Disusun oleh:
2022
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................. i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
PENDAHULUAN.................................................................................. 3
PEMBAHASAN ................................................................................... 4
ANALISIS.............................................................................................. 7
KESIMPULAN...................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 12
2
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu unsur penting dalam pendidikan adalah adanya pendidik. Keberhasilan
suatu proses pendidikan salah satunya ditentukan oleh seberapa berkualitas dan
berkompeten seorang guru atau pendidik dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya. Dalam konsep pendidikan Islam, istilah pendidik dapat disebut dengan ustadz,
mu’allim, murabbi, mursyid, dan mudarris. Istilah-istilah tersebut, memiliki arti dan
tugas yang berbeda-beda. Secara umum, dalam konteks pendidikan Islam, pendidik
adalah orang yang bertanggungjawab terhadap perkembangan peserta didik dengan
mengupayakan perkembangan seluruh potensi peserta didik, baik potensi afektif,
kognitif, maupun psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai ajaran agama Islam (Nizar,
2002).
3
B. PEMBAHASAN
Dalam ajaran Islam pendidik sangatlah dihargai kedudukannya. Hal ini dijelaskan
oleh Allah SWT dan RasulNya.
َع هّٰللا ُ الَّ ِذ ۡينLL ٰۤياَيُّها الَّذ ۡينَ ٰامنُ ۡۤوا ا َذا ق ۡيل لَـ ُكمۡ تَفَ َّسح ُۡوا فى ۡالم ٰجلس فَ ۡافسح ُۡوا ي ۡفس هّٰللا
ِ َح ُ لَـ ُكمۡ ۚ َواِ َذا قِ ۡي َل ا ْن ُش ُز ۡوا فَا ْن ُش ُز ۡوا يَ ۡرف ِ َ َ َ ِ ِ َ ِ َ ِ ِ َ ِ َ
تؕ َوهّٰللا ُ بِ َما ت َۡع َملُ ۡونَ َخبِ ۡي ٌر ٍ ٰا َمنُ ۡوا ِم ۡن ُكمۡ ۙ َوالَّ ِذ ۡينَ اُ ۡوتُوا ۡال ِع ۡل َم َد َر ٰج
و ْاLُ
ٓ و َمهُمۡ ِإ َذا َر َجعLۡ َُوا ق ْ ِذرLدِّي ِن َولِيُنLوا فِي ٱلLُ َ ۡة ِّم ۡنهُمLٖ َُوا َكٓافَّ ٗۚة فَلَ ۡواَل نَفَ َر ِمن ُك ِّل فِ ۡرق
ْ ة لِّيَتَفَقَّهLٞ َطٓاِئف ْ َو َما َكانَ ۡٱل ُم ۡؤ ِمنُونَ لِيَنفِر
َِإلَ ۡي ِهمۡ لَ َعلَّهُمۡ يَ ۡح َذرُون
Artinya: “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk
memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat
menjaga dirinya,” (QS At-Taubah: 122).
Artinya: “Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah". (Q.S. Al-Ahzab (33): 21)
4
Dari landasan ini, islam memandang bahwa guru bukan sekedar pengajar, namun ia
sebagai pendidik sebagaimana tuntunan Rasulullah Saw. aktivitas pendidik bukan
hanya mengandalkan keilmuan yang dimiliki seseorang, akan tetapi akhlak yang baik.
Artinya: "Barangsiapa yang berharap Allah untuk kebaikan, maka Allah akan
mengajarkan tentang agama." (HR. Bukhari dan Muslim)
و إن العلماء ورثة األنبيء،فضل العالم على العابدكفضل القمر على سائر الكواكب
Artinya: "Keutamaan seorang 'alim atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan
purnama atas bintang-bintang lainnya. Dan sesungguhnya para ulama adalah
pewaris para nabi.” (HR. Tirmidzi, Abu Daud, Ibnu Majjah dan Ibnu Hibban).
5
عبيLLال الشLLير فقLLال للتغيLLنا قLLل خراسLLحدثنا محمد بن مقاتل الحبرنا عبد هللا أخبرنا صالح بن حي إن رجال من أه
لمز إذا أدبLLه وسLLلي هللا عليLLول هللا صLLال رسLLال قLLه قLLي هللا عنLLعري رضLLأخبرني أبو بردة عن أبي موسى األش
هLي ثم آمن بي فلLران وإذا بعيسLه أجLان لLا كLالرجل امته فأحسن تأديبها وعلمها فأحسن تعليمها لم أعتقها فتزوجه
أجران والعبد إذا اتقي ربه وأطاع مواليه فله أجران
Hadits dari Sahl bin Sa’id ra yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim:
َ َك ِم ْن َأ ْن يَ ُكونَ ل
ِك ُح ْم ُر النَّ َعم َ فَ َوهَّللا ِ َأَل ْن يَ ْه ِد
َ ِي هَّللا ُ ب
َ َك َر ُجاًل َخ ْي ٌر ل
Artinya: “Demi Allah, jika Allah SWT memberi petunjuk kepada satu orang melalui
perantaramu maka hal itu jauh lebih baik dari pada kekayaan yang sangat
berharga.”
Dalam Hadist tersebut dijelaskan bahwa seorang guru derajatnya lebih baik dari
pada harta kekayaan yang malimpah. Tentunya hal ini semakin menegaskan bahwa
kedudukan seorang guru memiliki posisi yang amat penting. Bukan hanya perkara
mengenai ilmu yang diberikan. Namun, seorang guru juga memberinpesan
pengajaran yang nilainya bahkan lebih baik dari harta kekayaan yang berlimpah.
