Anda di halaman 1dari 12

“Konsep Pendidik Dalam Perspektif al-Qur’an dan Hadits”

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Tafsir dan Hadits Tarbawy

Dosen Pengampu: Dr. H. Ikhrom, M. Ag

Disusun oleh:

Rini Pratiwi 1903046045

Shina Nur Laely Kamalin 1903046060

Ulyatul Fika Azzahra 1903046073

PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN WALISONGO SEMARANG

2022
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................. i

DAFTAR ISI.......................................................................................... ii

PENDAHULUAN.................................................................................. 3

PEMBAHASAN ................................................................................... 4

ANALISIS.............................................................................................. 7

KESIMPULAN...................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 12

2
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Salah satu unsur penting dalam pendidikan adalah adanya pendidik. Keberhasilan
suatu proses pendidikan salah satunya ditentukan oleh seberapa berkualitas dan
berkompeten seorang guru atau pendidik dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya. Dalam konsep pendidikan Islam, istilah pendidik dapat disebut dengan ustadz,
mu’allim, murabbi, mursyid, dan mudarris. Istilah-istilah tersebut, memiliki arti dan
tugas yang berbeda-beda. Secara umum, dalam konteks pendidikan Islam, pendidik
adalah orang yang bertanggungjawab terhadap perkembangan peserta didik dengan
mengupayakan perkembangan seluruh potensi peserta didik, baik potensi afektif,
kognitif, maupun psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai ajaran agama Islam (Nizar,
2002).

Pentingnya peran guru dalam proses pendidikan membuat kualifikasi guru


seharusnya menjadi sesuatu yang sangat dipertimbangkan. Bukan saja melihat
keberhasilan seorang guru dalam meningkatkan dan mengembangkan intelektual peserta
didik, namun juga bagaimana seorang pendidik berhasil mengarahkan peserta didik
menuju kepribadian yang lebih baik dan sesuai dengan nilai-nilai keislaman. Imam
Ghazali pernah mengatakan “Seorang guru mengamalkan ilmunya, kemudian
perkataannya jangan membohongi perbuatannya. Karena sesungguhnya ilmu itu dapat
dilihat dari kata hati, sedangkan perbuatan dapat dilihat dengan mata kepala, sedangkan
yang mempunyai mata kepala adalah lebih banyak” (Zainuddin, 1991). Dari pernyataan
tersebut, Imam Ghazali menyatakan bahwa kepribadian dan akhlaq seorang pendidik
adalah yang paling utama. Kepribadian inilah yang nantinya banyak mempengaruhi
peserta didik. Peserta didik cenderung akan meniru dan mencontoh apa yang mereka lihat
dari sosok guru atau pendidik (Sahlan, 2021).
Kurangnya kesadaran akan pentingnya kualitas seorang pendidik dalam
kepribadian daripada tingkat intelektual inilah yang mendasari penulisan naskah ini.
Dalam naskah ini, akan dibahas mengenai konsep pendidik dalam perspektif al-Qur’an
dan hadits, beberapa ayat al-Qur’an mengenai pendidik, dan juga beberapa hadits yang
membahas mengenai sosok pendidik dalam Islam.

3
B. PEMBAHASAN

1. Konsep Pendidik Dalam al-Qur’an

Dalam ajaran Islam pendidik sangatlah dihargai kedudukannya. Hal ini dijelaskan
oleh Allah SWT dan RasulNya.

َ‫ع هّٰللا ُ الَّ ِذ ۡين‬LL ‫ٰۤياَيُّها الَّذ ۡينَ ٰامنُ ۡۤوا ا َذا ق ۡيل لَـ ُكمۡ تَفَ َّسح ُۡوا فى ۡالم ٰجلس فَ ۡافسح ُۡوا ي ۡفس هّٰللا‬
ِ َ‫ح ُ لَـ ُكمۡ‌ ۚ َواِ َذا قِ ۡي َل ا ْن ُش ُز ۡوا فَا ْن ُش ُز ۡوا يَ ۡرف‬ ِ َ َ َ ِ ِ َ ِ َ ِ ِ َ ِ َ
‫ت‌ؕ َوهّٰللا ُ بِ َما ت َۡع َملُ ۡونَ َخبِ ۡي ٌر‬ ٍ ‫ٰا َمنُ ۡوا ِم ۡن ُكمۡ ۙ َوالَّ ِذ ۡينَ اُ ۡوتُوا ۡال ِع ۡل َم َد َر ٰج‬

“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah


dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan”.(Al–Mujaadilah/58:11)

Sumber : (Abnisa, 2017)

