللا إِّ َّْل ْال َح‬
Ibnu Abbas mengatakan, dalam firman Allah SWT disebutkan, ‫ق‬ َ ‫ أن ْل يَقُولُوا‬Bahwa
ِّ َّ ‫علَى‬
mereka tidak akan mengatakan" terhadap Allah kecuali yang benar. Walaupun mereka telah berjanji
seperti ini, namun sebenarnya pada perkataan mereka mengenai ampunan untuk dosa- dosa mereka
itu saja sudah tidak benar.
Beberapa ulama mengatakan bahwa firman Allah SWT, ‫َودَ َرسُ ْوا َما فِّ ْي ِّه‬ "Padahal mereka
telah mempelajari apa yang tersebut di dalamnya?" Lafazh ‫ َود ََرس ُْوا‬pada ayat ini bermakna
menghapuskan. Maksudnya adalah mereka menghapus ajaran Al Kitab yang telah diberikan kepada
mereka dengan tidak mengerjakan apa-apa yang tercantum didalamnya, padahal mereka
mengetahuinya.2
Dari pemaparan tafsir ayat ke 169 dari surah Al-A’raf diatas dapat dipahami bahwa konsep
tadris dalam ayat tersebut menyangkut tentang kaum yahudi yang telah mempelajari dan memahami
isi kitab taurat sebagaimana yang mereka dengar dari pengajaran rasul yang diutus bagi mereka,
dimana hal ini mengacu bahwa rasul yang diutus telah melakukan pengajaran (tadris) dengan
mengabarkan wahyu-wahyu yang diturunkan padanya untuk kaumnya.

2. Tadris dalam Q.S Al-Qolam Ayat 37-38

َ‫ا َ ْم لَكُ ْم ِّك ٰتبٌ فِّ ْي ِّه تَد ُْرسُ ْون‬


Atau apakah kamu mempunyai kitab (yang diturunkan Allah) yang kamu pelajari?

َ‫ا َِّّن لَكُ ْم ِّف ْي ِّه لَ َما ت َ َخي َُّر ْو ۚن‬


sesungguhnya kamu dapat memilih apa saja yang ada di dalamnya.

Dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan: َ‫ أَ ْم لَكُ ْم كِّتاب فِّي ِّه تَد ُْرسُونَ إِّن لَكُ ْم فِّي ِّه لَ َما تَ َخي َُّرون‬Atau adakah kamu
mempunyai sebuah kitab yang kamu membacanya, bahwa di dalamnya kamu benar-benar boleh
memilih apa yang kamu sukai untukmu." Allah Ta'ala berfirman: "Sedang di tangan kalian terdapat
sebuah kitab yang diturunkan dari langit yang bisa kalian pelajari dan kalian hafalkan.”3
Ayat-ayat yang lalu mengecam kaum kafir yang mempersamakan diri mereka dalam
perolehan ganjaran dengan kaum muslimin. Tidak ada alasan logika yang membenarkan persamaan
itu. Ayat di atas melanjutkan kecamannya dengan menyatakan bahwa: Apakah kamu mempunyai
argumentasi ‘aqli atau adakah bagi kamu sebuah kitab yang diturunkan Allah yang kamu secara tekun
dan sungguh-sungguh padanya, yakni pada kitab itu bukan pada kitab-kitab lain apalagi dongeng dan
mitosmembaca dan mempelajari sehingga menemukan bahwa sesungguhnya bagi kamu secara

2
Muhammad Ibrahim Alhifnawi, Tafsir Al Qurthubi, h. 780
3
Abdullah bin Muhammad, Tafsir Ibnu Katsir Jilid 8, Muassasah Daar Ali-Hilal, Kairo,1994.
khusus di dalamnya, yakni dalam kitab itu, kamu benar-benar boleh memilih secara sungguh-
sungguh apa yang kamu sukai dan yang terbaik dari aneka ganjaran Allah? Setelah menafikan adanya
dalil ‘aqli (argumentasi logika) dan dalil naqli (argumentasi dari kitab suci atau sabda Nabi). 4

Dalam ayat ini, dinyatakan bahwa pendapat atau jalan pikiran orang-orang kafir itu tidak
berdasarkan wahyu dari Allah, karena tidak ada satu pun dari kitab Allah yang menerangkan seperti
yang demikian itu, dengan menamkan kepada mereka, "Apakan kamu hai orang-orang kafir
mempunyai suatu Kitab yang diturunkan dari langit, yang kamu terima dari nenek moyangmu,
kemudian kamu pelajari secara turun-temurun yang mengandung suatu ketentuan seperti yang kamu
katakan itu.
Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran (tadris) yang dimuat dalam ayat ini merupakan
pengkajian pribadi dimana orang kafir dimintai dalil atas argumentasi mereka akan persamaan
mereka dengan kaum muslim, maka mereka ditantang untuk mendatangkan kitab yang bisa mereka
lakukan tadris didalamnya dengan mengkaji secara tekun untuk mendapatkan jawaban penguat
argumentasi mereka, tapi mereka tidak mempunyai landasan untuk melakukan tadris tersebut. Hal
ini menunjukkan konsep tadris dimana dalam melakukan pembelajaran, seseorang terutama seorang
mudarris (guru) diharuskan memiliki landasan dan dasar akan apa yang hendak ia ajarkan kepada
pada dirinya sendiri, terlebih lagi orang lain.