Sebab ilmu yang diberikan tersebut merupakan sebuah petunjuk yang akan digunakan
sebagai pedoman dalam meraih dan menempuh kebaikan selama hidup di dunia.
6
C. ANALISIS
Pengertian Pendidik
Pendidik atau guru secara terbatas adalah sebagai satu sosok individu yang berada
di depan kelas. Dalam arti luas adalah seorang yang mempunyai tugas tanggung
jawab untuk mendidik peserta didik dalam mengembangkan kepribadiannya, baik
berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah.
3. Murabbi adalah orang yang mendidik dan menyiapkan peserta didik agar
mampu berkreasi serta mampu mengatur dan memelihara hasil kreasinya untuk tidak
menimbulkan malapetaka bagi dirinya, masyarakat, dan alam sekitarnya.
4. Mursyid adalah orang yang mampu menjadi model atau sentral identifikasi diri
atau menjadi pusat anautan, teladan, dan konsultan bagi peserta didik.
7
Tugas Pendidik
8
Pengertian Pendidik Dalam Hadist
Hal ini berbeda dengan pandangan Abu Hasan al-Qabisi, seorang ulama fiqih dan
Sunnah, ia mengemukakan bahwa pekerjaan mendidik memerlukan ketekunan dan
harus menanggalkan usaha lain untuk memenuhi tuntunan kehidupan, oleh karena itu
maka sebaiknya kaum muslimin memberikan upah atau gaji kepada orang yang mau
membaktikan dirinya untuk mengajar anak-anak secara rutin.
9
Kewajiban Pendidik.
4. Mencegah murid dari segala sesuatu akhlah yang tidak baik dengan jalan
sindiran jika mungkin dan jangan dengan cara terus terang, dengan cara halus dan
jangan dengan jalan mencela. Al-Ghazali menganjurkan pencegahan itu dengan
isyarat atau sindiran, jangan dengan terus terang sekiranya terjadi pada murid itu
sesuatu yang merupakan akhlak yang kurang baik.
6. Jangan ditimbulkan rasa benci pada diri murid mengenai suatu cabang ilmu
tersebut, tetapi sebaiknya dibukakan jalan bagi mereka untuk belajar cabang ilmu
tersebut. Artinya murid jangan terlalu fanatik terhadap jurusan pelajaannya saja.
7. Sebaiknya kepada murid yang masih dibawah umur, diberikan pelajaran yang
jelas dan pantas buat dia dan tidak perlu disebutkan kepadanya akan rahasia-rahasia
yang terkandung dari sesuatu itu, hingga tidak menajdi dingin kemampuan dan
gelisah fikirannya (Al-Abrasyi & Athiyah, 1970).
10
D. KESIMPULAN
Pendidik merupakan salah satu penopang keberhasilan dalam proses belajar
mengajar. Perlu diketahui, bahwa fungsi pendidik sejatinya tidak hanya mengembangkan
potensi intelektual peserta didik agar dapat merancang masa depan, tetapi juga bagaimana
menciptakan kepribadian peserta didik menjadi lebih baik yang sesuai dengan nilai-nilai
Islam. Oleh karena itu, pada dasarnya, proses pendidikan yang berbasis Islam
menekankan pentingnya peningkatan kecerdasan dan keterampilan peserta didik yang
diiringi dengan proses peningkatan akhlak atau karakter. Sehingga, pada akhirnya
terciptalah manusia yang tidak hanya cerdas, namun juga berbudi pekerti yang luhur.
Dalam al-Qur’an dan hadits, konsep pendidik sejatinya sudah dibahas, baik secara
implisit maupun eksplisit. Beberapa ayat al-Qur’an diatas menjadi beberapa contoh
bahwa al-Qur’an memang sangat memperhatikan konsep pendidik itu sendiri. Selain itu,
konsep pendidik dalam Islam juga banyak ditemukan dalam hadits-hadits yang telah
diriwayatkan oleh para ahli hadits. Pembahasan pada hadits mengenai konsep pendidik
ini sangatlah cocok dan sesuai dengan apa yang ada dalam al-Qur’an. Hendaknya konsep
pendidik dalam perspektif al-Qur’an dan hadits ini dapat lebih diperhatikan dan
diimplementasikan dalam proses pengajaran.
11
DAFTAR PUSTAKA
Abnisa, A. P., 2017. Konsep Pendidik dan Peserta Didik Dalam Perspektif Al-Qur'an. Jurnal
Asy-Syukriyyah, Volume 18.
Al-Abrasyi & Athiyah, M., 1970. Dasar--Dasar Pokok Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan
Bintang.
al-Jumbulati, A., 1994. Perbandingan Pendidikan Islam. 1 ed. Jakarta: Rineka Cipta.
Nizar, S., 2002. Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis Teoritis Dan Praktis. Jakarta:
Ciputat Press.
S.A.P, R. S., Winarti, D. & Daiyatul, K., 2021. KEISTIMEWAAN PENDIDIKAN ISLAM
DAN TIPOLOGI PENDIDIK IDEAL DALAM AL-QURAN DAN HADIS. Jurnal Pendidikan
Islam, Volume 4.
Sahlan, F., 2021. KEPRIBADIAN PENDIDIK DALAM PERSPEKTIF HADIS. Jurnal
Pendidikan Islam, Volume 5, p. 10.
Sahlan, F., 2021. Kepribadian Pendidik Dalam Perspektif Hadits. Jurnal Pendidikan Islam,
Volume 5.
Zainuddin, 1991. Seluk Beluk Pendidikan Dari Al-Ghazali. Jakarta: Bumi Aksara.
12