‫و ْا‬Lُ
ٓ ‫و َمهُمۡ ِإ َذا َر َجع‬Lۡ َ‫ُوا ق‬ ْ ‫ ِذر‬L‫دِّي ِن َولِيُن‬L‫وا فِي ٱل‬Lُ َ ۡ‫ة ِّم ۡنهُم‬Lٖ َ‫ُوا َكٓافَّ ٗۚة فَلَ ۡواَل نَفَ َر ِمن ُك ِّل فِ ۡرق‬
ْ ‫ة لِّيَتَفَقَّه‬Lٞ َ‫طٓاِئف‬ ْ ‫َو َما َكانَ ۡٱل ُم ۡؤ ِمنُونَ لِيَنفِر‬
َ‫ِإلَ ۡي ِهمۡ لَ َعلَّهُمۡ يَ ۡح َذرُون‬

Artinya: “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk
memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat
menjaga dirinya,” (QS At-Taubah: 122).

‫لقد ان لكم ل هللا لمن ان ا هللا اليوم اآلخر‬

‫وذكر هللا كثيرا‬

Artinya: “Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah". (Q.S. Al-Ahzab (33): 21)

4
Dari landasan ini, islam memandang bahwa guru bukan sekedar pengajar, namun ia
sebagai pendidik sebagaimana tuntunan Rasulullah Saw. aktivitas pendidik bukan
hanya mengandalkan keilmuan yang dimiliki seseorang, akan tetapi akhlak yang baik.

Sumber: (Sahlan, 2021)

2. Konsep Pendidik Dalam Hadits

ُ‫ضلَ ُك ْم َم ْن تَ َعلَّ َم ْالقُرْ آنَ َوعَلَّ َمه‬


َ ‫ِإ َّن َأ ْف‬

Sabda Rasulullah SAW : Artinya :”Sebaik-baik kamu adalah orang yang


mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya”. (H.R. Bukhari)
Firman Allah dan sabda Rasul tersebut menggambarkan tingginya kedudukan orang
yang mempunyai ilmu pengetahuan (Pendidik). Hal ini beralasan bahwa dengan
pengetahuan dapat mengantarkan manusia untuk selalu berfikir dan menganalisa
hakikat semua fenomena yang ada pada alam, sehingga mampu membawa manusia
semakin dekat dengan Allah. Dengan kemamapuan yang ada pada manusia terlahir
teori-teori untuk kemaslahatan manusia.

Sumber : (Abnisa, 2017)

‫من يرد هللا به خيرا يفقهه في الدين‬

Artinya: "Barangsiapa yang berharap Allah untuk kebaikan, maka Allah akan
mengajarkan tentang agama." (HR. Bukhari dan Muslim)

‫ و إن العلماء ورثة األنبيء‬،‫فضل العالم على العابدكفضل القمر على سائر الكواكب‬

Artinya: "Keutamaan seorang 'alim atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan
purnama atas bintang-bintang lainnya. Dan sesungguhnya para ulama adalah
pewaris para nabi.” (HR. Tirmidzi, Abu Daud, Ibnu Majjah dan Ibnu Hibban).

Sumber: (S.A.P, et al., 2021)

5
‫عبي‬LL‫ال الش‬LL‫ير فق‬LL‫ال للتغي‬LL‫نا ق‬LL‫ل خراس‬LL‫حدثنا محمد بن مقاتل الحبرنا عبد هللا أخبرنا صالح بن حي إن رجال من أه‬
‫لمز إذا أدب‬LL‫ه وس‬LL‫لي هللا علي‬LL‫ول هللا ص‬LL‫ال رس‬LL‫ال ق‬LL‫ه ق‬LL‫ي هللا عن‬LL‫عري رض‬LL‫أخبرني أبو بردة عن أبي موسى األش‬
‫ه‬L‫ي ثم آمن بي فل‬L‫ران وإذا بعيس‬L‫ه أج‬L‫ان ل‬L‫ا ك‬L‫الرجل امته فأحسن تأديبها وعلمها فأحسن تعليمها لم أعتقها فتزوجه‬
‫أجران والعبد إذا اتقي ربه وأطاع مواليه فله أجران‬

Artinya: "Telah diriwayatkan kepada kami Muhammad ibnu Muqattil telah


diberitakan kepada kami Abdullah, telah diberitakan kepada kami Shalih Ibnu
Hayyin: sesungguhnya seorang laki-laki dari penduduk Khurasan telah berkata
kepada Sya'biy. Lalu Asy-Sya'biy berkata telah diberitakan kepadaku Abu Darda'
dari bapakku Musa al-Asy'ariy r.a. berkata: telah bersabda Rasulullah Saw.:"apabila
seorang laki-laki mendidik budaknya secara baik serta diajarnya secara baik,
kemudian memerdekakannya dan dikawininya, maka ia mendapat dua pahala, dan
apabila ia percaya kepada Isa, lalu percaya kepadaku, maka baginya dua pahala,
dan apabila seorang budak bertakwa kepada Tuhannya dan taat kepada majikannya,
maka baginya dua pahala."