3. Tadris dalam Q.S Saba’ ayat 44

َ ‫َو َما ٖٓ ٰات َ ْي ٰن ُه ْم ِّم ْن كُتُب يَّد ُْرسُ ْونَ َها َو َما ٖٓ ا َ ْر‬
‫س ْلنَا ٖٓ اِّلَ ْي ِّه ْم قَ ْبلَكَ ِّم ْن نَّ ِّذي ِْۗر‬
“Dan Kami tidak pernah memberikan kepada mereka kitab-kitab yang mereka baca dan Kami
tidak pernah mengutus seorang pemberi peringatan kepada mereka sebelum engkau (Muhammad).”
Allah SWT sama sekali belum pernah menurunkan kepada bangsa Arab itu suatu kitab
sebelum Al-Qur'an yang kitab itu mengonfirmasi dan menetapkan suatu agama buat mereka. Allah
SWT juga belum pernah mengutus kepada mereka seorang nabi sebelum Nabi Muhammad saw. yang
nabi itu menyeru dan mengajak mereka kepada kebenaran serta memperingatkan mereka dengan
adzab. Padahal mereka pernah berkata, Seandainya ada seorang pemberi peringatan datang kepada
kami, atau ada suatu kitab yang diturunkan kepada kami, pastilah kami menjadi orang-orang yang

4
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Jakarta: 2021
lebih berpetunjuk dibandingkan orang lain." Namun ketika Allah SWT mengutus Nabi Muhammad
saw. kepada mereka dengan membawa Al-Qur'an, mereka justru malah mendustakan, mengingkari
dan menolaknya mentah-mentah.
Jika agama yang shahih tidak bisa diketahui kecuali dengan wahyu dari sisi Allah SWT dan
dengan kitab yang diturunkan kepada seorang rasul, berarti klaim orang-orang musyrik itu bahwa
mempersekutukan Allah SWT dan bertaklid kepada leluhur itulah agama yang hak, adalah sebuah
klaim yang batil, tidak berdasar dan tidak memiliki landasan hujjah apa pun.
Banyak ayat yang mengandung semangat serupa, di antaranya adalah:
َ‫س ْل ٰطنًا فَ ُه َو َيتَكَلَّ ُم ِّب َما كَانُ ْوا ِّبه يُ ْش ِّركُ ْون‬ َ ‫ا َ ْم ا َ ْنزَ ْلنَا‬
ُ ‫علَ ْي ِّه ْم‬
"Atau pernahkah Kami menurunkan kepada mereka keterangan, yang menjelaskan
(membenarkan) apa yang (selalu) mereka per- sekutukan dengan Tuhan?" (ar-Ruum: 35)5

Kata ‫( يَّد ُْرسُ ْونَ َها‬yadrusûnahâ) terambil dari kata ‫( درس‬darasa) yang berarti membaca secara
perlahan disertai dengan upaya sungguh-sungguh untuk memahami, yakni mempelajari dengan
tekun.6
Dapat dipahami bahwa pemaknaan kata tadris pada ayat diatas kurang lebih sama dengan
ayat sebelumnya yakni tidak terlepas dari pembelajaran secara jelas hingga mendatangkan dapat
memahami apa yang dipelajari, dibaca ataupun didengarkan. Namun pada ayat ini kitab yang hendak
dipelajari belum diturunkan, namun ketika kitab itu diturunkan untuk mereka, mereka lebih memilih
ajaran nenek moyang mereka seakan mereka telah melakukan tadris dan telah mengkaji kepercayaan
tersebut. Hal tersebutlah yang memuat konsep tadris yang secara sederhana merupakan pembelajaran
yang melahirkan pemahaman.

5
Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir, Jilid 11, h.531
6
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Jakarta: 2021
BAB lll
PENUTUP

A. Kesimpulan

Tadris berasal dari kata ‫ تَد ِّْر ْيسًا‬- ‫س‬


ُ ‫س – يُد َِّر‬
َ ‫ د ََّر‬berarti yang pengajaran atau pembelajaran.
Pengajaran berarti proses, cara, perbuatan mengajar. Dalam pengajaran terdapat interaksi antara yang
mengajar (muddaris) dan yang belajar (mutadaris). tadris merupakan proses pembelajaran atau
transfer ilmu baik dari proses membaca maupun mendengarkan sehingga dapat memahami apa yang
dipelajari dan dapat mengkajinya sendiri.
Ayat-ayat Qur’an seperti dalam Surah Al-A’raf ayat 169 memuat bagaimana penentangan
orang-orang yang tidak mau mengimani kitab yang telah diturunkan Allah pada rasulnya, walapun
mereka telah mempelajari dan memahaminya, Surah Al-Qalam ayat 37 memuat tentang pertanyaan
terhadap argumentasi orang kafir dengan landasan yang telah mereka kaji dan pelajari, dan surah
Saba ayat 44 mengandung penentangan terhadap orang yang tidak mau dan menolak untuk
mengimani kitab Allah yang berisi kebenaran yang telah diturunkan pada mereka, seakan mereka
telah lebih dahulu mempelajari kebenaran tersebut.

B. Saran

Hendaknya sebagai calon pengajar kita dapat memahami konsep dasar dari pengajaran
(tadris) terlebih tentang hal-hal yang terkait dengannya sebagaimana yang sudah terkandung pada
beberapa ayat Al-Qur’an untuk menambah wawasan dan memperdalam pemahaman.
DAFTAR PUSTAKA

Alhifnawi Muhammad Ibrahim. Tafsir Al Qurthubi.

Az-Zuhaili Wahbah. Tafsir Al-Munir Jilid 11

Muhammad Abdullah bin. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 8. Kairo. Muassasah Daar Ali-Hilal.

Rosidin. D. Akar-akar Pendidikan Dalam Al-Qur’an an Hadist. Bandung: Pustaka Umat.

Shihab M. Quraish. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: 2021.

Anda mungkin juga menyukai