Sumber: (S.A.P, et al., 2021)

Hadits dari Sahl bin Sa’id ra yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim:

َ َ‫ك ِم ْن َأ ْن يَ ُكونَ ل‬
ِ‫ك ُح ْم ُر النَّ َعم‬ َ ‫فَ َوهَّللا ِ َأَل ْن يَ ْه ِد‬
َ ِ‫ي هَّللا ُ ب‬
َ َ‫ك َر ُجاًل َخ ْي ٌر ل‬

Artinya: “Demi Allah, jika Allah SWT memberi petunjuk kepada satu orang melalui
perantaramu maka hal itu jauh lebih baik dari pada kekayaan yang sangat
berharga.”

Dalam Hadist tersebut dijelaskan bahwa seorang guru derajatnya lebih baik dari
pada harta kekayaan yang malimpah. Tentunya hal ini semakin menegaskan bahwa
kedudukan seorang guru memiliki posisi yang amat penting. Bukan hanya perkara
mengenai ilmu yang diberikan. Namun, seorang guru juga memberinpesan
pengajaran yang nilainya bahkan lebih baik dari harta kekayaan yang berlimpah.
Sebab ilmu yang diberikan tersebut merupakan sebuah petunjuk yang akan digunakan
sebagai pedoman dalam meraih dan menempuh kebaikan selama hidup di dunia.

6
C. ANALISIS

Pengertian Pendidik

Pendidik atau guru secara terbatas adalah sebagai satu sosok individu yang berada
di depan kelas. Dalam arti luas adalah seorang yang mempunyai tugas tanggung
jawab untuk mendidik peserta didik dalam mengembangkan kepribadiannya, baik
berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah.

Secara etimologi, dalam konteks pendidikan Islam pendidik disebut dengan


ustadz, mu’allim, murabbi, mursyid dan mudarris. Kelima term itu, ustadz, mu’allim,
murabbi, mursyid dan mudarris, mempunyai makna yang berbeda sesuai dengan
konteks kalimat, walaupun dalam situasi tertentu mempunyai kesamaan makna.

1. Ustadz adalah orang yang berkomitmen dengan profesionalitas, yang melekat


pada dirinya sikap dedikatif, komitmen terhadap mutu proses dan hasi kerja, serta
sikap continuous improvement.

2. Mu’alim adalah orang yang menguasai ilmu dan mampu mengembangkannya


serta menjelaskan fungsinya dalam kehidupan, menjelaskan dimensi teoretis
praktisnya, sekaligus melakukan transfer ilmu pengetahuan, internalisasi, serta
implementasi (amaliah).

3. Murabbi adalah orang yang mendidik dan menyiapkan peserta didik agar
mampu berkreasi serta mampu mengatur dan memelihara hasil kreasinya untuk tidak
menimbulkan malapetaka bagi dirinya, masyarakat, dan alam sekitarnya.

4. Mursyid adalah orang yang mampu menjadi model atau sentral identifikasi diri
atau menjadi pusat anautan, teladan, dan konsultan bagi peserta didik.

5. Mudarris adalah orang yang mampu menyiapkan peserta didik untuk


bertanggung jawab dalam membangun peradapan yang berkualitas di masa depan.

7
Tugas Pendidik

Sebagai “warasat al-anbiya”, yang pada hakikatnya mengemban misi rahmatal li


al-alamin, yakni suatu misi yang mengajak manusia untuk tunduk dan patuh pada
hukum-hukum Allah, guna memperoleh keselamatan dunia akhirat.Kemudian misi
ini dikembangkan kepada pembentukan kepribaian yang berjiwa tauhid, kreatif,
beramal shaleh dan bermoral tinggi. Selain itu tugas yang utama adalah,
menyempurnakan, membersihkan, menyucikan hati manusia untuk bertaqarrub
kepada Allah. Sejalan dengan ini Abd al-Rahman al-Nahlawi menyebutkan tugas
pendidik pertama, fungsi penyucian yakni berfungsi sebagai pembersih, pemelihara,
dan pengembang fitrah manusia.Kedua, fungsi pengajaran yakni meng-
internalisasikan dan mentransformasikan pengetahuan dan nilai-nilai agama kepada
manusia.

Menurut Ahmad D. Marimba tugas pendidik dalam pendidikan Islam adalah


membimbing dan mengenal kebutuhan atau kesanggupan peserta didik, menciptakan
situasi yang kondusif bagi berlangsungnya proses kependidikan, menambah dan
mengembangkan pengetahuan yang dimiliki guna ditransformasikan kepada peserta
didik, serta senantiasa membuka diri terhadap seluruh kelemahan dan kekurangannya
(Nizar, 2002).

Imam Ghazali mengemukakan bahwa tugas pendidik yang utama adalah


menyempurnakan, membersikan, mensucikan, serta membawa hati manusia untuk
taqarrub ila Allah. Para pendidik hendaknya mengarahkan para peserta didik untuk
mengenal Allah lebih dekat lagi melalui seluruh ciptaan-Nya. Para pendidikan
dituntut untuk dapat mensucikan jiwa pesertaa didiknya. Hanya melalui jiwa-jiwa
yang suci manusia akan dapat dengan Khaliq-Nya.

Berdasarkan konsep tersebut, An-Nahlawi menyimpulkan bahwa selain bertugas


mengalihkan berbagai pengeetahuan dan keterampilan kepada peserta didik, tugas
utama yang harus dilakukan pendidik adalah tazkiyat an-nafs yaitu mengembangkan,
membersikan, mengangkat jiwa peserta didik kepada Khaliq-Nya, menjauhkannya
dari kejahatan dan menjaganya agar tetap kepada fitrah-Nya (Nizar, 2002).

8
Pengertian Pendidik Dalam Hadist

Menurut Imam Ghazali seorang pendidik jangan mencari bayaran dari


pekerjaannya mengajar demi mengikuti jejar Rasul dengan alasan bahwa pekerjaan
mengajar itu lebih tinggi harganya daripada harta benda, cukuplah kiranya seorang
pendidik mendapatkan kebaikan dan pengakuan tentang kemampuan menunjukkan
orang lain kepada jalan kebenaran dan hak, kebaikan dan ilmu pengetahuan, dan
yang lebih utama lagi adalah pendidik menunjukan jalan yang hak kepada orang lain
(al-Jumbulati, 1994).

Hal ini berbeda dengan pandangan Abu Hasan al-Qabisi, seorang ulama fiqih dan
Sunnah, ia mengemukakan bahwa pekerjaan mendidik memerlukan ketekunan dan
harus menanggalkan usaha lain untuk memenuhi tuntunan kehidupan, oleh karena itu
maka sebaiknya kaum muslimin memberikan upah atau gaji kepada orang yang mau
membaktikan dirinya untuk mengajar anak-anak secara rutin.

Kepribadaian pendidik dalam perspektif Hadis

Kepribadian pendidik dalam perspektif hadist berfungsi untuk menanamkan iman,


ilmu, akhlak dan amal baik. Dengan demikian penyelenggaraan pendidikan
diperlukan pendekatan yang tepoat dan strategis. Pendekatan yang tepat dan strategis
dalam pendidikan, yaitu: pertama, pendidikan dituntut untuk memiliki rasa kasih
sayang kepada anak didik, sedangkan pendidik harus menyayangi peserta didik
sebagaimana orang tua menyayangi anaknya. Apabila kasih sayang orang tua kepada
anak adalah kasih sayang sepanjang hayat dan tanpa pamrih, maka kasih sayang
seperti itu harus dimiliki oleh pendidik. Kedua, pendidikan yang harus sedini
mungkin diberikan kepada anak didik adalah penanaman keimanan dan akidah yang
benar. Ini menunjukan bahwa pendidikan kalbu anak didik dengan dasar-dasar
percaya dan yakin kepada Allah harus lebih didahulukan dari pendidikan intelektrual
dan keterampilan. Kenyataan membuktikan bahwa perkembangan dan kemajuan
ilmu pengetahuan yang kering dari spiritualitas keimanan hanya menghasilkan
kemajuan yang semu dan profan yang telah banyak melahirkan bentuk-bentuk
peganisme baru berupa pemujaan kekuatan akal dan ilmu pengetahuan.

9
Kewajiban Pendidik.

Menurut Imam Ghazali beberapa keawajiaban pendidik yang harus diperhatikan


yakni:

1. Harus menaruh rasa kasih sayang terhadap murid memperlakukan mereka


seperti perlakuan anak kita sendiri. Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya saya
bagi kamu adalah ibarat bapak dengan anak.” Oleh karena itu seorang pendidik harus
melayani murid seperti melayani anaknya sendiri.

2. Tidak mengharapkan balasan jasa ataupun ucapan terima kasih, tetapi


bermaksud mengajar itu mencari keridhaan Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya.

3. Memberikan nasihat kepada murid pada tiap kesempatan, bahkan gunakan


setiap kesempatan untuk menasehatinya.

4. Mencegah murid dari segala sesuatu akhlah yang tidak baik dengan jalan
sindiran jika mungkin dan jangan dengan cara terus terang, dengan cara halus dan
jangan dengan jalan mencela. Al-Ghazali menganjurkan pencegahan itu dengan
isyarat atau sindiran, jangan dengan terus terang sekiranya terjadi pada murid itu
sesuatu yang merupakan akhlak yang kurang baik.

5. Supaya diperhatikan tingkat akal pikiran anak-anak dan berbicara dengan


mereka menurut kadar akalnya dan jangan disampaikan sesuatu yang melebihi
tingkat daya tangkapnya, agar ia tidak lari dari pelajaran, ringkasnya bicara dengan
bahasa mereka. Ini adalah prinsip tebaik yang kini tengah dipakai.

6. Jangan ditimbulkan rasa benci pada diri murid mengenai suatu cabang ilmu
tersebut, tetapi sebaiknya dibukakan jalan bagi mereka untuk belajar cabang ilmu
tersebut. Artinya murid jangan terlalu fanatik terhadap jurusan pelajaannya saja.

7. Sebaiknya kepada murid yang masih dibawah umur, diberikan pelajaran yang
jelas dan pantas buat dia dan tidak perlu disebutkan kepadanya akan rahasia-rahasia
yang terkandung dari sesuatu itu, hingga tidak menajdi dingin kemampuan dan
gelisah fikirannya (Al-Abrasyi & Athiyah, 1970).

10
D. KESIMPULAN
Pendidik merupakan salah satu penopang keberhasilan dalam proses belajar
mengajar. Perlu diketahui, bahwa fungsi pendidik sejatinya tidak hanya mengembangkan
potensi intelektual peserta didik agar dapat merancang masa depan, tetapi juga bagaimana
menciptakan kepribadian peserta didik menjadi lebih baik yang sesuai dengan nilai-nilai
Islam. Oleh karena itu, pada dasarnya, proses pendidikan yang berbasis Islam
menekankan pentingnya peningkatan kecerdasan dan keterampilan peserta didik yang
diiringi dengan proses peningkatan akhlak atau karakter. Sehingga, pada akhirnya
terciptalah manusia yang tidak hanya cerdas, namun juga berbudi pekerti yang luhur.
Dalam al-Qur’an dan hadits, konsep pendidik sejatinya sudah dibahas, baik secara
implisit maupun eksplisit. Beberapa ayat al-Qur’an diatas menjadi beberapa contoh
bahwa al-Qur’an memang sangat memperhatikan konsep pendidik itu sendiri. Selain itu,
konsep pendidik dalam Islam juga banyak ditemukan dalam hadits-hadits yang telah
diriwayatkan oleh para ahli hadits. Pembahasan pada hadits mengenai konsep pendidik
ini sangatlah cocok dan sesuai dengan apa yang ada dalam al-Qur’an. Hendaknya konsep
pendidik dalam perspektif al-Qur’an dan hadits ini dapat lebih diperhatikan dan
diimplementasikan dalam proses pengajaran.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abnisa, A. P., 2017. Konsep Pendidik dan Peserta Didik Dalam Perspektif Al-Qur'an. Jurnal
Asy-Syukriyyah, Volume 18.
Al-Abrasyi & Athiyah, M., 1970. Dasar--Dasar Pokok Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan
Bintang.
al-Jumbulati, A., 1994. Perbandingan Pendidikan Islam. 1 ed. Jakarta: Rineka Cipta.
Nizar, S., 2002. Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis Teoritis Dan Praktis. Jakarta:
Ciputat Press.
S.A.P, R. S., Winarti, D. & Daiyatul, K., 2021. KEISTIMEWAAN PENDIDIKAN ISLAM
DAN TIPOLOGI PENDIDIK IDEAL DALAM AL-QURAN DAN HADIS. Jurnal Pendidikan
Islam, Volume 4.
Sahlan, F., 2021. KEPRIBADIAN PENDIDIK DALAM PERSPEKTIF HADIS. Jurnal
Pendidikan Islam, Volume 5, p. 10.
Sahlan, F., 2021. Kepribadian Pendidik Dalam Perspektif Hadits. Jurnal Pendidikan Islam,
Volume 5.
Zainuddin, 1991. Seluk Beluk Pendidikan Dari Al-Ghazali. Jakarta: Bumi Aksara.

12

Anda mungkin juga menyukai